Abstract
Abstrak
1
Inflation is bad for the economy as it is causing money problems. Inflation is
the natural phenomenon and human error. Unemployment is where residents
who belong to the work force do not have jobs, either setting up new
businesses or looking for jobs. Inflation and unemployment are among the
most critical problems a country has to deal with. The rise of inflation has
contributed to the declining well-being of countries. In Islam centralizing the
market forces is forbidden especially in a group of people. Because it can
lead to monopoly on the market. High unemployment can also cause a
country to destabilize its economy. Rising unemployment can be prevented
by the creation of large fields or by empowering unemployment with ber
science.
Keywords: Inflation, macroeconomic, economic, uneemployment
A. Latar Belakang
Inflasi dan pengangguran merupakan salah satu indikator dalam
ekonomi makro suatu negara. Inflasi memberikan pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Inflasi umumnya menjadi
masalah perkonomian di negara berkembang, Inflasi yang tinggi dan tidak
stabil pada suatu negara menandakan bahwa keadaan ekonomi negara
tersebut mengalami ketidakstabilan dan melemah. Ketidakstabilan ini pada
akhirnya akan mengakibatkan pada naiknya harga barang ataupun jasa
secara terus menerus. Kondisi ini pada akhirnya akan mengakibatkan
kemiskinan dan menyulitkan masyarakat terutama pada masyarakat yang
memiliki penghasilan rendah atau masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Selain menyulitkan masyarakat, inflasi juga menyebabkan daya beli
masyarakat menjadi menurun. Penurunan daya beli yang semakin
menurun membuat kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan
menjadi rendah. Adapun di Indonesia data inflasi dari tahun 2016 sampai
2022 menunjukkan tingkat inflasi di Indonesia yang mengalami fluktuasi.
Dari tabel 1.1 di atas menunjukan tingkat inflasi dari tahun 2016
sampai tahun 2022 di Indonesia. Pada tahun 2016 tingkat inflasi sebesar
3,02, pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 3,61, tahun 2018
mengalami penurunan menjadi 3,13, pada 2019 mengalami penurunan
2
menjadi 2,72, tahun 2020 kembali mengalami penurunan menjadi 1,68,
tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 1,87, kemudian terakhir pada
tahun 2022 peningkatan inflasi yang sangat tinggi menjadi 5,51.
Dari fluktuasi tingkat inflasi di atas menunjukkan bahwasanya
pertumbuhan ekonomi adalah salah satu masalah ekonomi yang sifatnya
jangka panjang, yang artinya negara dalam hal ini khususnya negara
Indonesia perlu dan harus menerapkan kebijakan dan memberikan solusi
dari permasalahan ekonomi ini, agar tujuan dari perekonomian negara
yaitu mempercepat pertumbuhan ekonominya. Ketika permasalahan
peningkatan ekonomi tidak berhasil dilakukan oleh suatu negara maka
yang akan terjadi adalah munculnya permasalahan ekonomi yang lain
seperti angka kemiskinan yang meningkat. Adapaun cara untuk mengukur
sejauh mana tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur
melalui Produk Domestik Bruto (PDB).1
Selain inflasi masalah pertumbuhan ekonomi yang lain adalah
pengangguran, pengangguran merupakan masalah bagi semua negara
baik negara berkembang maupun negara maju. Pengangguran yang
tingkatnya tinggi mengakibatkan stabilitas nasional negara menjadi
terganggu. Stabilitas nasional negara yang mengalami gangguan pada
akhirnya akan menyulistkan negara untuk mempertahankan pengangguran
pada tingkat yang wajar. Pengangguran menjadi masalah yang sulit untuk
diatasi karena seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang setiap
tahunnya semakin besar mengakibatkan jumlah orang yang mencari
pekerjaan akan semakin meningkat yang selaras dengan jumlah tenaga
kerja. Ketika orang-orang yang mencari pekerjaan tidak dapat diserap di
lapangan pekerjaan maka orang-orang tersebut akan termasuk kedalam
pengangguran.
Adapun islam memiliki cara pandang tersendiri mengenai inflasi, islam
memandang bahwasanya inflasi tidak dikenal dalam islam karena mata
uang yang digunakan dan beredar dalam islam yaitu dinar dan dirham
sifatnya stabil. Sebagaimana dijelaskan oleh ulama Syekh Nabhani, dinar
dan dirham adalah mata uang yang sesuai dengan landasan penegasan
dari Rasulullaw saw yang mengatakan bahwa emas dan perak adalah
bagian dari mata uang dan bisa untuk digunakan sebagai mata uang.
1
Amir Salim and Fadilla, “Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anggun
Purnamasari,” Ekonomica Sharia: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Ekonomi Syariah 7, no. 1
(2021): hlm. 18., https://doi.org/https://doi.org/10.36908/esha.v7i1.268.
3
Selain inflasi masalah lainnya adalah pengangguran. Islam sangat
melarang umatnya menganggur. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia tidak luput dari bekerja. Ada banyak sekali jenis pekerjaan yang
dapat dikerjakan baik sesuai dengan keterampilan atau tidak. Bekerja
untuk memenuhi kebutuhan adalah pilihan manusia. Kebanyakan faktor
yang menyebabkan manusia memilih untuk tidak bekerja adalah karena
besaran gaji dan tidak sesuai dengan keterampilan. Allah sesungguhnya
sudah menjamin rezeki setiap hambanya, walaupun demikian bukan
berarti rezeki itu akan turun langsung menghampiri manusia tanpa ada
usaha sedikitpun dari manusia. Dalam hal ini islam bahkan sampai
menegaskan dalam hal pelarangan umatnya untuk menganggur agar
terhindar dari kemiskinan. Karena kemiskinan memungkinkan orang untuk
berbuat sesuatu yang merugikan untuk memenuhi kebutuhannya. Allah
berfirman dalam surah An-Nahl ayat 97:
صالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّبَ ۚةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن َ َم ْن َع ِم َل
ََما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن
“Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan”.
4
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ekonomi
konvensional memandang permasalahan ekonomi inflasi dan
pengangguran, serta bagaimana solusi yang diberikan oleh islam untuk
mengatasi permasalahan inflasi dan pengangguran
Ada banyak penelitian sebelumnya yang membahas mengenai inflasi
dan pengangguran dalam islam. Namun dalam penelitian dibahas lebih
mendetail mengenai inflasi dan pengangguran itu sendiri baik dari konsep,
indikator, serta dampaknya.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Library
Research.Library Research, yakni berupa penelitian yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan sebuah data atau karya tulis ilmiah yang
sesuai dengan topik yang dibahas dan mengumpulkan data yang bersifat
kepustakaan. Proses penelitian dengan mengunakan metode ini
melibatkan pencariaan literature di internet maupun perpustakaan dan dari
berbagai referensi lainya yang berhubungan dengan topik yang dibahas
yaitu masalah inflasi dan penganguran.
5
dengan kenaikan harga barang ataupun jasa secara umum, artinya jika
ada naiknya suatu jenis barang maka hal tersebut tidak termasuk kedalam
inflasi
Menurut Sukirno mengartikan inflasi sebagai suatu naiknya harga jual
barang dan jasa yang disebabkan oleh permintaan yang semakin
bertambah besar dibandingkan dengan penawaran barang yang ada
dipasar.
Inflasi secara umum berarti bahwa tingkat harga umum barang atau
jasa meningkat selama periode waktu tertentu. Inflasi dapat dipandang
sebagai fenomena moneter ketika nilai unit moneter suatu komoditas
menurun. Inflasi didefinisikan oleh ekonom modern sebagai kenaikan total
jumlah uang (nilai unit moneter dari tagihan) yang harus dibayar untuk
barang atau jasa.
Pengertian inflasi menurut ahli ekonomi modern adalah kenaikan total
jumlah uang yang harus dibayar untuk barang atau barang dan jasa (nilai
uang dolar). Sebaliknya, ketika nilai satuan hitung barang atau barang dan
jasa menurun, ini disebut deflasi. Inflasi dapat diukur dengan tingkat inflasi
(inflation rate), persentase perubahan tingkat harga umum.
Sejarah Inflasi
Byzatium berusaha untuk mengumpulkan emas serta mengekspor
barang sebanyak mungkin ke Negara lain.dan berusaha mencegah inpor
dari Negara lain untuk mengumpulkan uang dan emas sebanyak mungkin.
Namun pada akhirnya, orang perlu makan, membeli pakaian, membayar
alat transportasi, serta untuk menikmati hidup dengan cara
membelanjakan harat mereka yang mereka kumpulkan, sehingga
menurunkan tingkat harga komoditas mereka. Seperti Inggris setelah
perangnya dengan Napoleon (Perang Napoleon), Spanyol mengalami hal
yang sama setelah era "Conguistador". Inflasi pertama mata uang dinar
dimulai ketika Irak sedang dalam masa kejayaannya. Pada saat revolusi
harga di Eropa terjadi selama beberapa abad, dan baru nampak pola
kenaikan harga yang pertama kali diteliti di Italia dan Jerman pada tahun
1470 an (setelah terjadi wabah Black Death tahun 1349). Selanjutnya
inflasi melanda Eropa pada beberapa tahap, yang dimulai dari Negara
Inggris dan Prancis sekitar tahun 1480 an. Dalam beberapa dekade
berikutnya, ia meluas ke Semenanjung Iberia dan menginvasi Eropa Timur
pada abad ke-16. Tingkat harga bahan baku, terutama makanan,
6
meningkat pesat. Di Inggris, antara tahun 1480 dan 1650, harga kayu,
sapi, dan biji-bijian naik lima sampai tujuh kali lipat, dan harga komoditas
naik tiga kali lipat. Peningkatan 700% selama 170 tahun hal tersebut juga
hanya dihitung 1,2 % secara komulatif pertahunnya. Namun disisi lain
untuk upah meningkat kurang dari setengahnya yang mengakibatkan
masyarakat merasakan guncangan akibat inflasi. Pada daya beli uang dan
upah menurun pada tingkat yang sangat menghawatirkan. Semua kejadian
tersebut diakibatkan oleh menurunya produksi pertanian, adanya pajak
yang berlebihan, terjadinya manipulasi pasar, depopulasi, serta biaya
tenaga kerja yang sangat tinggi, hidup dengan gaya yang mewah,
banyaknya penganguran, embargo, serta banyaknya kariyawan yang
mogok kerja, dan terjadinya perang dengan jangka waktu yang lama.
Negara Perancis juga mengalami inflasi sekitar tahun 1870. Diyakini ada
korelasi kuat antara inflasi yang lebih tinggi dan produksi emas yang lebih
tinggi. Menurut Michael Chevalier, seorang ekonom Prancis abad ke-19,
pada tahun 1859 peningkatan pasokan emas dikaitkan dengan penemuan
tambang emas baru. Penurunan harga relatif emas, penurunan nilai riil
emas (inflasi), atau kenaikan tingkat harga semua komoditas selain emas.3
Sedangkan Dalam sejarah perekonomiannya, Indonesia pernah
mengalami inflasi yang sangat tinggi, terutama pada tahun 1960-an hingga
1990-an (inflasi selalu di atas 100%). Inflasi memuncak pada 136% pada
tahun 1966, karena defisit anggaran pemerintah yang dibiayai oleh
pencetakan uang kertas. Namun, tingkat inflasi pada tahun 1998-1999
merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia, sebesar 58%, dengan
20% akibat krisis mata uang tahun 1997. Inflasi 77,63% yang merupakan
inflasi tinggi 30%-100%.
Penyebab Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi antara lain:
1. Natural inflation dan human error inflation.
Natural inflation (Inflasi alamiah) adalah sebuah inflasi yang terjadi
secara alami tanpa ada campur tangan dari manusia maupun berbagai
macam penyimpangan yang dilakukan oleh para penguasa negara.
Contohnya saat bencana banjir terjadi, yang mana akan
3
Awaluddin Awaluddin, “Inflasi Dalam Prespektif Islam (Analisis Terhadap Pemikiran Al-
Maqrizi),” JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah) 16, no. 2 (2017): hlm. 5.,
https://doi.org/10.31958/juris.v16i2.973.
7
mengakibatkan gagal panen disemua persawahan yang terdampak
banjir, yang mana hal tersebut akan mengakibatkan kelangkaan bahan
pangan yang berdampak pada naik nya harga bahan pangan tersebut.
Pendapat Al-Maqrizi, saat terjadi bencana alam, berbagai kebutuhan
bahan pangan dan hasil bumi yang lainya akan mengalami gagal
panen, sehingga stok barang tersebut mengalami penurunan yang
sangat drastis yang mengakibatkan kelangkaan pada bahan pangan.
Di satu sisi, karna memiliki sifat yang sangat penting untuk kehidupan,
yang mana permintaan terhadap barang itu mengalami peningkatan,
yang mengakibatkan harga-harga barang itu melambung tinggi yang
jauh melapaui daya beli masyarakat. Hal tersebut akan berpengaruh
terhadap kenaiakn harga pada berbagai macam barang dan jasa yang
lainnya. Akibatnya, dalam melakukan transaksi ekonomi mengalami
kemacetan, atau bahkan bisa berhenti sama sekali. Yang akan
menimbulakan bencana kelaparan, banyaknya wabah penyakit hingga
sampai kematian. Situasi yang memburuk ini telah memaksa orang
untuk Mereka meminta pemerintah untuk segera menangani situasi
mereka. untuk pemerintah menghabiskan banyak uang untuk
menangani bencana Ini menyebabkan penurunan tajam di
Departemen Keuangan. Negara tidak menerima pendapatan yang
signifikan. Dengan kata lain, Pemerintah memiliki defisit anggaran dan
negara secara politik dan ekonomi menjadi tidak stabil dan runtuh
secara sosial pemerintah. Bahkan setelah bencana berakhir, Harga
terus naik. ini pertanda bencana kualitas sebelumnya yang
menyebabkan kegiatan ekonomi, terutama di sektor Produksi,
stagnasi. Dengan kembali normal, persediaan utama seperti padi tetap
datar tanpa meningkat. Meski jarang, ada peningkatan permintaan
yang tajam. harga sebagai akibatnya Komoditas ini naik, diikuti oleh
harga yang lebih tinggi Berbagai jenis barang dan jasa, seperti upah
dan gaji pekerja.4 Sedangkan human error inflation adalah inflasi yang
terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri, yang mana inflasi ini
terjadi dikarenakan sebab-sebab berikut: Pertama, adanya korupsi dan
buruknya administrasi. Kedua, adanya pajak yang terlalu tinggi. Ketiga,
serta melakukan pencetakan uang yang terlalu berlebihan yang
mengakibatkan uang tidak lagi bernilai.
4
Ahmad Syakir, “Inflasi Dalam Pandangan Islam,” Jurnal S3 IEF Trisakti Intake, no. 9 (2015):
hlm 13.
8
2. Actual/anticipated/expected inflation dan unanticipated/ unexpected
inflation
Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil adalah suku
bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Di sisi lain, jika terjadi inflasi
yang tidak terduga, tingkat bunga nominal pinjaman tetap tidak atau
tidak mencerminkan kompensasi atas pengaruh inflasi.
3. Demand pull inflation dan cost push inflation
Inflasi permintaan (Demand pull inflation) disebabakan oleh perubahan
yang terjadi pada sisi permintaan agregat terhadap barang dan jasa
didalam perekonomian. Cosh-push inflation merupakan inflasi yang
disebabkan oleh perubahan keseluruhan sisi penawaran barang dan
jasa dalam perekonomian.
4. Spiraling inflation,
Inflasi pada jenis ini merupakan inflasi yang sudah pernah terjadi
kemuadian terjadi lagi, yang mana inflasi sebelumnya terjadi akibat
dari inflasi yang terjadi lagi, begitupun seterusnya.
5. Imported inflation dan domest inflation.
Inflasi impor adalah inflasi di negara lain, bahkan di negara yang harus
menjadi price taker di pasar perdagangan internasional. Inflasi
domestik dapat dikatakan sebagai inflasi yang hanya terjadi di negara
tersebut, atau inflasi yang hanya terjadi di suatu negara yang
dampaknya kecil terhadap negara lain.
Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator yang dapat kita lihat untuk melihat apakah suatu
perekonomian sedang mengalami inflasi atau tidak. Indikator tersebut
antara lain yaitu:
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
IHK atau Indeks Harga Konsumen adalah sebuah indikator yang
berfungsi untuk mengambarkan naik turunya harga.IHK (Indeks Harga
9
Konsumen) menjelaskan harga barang dan jasa yang digunakan dan
dikonsumsi oleh masyarakat pada waktu atau priode tertentu, yang
mana perubahan IHK dari masa ke masa menggambarkan bahwa
pergerakan barang dan jasa yang digunakan oleh masyarakat.Indikator
inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen paling banyak digunakan di
Negara Indonesia serta Negara-negara lainnya.hal tersebut menyangkut
hal kesinambungan penyediaan data yang tersedia, yang mana memiliki
peran yang bisa mencerminkan kenaikan biaya dengan lebih baik untuk
kehidupan masyarakat. Namun, tingginya variabilitas pengerak yang
semakin tinggi, terdapat komponen dan jumlah komoditas termasuk
dalam hitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) serta tingginya efek dari
non- fundamental seperti efek musiman dan efek penerapan serta
kebijakan pemerintah tentang harga dan pendapatan dalam
perkembangan inflasi di Indonesia.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
IHPB adalah indikator yang mewakili pergerakan harga dari Komoditas
yang diperdagangkan di tingkat produsen daerah untuk jangka waktu
tertentu. IHK yang diamati adalah Produk akhir yang dikonsumsi
masyarakat di IHPB terpantau pada Bahan baku dan produk setengah
jadi yang menjadi pendapatan bagi produsen.
3. GDP Deflator
Prinsip dasar deflator GDP adalah membandingkan tingkat yang
berbeda. Pertumbuhan ekonomi nominal dan pertumbuhan riil.5
10
sasaran utama dari kebijakan ini adalah mengurangi jumlah uang
beredar serta mempersulit pemberian kredit kepada masyarakat. Untuk
itu ada empat cara yang dilakukan oleh bank sentral, yaitu: 7
a. Politik diskonto, yaitu dengan cara menaikkan tingkat suku bunga
agar masyarakat nantinya akan suka untuk menabung, dengan
begitu peredaran uang dimasyarakat akan berkurang dan inflasi akan
bisa untuk diatasi.
b. Politik pasar terbuka, yaitu upaya mengurangi jumlah uang beredar
dimasyarakat yang dilakukan dengan menjual surat-surat berharga.
c. Politik cadangan kas, yaitu dengan menaikkan cash ratio (rasio kas).
Pengurangan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah persediaan
pemberian kredit kepada masyarakat.
2. Kebijakan fiskal
Upaya pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan membuat
kebijakan fiskal yakni kebijakan terkait dengan pengeluaran dan
pendapatan dalam bentuk pajak pemerintah. Hal tersebut merupakan
upaya dari pemerintah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan
menurunkan pengeluaran pemerintah, mengadakan pinjaman bagi
pemerintah, menaikkan pajak serta menerbitkan Surat Utang Negara
(SUN).8
3. Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal
Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal untuk mengatasi inflasi
diwujudkan dengan cara meningkatkan hasil produksi, melakukan
penstabilan dan upah (penstabilan dilakukan dengan tidak sering
menaikkan gaji) serta melakukan pengendalian harga barang dan juga
distribusi barang-barang yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Meningkatkan hasil produksi dilakukan dengan membuat list
produksi yang menjadi prioritas atau dengan memberi subsidi kepada
produksi utama seperti bahan bakar dan makanan pokok berupa beras.
Adapun kebijakan mengenai upah yang dilakukan penstabilan dilakukan
karena kenaikan yang terlalu sering akan membuat daya beli meningkat
dan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang seluruhnya. 9
7
Reni Mulyani, “Inflasi Dan Cara Mengatasinya Dalam Islam,” Lisyabab : Jurnal Studi Islam
Dan Sosial 1, no. 2 (2020), hlm. 275., https://doi.org/10.58326/jurnallisyabab.v1i2.47.
8
Mulyani, hlm. 275.
9
Fadilla, “Perbandingan Teori Inflasi Dalam Perspektif Islam,” Islamic Banking 2, no. 2 (2017):
hlm.12., https://doi.org/https://doi.org/10.36908/isbank.v2i2.27.
11
Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam islam atau dalam ekonomi islam inflasi bukan merupakan
masalah utama dalam bidang ekonomi karena dalam ekonomi islam mata
uang yang digunakan adalah dinar dan dirham yang nilainya stabil dan
tidak terpengaruh. Namun kemungkinan terpengaruh masih mungkin
terjadi, yaitu saat nilai pada emas yang menopang nilai nominal pada dinar
mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya adalah
ditemukannya emas dalam jumlah yang besar. Inflasi memiliki dampak
buruk yang banyak bagi perekonomian yaitu: melemahkan semangat dan
sikap terhadap menabung, meningkatkan keinginan unntuk membeli
barang-barang mewah dan nonprimer, menyebabkan gangguan terhadap
fungsi uang yaitu pada tabungan dan uang muka serta pada unit
perhitungan, penumpukkan harta kekayaan, serta juga melakukan
investasi pada hal yang tidak produktif.
Inflasi terjadi akibat adanya kelangkaan, baik kelangkaan produksi
maupun distribusi meskipun tidak ada perubahan secara signifikan pada
permintaan. Terjadinya kekurangan pada produksi dan distribusi yang
mengakibatkan pasokan barang yang menjadi permintaan berkurang
sehingga memicu terjadinya kenaikan harga barang. Selain itu dalam
ekonomi islam inflasi juga disebabkan dari model perilaku bisnis dan
transaksi yang mengakibatkan biaya traksaksi mengalami peningkatan
yang juga berdampak pada kenaikan harga. Sebagaimana yang terjadi
pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab ada salah satu
kafilah yang melakukan perjalanan dagang ke luar negeri, mereka menjual
barang di luar negeri kemudian membeli barang-barang dari luar negeri
yang harganya lebih murah dari barang yang mereka jual untuk dibawa
kembali ke Madinah. Perbedaan harga jual dan harga beli itu membuat
mereka mendapat keuntungan, keuntungan tadi akhirnya masuk ke
Madinah dan membuatt pendapatan dan daya beli masyarakat Madinah
menjadi meningkat, peningkatan ini mengakibatkan naiknya tingkat harga-
harga barang secara keseluruhan. Mengetahui hal itu Khalifah Umar bin
Khattab kemudian menerapkan kebijakan melarang penduduk Madinah
untuk berbelanja barang-barang selama 2 hari berturut-turut hingga
akhirnya tingkat harga menjadi normal kembali. 10
10
Idris Parakkasi, “Inflasi Dalam Perspektif Islam,” Laa Maisyir Jurnal Ekonomi Islam 4, no. 2
(2018): hlm.45-47., https://doi.org/https://doi.org/10.24252/lamaisyir.v4i2.4420.
12
Kebijakan Ekonomi Islam dalam Inflasi
Kebijakan yang dapatdilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi
dalam ekonomi islam bisa dimulai dengan melakukan pendekatan terlebih
dahulu, pendekatan ini bertujuan untuk menghimbau masyarakat
mengenai inflasi. Pendekatan itu dilakukan diantaranya dengan cara: 11
1. Memberikan himbauan kepada masyarakat untuk hemat dalam
menggunakan uang dalam berbelanja.
2. Mendorong produsen untuk melakukan peningkatan produksi dalam
negeri.
3. Memberikan subsidi langsung kepada masyarakat.
4. Merenovasi dan membangun infrastruktur salah satunya seperti jalan
untuk memudahkan trasportasi yang memudahkan akses masyarakat
dalam proses distribusi.
5. Membuat aturan, untuk inflasi yang kecil pemerintah bisa mendorong
masyarakt untuk melakukan pertumbuhan ekonomi dengan membuka
usaha kecil-kecilan, adapun untuk inflasi yang besar dapat diatasi
pemerintah dengan kebijakan berikut ini:
a. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk mempengaruhi pendapatan,
harga juga tingkat kesempatan kerja. Kebijakan moneter tidak selalu
melalui pengurangan jumlah uang beredar. Pada suatu kondisi
kebijakan moneter bisa dilakukan melalui penambahan atau juga
pengurangan jumlah uang beredar untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Penentuan jumlah uang yang beredar harus
diselaraskan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam
perekonomian islam permasalahan inflasi memiliki perbedaan jika
dibandingkan dengan perekonomian konvensional, perbedaan itu
salah satunya adalah dari segi mata uang. Dalam perekonomian
islam mata uang yang digunakan adalah dinar dan dirham yang
memiliki keunggulan pada nilai instrinsik dibandingkan uang kertas
karena nilai intrinsik ini tidak terdapat pada flat money. Oleh karena
itu, jika melihat perbedaan ini faktor yang menjadi penyebab inflasi
11
Auliya Ahmad Suhardi and Khairina Tambunan, “Cara Mengatasi Inflasi Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Berdasarkan Presfektif Ekonomi Islam,” Salimiya: Jurnal Studi
Ilmu Keagamaam Islam 3, no. 1 (2022): hlm.33-34., https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya.
13
dalam perekonomian konvensional tidak akan terjadi dalam
perekonomian islam.12
b. Kebijakan fiskal
Inflasi dapat diatasi dan dicegah melalui kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal ini terkait kebijakan pengeluaran serta perpajakan
yang secara langsung memberikan pengaruh terhadap permintaan
total, oleh karena itu inflasi dapat diatasi dengan melakukan
pengurangan pada pengeluaran pemerintah dan permintaan total
akan mengalami penurunan sehingga inflasi dapat diatasi. Kemudian
kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau memperkecil
laju inflasi adalah dengan meningkatkan output. Jumlah output yang
meningkat akan tercapai ketika bea masuk diturunkan sehingga
jumlah barang dalam negeri akan bertambah dan bisa menurunkan
harga barang.
12
M. F. Junery, “Konsep Moneter Islam Solusi Terhadap Penanggulangan Goncangan (Shock)
Ekonomi,” IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita 1, no. 1 (2012): hlm. 104-106.,
http://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/6.
13
Basrowi et al., “Pengangguran (Perspektif Teoretis),” STIE, 2018, hlm. 1-2.
14
pekerja yang tidak menjalankan pekerjaannya secara optimal yang biasa
disebabkan oleh sakit, hamil, infalid/ difabel, dan lain-lain. 14
صالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّبَ ۚةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن َ َم ْن َع ِم َل
ََما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن
“Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan”
15
juga kebijakan politik agar dapat memenuhi tujuan dengan baik.
Mewajibkan warganya yang dalam usia aktif kerja untuk dapat melakukan
pekerjaan dengan baik. Tidak lupa meyiapkan fasilitas penunjang dan
menyediakan lowongan serta kesempatan kerja. Sebab Negara memiliki
kewajiban dan tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan pokok.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Jumu’ah ayat 10:
ض ِل هّٰللا ِ َو ْاذ ُك رُوا هّٰللا َ َكثِ ْي رًا لَّ َعلَّ ُك ْم
ْ َض َوا ْبتَ ُغ وْ ا ِم ْن ف ٰ َّ ت
ِ ْالص لوةُ فَا ْنت َِش رُوْ ا فِى ااْل َر ِ ُفَ اِ َذا ق
ِ َض ي
َتُ ْفلِحُوْ ن
“Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi,
carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung”.
16
semakin dikenal dan sebagainya. Dengan memberikan suatu apresiasi
akan menumbuhkan rasa semangat seseorang dalam menumbuhkan
dan mengembangan potensi dirinya. Dengan dukungan dari
pemerintahan maka akan membuat suatu usaha yang dijalani menjadi
berkembang dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang
lain.
3. Membangun fasilitas dan juga infrastruktur yang dapat mendukung
kegiatan seperti transportasi (darat, laut, udara), jaringan listrik,
jaringan telekomunikasi, sehingga dapat meningkatkan ketertarikan
pada investor. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai
membuat banyaknya investor yang tertarik sehingga membuat
peningkatan pada perekonomian Negara. Dengan berjalannya dengan
baik suatu produksi dan distribusi ekonomi dapat membuat
permasalahan pengangguran dapat teratasi karena banyaknya
lapangan yang tersedia.16
16
Imamudin Yuliadi, Teori Ekonomi Makro Islam, ed. 1. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2019), hlm. 255-257.
17
kerja yang disediakan lebih besar ketimbang jumlah tenaga kerja yang
diminta.
Dampak-Dampak Pengangguran
Beberapa dampak dari pengangguran
1. Pengangguran terhadap perekonomian Kemakmuran dibidang
perekonomia terhadap masyarakatnya menjadi salah satu tujuan dari
suatu Negara. Dengan adanya tingkat pengangguran yang tinggi maka
membuat perekonomian menjadi terganggu dan menimbulkan berbagai
masalah dan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu:
a. Membuat kesejahteraan para masyarakat menjadi susah dicapai
karena pengangguran. Tingkat kemakmuran para masyarakat yang
diperoleh lebih sedikit ketimbang tingkay yang ditargetkan untuk
diraih.
b. Dengan meningkatnya pengangguran membuat pajak yang
diperoleh oleh pemerintah menjadi berkurang, dengan begitu
membuat pemerintah mengalami kendala dalam kegiatan
pembangunan.
c. Pengangguran dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. kondisi
seperti ini membuat perusahan enggan melakukan investasi
kedepannya.
18
mereka tetap memperoleh pendapatan untuk digunakan dalam
memenuhi keperluan sehari-hari.
b. Keterampilan yang dimiliki pun menjadi tidak terasah karena
menjadi pengangguran membuat keterampilan lama tidak
diperaktekkan.
c. Pengangguran juga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
antara politik dan sosial. Pengangguran yang meningakat membuat
para masyarakat menjadi kurang percaya terhadap pemerintah.
Dapat diambil kesimpulan dampak pengangguran terhadap
masyarakat atau indivudi ialah membuatnya tingginya tindakkan
kriminalitas dan kurangnya keamanan.
E. Kesimpulan/Penutup
Inflasi dan pengangguran adalah indikator dari pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan daya beli
masyarakat menurun dan perekonomian menjadi melemah. Tingkat inflasi
harus sesuai dengan daya beli masyarakat. Begitupula dengan
pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu negara juga
akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Islam tidak mengenal istilah inflasi dalam perekonomiannya, karena
mata uang yang digunakan dalam islam adalah dinar dan dirham yang
nilainya senantiasa stabil sehingga terhindar dari inflasi. Islam juga sangat
melarang umatnya untuk menganggur karena takut akan terjerumus
kepada kemiskinan yang sangat mudah untuk melakukan perbuatan yang
merugiikan.
F. Reference
19
2, no. 2 (2017).
Parakkasi, Idris. “Inflasi Dalam Perspektif Islam.” Laa Maisyir Jurnal Ekonomi
Islam 4, no. 2 (2018).
Yosefi, Sari Wahyuni | Chentia Misse Issabella Dyah Woro Kartiko Kusumo
Wardani | Nursyahid Siregar Agustina Ida Pratiwi | Rini Febrianti Okti
Satria Eviyani Margaretha Manungkalit Rina Julianti Bina Melvia Girsang
| Rahmawati Wahyuni Jasmawati | Yosefina F. Novi. “Inflasi Dan
Pengangguran Dalam Ekonomi Islam,” no. 90500120109 (2023): 1–14.
20