Anda di halaman 1dari 9

Volume 5 Issue 2 (2022) Pages 77 - 85

SEIKO : Journal of Management & Business


ISSN : 2598-831X (Print) and ISSN : 2598-8301 (Online)

Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah


Penduduk Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Yogyakarta
Tahun 2018-2021
Imam Prayogo1, Maulidyah Indira Hasmarini2
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak
Latar belakang riset ini adalah kasus Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Yogyakarta yang
masih belum maksimal. Tujuan dari”penelitian ini adalah untuk”menganalisis
dan”mengetahui”hasil pengaruh tingkat”Indeks Pembangunan Manusia”(IPM), Upah
Minimum, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Jumlah Penduduk (JP) terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja (TK) di Provinsi Yogyakarta. Pengamatan”ini menggunakan data
sekunder”yang diperoleh”dari Badan Pusat Statistik (BPS)”Yogyakarta”dan”Indonesia.
Teknik yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik regresi data panel dari
tahun 2018-2021 dengan jumlah data observasi sebanyak 5 kabupaten/kota dan diolah dengan
pendekatan Fixed Effect Model (FEM) menggunakan Eviews 9. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah pusat
dan daerah dalam menangani masalah Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Yogyakarta.

Kata Kunci: tenaga kerja, indeks pembangunan manusia, upah minimum, pdrb, jumlah
penduduk.

Abstract
The background of this research is the case of Labor Absorption in Yogyakarta Province which is still
not maximized. The purpose of this research is to analyze and find out the results of the influence of the
level of the Human Development Index (HDI), Minimum Wage, Gross Regional Domestic Product
(GRDP) and Total Population on Labor Absorption in Yogyakarta Province. This “observation” uses
secondary data “obtained” from the Central Statistics Agency (BPS) “Yogyakarta” and “Indonesia. The
technique used is a quantitative approach with panel data regression techniques from 2018-2021 with a
total of 5 regencies/cities of observation data and processed with the Fixed Effect Model (FEM) approach
using Eviews 9. This research is expected to be considered in making decisions for central and local
government in dealing with the problem of absorption of labor in the province of Yogyakarta.

Keywords: labor, human development index, minimum wage, GDP, population

Copyright (c) 2022, Imam Prayogo


Corresponding author :
Email Address : imamprayogo121@gmail.com

PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang-bidang lainnya selalu
melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan, oleh karena itu
jumlah penduduk di dalam suatu negara adalah unsur utama dalam pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar tidak selalu menjamin keberhasilan pembangunan bahkan dapat

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 77


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

menjadi beban bagi keberlangsungan pembangunan tersebut. Jumlah penduduk yang terlalu
besar dan tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja akan menyebabkan sebagian
dari penduduk yang berada pada usia kerja tidak memperoleh pekerjaan. Pembangunan
ekonomi memiliki tiga tujuan inti antara lain peningkatan, ketersediaan serta perluasan
distribusi berbagai barang kebutuhan hidup, peningkatan standar hidup (pendapatan,
penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-
nilai kultural dan kemanusiaan dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial (Todaro, M.
P., & Smith, 2006).
Sumber daya manusia merupakan pelaku utama dalam kegiatan pembangunan.
Kualitas sumber daya manusia akan menentukan apakah dapat meningkatkan pembangunan
atau tidak. Kualitas sumber daya manusia ini terdiri dari dua aspek yang pertama aspek fisik
(kualitas fisik) dan yang kedua aspek non fisik (kualitas non fisik) menyangkut kemampuan
bekerja, berfikir dan keterampilanketerampilan lain.
Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan
penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara
pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya
angka pengangguran. Kemudian, meningkatnya angka pengangguran akan mengakibatkan
pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban
masyarakat, merupakan sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan
keresahan sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi dalam jangka Panjang
(Depnakertrans, 2004).
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Yogyakarta 2018-2021

Tahun Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta


2018 270.851 561.966 472.642 519.013 192.551

2019 269.451 562.064 474.510 523.341 195.252

2020 263.964 556.284 474.220 522.257 198.058

2021 262.253 553.939 472.496 519.684 198.104

Indeks Pembangunan Manusia berfungsi untuk mengukur capaian dari pembangunan


manusia yang berdasarkan komponen dasar kualitas hidup yang dapat mempengaruhi
tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh seseorang (Mahroji and Nurkhasanah, 2019).
Komponen dasar dari Indeks Pembangunan Manusia itu mencakup keterampilan dan
kesehatan. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Semakin
tingginya kualitas hidup manusia maka akan menunjang peningkatan produktivitas barang
dan jasa yang akan dihasilkan, dengan begitu semakin tinggi IPM akan mempengaruhi tenaga
kerja dalam mencari pekerjaan. Peningkatan upah dapat menjadi indicator bagi sektor-sektor
ekonomi dalam melakukan permintaan terhadap tenaga kerja. Ketika upah meningkat para
pengusaha umumnya akan melakukan substitusi tenaga kerja dengan modal. PDRB memiliki
keterkaitan dengan Penyerpaan tenaga kerja yaitu jika semakin meningkat PDRB maka akan
semakin meningkat juga jumlah penyerpan tenaga kerja yang terserap. Maka dapat dikatakan
bahwa penyerapan tenaga kerja akan meningkat jika output barang dan jasa atau PDRB juga
meningkat.
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dan seberapa besar pengaruh antara Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat pada tahun 2018 – 2021. Maka
hipotesis penelitian ini sebagai berikut.

78 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh positif terhadap penyerapan


tenaga kerja di Kabupaten/Kota Yogyakarta
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten/Kota Yogyakarta
3. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh Positif terhadap penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten/Kota Yogyakarta
4. Jumlah Penduduk (JP) berpengaruh Positif terhadap penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten/Kota Yogyakarta

TINJAUAN LITERATUR
Tenaga Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau
orang yang dapat mengerjakan sesuatu. Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) menjelaskan bahwa Pekerja melakukan sesuatu dalam bidang yang dikuasai untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk meningkatkan produktivitas baik dalam jangka waktu
panjang guna meningkatkan tingkat output pada periode tertentu. Pekerja yang melakukan
pekerjaannya ditentukkan oleh seberapa lamanya jam bekerja, sehingga dapat diketahui
seberapa banyak barang dan jasa yang dihasilkan. Tetapi pada kenyataannya, hasil produksi
yang dihasilkan para pekerja tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Karena, kualitas pekerja
tidak sesuai dengan minat dan bakat(Sulistyowati, 2017).

Tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah
tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya
dibedakan oleh batas umur (Simanjuntak, 1985).

Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau
sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi
persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang yang bertujuan
untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari(Purnomo, 2021).

Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan Manusia yang menggambarkan upaya peningkatan opsi seseorang


yang dipaparkan dalam laporan UNDP (United Nation Development Programe). Penduduk
dipandang sebagai tujuan akhir didalam konsep ini, sementara itu usaha pembangunan
dinilai sebagai wadah agar tercapainya tujuan tersebut (Nurul Izzah, 2015). Faktor di balik
munculnya masyarakat miskin juga bisa disebaban oleh“kapasitas daya“manusia.“Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)“dapat juga digunakan untuk melihat kualitas sumber daya
manusia. Rendahnya keproduktifan tenaga kerja penduduk berbanding lurus dengan
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pendapatan rendah dikarenakan
keproduktifan tenaga kerja yang rendah. Pendapatan yang rendah sebanding lurus dengan
jumlah penduduk miskin (Sukmaraga, 2011).

Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Penyerapan Tenaga kerja

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yusuf, 2016) mengenai hubungan
indeks pembangunan manusia dengan tingkat pengangguran menyimpulkan bahwa indeks
pembangunan manusia memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap tingkat
pengangguran. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi angka indeks pembangunan
manusia pada suatu wilayah maka akan menyebabkan tingkat pengangguran semakin
menurun dan sebaliknya apabila indeks pembangunan manusia rendah akan berdampak

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 79


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

pada tingginya tingkat pengangguran di wilayah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan jika
IPM rendah maka penyerapan Tenaga Kerja menjadi tidak maksimal.

Upah Minimum

Upah adalah salah satu sarana yang digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan
kesejahteraan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 31 Undangundang nomor 13 tahun 2003
disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan
dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik didalam maupun diluar
hubungan kerja yang secara langsung ataua tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas
kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat(Larasati, Supriadi, Alfarisy, and Sambodo,
2022).

Berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 1 angka 30 upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan(Qurrata and Ramadhani, 2021).

Hubungan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Upah memainkan peranan penting dalam ketenagakerjaan. Upah jika bisa dilihat dari
sisi penawaran tenaga kerja yaitu, jika semakin tinggi upah maka akan semakin sedikit
permintaan tenaga kerja yang diberikan karena beban yang akan dikeluarkan oleh perusahaan
akan semakin bertambah dengan asumsi input lain tetap. Tingkat upah memiliki pengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja dimana, apabila tingkat upah meningkat maka dapat
menurunkan tenaga kerja dan juga sebaliknya, jika upah menurun akan menyebabkan tenaga
kerja yang akan dipekerjakan dapat meningkat (Ferdinandus, 2014). Upah sangat
berpengaruh terhadap kesempatan kerja.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Badan Pusat Statistika Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi
faktor produksi dan bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah
nilai produksi (output) dikurangi biaya antara(Herawati, 2020). Nilai tambah bruto di sini
mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan
keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan nlai
tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh
sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

Hubungan PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

(Budi Utami, 2009) mengatakan bahwa Produk domestik regional bruto (PDRB)
berpengaruhi positif secara signifikan terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Jember tahun
1980 s./d. 2007. PDRB merupakan cerminan dari pertumbuhan ekonomi (penambahan output
yang dihasilkan), apabila PDRB meningkat maka jumlah kesempatan kerja akan semakin
besar. Junaidi (2013) menyebutkan perkembangan PDRB memberikan dampak yang positif
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara. (Putro and
Setiawan, 2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa PDRB berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pengangguran, yang berarti peningkatan PDRB akan menurunkan jumlah
pengangguran. Dengan kata lain, PDRB berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga
kerja. Meningkatnya jumlah PDRB juga akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan

80 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

menurunkan jumlah pengangguran, dan begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya, dari teori
dan hasil penelitianpenelitian yang terdahulu PDRB memiliki pengaruh yang positif terhadap
penyerapan tenaga kerja. Apabila jumlah PDRB meningkat maka jumlah penyerapan tenaga
kerja juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya(Daud, 2017).

Jumlah Penduduk

Lembaga BPS dalam Statistik Indonesia menjelaskan “Penduduk adalah semua orang
yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap”. Sedangkan
menurut said, yang di maksud dengan penduduk adalah “ jumlah orang yang bertempat
tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses
demografi seperti fertilitas, mortalitas, dan migrasi (Utomo, 2022). Penduduk adalah sejumlah
manusia baik secara individu maupun kelompok yang menempati wilayah atau negara
tertentu minimal dalam jangka waktu satu tahun pada saat dilaksanakan pendataan atau
sensus penduduk.

Hubungan Jumlah Penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja

Menurut Todaro (2006) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja


(AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi,
sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih
besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan
penduduk yang cepat benar benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari
pembangunan ekonominya. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat
mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara(Widowati,
Putro, and Mulyaningsih, 2022). Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu
pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan
pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi
syarat.

METODOLOGI
Analisis deskriptif kuantitaf merupakan teknik yang digunakan pada riset ini, teknik
riset analitik yang mana menggunakan data dalam bentuk numerik dan terjemahan statistik,
dalam pengamatan ini bahan yang dipakai berupa data sekunder yang disediakan oleh
perantara atau tidak langsung. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik“(BPS) Yogyakarta
dan Badan Pusat Statistik Indonesia.“Teknik analisis data yang dipakai di riset ini“berupa
data panel dan diolah melewati pendekatan Fixed Effects Model (FEM) dengan menggunakan
aplikasi Eviews 9. Data panel yang disertakan dari dua set data yaitu“time series dan“cross-
section, atau dalam arti lain,“data panel“adalah“data yang“menunjukkan bahwa ada unit-unit
cross-sectional yang hampir sama (misalnya survei bisnis atau survei rumah tangga) dan
dilakukan setiap kali (Gujarati, D.N. and Porter, 2009).

Bentuk persamaan model penelitian ini sebagai berikut :


𝑇𝑇𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝛽𝛽2 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝛽𝛽3 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝛽𝛽3 𝐽𝐽𝐽𝐽𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝑒𝑒𝑖𝑖𝑖𝑖
Keterangan :
TK = Tenaga kerja,
IPM = Indeks Pembangunan Manusia,
UM = Upah Minimum,
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto,
JP = Jumlah Penduduk,

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 81


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

β0 = Konstanta,
β1, β2, β3, β4 = Koefesien”regresi,”
ε = error”term
it” = Kabupaten/kota”dan waktu (time).

Dalam pengamatan ini data yang dipakai berupa data sekunder, yaitu“data
yang“diperoleh dengan cara tidak langsung atau melalui penghubung. Sumber riset ini
berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta dan Badan Pusat Statistik Indonesia
tahun 2018-2021. Pada penelitian ini Tenaga Kerja selaku variabel dependen, sedangkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk
merupakan variabel independen. Riset yang diteliti oleh peneliti terdapat 4 variabel, yaitu 1
variabel dependen dan 3 variabel independen.Teknik Analisis dalam riset ini memakai regresi
data panel yang diolah melalui program Eviews 9. Data panel ialah“penggabungan data time
series dan“cross-section. Data cross-section diperuntukan melihat perbedaan antara
kabupaten/kota, sedangkan data time series untuk menerangkan perubahan pada rentang
waktu 4 tahun yakni 2018-2021.

Estimasi Parameter Model


Common Effect Model (CEM) adalah pendekatan yang paling alamiah dengan model
data panel dikarenakan hanya menyatukan 2 data yaitu data deret waktu dan silang. Teknik
ini bisa dikatakan tidak memperhitungkan beberapa dimensi, oleh karena itu bisa
diasumsikan bahwa data yang dipakai sama pada periode sama persis. Teknik ini bisa
memakai“pendekatan ordinary least squares (OLS) atau
teknik“kuadrat...terkecil...untuk...mengestimasi...pola data panel(Ndanita et al., 2019). Fixed
effect Model (FEM) menunjukan perbedaan antara unit dapat dideteksi oleh perbedaan antara
nilai konstannya. Teknik FEM ini memakai variabel dummy untuk memungkinkan terjadinya
perubahan dalam intersept deret waktu dan deret silang akibat perubahan yang dihilangkan
(Elok dan Wardono, 2020). Yang terakhir adalah menggunakan Model Rdanom effect,
mengestimasi data panel yang variabel residualnya diduga memiliki hubungan antar waktu
dan antar subjek (Ndanita et al., 2019). REM digunakan untuk mengatasi kelemahan FEM
yang menggunakan variabel dummy (Melati dan Suryowati, 2018). Pada model ini, analisis
dengan model data panel harus sesuai dengan persyaratan jumlah cross section lebih besar
daripada jumlah variabel penelitiannya.

Ruang lingkup pada observasi ini adalah untuk mengkaji dampak akibat Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum (UM), Produk Domestik Bruto (PDRB) dan
juga Jumlah Penduduk (JP) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Yogyakarta”dari
periode 2018 hingga 2021, tedapat 5 kabupaten/kota. Riset ini mengambil data yang didapat
dan dikaji Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia”dan Yogyakarta. Studi ini bersifat kuantitatif
dan memakai sistem regresi data panel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Model Estimasi
Tabel 2
Hasil Regresi Uji Fixed Effect Model (FEM)
“Variable” “Coefficient” “Std.Error” “t-Statistic” “Prob.”
C 836650.5 454385.9 1.841277 0.0927
IPM -4230.047 5776.137 -0.732332 0.4793
UM 0.010502 0.015320 0.685520 0.5072
PDRB 0.003059 0.002733 1.118942 0.2870
JP -0.208469 0.131706 -1.582831 0.1418
R-squared 0.999745

82 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

Prob(F statistic) 0.000000


Sumber : Data Diolah, Eviews 9

Berdasar pada Tabel 1, olah data regresi berdasarkan pada variabel di riset ini
menunjukan bahwa R-squared bernilai 0.999745 atau 99%. Nilai pada hasil olah data regresi ini
dapat menunjukan bahwa variabel Jumlah Penduduk, IPM, Pengangguran dapat menafsirkan
penjelasan variabel Kemiskinan sebersar 99% dan sisanya 1% dapat dijelaskan melalui
variabel diluar model tersebut.

Uji Validitas (Uji t)


Uji t-statistik sebagai alat agar dapat mengetahui berapa pengaruhnya variabel
independen terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam regresi Uji t-statistik berupa H0 :
variabel independen β₁ tidak memiliki hubungan yang berdampak signifikansi antara variabel
dependen, dan Ha : variabel independen β₁ berdampak signifikansi antara variabel dependen.
H0 tidak ditolak apabila Prob.t lebih besar dari α, dan H0 ditolak apabila Prob.t kurang dari
α.
Tabel 3
Hasil Regresi Uji T
Variable T Prob.t Alfa (α) Kesimpulan
IPM -10552.21 0.0000 0.05 Signifikan (<α)
UM -0.064683 0.0379 0.05 Signifikan (<α)
PDRB 0.004987 0.0000 0.05 Signifikan (<α)
JP 0.496649 0.0000 0.05 Signifikan (<α)
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
UM = Upah Minimum
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto
JP = Jumlah Penduduk
Sumber : Data Diolah, Eviews 9

Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) terlihat bahwa probabilitas t-statistik untuk
IPM 0,0000 (≤ 0,05), (UM) 0,0379 (≤ 0,05), (PDRB) 0,0000 (≤ 0,05) dan (JP) 0,0000 (≤ 0,05)
sehingga H_0 ditolak atau IPM, (UMP), (PDRB) dan (JP) berpengaruh terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja (TK). Dengan demikian PDRB, (UM), (PDRB) dan (JP) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (TK).

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji koefisien regresi maka dapat disimpulkan bahwa Upah
Minimum dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Tenaga kerja di provinsi Yogyakarta. Sedangkan Indeks Pembangunan
Manusia dan Jumlah Penduduk memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini menjelaskan
bahwa keterikatan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 99%
sedangkan 1% sisanya dijelaskan oleh variable lain. Selanjutnya pada uji t dengan tingkat
signifikan 5% dilakukakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable
terikatnya.

Pengaruh IPM terhadap Tenaga Kerja


Variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,0000<0,05. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenaga Kerja secara simultan
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM. Yang berarti bahwa setiap adanya
peningkatan IPM akan menurunkan Tenaga kerja Provinsi Yogyakarta.

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 83


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

Pengaruh Upah Minimum terhadap Tenaga Kerja


Variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,0379<0,05. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenaga Kerja secara simultan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Upah minimum. Yang berarti bahwa setiap
adanya peningkatan Upah minimum akan menaikkan Tenaga kerja Provinsi Yogyakarta.

Pengaruh PDRB terhadap Tenaga Kerja


Variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,0000<0,05. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenaga Kerja secara simultan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Yang berarti bahwa setiap adanya
peningkatan PDRB akan menaikkan Tenaga kerja Provinsi Yogyakarta.

Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Tenaga Kerja


Variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,0000<0,05. Maka H0 ditolak
dan Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenaga Kerja secara simultan
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Penduduk. Yang berarti bahwa
setiap adanya peningkatan Jumlah Penduduk akan menurunkan Tenaga kerja Provinsi
Yogyakarta.

SIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada tingkat signifikan sebesar 5% variabel produk domestic regional bruto (PDRB) dan
Jumlah Penduduik secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Tenaga Kerja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Indeks Pembangunan
Manusia dan Jumlah Penduduk memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam Penelitian ini
menjelaskan bahwa keterikatan variable independen dapat menjelaskan variable dependen
sebesar 99%.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian ini dapat memiliki implikasi
bagi pemerintah diharapkan untuk mengambil kebijakan perluasan kesempatan kerja melalui
peningkatan PDRB, diharapkan berkoordinasi dengan industri dan serikat buruh mengenai
penetapan upah minimum, diharapkan memberikan pelatihan dan sertifikasi untuk
meningkatkan kompetensi dengan memaksimalkan balai latihan kerja. Untuk SDM
diharapkan mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka dan beradaptasi dengan
kebutuhan sektor industri.
Ada beberapa keterbatasan yang dialami oleh penulis saat melakukan penelitian,
termasuk periode yang digunakan adalah hanya 4 tahun pengamatan, yaitu 2018 hingga 2021,
demikian memungkinkan hasil penelitian yang kurang representatif. Data digunakan adalah
data sekunder yang mungkin mengandung kesalahan dalam input data berupa angka.
Penelitian ini sudah termasuk unsur pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020

Referensi :
Budi Utami, T. (2009). Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, PDRB, Angkatan Kerja dan
Investasi Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember. Jurnal Perencanaan Wilayah
Dan Pembangunan, 1(1).
Daud, N. (2017). The Effect of Sector Economic Growth on the Performance of Employment and
Welfare of People. 12(9), 194–203. https://doi.org/10.5539/ijbm.v12n9p194
Depnakertrans. (2004). Penanggulangan Pengangguran di Indonesia. Majalah Nakertrans
Edisi-03 TH. XXIV- Juni.
Elok, M., and Wardono. (2020). Analisis PDRB, IPM, Jumlah Penduduk , Pengangguran ,
Investasi PMA Terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah. (3), 370–379.

84 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk …
DOI: 10.37531/sejaman.vxix.3455

Ferdinandus, S. (2014). Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap


Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Ambon. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi.
Universitas Pattimura Ambon, 2(3), 17–32.
Gujarati, D.N. and Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics. 5th Edition (5th ed.). New York:
McGraw Hill Inc.
Herawati, M. (2020). Journal of Economics. (December).
https://doi.org/10.31014/aior.1992.03.04.301
Larasati, D., Supriadi, D., Alfarisy, M. F., and Sambodo, H. (2022). The Effect of Minimum
Wage on Employment Opportunity with Quality of Human Resources as Moderating Variables
in Central Java. 02(09), 415–423.
Mahroji, D., and Nurkhasanah, I. (2019). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
Tingkat Pengangguran Di Provinsi Banten. Jurnal Ekonomi-Qu, 9(1).
https://doi.org/10.35448/jequ.v9i1.5436
Melati, P. M., and Suryowati, K. (2018). Aplikasi Metode Common Effect, Fixed Effect, Dan
Random Effect Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Statistika Industri Dan Komputasi, 3(1), 41–51.
Nandita, D. A., Alamsyah, L. B., Jati, E. P., and Widodo, E. (2019). Regresi Data Panel untuk
Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PDRB di Provinsi DIY Tahun 2011-
2015. Indonesian Journal of Applied Statistics, 2(1), 42.
https://doi.org/10.13057/ijas.v2i1.28950
Nurul Izzah. (2015). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dan Inflasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Riau Tahun 1994-2013. At-Tijaroh, 1(2),
156–172.
Purnomo, S. D. (2021). Analysis of Labor Absorption in Central Java Province. 5(1), 240–244.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v5i1.311
Putro, A. S., and Setiawan, A. H. (2013). Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto,
Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi Dan Beban/Tanggungan Penduduk
Terhadap Pengangguran Terbuka Di Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010.
Diponegoro Journal of Economics, 2(3), 1–14.
Qurrata, V. A., and Ramadhani, N. (2021). The Impact of HDI , Minimum Wages , Investment
and GRDP on Poverty in East Java in 2019. 2021, 411–418.
https://doi.org/10.18502/kss.v5i8.9393
Simanjuntak, P. J. (1985). Pengantar ekonomi sumber daya manusia. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indo. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=d36ZswEACAAJ
Sukmaraga, P. (2011). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB, Per Kapita,
Dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa
Tengah. Harvard Business Review, 85(3), 21–22.
Sulistyowati, N. (2017). Impacts of Government and Household Expenditure on Human
Development Index. 10(1), 412–428.
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). Pembangunan Ekonomi di dunia ketiga Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Utomo, C. P. (2022). The Factors of Affecting Labor Absorption in Java Island. 5(1), 1444–1452.
Widowati, S., Putro, T. R., and Mulyaningsih, T. (2022). Macro-Economic Impact on Educational
Unemployment in Central Java , Indonesia. 4(1), 272–280.
Yusuf, B. (2016). Manajemen sumberdaya manusia di lembaga keuangan syariah (1st ed.). Jakarta:
Rajawali Pers.

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 85

Anda mungkin juga menyukai