Oleh :
Kelompok 1
TANJUNG PINANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan mini riset yang berjudul “Implementasi Peraturan Daerah Provinsi
Kepu;auan Riau Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Tata Ruang Wilayah Terhadap Penyimpangan
Aktivitas Pertambangan PT.TBJ di Kepulauan Riau”.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. ........................................................................................................... 15
5.2 Saran. ..................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Barat, dan Kecamatan Singkep Selatan bukanlah kawasan pertambangan. Artinya, PT
Tambang ini telah melakukan penyalahgunaan tata ruang dan legalitasnya pun harus
dipertanyakan bagaimana bisa melakukan penambangan di zona kawasan perikanan budi
daya. Dimulai dari perizinan yang dimiliki PT Tambang menuai banyak tanya. PT masih
beroperasi, dan sangat berdampak kepada kondisi alam disana. Oleh karena itu kami
melakukan penelitian secara mendalam mengenai isu yang kami angkat. Sehingga kami
dapat menemukan berbagai macam langkah yang dapat dilakukan agar hal tersebut tidak
menimbulkan kerugian bagi lingkungan alam sekitar.
5
1.5 Keutamaan Penelitian
Keutamaan penelitian yang kami lakukan adalah dapat menganalisis keterkaitan isu
yang kami angkat dengan kebijakan tata kelola organisasi sektor publik. Hal yang menjadi
perhatian adalah apakah pelaksanaan pertambangan yang kami angkat berdasarkan dengan
kebijakan tata kelola organisasi sektor publik. Sehingga penelitian yang kami lakukan dapat
menjadi salah satu acuan dalam menentukan regulasi yang sesuai dengan permasalahan
yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan serta dengan adanya tuntutan masyarakat
dapatdijadikan sebagai acuan dalam menciptakan regulasi yang sesuai.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tata kelola sektor publik adalah seperangkat ketentuan, baik yang bersifat formal
maupun informal, yang menentukan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan kebutuhan publik, dengan tujuan untuk memelihara nilai-nilai
konstitusional sebuah negara dalam menghadapi berbagai perubahan dalam permasalahan
serta lingkungan sosial ekonomi global (OECD, 2011).
Aktivitas pertambangan tentu saja tidak luput dari adanya kebijakan yang harus
dilakukan dalam hal menciptkan area pertambangan yang sesuai dengan keadaan
masyarakt sekitar. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten
berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi
perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
2.3 Regulasi
Collins Dictionary, regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain
untuk mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku. Dari
pernyataan Collins dapat diartikan bahwa regulasi lebih kepada sebuah aturan yang
diciptakan oleh pemerintah yang berjuan untuk mengontrrol segala aktivitas dalam hal
berperilaku. Dalam hal ini perilaku-perilaku menyimpang dan tidak dibenarkan dalam
Undang-Undang akan menciptakan sanksi hukum bagi masyarakat yang berusaha
melakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah diciptakan.
Teori implementasi kebijakan yang sesuai dengan kasus yang kami angkat sebagai studi
kasus yaitu lebih mengarah kepada model yang dikembangkan Daniel Mazmanian dan
Paul A. Sabatier (1983) yang mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya
melaksanakan keputusan kebijakan. Model Mazmanian dan Sabatier disebut Model
7
Kerangka Analisis Implementasi (a framework for implementation analysis). Hal tersebut
dikarenakan adanya penyimpangan atas kepurusan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
dalam menciptakan tata kelola area pertambangan yang baik dan sehat. Sehingga dengan
beredarnya isu tersebut perlu dilakukan kerangka analisis implementasi dari adanya
kebijakan tata kelola organisasi sektor publik, apakah sesuai dengan apa yang diharapkan
masyarakat? Jika sesuai mengapa banyak terjadi tuntutan yang ada?.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
pihak-pihak terkait. Setelah dilakukan proses wawancara, peneliti melakukan
pengolahan data yang kemudian di analisis dan dikaitkan dengan teori yang ada.
Sehingga output yang dihasilkan berupa kesimpulan dari adanya wawancara dengan
narasumber.
d. Tahap Penulisan dan Publikasi
Pada tahapan ini, peneliti melakukan penulisan data-data berbentuk deskriptif yang
kemudian di analisis secara mendalam. Selain itu peneliti menuliskan hasil penelitian
berupa jurnal yang kemudian dipublikasikan di platform-platform jurnal nasional yang
sudah ditentukan oleh peneliti.
3.2 Prosedur Penelitian
10
4. Tahap Penulisan dan Publikasi, Berhasil menulis sebuah jurnal sebagai tahap akhir
dalam penelitian yang dilakukan, dimana dalam jurnal tersebut dapat diakses
melalui platform jurnal nasional yang telah ditentukan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif yang utama adalah dengan
melakukan observasi partisipatif dan wawancara secara mendalam kepada narasumber
mengenai implementasi adanya Perda Provinsi Kepri mengenai Tata ruang Wilayah, yang
kemudian menghasilkan data-data dan informasi secara mendetail mengenai implementasi
kebijakan yang dilakukan. Proses wawancara yang dilakukan bukan hanya ditujukan
kepada narasumber secara inividu, tetapi juga dapat dilakukan dengan melakukan forum
dikusi terbuka, mengenai fenomena yang terjadi.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif yaitu analisis data yang berasal dari data-data yang terjaring dari
proses pengumpulan data, yaitu rekam dan catat, tinjauan pustaka, wawancara, serta
partisipasi (Rohmadi dan Nasucha, 2015). Dalam proses analisis data kualitatif, peneliti
lebih fokus kepada konsep dari feomena yang terjadi. Kemudian peneliti melakukan
analisis dan mengaitkan fenomena tersebut dengan berbagai teori yang ada.
3.6 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini, dapat disajikan dalam bentuk deskriptif data – data yang
selanjutnya dianalisis secara lebih mendalam menggunakan teori – teori yang sudah ada.
Kemudian di langkah selanjutnya, peneliti melakukan proses intepretasi data. Proses
tersebut mengarah kepada menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah
diperoleh. Kesimpulan dilakukan dengan melakukan intrepretasi baik dari segi keterkaitan
teori dengan fenomena maupun keterkaitan hasil wawancara dengan fenomena yang sudah
ada.
11
BAB IV
Peraturan Daerah Provinsi kepulauan Riau No. 1 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 — 2037 pasal 92 ayat 6
menyebutkan bahwa Zona kawasan perikanan budi daya meliputi kecamatan Lingga
Timur, Kecamatan Selayar, Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Senayang, Kecamatan
Singkep Barat, dan Kecamatan Singkep Selatan bukanlah kawasan pertambangan.
berdasarkan perda tersebut artinya, PT. Telaga Bintan Jaya sedang melakukan
penambangan Bauksit secara ilegal karena melakukan penambangan di zona kawasan
perikanan budi daya. karena berdasarkan Perda Kepri No. 1 Tahun 2017 — 2031 lokasi
penambangan oleh PT TBJ ini adalah lokasi perikanan Budi daya.
Selain PT TBJ ternyata masih ada Perusahaan lain yang melakukan pelanggaran
terhadap Perda Kepri, seperti pelanggaran yang dilakukan oleh PT yeyen bintan permata
dimana dalam perda provinsi kepulauan riau No. 1 tahun 2017 tentang rencana tata ruang
wilayah provinsi kepulauan riau tahun 2017 - 2037 pasal 92 ayat 6, menyebutkan bahwa
zona kawasan perikanan budidaya meliputi kecamatan lingga timur, kecamatan selayar,
kecamatan lingga utara, kecamatan senayang, kecamatan singkep barat, dan kecamatan
singkep selatan bukanlah kawasan pertambangan. artinya, PT. yeyen bintan permata telah
melakukan penyalahgunaan tata ruang dan legalitasnya pun harus dipertanyakan
bagaimana bisa melakukan penambangan di zona kawasan perikanan budidaya.
Saat ini pelaksanaan pengelolaan pertambangan rakyat belum memiliki pedoman dan
kebijakan yang tepat untuk memberikan kontribusi yang besar bagi negara dan
perekonomian domestik. Hal ini penting untuk mendukung peningkatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor Minerba dan membangun kedaulatan Energi
dan Sumber Daya Mineral melalui kemandirian ekonomi pada sektor strategis ekonomi
domestik, yaitu peningkatan peran pertambangan rakyat. Kajian ini dilakukan untuk
memetakan dan mereviu pelaksanaan regulasi dan kebijakan pengelolaan pertambangan
12
rakyat untuk membuat rekomendasi dalam menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan
pertambangan rakyat nasional. Definisi dan kriteria pertambanganrakyat di dalam Undang-
undang No. 3 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No.3/2020) telah ada, namun demikian
perlu diperjelas dalam peraturanturunannya.
13
Pengelolaan Pertambangan Rakyat iv sehingga dapat memberikan pemasukan bagi negara,
menumbuhkan ekonomi lokal dan tidak merusak lingkungan.
Kajian ini memberikan gambaran konsep pengelolaan pertambangan rakyat yang baik
dengan mencakup 4 (empat) aspek utama yaitu:
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang ada, dapat disimpulkan bahwa implementasi
adanya Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2017 yang dilakukan
oleh PT.TBJ tidak berjalan sdengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari adanya
penyimpangan yang ada dari aktivitas tambang tersebut. Penyimpangan yang dilakukan
juga tidak sesuai dengan dasar hukum yang ada berupa Peraturan Daerah yang ditetapkan.
Dengan adanya hal tersebut, dibutuhkan adanya regulasi yang tepat dan sesuai serta
evaluasi terhadap substansi dalam Peraturan Daerah yang ada dengan melakukan
penguatan.
5.2 Saran
1. Melakukan peningkatan pengawasan secara menyeluruh baik dari segi aktivitas
maupun administrasi perizinan
2. Penegakan sanksi yang tepat dan sesuai baik lisan maupun tulisan
3. Memperketat proses administrasi perizinan, haltersebutdilakukan agar tidak ada lagi
penyimpangan yang ada.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sabatier, Paul. 1986. “Top down and Bottom up Approaches to Implementation Research
Journal of Public Policy” 6, (Jan), halaman 21-48.
16