Setiap individu yang hidup selalu berhubungan dengan orang lain. Cara masing-masing
individu dalam berhubungan dengan orang lainpun berbeda-beda. Proses hubungan yang
dilakukan ini disebut dengan berkomunikasi. Komunikasi tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Komunikasi akan terus dilakukan oleh tiap individu hingga akhir
hayatnya. Antara satu individu dengan individu lainnya pasti melalukan komunikasi. Hanya
saja, komunikasi yang dilakukan tiap individu bisa berbeda-beda.
Bicara tentang komunikasi tidak akan terlepas dari topik sosial lainnya yang dilakukan
oleh individu. Sayangnya, saat ini banyak individu yang tidak tahu menahu tentang kegiatan
yang dilakukan sebenarnya adalah kegiatan berkomunikasi. Banyak dari individu salah
mempersepsikan komunikasi sebagai sesuatu yang sulit dan berbelit-belit.
Selain itu, Menjaga komunikasi yang baik adalah cara yang paling ampuh untuk
menghindari konflik atau masalah yang timbul disebabkan oleh kurangnya pemahaman orang
tua terhadap perilaku dan sikap yang dimiliki oleh individu. Sehingga, banyak individu yang
kurang menjalin komunikasi yang baik dengan individu lain mengakibatkan penyesuain diri
dalam lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah kurang baik. Komunikasi yang terjalin
dengan apik antara individu, akan menghasilkan kekompakan, saling pengertian dan hubungan
lebih terjalin harmonis dalam suatu hubungan.
Project ini akan penulis beri nama “MagiComm”. “MagiComm” adalah sebuah media
yang akan memberi informasi seputar dunia komunikasi kepada khalayak. Informasi yang
disajikan pun akan dikemas dengan menarik, sehingga terlihat kreatif dan menggugah minat
khalayak untuk memahami dunia komunikasi kedepannya. Media ini tidak hanya berupa
tulisan saja, tetapi penulis akan menyuguhkan gambar dan suara dalam memberikan informasi
kepada khalayak. Sehingga “MagiComm” mampu menjadi fasilitas bagi masyarakat era saat
ini untuk mengeksplor dunia komunikasi.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Komunikasi Efektif
Sebagian besar orang beranggapan bahwa berkomunikasi itu sesuatu hal yang mudah
dilakukan, mengingat semenjak kecil kita sudah biasa melakukannya. Namun dalam konteks
tertentu, terutama jika komunikasi yang ingin kita lakukan bertujuan untuk mendapatkan efek
dari komunikan, maka kita akan berfikir dua kali untuk mengatakan bahwa berkomunikasi itu
mudah. Jangan-jangan kita justru akan mengalami kesulitan yang luar biasa dalam melakukan
komunikasi, terlebih jika efek dimaksud sesuai dengan yang kita inginkan, dan pada
komunikan yang jumlahnya banyak. Dalam kondisi demikian, tentu ada beberapa syarat yang
harus kita penuhi sebagai seorang komunikator agar pesan yang akan kita sampaikan tadi
didengar oleh komunikan dan menghasilkan efek tertentu. Terpenuhinya syarat-syarat itu
dengan sendirinya akan membuat komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif.
Dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” khususnya pada Bab 3 tentang Efek
Komunikasi Massa, Wiryanto menegaskan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat menghasilkan efek-efek atau perubahanperubahan
sebagaimana yang diinginkan komunikator, seperti perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Perubahan-perubahan di pihak komunikan itu dapat diketahui melalui tanggapan-
tanggapan yang diberikannya sebagai umpan balik atau feedback. Terjadinya feedback dalam
proses komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu feedback langsung (immediate feedback) dan
feedback tidak langsung (delayed feedback).
Feedback langsung terjadi dalam komunikasi tatap muka, dimana komunikator dan
komunikan saling berhadapan, sehingga feedback yang terjadi dapat diterima komunikator saat
itu juga. Sedangkan feedback tidak langsung terjadi pada komunikasi bermedia (cetak maupun
elektronika), seperti komunikasi melalui suratkabar, radio, televisi, film, dan sebagainya,
dimana komunikator baru dapat mengetahui tanggapan komunikan setelah komunikasi selesai.
Bahkan terkadang tanggapan itu diterima komunikator selang beberapa hari kemudian.
Dalam bukunya How Communication Works?, Wilbur Shramm juga mengetengahkan
apa yang disebut sebagai the condition of success in communication. Disitu Schramm
menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang komunikator menyiapkan pesan
komunikasi yang efektif. Menurutnya, pesan yang menarik adalah pesan yang memiliki
keterkaitan dengan sesuatu yang dibutuhkan komunikan sekaligus memberikan caracara untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut. Jika pesan tidak terkait dengan kebutuhan komunikan,
terlebih tidak memberikan cara bagaimana mendapatkan kebutuhan yang dimaksudkan, maka
pesan yang disampaikan komunikator itu dianggap tidak penting, dan karena dianggap tidak
penting maka komunikan tidak akan memperhatikan pesan tersebut. Oleh karenanya, sebelum
menyampaikan pesan komunikasinya, komunikator hendaknya melakukan identifikasi
kebutuhan yang diinginkan audience (komunikan).
Disamping itu, komunikan juga akan tertarik dengan pesan-pesan yang memberikan
solusi bagaimana cara memecahkan masalah yang sedang dialaminya. Terlebih jika
permasalahan tersebut pernah dialami langsung oleh komunikator, dan berhasil diatasinya.
Maka solusi pemecahan masalah itu akan dianggap sebagai sesuatu yang penting dan menarik
oleh komunikan. Disini perlu adanya upaya identifikasi permasalahan oleh komunikator
sebelum menyampaikan pesan komunikasinya kepada audience.
Pada ranah ini, komunikator seringkali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
permasalahan di lapangan. Kesulitan mengindentifikasi permasalahan itu disebabkan oleh
faktor budaya, faktor psikologis, dan sebagainya. Selain itu, pesan harus mudah difahami oleh
komunikan. Dalam menyampaikan pesan ini biasanya dipengaruhi oleh faktor semantis, yakni
menyangkut penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan fikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan. Agar komunikasi berjalan lancar, maka gangguan semantic
ini harus diperhatikan oleh komunikator, sebab jika terjadi kesalahan ucap atau kesalahan tulis,
maka akan menimbulkan salah pengertian (mis-understanding), atau salah tafsir
(misinterpretation), yang pada gilirannya dapat menimbulkan salah komunikasi
(miscommunication).
Daftar Pustaka
Suprapto, T., Ilmu Komunikasi : Teori dan Perkembangannya, 1994, MMTC Press Yogyakarta
Uchjana Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1992, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya –
Bandung
Uchjana effendi, Onong, Dinamika Komunikasi, 2004, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung