Anda di halaman 1dari 9

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Tingkat

Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Periode 1988-2018

1. Agung Pambudi
2. Vidya Purnamasari
E-mail : 9i.agungp@gmail.com

Abstrak (Bahasa Indonesia, Times New Roman 12, Tebal)

Permasalahan ekonomi terjadi di semua negara, hal tersebut dipengaruhi


oleh banyak faktor. Contohnya ada kemiskinan, pengangguran, tingkat
pertubuhan ekonomi, tingkat pengangguran. Disini akan menggunakan
metode penelitian kuantitatif dan ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi,
inflasi, dan tingkat pengangguran berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Pengangguran,


Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi.

PENDAHULUAN
Setiap Negara pasti pernah menghadapi masalah ekonomi yang terjadi
pada Negara tersebut, dikarenakan tidak mungkin suatu Negara memiliki
perekonomian yang selalu stabil, pasti akan ada naik dan turunnya perekonomian
di suatu Negara dan pasti akan ada permasalahan yang timbul di perekonomian
Negara tersebut. Permasalahan ekonomi tercipta dari berbagai faktor baik dari
dalam suatu Negara maupun faktor dari luar Negara tersebut.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah ekonomi yang timbul dalam
suatu Negara. Kemiskinan merupakan saat dimana masyarakat tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam sandang, pangan, maupun papannya.
Kemiskinan juga masih banyak ditemukan di berbagai Negara. Kemiskinan
merupakan masalah yang masih sering terjadi dan susah ditangani.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti : sulitnya
mencari pekerjaan, langkanya alat pemenuh kebutuhan, rendahnya pendidikan
masyarakat, dan masih banyak lagi. Kemiskinan dapat dilihat dari seberapa bisa
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Kemiskinan juga dapat
dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat serta tingkat pendapatan masyarakat.
Tingkat pertumbuhan ekonomi juga dapat menentukan tingkat kemiskinan
dikarenakan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara maka
Negara tersebut semakin maju, dan masyarakat Negara tersebut semakin makmur.
Maka otomatis tingkat kemiskinan yang berada pada Negara tersebut akan
berkurang dan menjadi sedikit. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan ekonomi
suatu Negara akan mempngaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kemiskinan di
suatu Negara,
Tingkat kemiskinan suatu Negara juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi
suatu Negara. Dimana inflasi merupakan suatu proses peningkatan harga dari
barang dan jasa secara umum dan terjadi terus menerus. Oleh karena itu apabila

1
harga barang yang dibutuhkan masyarakat semakin naik maka uang yang
dikeluarkan masyarakat akan semakin banyak, dan tentu saja secara tidak
langsung inflasi ini akan berdampak kepada tingkat kemiskinan suatu Negara.
Inflasi juga akan menyebabkan peningkatan biaya produksi dan tentu saja akan
menimbulkan dampak menurunnya daya beli masyarakat, hal itu didukung dengan
teori – teori para ahli ekonom.
Tingkat pengangguran tidak akan lepas dari kata tingkat kemiskinan.
Semakin tinggi tingkat pengangguran dalam suatu Negara maka akan semakin
tinggi juga tingkat kemiskinan dalam Negara tersebut. Dikarenakan membeli
kebutuhan pokok memerlukan uang, dan uang tersebut diperoleh dari hasil
bekerja, jadi apabila seseorang tidak memiliki pekerjaan maka ia tidak akan
mendapatkan uang, jadi ia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya dan akan
masuk ke dalam kategori miskin dan akan meningkatkan tingkat kemiskinan
dalam suatu Negara. Kesejahteaan masyarakat juga akan menurun dan akan
meningkatkan tingkat kemiskinan apabila tingkat pengangguran tinggi.

KAJIAN LITERATUR
1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh semua negara di
berbagai belahan dunia, baik dari negara berkembang bahkan dari negara maju
pun juga mengalami kemiskinan.
Kemiskinan menurut Pratiwi merupakan suatu keterbatasan dialami suatu
individu, komunitas, atau hakan suatu negara dimana yang mengakibatkan
terancamnya kenyamanan, penegakan keadilan dan hak, dan bahkan suramnya
masa depan suatu generasi dan suatu negara. Negara maju lebih memilih untuk
menekankan pada kualitas hidup di negara tersebut. Sedangkan untuk negara
berkembang pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi berpengaruh sedikit dalam
mengurangi tingkat kemiskinan.
Sedangkan menurut Friedman adalah ketidaksamaan di dalam kesempatan
untuk memformulasikan kekuasaan sosial yang dapat berupa sumber
keuangan,organisasi sosial politik, barang atau jasa, asset, jaringan sosial,
informasi, pengetahuan serta keterampilan.
Menurut Suparlan kemiskinan ialah Pengertian kemiskinan ini ialah suatu
standar hidup yang rendah karena mempunyai kekurangan materi pada golongan
atau sejumlah orang apabila dibandingkan dengan standar tingkat kehidupan yang
berlaku pada masyarakat sekitarnya.
Jadi secara umum kemiskinan adalah suatu keadaan masyarakat dimana
masyarakat kekurangan atau tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok
dalam hidupnya. Apabila kemiskinan di suatu negara tinggi maka hal tersebut
dapat mempengaruhi banyak aspek dalam suatu negara tersebut.
Kemiskinan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
• Kemiskinan Absolut :
Kemiskinan yang dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan
yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang
memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak.

• Kemiskinan relatif :

1
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah
dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendah
dibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya).
2. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Adam Smith pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan
tingkat ekonomi pada suatu negara yang bertumpu pada pertambahan jumlah
penduduk, dimana semakin banyak jumlah penduduk maka output negara tersebut
akan semakin bertambah juga.
Pengertian pertumbuhan ekonomi ialah proses terbangunnya
perekonomian yang semakin meningkat dari barang ataupun produk dalam suatu
negara adalah pengertian pertumbuhan ekonomi menurut M. P. Todaro.
Menurut Budiono pertumbuhan ekonomi adalah sebuah pertumbuhan
output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada peningkatan output yang
bersumber dari proses intern perekonomian itu sendiri dan sifatnya sementara.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika
jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator yang sangat penting dalam suatu perekonomian negara,
sebab tanpa pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi peningkatan kesejahteraan,
kesempatan kerja, produktivitas dan distribusi
pendapatan. (Rahardja dan Manurung, 2005:140).
Jadi secara umum pengertian pertumbuhan ekonomi adalah upaya untuk
meningkatkan kapasitas produksi agar dapat mencapai penambahan output. Aspek
yang diukur merupakan PDB dan PDRB dari sebuah wilayah. Ada beberapa cara
untuk memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, baik dilihat dari sisi permintaan
maupun jika dilihat dari sisi penawaran. Apabila dari sisi permintaan (demand)
yaitu dengan memperhitungkan komponen-komponen makro ekonomi berupa
konsumsi, investasi, ekspor dan impor sedangkan dari sisi penawaran (supply)
dengan memperhitungkan nilai tambah setiap sektor dalam produksi nasional.
3. Inflasi
Menurut Sadono Sukirno inflasi merupakan suatu proses saat terjadinya
kenaikan harga yang berlaku dalam perekonomian.
Inflasi adalah salah satu kejadian yang dimana di mana moneter yang
ditunjukkan dari satu kecenderungan dari naiknya harga barang-barang pada
umumnya. Dalam kejadian ini berarti sedang terjadinya penurunan tingkat nilai
mata uang. (Rimsky K. Judiseno)
Jadi secara umum inflasi merupakan kenaikan harga barang yang terjadi
secara terus menerus dalam perekonomian suatu negara. Ada 3 komponen yang
harus terpenuhi agar suatu negara dapat dikatakan inflasi, yaitu : kenaikan harga,
bersifat umum dalam segala aspek barang dalam ekonomi, dan terjadi secara terus
menerus.
4. Tingkat Pengangguran
Menurut Sukirno pengangguran merupakan orang yang masuk dalam
tenaga kerja dalam suatu perekonomian dan aktif sedang mencari perkerjaan
namun belum memperolehnya.
Sedangkan menurut ILO (International Labor Organization) pengangguran
dibagi menjadi dua, yaitu pengangguran terbuka dan terpaksa. Terbuka adalah
individu dalam angkatan kerja yang dalam beberapa periode tidak mendapatkan
pekerjaan dan bersedia untuk menerimanya. Sedangkan terpaksa orang yang

1
sudah memiliki pekerjaan sebagai karyawan atau wirausahawan dalam beberapa
periode tertentu dan terpaksa bekerja kurang dari jam normal dan bersedia
mendapat pekerjaan tambahan.
Secara umum pengangguran merupakan masyarakat yang sudah masuk ke
dalam angkatan kerja dan masih belum memperoleh pekerjaan dikarenakan
beberapa alasan.

METODE PENELITIAN (Huruf Kapital, 12 pts, tebal)


Pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
data datanya yang berupa angka. Data data yang didapatkan bersumber dari BPS.
Analisis ekonometrika ini menggunakan Model Persamaan Simultan dikarenakan
variabel satu dan yang lainnya saling berhubungan. Menggunakan rumus :
Y     X1   X2   X3
Ket ;
Y = Tingkat Kemiskinan
X1 = Tingkat Pengangguran
X2 = Tingkat Inflasi
X3` = Tingkat pertumbuhan ekonomi
Tingkat kemiskinan (Y) merupakan variabel dependen yang merupakan
variable yang dipengaruhi oleh variable independen sedangkan X1 ( Tingkat
pengangguran ) , X2 ( tingkat inflasi) dan X3 ( Tingkat pertumbuhan ekonomi )
merupakan variable independen yang merupakan variable yang memberikan
pengaruh terhadap variable dependen.
Uji asumsi klasik yang akan digunakan antara lain :
a. Uji Regresi Linier Berganda
Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memerikasa
dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Regresi berganda sering
kali digunakan untuk mengatasi permasalahan analisi regresi yang mengakibatkan
hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut :
Y     X1   X2   X3
Ket ;
Y = Tingkat Kemiskinan
X1 = Tingkat Pengangguran
X2 =Tingkat Inflasi
X3` = Tingkat pertumbuhan ekonomi
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari nilai statistik T, nilai statistik F dan nilai koefisien diterminasi.

1
b. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian
yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji t digunakan untuk menguji
secara parsial masing-masing variabel. Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel
coefficients pada kolom sig. dengan ketentuan :
1. Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial.
2. Jika probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.
c. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian
yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel terikat. Hasil uji F dapat dilihat berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
2. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
d. Koefisiensi Determinasi
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi
dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Apabila analisis yang
digunakan adalah regresi sederhana, maka yang digunakan adalah nilai R Square.
Namun, apabila analisis yang digunakan adalah regresi berganda, maka yang
digunakan adalah Adjusted R Square.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Huruf Kapital, 12 pts, tebal)

1
Komponen Nilai Interpretasi
Koefisien
C Koefisien dari data tersebut adalah 14.30965
artinya nilai ini merupakan intersep. Jika
variabel x1, x2, x3 bernilai nol maka Y =
14.30965 14.30965
Koefisien Variabel X1 Variabel x1 dapat menjelaskan variabel Y
sebesar 0.037634% atau dapat diartikan bahwa
setiap perubahan satu satuan variabel x1 dapat
mengakibatkan perubahan pada variabel Y
0.037634 sebesar 0.037634%.
Koefisien Variabel X2 Variabel x2 dapat menjelaskan variabel Y
sebesar 0.290853% atau dapat diartikan bahwa
setiap perubahan satu satuan variabel x2 dapat
mengakibatkan perubahan pada variabel Y
0.290853 sebesar 0.290853%.
Koefisien Variabel X3 Variabel x3 dapat menjelaskan variabel Y
sebesar -0.289392% atau dapat diartikan bahwa
setiap perubahan satu satuan variabel x3 dapat
mengakibatkan perubahan pada variabel Y
-0.289392 sebesar -0.289392%
Hasil Regresi
R2 0.346415 Sekumpulan variabel yang ada di dalam model
dapat menjelaskan variabel response sebesar
34,6415%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang tidak ditelit
( diluar persamaan).
Uji T Variabel X1
Nilai T Tabel 2.052 Tstat < T tab (Ho diterima), Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 tidak
Nilai T Statistik berpengaruh terhadap variabel Y, dengan
tingkat signifikansi t-tab 0,05 atau 5%, maka
hasilnya adalah :

Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0.428174 -2,052 2,052


Uji T Variabel X2
Nilai T Tabel Tstat < T tab (Ho diterima), Maka dapat
2,052

1
Nilai T Statistik 1.201560 disimpulkan bahwa variabel X2 tidak
berpengaruh terhadap variabel Y, dengan
tingkat signifikansi t-tab 0,05 atau 5%, maka
hasilnya adalah

Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

-2,052 2,052

Uji T Variabel X3
Nilai T Tabel 2,052 Tstat > T tab (Ho diterima), Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X3 berpengaruh
Nilai T Statistik -0.839822 terhadap variabel Y, dengan tingkat signifikansi
t-tab 0,05 atau 5%, maka hasilnya adalah

Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

-2,052 2,052
Uji F
Nilai F Tabel 4.60 F stat > F tab (Ho ditolak), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
Nilai F Statistik 4.770210 /stimulan terdapat hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen, dengan
tingkat signifikansi F-tab 0,05 atau 5%, maka
hasilnya adalah

1
P-Value
P-Value Variabel X1 P value > α (Ho diterima), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 tidak
0.6719 berpengaruh pada variabel Y.
P-Value Variabel X2 P value < α (Ho ditolak), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 berpengaruh
0.24 pada variabel Y.
P-Value Variabel X3 P value < α (Ho ditolak), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 berpengaruh
0.4084 pada variabel Y.

Bagian ini memuat hasil analisis penelitian. Seluruh hasil analisis penelitian
hendaknya dijelaskan secara lugas termasuk juga hasil-hasil yang tidak sesuai
dengan hipotesis. Bagian ini juga dapat memuat rangkuman dari hasil
pengumpulan data, analisis deskriptif, dan uji-uji signifikansi. (Times New
Roman 12, spasi single, justify alignment).

Sub Bab (Huruf awal pada kata ditulis kapital, 12 pts, tebal, left alignment)
Times New Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New
Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New Roman, 12 pts, single
space, justify alignment. Times New Roman, 12 pts, single space, justify
alignment. Times New Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New
Roman, 12 pts, single space, justify alignment.

Sub Sub Bab (Huruf awal pada kata ditulis kapital, italics, 12 pts, left
alignment)
Times New Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New
Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New Roman, 12 pts, single
space, justify alignment. Times New Roman, 12 pts, single space, justify
alignment. Times New Roman, 12 pts, single space, justify alignment. Times New
Roman, 12 pts, single space, justify alignment.

Penulisan Tabel

Tabel 1. Judul Tabel (Huruf awal pada kata ditulis kapital, tebal, 11 pts, left
alignment, judul tabel ditulis sebelum tabel ditampilkan).
Kolom Tabel Kolom Tabel: Huruf awal pada kata ditulis kapital, tebal,
11 pts, center alignment
Konten Konten (Teks: 11 pts, left allignment; Angka: 11 pts, right
alignment)

Sumber: 11 pts, left alignment

1
<Gambar. Yaitu diagram, bagan, grafik>

Gambar 1. Judul Gambar (Huruf awal pada kata ditulis kapital, tebal, 11 pts, centered,
ditulis setelah gambar)
Source: 11 pts, centered alignment

KESIMPULAN (Huruf Kapital, 12 pts, tebal)


Bagian ini memuat kesimpulan penelitian, implikasi dari penelitian yang
dilakukan. Selanjutnya penulis juga dapat memberikan rekomendasi berdasarkan
penelitian yang dilakukan antara lain rekomendasi terhadap metode, penelitian
selanjutnya dan rekomendasi berupa formulasi kebijakan (Times New Roman, 12
pts, single space, justify alignment).

ACKNOWLEDGEMENT (jika ada)

REFERENSI (Kapital, 12 pts, tebal)


Referensi ditulis sesuai dengan  APA reference system
(www.apastyle.org), yaitu terkait penggunaan nama belakang penulis, penulisan
nama jurnal, judul buku, volume jurnal dan hal lainnya yang terkait. Berikut
adalah contoh penulisan referensi.

Contoh:
Dreher, M. (1994). Qualitative research methods from the reviewer’s perspective.
In J. M. Morse (Ed.), Critical issues in qualitative methods. Thousand
Oaks, CA: Sage.
Triandis, H. C. (2000). Culture and conflict. International Journal of Psychology,
35 (1), 145–152.
Witjaksono, M. (2014). Siparti 3-S, Triple Helix, and Social Capital in
Strengthening Local Competitive Industries in Indonesia. Journal of
Economics and Sustainable Development, 5(3), 21-33.

Anda mungkin juga menyukai