Disusun Oleh :
Tubagus Nurul Fahmi
(6661200102)
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
RahmatNya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya Peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Kuallitatif ini yang diajukan untuk memenuhi
syarat tugas mata kuliah dengan judul “Implementasi Program Kartu Indonesia
Pintar Kuliah Merdeka di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa” dengan baik, lancar
dan tepat waktu.
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan peneliti semoga tugas
penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi pembaca lain pada
umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................ 21
3.9 Uji Keabsahan Data .............................................................. 22
3.10 Jadwal Penelitian .................................................................. 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkuliahan. Namun setelah satu tahun program KIP – Kuliah berjalan,
program tersebut digantikan dengan nama lain yakni KIP – Kuliah Merdeka.
Perbedaan dari kedua program tersebut terdapat pada jumlah besaran
anggarannya seperti pada KIP – Kuliah sebesar Rp. 1,3 triliun, sedangkan pada
KIP – Kuliah Merdeka sebanyak Rp. 2,5 triliun. Hal itu juga mempengaruhi
besaran UKT maupun uang saku yang diterima oleh mahasiswa penerima
beasiswa KIP – Kuliah Merdeka. Besaran UKT yang diperoleh oleh mahasiswa
KIP – Kuliah merdeka disesuaikan dengan akreditasi jurusan yang ia tempuh.
semakin tinggi akreditas jurusan pada universitas yang ia tempuh, semakin
besar pula jumlah bayaran UKT nya. Pada uang saku mahasiswa KIP – Kuliah
Merdeka pun bertambah yang tadinya Rp. 4,2 juta menjadi Rp. 5,7 juta.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau yang biasa disebut dengan
singkatan UNTIRTA merupakan Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Banten
yang menjadi salah satu perguruan tinggi yang menerima mahasiswa beasiswa
KIP – Kuliah Merdeka, baik melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN). Hingga kini ada 1.363 mahasiswa penerima beasiswa KIP
– Kuliah Merdeka di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhitung dari
Angkatan 2021 sebanyak 763 mahasiswa dan 600 mahasiswa baru Angkatan
2022.
Dalam pelaksanaan program KIP – Kuliah Merdeka di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) ada beberapa isu yang muncul di
kalangan mahasiswa, seperti pernyataan beberapa mahasiswa yang
mengatakan bahwa program KIP – Kuliah Merdeka ini tidak tepat sasaran,
Kemudian masalah terkait jadwal pencairan dana beasiswa KIP – Kuliah
Merdeka yang terkesan terlambat tiap semesternya, serta masalah prihal KIP –
Kuliah Merdeka lainnya yang terjadi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Karena masalah – masalah tersebut peneliti tertarik untuk meneliti topik ini.
2
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)
Permendikbud No. 10 Tahun 2020 Tentang Program Indonesia Pintar. Telah
banyak para peserta didik yang melanjutkan pendidikannya walaupun dalam
keadaan ekonomi yang tidak memungkin, terkhusus lagi para peserta didik
yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dengan beasiswa KIP – Kuliah Merdeka nya. Namun ada beberapa
permasalahan dalam pelaksaan program KIP – Kuliah Merdeka di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Program KIP – Kuliah Merdeka yang terkesan tidak tetap sasaran target
nya
2. Jadwal waktu Pencairan Dana beasiswa KIP – Kuliah Merdeka yang tidak
terjadwal dan terkesan terlambat tiap semesternya.
3
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan informasi
tentang sejauh mana implementasi program KIP – Kuliah Merdeka
di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Secara Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat
berguna, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya yakni :
a. Memberikan pemikiran kepada pihak yang menangani
program KIP – Kuliah Merdeka di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa untuk lebih memperhatikan Kembali
dalam pengawasan program ini agar program ini
terlaksana dengan baik tanpa adanya hambatan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan bagi pihak pembuat maupun pelaksana
kebijakan sebagai bahan evaluasi kebijakan untuk
kemudian dapat ditindaklanjuti berupa peninjauan
Kembali terhadap pentingnya pengawasan pendataan
daftar calon penerima KIP – Kuliah Merdeka.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.1 Impelementasi Kebijakan Publik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan
sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita,
tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran.
Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008: 7)
mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang
diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-
kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan
kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku
yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari
definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan
apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam
beberapa kegiatan pada suatu masalah.
Menurut Lijan Poltak S (2006:5), istilah publik berasal dari bahas
Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata public
sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi
Publik yang berarti umum, orang banyak dan ramai. Berdasarkan
pemaparan yang dikemukakan di atas, maka publik dapat didefinisikan
sebagai masyarakat luas atau umum.
Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy (2009: 19)
mendefinisikan kebijakan publik sebagai “ is whatever government
choose to do or not to do” ( apapaun yang dipilih pemerintah untuk
dilakukan atau untuk tidak dilakukan).
Menurut Woll sebagaimana dikutip Tangkilisan (2003:2)
menyebutkan bahwa kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas
pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara
6
langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
Model Implementasi Kebijakan Publik Menurut George C
Edward III (dalam Subarsono, 2011:90-92) dipengaruhi oleh empat
variable yakni :
1. Komunikasi
diartikan sebagai suatu proses penyampain informasi
kebijakan dari pembuat kebijakan kepada pelaksana kebijakan
dengan maksud agar mencapai tujuan dan sasaran kebijakan
sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penerapannya kebijakan
komunikasi sangat diperlukan agar para pembuat kebijakan
mauapun implementornya dapat konsisten dalam melaksanakan
kebijakan yang akan diterapkan kepada masyarakat. Terdapat tiga
indikator yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan
variabel komunikasi yaitu : Transformasi, Kejelasan, dan
Konsistensi. Transformasi yaitu cara penyamapaian informasi
yang baik kepada para pelaksana kebijakan sehingga dapat
menghasilkan implementasi yang baik. Kejelasan yaitu dimana
dalam indikator ini informasi yang diterima para pelaksana
kebijakan harus jelas dan tidak membuat bingung sehingga
mereka memahami apa yang menjadi maksud, tujuan, dan sasaran
dari kebijakan tersebut. Dan yang terakhir yaitu konsistensi
dimana informasi yang sudah diberikan kepada pelaksana
kebijakan harus dikerjakan secara konsisten dan jelas.
2. Sumber Daya
Meskipun suatu impelementasi kebijakan sudah
dikomunikasikan dengan jelas dan konsisten, namun apabila
didalam pengimplementasiannya kekurangan sumber daya maka
implementasi tidak bisa berjalan dengan efektif. Indikator-
indikator yang digunakan untuk melihat sejauh mana sumber daya
7
mempengaruhi suatu implementasi kebijakan terdiri dari Sumber
daya manusia yang professional dan kompeten dalam mengelola
sumber daya yang ada serta fasilitas pendukung seperti sarana dan
prasarana yang memadai.
3. Disposisi
ialah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor seperti kejujuran, komitmen dan demokratis.
Disposisi atau sikap para pelaksana merupakan faktor penting
dalam implementasi kebijakan. Jika implementasi kebijakan ingin
berhasil secara efektif dan efisien, maka para pelaksana kebijakan
tidak hanya mengetahui apa yang harus mereka lakukan namun
juga harus memiliki kemauan untuk melaksanakannya, sehingga
dalam praktiknya tidak terjadi bias.
4. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan
kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
implementasi kebijakan. Aspek dari struktur organisasi adalah
Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi. Struktur
organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan
pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi
yang rumit dan kompleks, yang menjadikan aktivitas organisasi
tidak fleksibel.
8
Menurut Oemar hamalik penulis buku yang berjudul Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum (2007:237), bahwa “Implementasi
merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik perubahan
pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap”.
menurut Van Meter dan Van Horn Implementasi adalah tindakan-
tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakan” (Meter dan Horn dalam Wahab, 2004:65).
Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
didefinisikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha
yang akan dijalankan. Jones dalam Arif Rohman (2009: 101-102)
menyebutkan program merupakan salah satu komponen dalam suatu
kebijakan. Program merupakan upaya yang berwenang untuk mencapai
tujuan. Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28)
ada tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :
1. Pengorganisasian, Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam
mengoperasikan program sehingga tenaga pelaksana dapat
terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas.
2. Interpretasi, Para pelaksana harus mampu menjalankan program
sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
3. Penerapan atau Aplikasi, Perlu adanya pembuatan prosedur kerja
yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal
kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya.
9
implementasi program. Model kesesuaian Korten digambarkan sebagai
berikut :
10
Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program
Indonesia Pintar, Dan Program Indonesia Sehat untuk membangun
Keluarga Produktif. Penyelenggaraan Program Indonesia Pintar
merupakan komitmen pemerintah yang sejalan dengan 9 agenda
prioritas nawa cita pemerintahan presiden Jokowi yaitu meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia dan melakukan revolusi karakter
bangsa.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Program Indonesia
Pintar yang selanjutnya disebut PIP adalah bantuan berupa uang tunai
dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya
tidak atau kurang mampu dalam membiayai pendidikannya. Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kartu Indonesia Pintar yang
selanjutnya disebut KIP ialah kartu yang diberikan kepada anak dari
keluarga pemegang KKS sebagai penanda/ identitas untuk mendapat
manafaat PIP.
Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP)
menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh
anak usia sekolah 6-21 tahun yang berasal dari keluarga pemegang
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar melalui KIP
merupakan kelanjutan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) pada
jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sedangkan pada jenjang Perguruan Tinggi yang sebelumnya pada era
kepresidenan SBY merupakan program Bidikmisi, digantikan dengan
KIP Kuliah.
Kebijakan KIP kuliah yang dikeluarkan oleh pemerintah di
bawah wewenang Kementerian dan Kebudayaan bertujuan untuk
11
menyediakan bantuan terkhusus untuk mahasiswa miskin sehingga
dapat melanjutkan kuliah, dengan demikian sasaran dari kebijakan ini
adalah untuk mencegah mahasiswa putus kuliah (Dimmera &
Purnasari, 2020). Pendidikan tinggi memiliki potensi memberikan
dampak positif dalam membangun sumber daya manusia unggul.
Beasiswa KIP kuliah bertujuan untuk meningkatkan akses pada
pendidikan tinggi sehingga calon mahasiswa kurang mampu dapat
memiliki masa depan yang lebih baik. Dalam kurun 10 tahun terakhir
ini, jumlah mahasiswa penerima Bidikmisi dan beasiswa KIP sudah
meningkat lebih dari 10 kali lipat. Beasiswa Bidikmisi dimulai tahun
2010 yang lalu dan diganti dengan KIP Kuliah, pada tahun 2020.
Beasiswa Bidikmisi telah banyak menghasilkan alumni yang inspiratif
(Putri et al., 2021).
Kementerian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2021
merubah skema KIP kuliah menjadi KIP Kuliah Merdeka, dengan cara
memberikan biaya pendidikan dan biaya hidup yang lebih tinggi kepada
calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa leluasa memilih
perguruan tinggi favorit. Dengan bantuan biaya pendidikan dan biaya
hidup yang lebih tinggi, KIP kuliah memerdekan calon mahasiswa
untuk meraih mimpinya. Calon mahasiwa tidak ragu untuk memilih
prodi unggulan pada perguruan tinggi terbaik, dimanapun lokasinya di
Indonesia. Orang tua lebih percaya diri untuk mendorong anaknya
kuliah. Perguruan Tinggi memberikan akses seluas-luasnya kepada
calon mahasiswa untuk memilih prodi favorit/unggulan. Sehingga
harapannya sumber daya manusia meningkat, dengan memastikan
calon mahasiswa kurang mampu tapi berpotensi, tetap dapat kuliah di
prodi unggulan pada perguruan tinggi terbaik. Bagi calon mahasiwa
kurang mampu yang memiliki cita-cita tinggi, manfaatkan beasiswa
KIP kuliah merdeka, untuk meraih masa depan (Maulana, 2021).
12
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan
dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya
di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan
penelitian serta menujukkan orsinalitas dari penelitian. Pada bagaian ini
peneliti mencamtumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan
penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik
penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Berikut
merupakan penelitian terdahulu yang masih terkait dengan tema yang penulis
kaji.
13
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dengan judul “Implementasi
Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Di Desa Sidosari Kecamatan Natar”.
Alasan peneliti memilih judul tersebut ialah untuk mengetahui penyusunan dan
pengorganisasian program kartu Indonesia pintar serta untuk mengetahui
pelaksanaan program kartu Indonesia pintar di SDN Sidosari Kecamatan Natar.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan program kartu
Indonesia pntar di SDN Sidosari Kecamatan Natar belum berjalan dengan
maksimal. Belum maksimalnya disebabkan kurangnya komunikasi dan
sosialisasi antara pihak aparatur desa dan pihak sekolah kepada masyarakat
penerima kartu Indonesia pintar. Selain itu, tidak dilakukannya pembaruan dan
pengecekan kembali terkait data penerima kartu Indonesia pintar sehingga pada
saat pendistribusiannya dinilai kurang tepat sasaran.
14
Program Indonesia Pintar
Model Implementasi Program Kartu Indonesia Model Implementasi Program Kartu Indonesia
Pintar Merdeka Menurut Teori Edward III Pintar Merdeka Menurut Teori David C. Korten
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri
yang terletak di Provinsi Banten. Alasan terpilihnya lokus penelitian ini
disebabkan karena kampus tersebut merupakan tempat peneliti berkuliah. Hal
itu dapat memudahkan peneliti dalam mencari data yang berkaitan dengan
tema yang peneliti ambil yakni Implementasi Program Kartu Indonesia Pintar
Kuliah Merdeka di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
17
Menurut Tan (dalam Koentjaraningrat, 1997:32) mengatakan
bahwa konsep atau pengertian adalah unsur pokok di dalam suatu
penelitian, kalau masalah dan kerangka teorinya sudah jelas, biasanya
sudah diketahui pula fakta mengenai hal yang menjadi pokok perhatian
dan suatu konsep yang sebenarnya adalah definisi secara singkat dari
sekelompok fakta atau gejala itu.
Sedangkan menurut Umar (2004:51) konsep adalah sejumlah teori
yang berkaitan dengan suatu objek. Konsep diciptakan dengan
menggolongkan dan mengelompokkan objek-objek tertentu yang
mempunyai ciri-ciri yang sama.
18
lainnya sebagai bahan pertimbangan yang nyata untuk menjawab semua
pertanyaan dalam penelitian.
19
laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik
(rekaman) (Arenawati dan Lystianingsih, 2017:24)
Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan rencana wawancara
secara garis besar yang akan dikembangkan secara lebih mendalam pada saat
wawancara dilakukan terhadap informan sehingga diharapkan perolehan
informasi yang lengkap, aktual dan akurat. Adapun beberapa pedoman
pertanyaan dalam wawancara itu adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses komunikasi dalam implementasi program kartu
Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan ageng tirtayasa ?
2. Bagaimana kemampuan sumber daya manusia dalam implementasi
program kartu Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan
ageng tirtayasa ?
3. Apa saja fasilitas pendukung dalam implementasi program kartu
Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan ageng tirtayasa ?
20
4. Bagaimana proses disposisi atau sikap para pegawai dalam implementasi
program kartu Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan
ageng tirtayasa ?
5. Bagaimana kemampuan struktur birokrasi dalam implementasi program
kartu Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan ageng
tirtayasa ?
6. Apakah implementasi program kartu Indonesia pintar kuliah merdeka di
universitas sultan ageng tirtayasa sudah terlaksana dengan baik ?
7. Siapa saja yang menjadi pihak pelaksana dalam implementasi program
kartu Indonesia pintar kuliah merdeka di universitas sultan ageng
tirtayasa ?
8. Apa saja kriteria yang menjadi sasaran untuk menerima beasiswa Kartu
Indonesia Pintar Kuliah Merdeka ?
21
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dan mencari tema serta polanya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Yaitu penyajian data yang telah di reduksi dalam bentuk
table, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Menurut Miles
dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 249) menyebutkan bahwa
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing / Verification
Yaitu langkah penarikan kesimpulan dan verifikasi dengan
bukti-bukti dan temuan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah temuan yang sebelumnya belum pernah ada.
22
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data
yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check)
dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007:274).
2. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar
(Sugiyono, 2007:274).
3. Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari
pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid
sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono, 2007:274).
23
3.10 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dari
tanggal 20 September - 24 November 2022. Dengan waktu yang sedemikian
tersebut, peneliti mencoba mendalami fokus permasalahan yang ada dan
kemudian mencoba memberi saran strategi terhadap kualtias
penyelenggaraan program Kartu Indonesia Pintar Kuliah Merdeka di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
24