Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN PENETAPAN TUJUAN

PENGANTAR MANAJEMEN

OLEH:
Ni Ketut Ayu Vani Alvionita (1932122081)
Ni Nengah Parwati (1932122082)
I Made Teguh Chandra (1932122083)
Dewa Ayu Mas Merta Priyanka N. (1932122084)
Luh Ketut Dessy Sintia Dewi (1932122087)
I Made Ryan Jaya Chrisna (1932122095)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2020
Kata Pengantar

Bismillahirohmannirrahim
Pertama dan utama, penulis memanjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat
dan salam kepada Nabi tercinta Muhammad SAW. Dimana atas inayah-nya dan berkah Nabi-nya
penulis dapat menyelesaikan buku ini meskipun dengan segala kekurangannya. Buku ini adalah
buku penulis yang secara khusus bicarakan tentang Manajemen yang diperkayakan dengan
tulisan lain dalam bidang pendidikan. melihat isi buku, penulis memberikan nama karya dengan
judul “Pengantar Manajemen”.
Buku ini berisi tentang bahan ajar yang akan diajarkan diperguruan tinggi dengan kajian-
kajian sebagai berikut, Meberikan Pemahaman berbagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatanorang lain, juga dapat mengetahui pentingnya manajemen bagi pengelolaan
organisasi, aspek-aspek yang dilakukan manajemen serta fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, motivasi karyawan, pengawasan termasuk
juga pengambilan keputusan.
Pada akhirnya atas selesainya penulisan buku ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada suami/istri tercinta yang banyak memberikan supor dalam penyelesaian buku ini. dan
demikian pula ucapan terima kasih kepada teman-teman lain yang tidak mungkin penuliskan
sebutkan satu persatu di sini telah membantu penulisan dalam penyelesaian buku ini. Atas segala
bantuan yang telah diberikan, kepada Allah penulis berharap agar semua kebaikan untuk
penyelesaian buku ini dapat ganjaran yang berlimpah ganda dari-Nya.
Terakhir, kepada pembaca yang budiman, mohon saran dan masukan terhadap buku ini
agar di masa-masa mendatang buku ini lebih dapat untuk disempurnakan lagi.

Penulis.
A. Pengenalan Tujuan dan Rencana
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik
dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam
mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode
sekarang pada saat rencana dibuat. Empat Tahap dasar Perencanaan, yaitu:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Alasan-alasan perlunya perencanaan, ada dua alasan dasar perlunya perencanaan.
Perencanaan dilakukan untuk mencapai:
1. “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan,
2. “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Pertama-tama harus memusatkan apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia
harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari
asep ekonomi, sosial maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta
dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut.
Perencanaan juga mencakup fungsi budgeting, sebab budget merupakan rencana
pengeluaran sejumlah uang untuk melakukan suatu tujuan.
1. Pengertian Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu
mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya:
a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian
membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan
untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki
hasil yang dikehendaki.
b. Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer
untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur
dan program.
c. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan
pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-
langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d. Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan
dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan


merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-
gunaan manusia, material, metode dan waktu secara efektif dalam rangkan
pencapaian tujuan.
Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan
sebagai berikut: Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal:
1) Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang
hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang
dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
2) Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang
meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut
diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih
dahulu harus dipilih pula.

2. Pengertian Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai, yang dapat dibedakan sebagai
tujuan jangka panjang, jangka menengah dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai
hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi.
Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan
organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan
sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menyediakan
dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
aktivitas secara efektif. Sasaran harus menantang, dapat diukur, konsisten, pantas,
dan jelas.
Tujuan jangka pendek adalah sasaran tahunan yang harus dicapai
organisasi dalam rangka mencapai sasaran jangka panjang (visi). Seperti sasaran
jangka panjang, sasaran jangka pendek atau tahunan harus dapat diukur,
kuantitatif, menantang, realistic, konsisten, dan mempunyai prioritas. Tujuan
harus ditetapkan pada tingkat korporasi, divisi atau fungsional dalam organisasi.
Tujuan ini harus dinyatakan dalam aspek manajemen, pemasaran, keuangan,
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi.
Tujuan jangka menengah merupakan sasaran antara tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang. Pencapaian tujuan jangka menengah merupakan
akumulasi dari pencapaian tujuan jangka pendek beberapa tahun.
Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Tujuan strategis (strategic goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang
relatif lama, biasanya antara 3 hingga5 tahun, atau juga lebih. Sebagai contoh
tujuan strategis adalah “untuk menjadi market leader dalam bisnis makanan
siap saji”. Pencapaian tujuan ini jelas tidak dapat dicapai dalam hitungan hari,
akan tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Tujuan taktis (tactical goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu
menengah, relative lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian
tujuan ini antara 1 hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan taktis ini
minsalnya “meningkatkan pangsa pasar 30 persen,” Peningkatan pangsa pasar
sebesar 30 persen jelas akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadikan
market leader dalam jangka panjang. Dapat kita lihat bahwa pencapaian
tujuan strategis akan tercapai jika tujuan taktis juga tercapai. 
c. Tujuan Operasional (operational goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan perusahaan,
biasanya 6 bulan hingga 1 tahun. Kadang kala juga dapat mencapai 2 tahun.
Sebagai contoh dari tujuan operasioanal adalah “meningkat penjualan
makanan siapa saji sebesar 20 persen setiap outlet”. Peningkatan penjualan
makanan siap saji sebesar 20 persen di setiap outlet akan menunjukan bahwa
jumlah pelanggan yang membeli kepada perusahaan tersebut meningkat, dan
dengan demikian akan mendukung pencapaian tujuan taktis,yait memperluas
pangsa pasar menjadi 30 persen. Dari contoh di muka, secara jelas kita dapat
melihat keterkaitan dalam ketiga jenis tujuan tersebut. Tujuan operasional
akan mendukung tercapainya tujuan taktis, dan tujuan taktis akan
mendukung tecapainya tujuan strategis. Tujuan strategis inilah yang kemudian
menjadi indicator tercapainya tujuan organisasi keseluruhan.

B. Tingkatan Tujuan dan Rencana


Dalam tujuan dan rencana juga terdapat tingkatan. Berikut ini merupakan piramida
tingkatan tujuan/rencana beserta urgensinya.
1. Perencanaan Tingkat Korporat (Corporate Level)
 Rencana pada tingkat ini mencakup: penetapan visi, misi, dan tujuan-tujuan
organisasi, strategi yang dikembangkan dan struktur korporasi yang dipilih oleh
organisasi.
Misi dan tujuan organisasi selanjutnya akan menjadi pedoman untuk
menentukan tujuan divisi dan tujuan berbagai fungsi organisasi.
 Untuk mencapai tujuan organisasi, maka dibuatlah strategi pada tingkat
korporat, strategi ini akan memberikan arah dalam indutri dan pasar mana
organisasi akan bersaing.
2. Perencanaan Tingkat Divisi (Division Level)
Para pimpinan pada tingkat divisi akan mengembangkan perencanaan pada tingkat
divisi yang mencakup: tujuan jangka panjang dan pembuatan strategi serta struktur
pengendalian pada tingkat divisi.
3. Perencanaan Tingkat Fungsional/Departemen (Functional/Departement Level)
 Para pimpinan pada tingkat fungsional (contoh dalam perusahaan bisnis:
manajer produksi, manajer akuntansi, manajer pemasaran, manajer SDM, dll.)
akan mengembangkan rencana pada tingkat fugsional/departemen.
 Rencana pada tingkat ini akan menetapkan tujan yang ingin dicapai oleh
masing-masing fungsi yang akan menjamin tercapainya tujuan.

 Pesan internal adalah pesan yang khusus dipakai karyawan dalam organisasi
 Pesan eksternal adalah pesan yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat
umum

C. Manfaat Tujuan dan Rencana


Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan,
b) Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d) Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e) Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k) Menghemat waktu, usaha dan dana.

D. Pendekatan dalam Penetapan Rencana


Ada dua jenis pendekatan yaitu pendekatan tradisional (traditional goal setting) dan
pendekatan dengan menggunakan MBO (Management by Objectives):
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional dalam penetapan tujuan menjelaskan bahwa perumusan dan
penetapan tujuan dilakukan oleh manajer tingkat puncak (top level of management)
untuk kemudian tujuan itu diturunkan lagi menjadi tujuan bagi manajer di tingkat
bawahnya secara spesifik. Pendekatan ini dikemukakan oleh Robbins (2002)
dinamakan dengan mean-ends chain. Artinya, tujuan yang lebih tinggi (higher levels
goals) atau tujuan akhir (ends) terkait dengan tujuan di bawahnya. Dengan demikian
pencapaian tujuan di bawah akan sangat berarti (means) bagi pencapain tujuan di
atasnya.
2. Management by Objectives (MBO)
Management by Objectives (MBO) pertama kali diperkenalkan oleh Peter F. Drucker
pada akhir tahun 1950-an, akan tetapi hingga hari dinilai masih efektif dalam
kegiatan perencanaan perusahaan. MBO sering kali diterjemahkan sebagai
manajemen berdasarkan sasaran atau manajemen berdasarkan tujuan dilakukan
berdasarkan asumsi mendasar bahwa apa mendasar bahwa apa ang terjadi di
lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang dipahami oleh pimpinan.
Pada dasarnya proses MBO dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.
Agar proses MBO dapat tercapai, ada empat faktor yang perlu disepakati oleh pimpinan
dan bawahan dalam hal:
1) Tujuan yang dicapai oleh setiap bagian/bawahan (subordinates)
2) Perencanaan yang akan dilakukan
3) Standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dalam setiap kegiatan
4) Prosedur untuk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan.
Kekuatan dari Pendekatan MBO:
 MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan dan pengawasan ke dalam suatu
sistem rasional dalam manajemen.
 MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkat atas hingga
tingkatan manajemen
 MBO memfokuskan pada hasil akhir dariapada niat baik maupun faktor personal
 MBO mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang melalui
partisipasi pada setiap langkah manajemen dalam penentuan tujuan.
Kelemahan dari pendekatan MBO:
 MBO dianggap terlalu menyederhanakan kegiatan dengan berusaha untuk
menyelesaikan segala sesuatu
 MBO secara cepat akan ditolak oleh manajer yang memiliki gaya otoriter dan
oleh mereka yang menerapakan birokrasi yang tidak fleksibel dan ketat
 MBO memerlukan banyak waktu dan usaha dalam implementasinya
 MBO dapat menjadi tantangan bagi manajer yang kurang memiliki kualifikasi
yang baik.
Daftar pustaka:
T. Hani Handoko. Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984).
Sarinah, S.Ag, M.Pd.I (ED), pengantar manajemen, Penerbit deepublish
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, 2008, Pengantar manajemen, Jakarta.
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai