Anda di halaman 1dari 1

Perguruan Tinggi Dibawa ke Era Industri, Bagaimana Penerapannya?

Zaman yang cepat berubah mengharuskan kaum akademik juga mengikutinya untuk
menaklukan dunia. Hal itu harus ditangkap guru dan dosen sebagai penentu kemajuan
pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sejak zaman purba sampai era milenial
sekarang, pendongkrak peradaban adalah guru.
Tahun 2015, kita menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kemudian dalam
kurun waktu 2017-2018 awal kita dihadapkan dengan era disruption (disrupsi) yang
mengharuskan masyarakat konversi dari dunia manual menuju digital. Era disrupsi atau
ketercerabutan ini mengharuskan masyarakat melek literasi, mulai dari aspek membaca,
menulis, dan matematika. Akan tetapi, sejak 2018 ini, tantangan bangsa ini yang direspon
baik oleh Kemristekdikti adalah Era Era Industri 4.0. Di era ini, masyarakat didorong untuk
menguasai “literasi baru” yang di dalamnya ada unsur tambahan dari literasi lama.
Munculnya era literasi baru tidak lepas dari era era industri 4.0. Kondisi ini, telah menjadi
suatu acuan dalam tatanan kehidupan saat ini.
Maka dari itu, peran perguruan tinggi untuk menghadapi era industri 4.0 memerlukan konsep
yang memfokuskan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat). Maksudnya, data harus dipahami luas, valid tidak hanya kuantitatif,
namun juga kualitatif
Dalam menyongsong era industri 4.0, semua akademisi, dosen, guru, mahasiswa, pelajar,
peneliti, harus berkiblat pada doktrin ilmuwan. Artinya, ilmuwan boleh salah, namun tidak
boleh bohong. Maka dalam penyajian data, dilarang melakukan plagiasi, duplikasi,
pemalsuan, dan pemabrikan data. Di sinilah, literasi data yang penting karena tidak ada karya
ilmiah tanpa data.
Kedua, literasi teknologi adalah pengembangan ilmu pengetahuan, penerapan pilar literasi
dari konvensional menuju digital dengan ruh melek, dan ramah dalam membaca, menulis,
dan menyebarkan informasi. Jangan sampai informasi dan pengetahuan yang dilahirkan dan
dibagikan kaum akademisi berisi kebohongan.
Ketiga, literasi SDM. Literasi ini menjadi akhir dari literasi data dan teknologi. Sebab,
perguruan tinggi dalam menyambut Era Era Industri 4.0 ini diharuskan mencetak generasi
yang melek literasi data dan teknologi. Artinya, profil lulusan sebuah program studi di
kampus harus sesuai dengan learning outcomes sampai diturunkan kepada matakuliah yang
bisa menjawab tantangan zaman.
Sehingga untuk berkompetisi dalam Era Industri 4.0, maka kompetensinya juga tidak boleh
manual, kuno, apalagi primitif. Oleh karena itu, tiga literasi baru di atas harus menjadi
rumusan kurikulum di semua perguruan tinggi jika lulusannya bisa menjawab tantangan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai