Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN


RIAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA RUANG WILAYAH
TERHADAP PENYIMPANGAN AKTIVITAS PERTAMBANGAN PT.TBJ
DI KEPULAUAN RIAU
Diajukan guna memenuhi tugas Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik

Dosen Pengampu : Edison, S.AP.,MPA.

Oleh :

Kelompok 1

1. Helly Yana Harahap 190563201073

2. Dewi Zefanya Siahan 190563201058

3. Niken Inda Sasi 190910201037

4. Muhammad Reza Saputra 190563201072

5. Ikmal Zulkan 190563201044

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan mini riset yang berjudul “Implementasi Peraturan Daerah Provinsi
Kepu;auan Riau Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Tata Ruang Wilayah Terhadap Penyimpangan
Aktivitas Pertambangan PT.TBJ di Kepulauan Riau”.

Dalam menyelesaikan mini riset, penulis mengalami beberapa kesulitan. Namun


dengan usaha dan kesungguhan penulis dalam mengerjakannya, akhirnya penulis dapat
menyajikan mini riset ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
mini riset ini. Penulis berharap mini riset ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca.

Tanjung Pinang, 16 Desember 20021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR. ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI. .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah . ........................................................................................ 4-5
1.2 Rumusan Masalah. .................................................................................................. 5
1.3 Tujuan. .................................................................................................................... 5-6
1.4 Manfaat Penelitian . ................................................................................................. 6
1.5 Keutamaan Penelitian Temuan yang Ditargetkan. .................................................... 6
1.6 Temuan yang Ditargetkan. ....................................................................................... 6
1.7 Kontribusi Penelitian dalam Ilmu Pengetahuan . ...................................................... 6
1.8 Luaran yang Diharapkan ......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR


2.1 Tata Kelola. ............................................................................................................ 7
2.2 Tata Kelola Pertambangan. ..................................................................................... 7
2.3 Regulasi. ................................................................................................................ 7
2.4 Teori Implementasi Kebijakan . .............................................................................. 7-8

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitian. ................................................................................................. 9-10
3.2 Prosedur Penelitian. ................................................................................................. 10
3.3 Luaran dan Indikator Pencapaian Target. ................................................................. 10-11
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................... 11
3.5 Teknik Analisis Data. .............................................................................................. 11
3.6 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian. ................................................. 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Penyimpangan Aktivitas Tambang terhadap Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Nomor 1 Tahun 2017............................................................................................... 12
4.2 Regulasi yang Tepat. ............................................................................................... 12-14
4.3 Upaya yang Diharapkan. ......................................................................................... 14

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. ........................................................................................................... 15
5.2 Saran. ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA . ................................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi; potensi yang
mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - ekonomi terbesar di Asia Tenggara -
memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus
untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun
terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan
Indonesia pada ekspor komoditas (mentah), sekaligus meningkatkan peran industri
manufaktur dalam perekonomian.
Indonesia adalah negara hukum yang mana mengutamakan landasan hukum dalam
semua aktivitas, yang dinyatakan pada Undang-Undang Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945.
Kemudian sebenarnya masyarakat, mahasiswa, pelajar harus paham akan hukum tidak
mengabaikan begitu saja, disebabkan pengaruh hukum sangat penting di kehidupan kita
pada saat ini, karena semua perbuatan dan tindakan berlandaskan hukum di dalam peraturan
perundang-undangan, selanjutnya setelah mengetahui aturan hukum maka seseorang akan
mengetahui haknya, kewajiban dan tahu apa yang harus ia lakukan ketika dihadapkan pada
masalah hukum. Dan ketika seseorang melanggar hukum maka ia harus terkena sanksi
Melihat kondisi Negara Indonesia yang beragam dari berbagai aspeknya, tentu saja
tidak luput dari adanya masalah-masalah yang ditimbulkan, tentu saja masalah yang timbul
mengarah kepada ranah hukum serta mengarah kepada suatu sistem yang dijalankan di
Indonesia. Masalah yang terjadi dan masih menjadi perbincangan adalah adanya masalah
mengenai isu tata kelola kebijakan yang hangat diperbincangkan khususnya dalam bidang
pertambangan. Dimana isu tersebut kami angkat berdasarkan banyak fakta yang terjadi di
lapangan serta banyaknya dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan yang
sebelumnya sudah diberhentikan aktivitasnya, yang kemudian beraktivitas kembali. Bukan
hanya itu saja kami mengangkat isu tersebut karena berkaitan dengan pelanggaran
mengenai tata kelola kebijakan yang sebelumnya sudah diatur dan kemudian terdapat
penyimpangan pada aktivitas di lapangan.
Dalam Peraturan Daerah Provinsi kepulauan Riau No. 1 tahun 2017 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 — 2037 pasal 92 ayat 6,
menyebutkan bahwa Zona kawasan perikanan budi daya meliputi kecamatan Lingga Timur,
Kecamatan Selayar, Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Senayang, Kecamatan Singkep

4
Barat, dan Kecamatan Singkep Selatan bukanlah kawasan pertambangan. Artinya, PT
Tambang ini telah melakukan penyalahgunaan tata ruang dan legalitasnya pun harus
dipertanyakan bagaimana bisa melakukan penambangan di zona kawasan perikanan budi
daya. Dimulai dari perizinan yang dimiliki PT Tambang menuai banyak tanya. PT masih
beroperasi, dan sangat berdampak kepada kondisi alam disana. Oleh karena itu kami
melakukan penelitian secara mendalam mengenai isu yang kami angkat. Sehingga kami
dapat menemukan berbagai macam langkah yang dapat dilakukan agar hal tersebut tidak
menimbulkan kerugian bagi lingkungan alam sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana regulasi yang tepat dan sesuai dengan kasus yang kami angkat?
2. Bagaimana tindakan dan upaya yang dilakukan dalam hal mengantisipasi dan
menyelesaikan tuntutan masyarakat terhadap kasus yang kami angkat?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui permasalahan yang terjadi selama kasus berlangsung
2. Mengetahui regulasi yang diimplementasikan
3. Mengetahui tuntutan masyarakat yang diberikan mengenai aktivitas pertambangan yang
dilakukan

1.4 Manfaat Penelitian


Bagi Masyarakat
a) Memberikan titik terang mengenai dampak negatif yang ditimbulkan
b) Memberikan keuntungan bagi masyarakat mengenai dampak positif yang
ditimbulkan dari adanya aktivitas tambang yang sudah ditemukan kejelasannya.
c) Mendapatkan jawaban dari banyaknya tuntutan masyarakat mengenai aktivitas
tambang
Bagi Perusahaan
a) Dapat menjalankan aktivitas tambang sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
b) Dapat melakukan evaluasi mengenai aktivitas tambang
Bagi Pemerintah
a) Menjadi evaluasi mengenai sistem regulasi yang sesuai
b) Mendapatkan masukan-masukan mengenai langkah yang diambil serta regulasi
yang sesuai.

5
1.5 Keutamaan Penelitian
Keutamaan penelitian yang kami lakukan adalah dapat menganalisis keterkaitan isu
yang kami angkat dengan kebijakan tata kelola organisasi sektor publik. Hal yang menjadi
perhatian adalah apakah pelaksanaan pertambangan yang kami angkat berdasarkan dengan
kebijakan tata kelola organisasi sektor publik. Sehingga penelitian yang kami lakukan dapat
menjadi salah satu acuan dalam menentukan regulasi yang sesuai dengan permasalahan
yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan serta dengan adanya tuntutan masyarakat
dapatdijadikan sebagai acuan dalam menciptakan regulasi yang sesuai.

1.6 Temuan yang Ditargetkan


Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menemukan informasi mengenai
permasalahan apa saja yang ditimbulkan dari adanya aktivitas pertambangan yang terjadi
saat ini, serta bagaimana cara untuk menemukan regulasiyang tepat dan sesuai berdasarkan
dengan tuntutan-tuntutan masyarakat mengenai aktivitas pertambangan. Sehingga kami
menargetkan bahwasannya penelitian yang kami lakukan dapat berkontribusi menyumbang
regulasi yang didasrkan kepada tuntutan masyarakat.

1.7 Kontribusi Penelitian dalam Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini sangatberkontribusi positif dalam simplementasi kebijakan tata kelola
sektor publik. Terutama dalam kasus yang kami angkat. Dimana dengan adanya analisis
kasus yang kami lakukan diharapkan penelitian dapat menyumbang adanya informasi
mengenai kesesuaian regulasi yang diambil dari tuntutan masyarakat yang nantinya
membantu masyarakat agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari mereka anpa adanya
gangguan serta dampak-dampak buruk yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan.

1.8 Luaran yang Diharapkan


1. Penyusunan laporan penelitian dan akhir penilitian berupa mini riset
2. Penyusunan artikel ilmiah berdasarkan mini riset yang sedang dilakukan

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tata Kelola

Tata kelola sektor publik adalah seperangkat ketentuan, baik yang bersifat formal
maupun informal, yang menentukan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan kebutuhan publik, dengan tujuan untuk memelihara nilai-nilai
konstitusional sebuah negara dalam menghadapi berbagai perubahan dalam permasalahan
serta lingkungan sosial ekonomi global (OECD, 2011).

2.2 Tata Kelola Pertambangan

Aktivitas pertambangan tentu saja tidak luput dari adanya kebijakan yang harus
dilakukan dalam hal menciptkan area pertambangan yang sesuai dengan keadaan
masyarakt sekitar. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten
berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi
perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

2.3 Regulasi

Collins Dictionary, regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain
untuk mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku. Dari
pernyataan Collins dapat diartikan bahwa regulasi lebih kepada sebuah aturan yang
diciptakan oleh pemerintah yang berjuan untuk mengontrrol segala aktivitas dalam hal
berperilaku. Dalam hal ini perilaku-perilaku menyimpang dan tidak dibenarkan dalam
Undang-Undang akan menciptakan sanksi hukum bagi masyarakat yang berusaha
melakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah diciptakan.

2.4 Teori Implementasi Kebijakan

Teori implementasi kebijakan yang sesuai dengan kasus yang kami angkat sebagai studi
kasus yaitu lebih mengarah kepada model yang dikembangkan Daniel Mazmanian dan
Paul A. Sabatier (1983) yang mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya
melaksanakan keputusan kebijakan. Model Mazmanian dan Sabatier disebut Model

7
Kerangka Analisis Implementasi (a framework for implementation analysis). Hal tersebut
dikarenakan adanya penyimpangan atas kepurusan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
dalam menciptakan tata kelola area pertambangan yang baik dan sehat. Sehingga dengan
beredarnya isu tersebut perlu dilakukan kerangka analisis implementasi dari adanya
kebijakan tata kelola organisasi sektor publik, apakah sesuai dengan apa yang diharapkan
masyarakat? Jika sesuai mengapa banyak terjadi tuntutan yang ada?.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang kami lakukan, menggunakan metode Kualitatif. Metode tersebut


digunakan dalam proses perolehan data serta proses analisis data. Metode kualitatif yang
dilakukan cenderung bersifat deskriptif dalam hal perolehan maupun analisis data yang
dilakukan. Metode kualitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”,
“bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas suatu fenomena (McCusker, K.& Gunaydin,
S.2015). Oleh karena itu penelitian yang kami lakukan fokus terhadap suatu fenomena yang
terjadi, yang kemudian dikaitkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Sehingga diharapkan
output yang dapat diterima berupa informasi serta data-data secara mendalam dari adanya
fenomena yang diteliti.

3.1 Tahapan Penelitian


a. Tahap Pra Persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan penentuan topik yang akan diteliti terkait adanya
fenomena yang terjadi mengenai implementasi dari adanya Peraturan Daerah Provinsi
kepulauan Riau No. 1 tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2017 - 2037 pasal 92 ayat 6. Dimana peneliti fokus kepada
topik yang mengarah kepada kesesuaian dari implementasi kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah dengan aktivitas di lapangan. Penentuan topik dilkukan agar informasi
secara detail dapat dilakukan sesuai dengan harapan peneliti.
b. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi secara langsung di lokasi tepatnya daerah
PT.TBJ beroprasi. Observasi dilakukan adalah untuk mengetahui kondisi lapangan
secara langsung. Dari adanya observasi yang dilakukan, peneliti dapat merumuskan
berbagai masalah yang timbul dari adanya aktivitas tambang yang tidak sesuai dengan
Perda Provinsi Kepri. Kemudian peneliti dapat menentukan beberapa narasumber yang
berkaitan dengan topik yang kami teliti. Sehingga dari proses tersebut, peneliti dapat
mempersiapkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang peneliti angkat.
c. Tahap Penelitian
Tahap penelitian berupa adanya proses penerimaan informasi yang diberikan
narasumber terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Proses penerimaan
informasi yang dilakukan adalah dengan proses wawancara yang dilakukan kepada

9
pihak-pihak terkait. Setelah dilakukan proses wawancara, peneliti melakukan
pengolahan data yang kemudian di analisis dan dikaitkan dengan teori yang ada.
Sehingga output yang dihasilkan berupa kesimpulan dari adanya wawancara dengan
narasumber.
d. Tahap Penulisan dan Publikasi
Pada tahapan ini, peneliti melakukan penulisan data-data berbentuk deskriptif yang
kemudian di analisis secara mendalam. Selain itu peneliti menuliskan hasil penelitian
berupa jurnal yang kemudian dipublikasikan di platform-platform jurnal nasional yang
sudah ditentukan oleh peneliti.
3.2 Prosedur Penelitian

Gambar 1. Prosedur Penelitian Kualitatif (Sumber: Guru Pendidikan.2021)


3.3 Luaran dan Indikator Pencapaian Target
Penelitian ini memiliki beberapa indikator dalam pencapaian target:
1. Tahap Pra Persiapan, Mendapatkan topik kajian yang akan diteliti berdasarkan
Perda Provinsi Kepri.
2. Tahap Persiapan, Mendapatkan narasumber yang sesuai dengan topik yang diteliti
dari adanya observasi yang dilakukan. Kemudian dari tahapan ini, penelliti juga
mendapatkan beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam proses
wawancara.
3. Tahap Penelitian, Mendapatkan informasi serta data-data yang relevan dan sesuai
dengan topik yang peneliti angkat. Sehingga dari adanya proses tersebut, peneliti
dapat melakukan analisis data mengenai topik yang diangkat.

10
4. Tahap Penulisan dan Publikasi, Berhasil menulis sebuah jurnal sebagai tahap akhir
dalam penelitian yang dilakukan, dimana dalam jurnal tersebut dapat diakses
melalui platform jurnal nasional yang telah ditentukan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif yang utama adalah dengan
melakukan observasi partisipatif dan wawancara secara mendalam kepada narasumber
mengenai implementasi adanya Perda Provinsi Kepri mengenai Tata ruang Wilayah, yang
kemudian menghasilkan data-data dan informasi secara mendetail mengenai implementasi
kebijakan yang dilakukan. Proses wawancara yang dilakukan bukan hanya ditujukan
kepada narasumber secara inividu, tetapi juga dapat dilakukan dengan melakukan forum
dikusi terbuka, mengenai fenomena yang terjadi.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif yaitu analisis data yang berasal dari data-data yang terjaring dari
proses pengumpulan data, yaitu rekam dan catat, tinjauan pustaka, wawancara, serta
partisipasi (Rohmadi dan Nasucha, 2015). Dalam proses analisis data kualitatif, peneliti
lebih fokus kepada konsep dari feomena yang terjadi. Kemudian peneliti melakukan
analisis dan mengaitkan fenomena tersebut dengan berbagai teori yang ada.
3.6 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini, dapat disajikan dalam bentuk deskriptif data – data yang
selanjutnya dianalisis secara lebih mendalam menggunakan teori – teori yang sudah ada.
Kemudian di langkah selanjutnya, peneliti melakukan proses intepretasi data. Proses
tersebut mengarah kepada menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah
diperoleh. Kesimpulan dilakukan dengan melakukan intrepretasi baik dari segi keterkaitan
teori dengan fenomena maupun keterkaitan hasil wawancara dengan fenomena yang sudah
ada.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyimpangan Aktivitas Tambang terhadap Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan


RiauNomor 1 Tahun 2017

Peraturan Daerah Provinsi kepulauan Riau No. 1 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 — 2037 pasal 92 ayat 6
menyebutkan bahwa Zona kawasan perikanan budi daya meliputi kecamatan Lingga
Timur, Kecamatan Selayar, Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Senayang, Kecamatan
Singkep Barat, dan Kecamatan Singkep Selatan bukanlah kawasan pertambangan.
berdasarkan perda tersebut artinya, PT. Telaga Bintan Jaya sedang melakukan
penambangan Bauksit secara ilegal karena melakukan penambangan di zona kawasan
perikanan budi daya. karena berdasarkan Perda Kepri No. 1 Tahun 2017 — 2031 lokasi
penambangan oleh PT TBJ ini adalah lokasi perikanan Budi daya.

Selain PT TBJ ternyata masih ada Perusahaan lain yang melakukan pelanggaran
terhadap Perda Kepri, seperti pelanggaran yang dilakukan oleh PT yeyen bintan permata
dimana dalam perda provinsi kepulauan riau No. 1 tahun 2017 tentang rencana tata ruang
wilayah provinsi kepulauan riau tahun 2017 - 2037 pasal 92 ayat 6, menyebutkan bahwa
zona kawasan perikanan budidaya meliputi kecamatan lingga timur, kecamatan selayar,
kecamatan lingga utara, kecamatan senayang, kecamatan singkep barat, dan kecamatan
singkep selatan bukanlah kawasan pertambangan. artinya, PT. yeyen bintan permata telah
melakukan penyalahgunaan tata ruang dan legalitasnya pun harus dipertanyakan
bagaimana bisa melakukan penambangan di zona kawasan perikanan budidaya.

4.2 Regulasi yang Tepat

Saat ini pelaksanaan pengelolaan pertambangan rakyat belum memiliki pedoman dan
kebijakan yang tepat untuk memberikan kontribusi yang besar bagi negara dan
perekonomian domestik. Hal ini penting untuk mendukung peningkatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor Minerba dan membangun kedaulatan Energi
dan Sumber Daya Mineral melalui kemandirian ekonomi pada sektor strategis ekonomi
domestik, yaitu peningkatan peran pertambangan rakyat. Kajian ini dilakukan untuk
memetakan dan mereviu pelaksanaan regulasi dan kebijakan pengelolaan pertambangan

12
rakyat untuk membuat rekomendasi dalam menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan
pertambangan rakyat nasional. Definisi dan kriteria pertambanganrakyat di dalam Undang-
undang No. 3 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No.3/2020) telah ada, namun demikian
perlu diperjelas dalam peraturanturunannya.

Dalam Undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa Izin Pertambangan Rakyat (IPR)


adalah Izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat
dengan luas wilayah dan investasi terbatas. Namun demikian, kriteria mengenai besaran
investasi untuk pertambangan rakyat sendiri belum disebutkan secara spesifik sebagai
dasar pelaksanaannya sehingga perlu kajian lebih lanjut dalam penentuan kriteria-kriteria
tersebut. Dalam UU No.3/2020, Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) merupakan bagian
dari Wilayah Pertambangan (WP). WP merupakan bagian dari Wilayah Hukum
Pertambangan. Dari 34 Provinsi di Indonesia, baru terdapat 25 Provinsi (sekitar 73.6%)
yang sudah menetapkan WPR dan beberapa daerah masih mengusulkan untuk dilakukan
penetapan WPR, misalnya dari Provinsi Jawa Barat dan Papua. Sesuai data yang
diperoleh, WPR di Indonesia mempunyai total luas 580.712 hektar dengan total blok
sebanyak 3.329 blok. Data IPR di seluruh Indonesia yang tercatat pada Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara per November 2020 sebanyak 16 IPR. Jumlah ini sangatlah minim
dibandingkan dengan Jumlah blok WPR dan total luas Wilayah WPR diIndonesia.

Beberapa permasalahan dalam pengelolaan pertambangan rakyat antara lain:


kewenangan penetapan WP setiap 5 tahun sekali, tumpang tindih wilayah dengan sektor
lain, wilayah yang ditetapkan tidak mengandung sumberdaya dan cadangan serta
keterbatasan dari Pemerintah Daerah untuk menyiapkan dokumen pendukung dalam
rangka penerbitan IPR. Dalam hal pembinaan dan pengawasan pertambangan rakyat,
Pemerintah dapat melakukan pembinaan dan pengawasan sesuai dengan amanat UU
No.3/2020 pasal 73 bahwasanya Menteri melakukan pembinaan di bidang pengusahaan,
teknologi pertambangan, serta permodalan dan pemasaran dalam usaha meningkatkan
kemampuan IPR serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keselamatan
pertambangan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pemerintah selama ini banyak
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap aktivitas pertambangan yang memiliki
Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan aktivitas pertambangan ilegal di dalam IUP aktif, hal
ini tentunya diperlukan suatu terobosan bagaimana menata dan melakukan formalisasi dan
legalisasi kegiatan pertambangan rakyat yang sebelumnya ilegal menjadi legal Kajian

13
Pengelolaan Pertambangan Rakyat iv sehingga dapat memberikan pemasukan bagi negara,
menumbuhkan ekonomi lokal dan tidak merusak lingkungan.

Kajian ini memberikan gambaran konsep pengelolaan pertambangan rakyat yang baik
dengan mencakup 4 (empat) aspek utama yaitu:

a. Wilayah dan Perizinan,


b. Kelembagaan Penambang rakyat,
c. Pendampingan, Pelatihan danPembinaan
d. Pengawasan dan Pencegahan.
Konsep pengelolaan pertambangan rakyat ini perlu dibuat ke dalam suatu rencana
strategis sebagai dasar pelaksanaan konsep tersebut. Salah satu langkah strategis terkait
pertambangan rakyat adalah pembentukan regulasi mengenai pengawasan terintegrasi
dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum pertambangan ilegal serta Percepatan
Formalisasi atauLegalisasi bagi penambang rakyat yang melakukan kegiatan sesuai dengan
UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No.4/2009) pasal
24 yaitu Wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum
ditetapkan sebagai WPR diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR dengan mekanisme
penilaian kriteria tertentu
4.3 Upaya yang Diharapkan

Adanya aktivitas pertambangan PT.TBJ yang melanggar adanya Peraturan Daerah


Nomor 1 Tahun 2017 mengenai Tata Kelola wilayah diharapkan mampu menemui titik
terang. Implementasi adanya aktivitas tambang PT.TBJ sangatlah tidak sesuai dengan
dasar hukum yang ada. Upaya yang dapat dilakukan adalah

1. Menemukan regulasi yang tepat


Regulasi yang tepat dan sesuai akan berdampak kepada implementasi aktivitas
pertambangan yang berjalan dengan baik kedepannya. Regulasi yang ada diharapkan
mampu menangani kasus yang terjadi pada aktivitas tambang PT.TBJ. Regulasi yang
ditetapkan tidak keluar dariadanya konsep pengelolaan tambang.
2. Melakukan evaluasi kembali terhadap Peraturan Daerah yang ada
Evaluasi dilakukan bukan untuk mengubah adanya peraturan daerah, tetapi lebih
mengarah kepada penguatan dari substansi dari peraturan daerah yang ada.

14
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang ada, dapat disimpulkan bahwa implementasi
adanya Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2017 yang dilakukan
oleh PT.TBJ tidak berjalan sdengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari adanya
penyimpangan yang ada dari aktivitas tambang tersebut. Penyimpangan yang dilakukan
juga tidak sesuai dengan dasar hukum yang ada berupa Peraturan Daerah yang ditetapkan.
Dengan adanya hal tersebut, dibutuhkan adanya regulasi yang tepat dan sesuai serta
evaluasi terhadap substansi dalam Peraturan Daerah yang ada dengan melakukan
penguatan.

5.2 Saran
1. Melakukan peningkatan pengawasan secara menyeluruh baik dari segi aktivitas
maupun administrasi perizinan
2. Penegakan sanksi yang tepat dan sesuai baik lisan maupun tulisan
3. Memperketat proses administrasi perizinan, haltersebutdilakukan agar tidak ada lagi
penyimpangan yang ada.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tata Kelola. 2017. https://trihamas.co.id/profile- perusahaan/tata-kelola-perusahaan/ . Diakses


pada23 November 2021 PUKUL 18.00 WIB.

Sabatier, Paul. 1986. “Top down and Bottom up Approaches to Implementation Research
Journal of Public Policy” 6, (Jan), halaman 21-48.

Ikmal.2021.ASAPRI Desak Pemprov, Pemda danAparat Penegak Hukum Tindak PT.TBJ.


https://ulasan.co/asapri-desak-pemprov-pemda- dan-aparat-penegak-hukum-tindak-pt-tbj/.
Diakses pada tanggal 24 November 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai