Rahmaaul21@yahoo.com , saifudin@iainsalatiga.ac.id
Abstract
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan gaya hidup
terhadap perilaku konsumtif anak kos di kalangan mahasiswa. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini menemukan bahwa pendapatan gaya hidup memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku konsumtif padda mahasiswa dengan nilai regresi 0.887 dengan
tingkat signifikansi 0.000.
Penelitian jurnal ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang
dapat mempengaruhi uang saku dan gaya hidup dengan perilaku konsumtif anak kos dalam
kehidupan sehari-harinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di IAIN
Salatiga. Pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Ada 104
responden dalam penelitian ini sebagai sampel. Analisis data menggunakan bantuang program
SPSS.
A. Pendahuluan
Perkembangan pada zaman globalisasi ini pertumbuhan ekonomi mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Hal ini disertai dengan semakin tingginya pada tingkat
konsumsi di kalangan masyarakat. Pada dasarnya konsumsi dilakukan agar memenuhi
kebutuhannya, namun pada saat ini masyarakat menjadi sangar konsumtif terhadap apapun
yang dilihatnya tanpa memandang hal tersebut merupakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari hari atau masyarakat melakukan konsumsi itu hanya untuk memenuhi suatu keinginan.
Saat ini masyarakat tidak akan lepas dari perilaku konsumtif. Menurut Sujanto (2007) gaya
hidup yang berorientasi pada kesenangan tidak terlepas pada pola perilaku konsumtif.
Ada factor dalam terjadinya perilaku konsumtif adalah pendapatan. Menurut Sadono
Sukirno (2011) pendapatan adalah jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan yang dimaksud dalam lingkup
mahasiswa diperoleh dalam bentuk uang saku atau pemberian yang berasal dari orang
tua/keluarga, beasiswa dan pendapatan bekerja sambil kuliah. Sebagian besar mahasiswa lebih
mementingkan menghabiskan uang saku yang dimiliki itu untuk membeli berbagai macam
barang bermerk untuk mengikuti perkembangan trend masa kini agar dapat mengangkat harga
dirinya setelah memakai barang-barang dengan merek yang terkenal dan diakui oleh teman-
temannya disbanding untuk membeli perlengkapan dalam proses pembelajaran perkuliahan.
Gaya hidup dibentuk, diubah, dikembangkan sebagai hasil dari interaksi antara disposisi
habitus dengan batas serta berbagai kemungkinan realitas. Dengan gaya hidup individu
menjaga tindakan-tindakannya dalam batas dan kemungkinan tertentu (Adlin, 2006:53-54
dalam Sugihartati, 2010:43).
Institute Agama Islam Negeri Salatiga ono merupakan kampus yang berada di tengah-
tengah Kota Salatiga ini yang sangat dekat dengan tempat-temapat perbelanjaan. Kondisi ini
tidak menutup kemungkinan pada mahasiswa salatiga ini berperilaku konsumtif. Berdasarkan
observasi yang dilakukann oleh peneliti ini bagaimana mahasiswa menunjukkan bahwa
mereka lebih senang menghabiskan waktunya untuk pergi ke tempat perbelanjaan atau
nongkrong di kafe yang berada disekitar Salatiga.
B. Literature Review
1. Uang Saku
Menurut Collins dictionary.com, uang saku merupakan sejumlah kecil uang yang
diberikan kepada anak-anak oleh orang tua sebagai tunjangan dalam jangka waktu
mingguan (pocket money is a small weeky sun of money given to children by parents as
allowance).
Uang saku dapat mempengaruhi factor pengeluaran tingkat konsumsi terhadap
mahasiswa, dengan pendapatan uang saku yang berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang
diterimanya setiap hari minggu atau bulanan. Sebagian besar mahasiswa menggunakan
uang saku pendapatan dari orang tua digunakan untuk berkonsumsi dalam periode waktu
tertentu
Uang saku merupakan factor yang dapat mempengaruhi pengeluarakan konsumsi
mahasiswa, dengan rata-rata pendapatan uang saku yang berbeda-beda dari setiap
mahasiswa yang diterimanya setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulannya. Sebagaian
besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang didapatnya untuk digunakan dalam
berkonsumsi dalam periode waktu tertentu, sehingga uang saku dan pengeluaran
konsumsinya berbanding lurus (Syahrina, 2008 dikutip dalam Karoma)
2. Gaya Hidup
Pada dasarnya, perilaku merupakan hasil dari suatu pembelajaran. Menurut
Walgito dalam Wahyuni, (2009:138) bahwa pembentukan perilaku sebagai hasil belajar
dilakukan dengan tiga cara, yaitu melalui pembiasaan, pengertian, dan model. Konsumsi
sendiri, oleh Samuelson dan Nordaus dalam Maulidya, (2013:2) memiliki arti
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa akhir yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Jadi, Perilaku konsumsi dapat dikatakan sebagai hasil belajar seseorang
melalui pembiasaan, pengertian, dan modelling dalam hal mengelola pengeluaran yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Istilah budaya konsumen, Fatherstone (1985)
dalam Sugihartati, (2010:47-48) menyatakan bahwa, tidak diartikan sebagai suatu
penilaian yang berbicara tentang sifat pasif konsumen yang digiring dan serba mudah
diatur. Gaya bukanlah ekspresi lokasi kelas, akan tetapi suatu sistem yang memadai, yang
mengkomunikasikan identitas kultural dan perbedaan kultural (Storey, 2007:153 dalam
Sugihartati, 2010:47-48).
Gaya hidup dibentuk, diubah, dikembangkan sebagai hasil dari interaksi antara
disposisi habitus dengan batas serta berbagai kemungkinan realitas. Dengan gaya hidup
individu menjaga tindakan-tindakannya dalam batas dan kemungkinan tertentu (Adlin,
2006:53-54 dalam Sugihartati, 2010:43).
3. Perilaku Konsumtif
Perilaku mengkonsumsi suatu barang bukan berdasarkan kebutuhan melainkan
atas dasar faktor keinginan dikenal dengan perilaku konsumtif. Menurut Hotpascaman
(2010) perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk mengkonsumsi tanpa
batas dan lebih mementingkan faktor keinginan daripada faktor kebutuhan.
Perilaku konsumtif tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa saja, tetapi juga
terjadi pada remaja (Imawati, 2013). Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kelompok
remaja termasuk mahasiswa. Mahasiswa seharusnya mengisi waktunya dengan
menambah pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian, serta mengisi kegiatan mereka
dengan berbagai macam kegiatan positif sehingga akan memiliki orientasi ke masa depan
sebagai manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa, tetapi kehidupan kampus
telah membentuk gaya hidup khas di kalangan mahasiswa dan terjadi perubahan budaya
sosial yang tinggi yang membuat setiap individu mempertahankan polanya dalam
berkonsumtif.
4. Hubungan Uang Saku dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Anak Kos pada
Mahasiswa
Uang saku merupakan pendapatan yang didapatkan mahasiswa dari pemberian
orang tua, beasiswa atau pun hasil dari bekerja mereka sendiri uang saku merupakan
factor pertama dalam pengaruh tingkat konsumtif pada anak kos di kalangan mahasiswa.
Dengan uang saku yang berbeda-beda ini juga sangat mempengaruhi gaya hidup anak kos
pada kalangan mahasiswa terhadap perilaku konsumtif sehari-hari.
Gaya hidup pada masa kini menjaddi sebuah trend atau identitas yang dapat
mengukur tingkat kemapanan dalam melakukan gaya hidup mereka. Zaman milenial ini
mahasiswa ini tidak ingin ketinggalan jaman dan akan terus mengikuti trend yang ada
pada masa sekarang atau masa yang akan datang. Jadi semua itu tergantung bagaimana
mereka bergaul dengan siapa, apabila mereka bergaul dengan teman- teman yang high
class maka ia juga akan mengikuti bagaimana gaya hidup teman-temannya.
Mahasiswa yang berada dalam status ekonomi kelas keatas cenderung memiliki
gaya hidup yang berbeda dengan mahasiswa yang berada dalam status ekonomi kelas
kebawah. Mahasiswa yang berada dalam status ekonomi kelas keatas cenderung bergaya
hidup hedonisme, karena mahasiswa mudah dalam mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan pertanyaan yang tertutup. Kuisioner
didistribusikan secara tertutup menggunakan purposive sampling non-probabilitas.
Teknik pengambilan sampel ini adalah untuk memilih sampel dengan menentukan
kriteria tertentu (sumber). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
satu jenis. Yaitu responden adalah terdiri hanya terdiri dari kalangan mahasiswa yang ada
di Kota Salatiga. Penelitian ini didistribusikan secara on
Demografis Persent
ase
Jenis Kelamin
Laki-laki 19.2
Perempuan 80.8
Lokasi
Kampus 1 IAIN SALATIGA 61.5
Kampus 2 IAIN SALATIGA 8.7
Kampus 3 IAIN SALATIGA 29.8
Usia
17 2.9
18 2.9
19 26.0
20 45.2
21 14.4
22 4.8
23 2.9
25 1.0
Pendapatan
<500.000 43.3
500.000 – 1.000.000 43.3
1.000.000 – 1.500.000 7.7
1.500.000 – 2.000.000 2,9
>2.000.000 2.9
Pengeluaran
<500.000 70.6
500.000 – 1.000.000 31.7
1.000.000 – 1.500.000 3.8
1.500.000 – 2.000.000 2.9
Pengujian Nilai
Contoh Kecukupan KMO 0.953
Bartlett dari Kota Spher i 0.000
Berdasarkan Tabel 2 dalam pengujian KMO dan Bartlett dapat
dilihat bahwa nilai KMO sama dengan 0.953 yang berarti baik. Sedangkan
nilai Bartlett dari Sphercity sama dengan 0.000 yang berarti hassilnya
signifikan. Dalam memeriksa validitas ini, dapat dilihat bahwa instrument
penelitian ini valid.
Indikator Memua
t
Gaya Hidup (CR=0.963)
Suka menjadi pusat perhatian 0.956
Cenderung melakukan atas desakan hati 0.956
Kurang rasional dalam bertindak 0.953
Cenderung mengikuti trend 0.957
Mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang 0.958
menyenangkan 0.956
Menghabiskan uang hanya untuk
bersenang-senang
Perilaku Konsumtif (CR=0.948)
Membeli produk karena iming-iming hadiah 0.926
Membeli produk karena kemasannya 0.929
menarik 0.921
Memakai produk karena unsur konformitas
terhadap model yang mengiklankan 0.950
Membeli produk dengan harga mahal akan
menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi
D. Hasil Penelitian
F. Referensi
Astiningrum, Risa. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Dan Literasi Keuangan Terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Prodi PJKR UPGRIS. Universitas PGRI Semarang.
Damayanti, Alia Muhlis. (2014). Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku
Konsumtif Pada Mahasiswi Indekost Mewah Di Kecamatan Kartasura. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Julian. (2016). Pola Konsumsi Mahasiswa Indekos Di Universitas Lampung (Studi Kasus
: Mahasiswa S1 Reguler Feb Unila). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Lampung.
Karoma, Agustina Resi. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola
Konsumsi Mahasiswa Indekos Di Kota Makassar. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Perkasa, Agung Andi. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa Unhas. Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Sari, Novita Erlina dan Dwi Nila Andriani. (2018). Hubungan Jumlah Uang Saku
Dengan Gaya Hidup Hedonis Mahasiswa di Kota Madiun. Universitas PGRI
Madiun. Jurnal, Vol.6. Nomor 2 (2018)80-84.
Sutriati, Sri Kartikowati, dan RM Riadi. 2018. Pengaruh Pendapatan Dan Gaya Hidup
Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fkip Universitas Riau. Jurnal, Jom Fkip Volume 5 Edisi 1 Januari – Juni
2018.
Wahidah, Nurul, Herkulana dan Achmadi. (2013). Pengaruh Perilaku Konsumtif
Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Pendidikan Enonomi FKIP UNTAN. Artikel,
Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi FKIP Untan.
Wahyudi, Andreas Yosi Hayu. (2017). Pengaruh Uang Saku Dan Gaya Hidup Terhadap
Minat Menabung. Skripsi. Yogyakarta, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
.Dharma.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL
PENDIDIKAN FORMAL
PENGALAMAN KERJA
Tahun Jabatan / Bidang Pekerjaan
………. …………………………………………………………….
………. …………………………………………………………….
………. …………………………………………………………….
………. …………………………………………………………….