Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Definisi bidan

Definisi bidan menurut International Confederatin of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh
seluruh organisasi bidan di seluruh dunia dan diakui oleh WHO dan Federation of International
Gynecologist Onstetrition (FIGO). Definisi terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27 pada bulan Juli
dtahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut : Bidan adalah seorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di Negara nya telah lulus dari pendidikan tersebut,
serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktek bidan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan tetapi juga terhadap keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup antenatal dan
persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksul atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak (Rahmawati,2012).

2.2 Profesi bidan

Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi semangat, membesarkan hati, dan mendampigi, serta menolong ib melahirkan sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut keilmuan, metode kerja, standart praktik pelayanan, serta
kode etik profesi yang dimilikinya.

2.2.1 Ciri profesi bidan :

1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan
yang menjadi tanggungjawabnya secara profesional.
2. Bidan memiliki alat yang dijadikan penduan dalam menjalankan profesinya yaitu Standar
Pelayanan Kebidanan ,Kode Etik ,dan Etika Kebidanan.
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kehidupan
masyarakat.
6. Bidan memiliki organisasi profesi.
7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat.
8. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan
(Soepardan, 2008).

2.2.2 Kode etik bidan Indonesia


1. Deskripsi kode etik bidan Indonesia
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internaldan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komperehensif suatu profesi
yang memberikn tuntunan bagi anggota dalam pelaksanaan pengabdian profesi.
2. Kode etik bidan Indonesia
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannyadalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2) Setiap bidan dalam tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas, dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
3) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, hak
klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien
4) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasar kemampuan yang dimilikinya
5) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal

b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya


1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat, sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasar kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiban memberikn pertolongan sesuai dengan kewenangan
dalam mengambil keputusan termasuk dalam mengadakan konsultasi dan atau
rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klie

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidandalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya


1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendir
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penamilan diri

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air


1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, kususnya dalam pelayanan
kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada
pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga (PerMenKes 369, 2007)

2.3 MPEB dan MPA


Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan
Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang memiliki tugas :
1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan pengurus
pusat
2. Melaporkan hasil kegiatan bidangtugasnya secara berkala
3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat
4. Membentuk tim teknis sesuai dengan kebutuhan, tugas dan tanggungjawabnya
ditentukan pengurus

MPEB dan MPA bertugas untuk mengkaji, menangani dan mendampingi anggota yang
mengalami permasalan dan praktik kebidanan serta masalah hokum. Kepengurusan MPEB dan
MPA terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara dan anggota.

Yang dapat dilakukan dalam kode etikamenuntun/panduan untuk disiplin profesi :


a. Menuntun tingkah laku
b. Menawarkan suatu kerangka kerja yang dapat meningkatkan kapasitas dalam
c. Pengambilan keputusan moral yang efektif
Yang tidak dapat dilakukan :
a. Tidak menjamin etika praktek praktik atau pengambilan keputusan
b. Tidak dapat mencegah timbulnya hal-hal yang tidak berguan
c. Tidak dapat dipindahkan dari tanggungjawab bidan
d. Tidak dapat menjamin kasus tertentu merupakan yang benar

Persyaratan kode etik :


a. Keterlibatan dan pemikiran penting (waktu dan alas an moral)
b. Kemampuan (kapasitas dan kemauan) mengambil keputusan
c. Keterlibatan menjadi contoh moral yang baik

Berdasarkan pertimbangan yang ada seorang bidan berhak :


1. Mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
2. Bekerja sesuai dengan standart profesi disetiap tingkat/ jenjang pelayanan kesehatan
3. Menolak keinginan pasien atau klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undanagan, kode etik profesi
4. Mempunyai privasi, menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien,
keuarga maupun profesi lain
5. Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan jenjang karirdan jabatan yang sesuai
6. Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan diri, baik melalui pendidikan maupun
pelatihan
7. Mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai (Susanti dan Sujianti,2009).

2.4 Definisi sanksi

sanksi berarti imbalannegatif, imbalan yang berupa pembebanan/penderitaan yang ditentukan oleh
hokum atau aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan
hak/kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi. Dalam organisasi profesi kebidanan
terdapat Majelis pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA).
Tugas dan wewenang MPEB dan MPa adalah memberikan bimbingan dan pembinaan serta
pengawasan etik profesi, meneliti dan menentukan adanya kesalahan atau kelalaian bidan
dalam memberikan pelayanan. Etik profesi adalah norma-norma yang berlaku bagi bidan dalam
memberikan pelayanan profesi seperti yang tercantum dalam kode etik bidan (Soepardan,
2008).
2.5 Tujuan sanksi
2.6 Jenis sanksi
Sesuai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2017
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN.
BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 46

(1) Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan/atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik bidan sesuai dengan kewenangan
masingmasing.

(2) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengikutsertakan organisasi profesi.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan
mutu pelayanan, keselamatan pasien, dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang
dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

(4) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan tindakan administratif kepada
bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik.

(5) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. teguran lisan

b. teguran tertulis

c. pencabutan SIP untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun atau

d. pencabutan SIPB selamanya

2.7 Contoh sanksi bidan

Anda mungkin juga menyukai