Anda di halaman 1dari 6

Nama : Luh Ketut Dessy Sintia Dewi

NPM : 1932122087

Kelas/Semester : E2/V (Lima)

1. Motivikasi foreign direct international diversification investment, terdiri dari:


 Menarik sumber permintaan baru
 Memasuki pasar yang menguntungkan
 Mengekspoitasi keunggulan monopolistic
 Sebagai reaksi terhadap pembatasan perdagangan
 Diversifikasi resiko cara internasional
 Memanfaatkan skala ekonomi
 Menggunakan faktor produksi luar negeri yang menguntungkan seperti: raw
material, teknologi atau SDM
 Sebagai reaksi terhadap pergerakan nilai tukar

2. Suatu perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri (Foreign Investment)
biasanya selalu melakukan analisis International Capital Budgeting dengan
membandingkan dua pendekatan (approach) untuk menentukan kelayakan investasinya
dengan cara sebagai berikut:
 Pendekatan Mata Uang Domestik (Home Currency Approach)
 Pendekatan Mata Uang Luar Negeri (Foreign Currency Approach)

3. Faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan kriteria–kriteria capital


budgeting terdiri dari:
 Payback period / Periode pengembalian = jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal (initial investment).
 Discounted payback period = jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal (initial investment) dengan cara memperhitungkan
discounted net cash flows.
 Net Present value / Nilai bersih sekarang = nilai sekarang dari arus kas tahunan
dikurangi investasi awal sehingga NPV menjadi positif (NPV≥0).
 Profitability index / Index keuntungan = ratio nilai sekarang dari arus kas net
terhadap investasi awal.
 Internal rate of return / Tingkat pengembalian internal = tingkat discount yang
menyamakan nilai sekarang dari nilai arus kas yang akan datang dengan investasi
awal.
 Modified internal rate of return = tingkat discount yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas keluar (cash outflow) dengan nilai sekarang dari nilai akhir
proyek (project’s terminal value).

4. Kriteria Penilaian Capital budgeting sebagai berikut ini:


1) Discounted Payback Period = the number of years needed to recover the initial
cash outlay from the discounted net cash flows (Jumlah tahun yang diperlukan
untuk mengembalikan investasi awal atau initial investment dengan cara
memperhitungkan discounted net cash flows).
Yang memiliki kriteria:
 Proyek dapat diterima bila periode pengembalian discounted≤maximum
periode pengembalian discounted sesuai usia proyek.
 Proyek ditolak bila periode pengembalian discounted>maximum periode
pengembalian discounted sesuai usia proyek.
Keuntungan/Advantages:
 Menggunakan arus kas
 Relatif mudah dihitung dan dimengerti
 Menggunakan nilai waktu dari uang
Kerugian/Disadvantage:
 Mengabaikan arti waktu nilai uang (time value of money)
 Penentuan maksimum periode pengembalian yang dapat diterima secara
arbitraty
2) Net Present Value (NPV) = present value of the annual after-tax cash flow less the
investment’s initial outlay (nilai sekarang dari arus kas tahunan dikurangi
investasi awal sehingga NPV menjadi positif (NPV≥0).
Dimana:
ACFt =   the annual after-tax cash flow in time period t (this can take on either
positive or negative values)
k = the appropriate discount rate; that is the required rate of return or the cost of
capital
IO   =   the initial cash outlay
n      =   the project’s expected life 
Kriteria:
 Proyek invetasi layak diterima bila NPV≥0.0
 Proyek investasi tidak layak diterima bila NPV<0.0
Keuntungan/Advantages:
 Menggunakan arus kas
 Menggunakan nilai waktu dari uang
 Konsisten dengan tujuan oerusahaan untuk memaksimumkan kekayaan
pemegang saham
Kerugian/Disadvantage:
 Memerlukan rincian perkiraan jangka panjang dari arus kas proyek
3) Internal Rate of Return (IRR) = the discount rate that equates the present value of
the project’s future net cash flow with the project’s initial outlay (tingkat discount
yang menyamakan nilai sekarang dari nilai arus kas yang akan datang dengan
investasi awal).
Dimana IRR = the project’s internal rate of return
Kriteria:
 Proyek layak diterima bila IRR≥Tingkat pengembalian yang disyaratkan
 Proyek layak tidak diterima bila IRR<Tingkat pengembalian yang
disyaratkan
Keuntungan/Advantages:
 Menggunakan arus kas
 Menggunakan nilai waktu dari uang
 Pada umumnya konsisten dengan tujuan perusahaan untuk
memaksimumkan kekayaan pemegang saham
Kerugian/Disadvantage:
 Memerlukan rincian perkiraan jangka panjang dari arus kas proyek
 Kemungkinan terjadinya IIR multiple
 Mengasumsikan arus kas flow selama usia proyek di-reinvestasikan
4) Modified Internal Rate of Return (MIRR) = the discount rate that equates the
present value of the project’s cash outflow with the present value of project’s
terminal value (tingkat diskon yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
keluar atau cash outflow dengan nilai sekarang dari nilai akhir proyek atau
project’s terminal value).
Dimana:
ACOFt = Arus kas keluar tahunan setelah dipotong pajak selama periode t
ACIFt = Arus kas masuk tahunan selama periode t
TV = Nilai akhir kumulasi (compounded) yang diperlukan sesuai dengan tingkat
pengembalian yang diperlukan pada akhir proyek
Kriteria:
 Proyek dapat diterima bila MIRR≥Tingkat pengembalian yang diperlukan
 Proyek ditolak bila MIRR<Tingkat pengembalian yang diperlukan
Keuntungan/Advantages:
 Menggunakan arus kas
 Menggunakan nilai waktu dari uang
 Pada umumnya konsisten dengan tujuan perusahaan untuk
memaksimumkan kekayaan pemegang saham
Kerugian/Disadvantage:
 Memerlukan rincian perkiraan jangka panjang dari arus kas proyek
5. Cost of capital adalah suatu biaya riil yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan guna
mendapatkan dana yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan juga laba
ditahan guna mendanai suatu investasi ataupun operasional perusahaan.
Sedangkan capital budgeting pada dasarnya adalah suatu proses yang lengkap untuk
menganalisa proyek dan untuk bisa menentukan proyek yang termasuk dalam suatu
anggaran modal. Atau bisa juga sebagai suatu proses perencanaan serta pengambilan
keputusan terkait pembayaran dana dimana periode pengembalian dana tersebut sudah
lebih dari satu tahun.
6. Perusahaan multinasional mengevaluasi proyek dengan menggunaan penganggaran
modal, yang membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biaya-biayanya. Capital
budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek yang pantas diimplementasikan dan
proyek yang tidak patut dilaksanakan. Capital budgeting multinasional biasanya
melibatkan proses yang sama. Namun, karakteristik khusus dari proyek yang
mempengengaruhi arus kas masa datang atau suku bunga diskonto yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas membuat penganggaran modal multinasional menjadi lebih
rumit. Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi dan
anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk
dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan
merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan menentuan mana saja yang
dimasukkan ke dalam anggaran modal. Capital budgeting adalah proses dimana manager
financial dihadapi pada keputusan apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau
pada asset tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (1) proyek
apakah yang menguntungkan bagi perusahaan, (2) dari serangkaian pilihan proyek, asset
apakah yang diperlukan untuk mendukung proyek tersebut, dan (3) berapa besar jumlah
investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan asset tersebut. Capital budgeting
dilakukan oleh instansi yang memiliki proyek jangka panjang yang ingin dijalankannya.
Proyek jangka panjang ini dapat berupa ekspansi pada sebuah divisi dari anak perusahaan
hingga pendirian anak perusahaan baru. Keputusan penganggaran modal akan
berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan
fleksibilitasnya. Tahap penganggaran modal meliputi (1) biaya proyek harus ditentukan,
(2) manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva, (3) risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi memakai distribusi
probabilitas aliran kas, (4) dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus
menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek,
(5) dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan
untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan
dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah
penting untuk dikaji.

Anda mungkin juga menyukai