Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN TRY OUT 1

SEJARAH PANCASILA
1) Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta: Panca = Lima, Sila = dasar, asas, prinsip,
tertuan pada kitab Negarakertagama karangan mpu prapanca. (usulan Muh. Yamin)
A. Latar Belakang Sejarah Pancasila
- Di akhir perang Pasifik, kekalahan Jepang semakin jelas. Pada tanggal 7 September
1944, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa
Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam
perang yang disebut Jepang sebagai "Perang Asia Timur Raya" itu. Dengan cara
itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai
penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret 1945 pimpinan pemerintah
pendudukan militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan
dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia" (BPUPK) - Dokuritsu Junbi Cosakai.
- Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan
hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna
mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.
- diresmikan pada tanggal 29 April 1945 (bertepatan dengan ulang tahun Kaisar
hirohito), dan diketuai oleh K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil
Ichibangase Yoshio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
- Selama BPUPK berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPK, dan
juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah
BPUPK.
a. Sidang Resmi Pertama ( 29 April – 1 Juni 1945)
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus seremonial
pembukaan masa persidangan BPUPK yang pertama di gedung Chuo Sangi In di
Jakarta, yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung
Volksraad dan kini Gedung Pancasila. tujuan untuk merumuskan dasar negara
Indonesia, membahas bentuk negara Indonesia serta filsafat negara Indonesia
merdeka.

a) Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik
Indonesia, yaitu:
“1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan;
dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.
b) Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan
gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang
beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu:
“1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Keseimbangan lahir batin; 4. Musyawarah; dan
5. Keadilan Sosial”.
c) Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan
mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau
namakan "Pancasila", yaitu:
“1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3.
Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”.

"Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3.


Ketuhanan Yang Berkebudayaan”

"Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”

1 Juni ditetapkan sebagai Hari Pancasila.

 Panitia Sembilan
Tugas : bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPK
mengenai dasar negara Republik Indonesia.
1) Ir. Soekarno (ketua)
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4) Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
5) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
6) Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
7) Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
8) Haji Agus Salim (anggota)
9) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) – A.A Maramis
maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu
dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang
kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter"
b. Sidang Resmi Kedua ( 10 Juli – 17 Juli 1945)
membahas terkait rancangan Undang-undang Dasar sebagai dasar negara dan
bentuk negara.
Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar
yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu:

1) Pernyataan tentang Indonesia Merdeka


2) Pembukaan Undang-Undang Dasar
3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai
"Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi:
 Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-
Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang
adalah wilayah Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta
wilayah negara Brunei Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang
adalah wilayah negara Timor Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,
 Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
 Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
 Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih,
 Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
- PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPK dibubarkan karena dianggap telah dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang
Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu
Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
 Pada tanggal 9 agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka mempersiapkan
indonesia Merdeka dan mengesahkan UUD 1945 dengan diketuai oleh Ir.
Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta
 PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentukan negara
- Zaman Kerajaan Majapahit sekitar abad 14, tertuang pada kitab Negarakertagama
karangan Empu Prapanca dan kitab Sutasoma karangan Empu Tantular

1. Kesatuan sila – sila Pancasila


Cabang – cabang fildafat pokok :
a. Metafisika : yang berkaitan dengan persoalan tentang hakikaat yang ada (segala
sesuatu yang ada)
b. Epistemologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
c. Metodologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah
d. Logika : berkaitan dengan persoalan penyimpulan
e. Etika : yang berkaitan dengan persoalan moralitas
f. Estetika : yang berkaitan dengan persoalan keindahan
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu secara keseluruhan merupakan
kesatuan yang utuh. Ciri – cirinya :
1) Suatu kesatuan bagian-bagian
2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ( tujuan
sistem )
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu asa sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Seatuan sila – sila pancasila :
a) Susunan kesatuan sila – sila pancasila berisfat organis
Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. Maka
panacasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal.
b) Susunan kesatuan pancasila yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal

 Rumusan Pancasila yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal


1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwain sila
Ketuhanan yang maha Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
3. Sila ketiga : persatuan indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai sila – sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
4. Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai sila – sila sila kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai oleh sila – sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan indonesia, : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 Kesatuan sila – sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat


1. Dasar Antropologis (Hakikat Manusia) sila – sila Pancasila
2. Dasar Epistemologis (pengatahuan) Sila – sila Pancasila
3. Dasar Aksiologis (nilai) Sila – sila Pancasila

TAP MPRS No. XX/MPRS/1966


Dalam TAP MPRS Nomor XX/MPRS/1966 diuraikan bahwa perwujudan sumber dari segala
sumber hukum Republik Indonesia adalah:
1. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Dekrit presiden 5 Juli 1959.
3. Undang-undang Dasar.
4. Surat Perintah 11 Maret 1966.
Tata Urutan Peraturan Perundangan dalam TAP MPRS Nomor XX/MPRS/1966 Dalam TAP
MPRS Nomor XX/MPRS/1966 diatur tata urutan peraturan perundangan, yaitu :
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.
2. Ketetapan MPR
3. Undang-undang atau Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
4. Peraturan Pemerintah.
5. Keputusan presiden.
6. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: Peraturan menteri. Instruksi
menteri. dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai