1B Naskah Akademis
1B Naskah Akademis
KELOMPOK 1B:
Azwar Aswad Harahap 21040114120023
Kareza Ahmad 21040114120030
Siti Aisyah Adelina P 21040114120039
Enika Smebiring 21040114120048
Rahardian Maulana 21040114130084
Megy Utya Khairunisa 21040114130085
Martha Uly 21040114140088
Dini Oktaviani H 21040114140099
Shabrina G 21040114140118
Hiskia Sima 21040114130126
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Naskah
Akademis Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Kota Bogor. Pembuatan naskah akademis ini merupakan salah
satu tugas wajib untuk memenuhi nilai bagi mahasiswa Departemen Perencanaan
Willayah dan Kota Universitas Diponegoro semester 6, setelah melakukan review
mengenai pasal-pasal terkait yang kemudian disesuaikan dengan struktur muatan
Perda dan muatan Perda tersebut. Pembuatan dari naskah akademis ini diharapkan
dapat membantu perencana wilayah dan kota dalam pembelajaran penyusunan
naskah akademis suatu peraturan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk membantu penulus dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................ 7
3.1 Pasal 18 ayat (6) UUD Republik Indonesia Tahun 1945 .................................13
3.6 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan ....19
ii
3.7 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penaatan Hukum Lingkungan ................21
3.8 Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Bogor ...................................................................................21
3.9 Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah ................................................................................................23
3.10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2011 – 2031 ......................................................24
BAB IV ......................................................................................................................26
BAB V .......................................................................................................................30
BAB VI ......................................................................................................................34
PENUTUP ................................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
konsisten oleh semua pemangku kepentingan untuk memelihara kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Masalah lingkungan yang dihadapi belakangan ini pada dasarnya adalah
masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang
menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan
manusia. Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumber daya
alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memeperhatikan kelestarian
lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah menggangu proses alam, sehingga
banyak fungsi ekologi alam terganggu. Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi
selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain
disebabkan karena sebuah faktor merupakan sebab sebagai masalah, sebuah faktor
mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan
dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif ( Soedradjad, 1999). Masalah lingkungan
yang saling terkait era tantara lain adalah populasi manusia, polusi, penurunan jumlah
sumber daya, global warming, dan sebagainya.
2
Pada Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor akan diuraikan
permasalahan mengenai :
1.4 Metode
3
maupun yang akan dibuat harus dikaji titik tautnya dengan peraturan dan aspek-aspek
yang lain, terutama untuk melihat apakah kelemahan dan kekuatan peraturan yang
ada ketika diimplementasikan pada kondisi nyata.
Pengkajian aspek-aspek lain yang terkait, seperti pengalaman para
stakeholders terkait, hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
materi muatan peraturan perundang-undangan. Sedangkan secara kontekstual
adalah suatu pengkajian tentang kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting atau vital
yang mendasari atau melatarbelakangi pembuatan peraturan daerah. Progresif
adalah keharusan telah dikajinya peraturan yang dibuat dengan mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan saat ini, mendesak, tapi masih punya nilai prospektif untuk
masa mendatang dengan mengadakan pembaruan-pembaruan.
a. Mengkaji landasan atau dasar hukum suatu masalah yang diatur sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku dan praktek pelaksanaannya yang
dilihat dari peraturan kebijakan, keputusan dan tindakan pejabat atau organ
pemerintah maupun pemerintah daerah.
b. Mengkaji konsep ilmiah suatu masalah yang diatur.
c. Mengkaji landasan filosofis suatu masalah yang diatur.
d. Mengkaji landasan politis suatu masalah yang diatur.
4
Dokumen-dokumen yang akan diteliti sebagai sumber data dalam penelitian
hukum disebut dengan bahan-bahan hukum. Bahan-bahan hukum dalam penelitian
ini meliputi:
2. Penelitian Empiris
Penelitian empiris dilakukan untuk menganalisis pengalaman empirik dari para
stakeholders yang terkait dengan suatu masalah yang diatur. Data empiris
yang digunakan dalam penulisan Naskah Akademik ini adalah :
a. Kebutuhan hukum masyarakat dalam pengaturan suatu masalah.
b. Kondisi sosial masyarakat.
c. Nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat.
1.5 Sistematika
5
dan kegunaan kegiatan penyusunan naskah akademis, metode penelitian yang
digunakan dan juga sistematika penulisan laporan.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS
Bab ini berisi tentang kajian teoritis dan praktek empiris yang memuat uraian
mengenai materi yang berfitfat teoritis, asas, perkembangan pemikiran serta implikasi
sosial, politik dan ekonomi, keuangan negara dari peraturan dalam satu PERDA.
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT
Bab ini berisi tentang hasil kajian terhadap peraturan perundang-undangan
terkait yang memuat kondisi hukum yang ada, keterkaitan UU dan PERDA baru
dengan peraturan perundang-undangan lain.
BAB IV JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN
Bab ini berisi tentang landasan filosofi yang merupakan pertimbangan dalam
membentuk peraturan berdasarkan aspek pandangan hidup, kesadaran, dan cita
hukum, landasan sosiologi yang merupakan pertimbangan dalam membentuk
peraturan berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek dan landasan
yuridis yang merupakan pertimbangan dalam membentuk peraturan berdasarkan
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil kajian Analisa naskah
akademis
DAFTAR PUSTAKA
Memuat buku, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan yang
diperoleh dari buku maupun internet, yang menjadi sumber bahan penyusunan
naskah akademis.
6
BAB II
1) Lingkungan fisik atau anorganik yaitu lingkungan yang terdiridari gaya kosmik
dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan
sebagainya.
2) Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis
berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan-tumbuhan. Termasuk juga
disini, lingkungan prenatal dan proses-proses biologi seperti reproduksi,
pertumbuhan dan sebagainya.
3) Lingkungan sosial. Ini dapat dibagi dalam tiga bagian :
7
a. Lingkungan fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil :
peralatan, senjata, mesin, gedung-gedung dan lain-lain.
b. Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan
domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari
sumber organik.
c. Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin
manusia seperti sikap, pandagan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat
melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain.
4) Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa
lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat didaerah kota atau desa.
2. Pencemaran Lingkungan
Apabila dilihat dari segi ilmiah, suatu lingkungan dapat disebut sudah tercemar
bila memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Kalau suatu zat, organisme, atau unsur-unsur yang lain (seperti gas, cahaya,
energi) telah tercampur (terintroduksi) ke dalam sumber daya/lingkungan
tertentu;
2. Karenanya menghalang/menggangu ke dalam sumber daya/lingkungan
tersebut (N.H.T Siahaan, 2004:280).
8
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah
kota, sampah industri, minyak bumi, sisa-sisa biosida dan sebagainya) sebagai akibat
perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan itu tidak berfungsi seperti
semula (Y.Eko Budi, 2003:9)
9
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia pada umumnya
mengandung dua aspek, yaitu formal dan informal. Secara formal tanggung jawab
Pemerintah menjadi dominan dan sebagian besar bertumpu pada landasan hukum
dan peraturan yang disiapkan untuk mengatur mengenai perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Pada saat ini landasan hukum yang digunakan
sebagai dasar dalam hal perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang di dalamnya dirumuskan mengenai Pengertian,
Asas,Tujuan, dan Ruang Lingkup, Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian,
Pemeliharaan, Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun serta Limbah Bahan
Berbahaya Beracun, Sistem Informasi, Tugas Dan Wewenang Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, Hak, Kewajiban, Dan Larangan, Peran Masyarakat,
Pengawasan dan Sanksi Administratif, Penyelesaian Sengketa Lingkungan,
Penyidikan Dan Pembuktian, Ketentuan Pidana, Ketentuan Peralihan Penutup.
10
Kondisi lingkungan hidup (LH) di Kota Bogor saat ini cenderung mengalami
penurunan kualitas. Berbagai tindakan manusia yang tidak ramah lingkungan
menyebabkan kerusakan-kerusakan yang akhirnya menjadi salah satu ancaman bagi
masyarakat. Seperti kerusakan hutan akibat penebangan liar, pembuangan limbah
sembarangan atau penambangan galian tanpa izin.
Fenomena yang terjadi di Kota Bogor dari luas 11.850 ha dengan jumlah
penduduk 1,03 juta jiwa dan laju tingkat pertambahan penduduk 2,3% dengan tingkat
urbanisasi yang relatif tinggi adalah beberapa indikator yang menyebabkan
meningkatnya kebutuhan atas pemenuhan kebutuhan papan di perkotaan.
Banyaknya lahan kritis dan kerusakan hutan dapat memacu peningkatan pemanasan
global yang menimbulkan dampak berubahnya waktu musim hujan, musim kering dan
meningkatnya suhu bumi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif kehidupan
maupun lingkungan.
Berdasarkan data dari Bappeda Kota Bogor saat ini lahan kritis dalam kawasan
hutan dan kebun di Kota Bogor terdapat seluas10.631 hektar terdiri dari lahan kritis di
hutan konservasi seluas 551 hektar, hutan produksi tetap/terbatas seluas 8.047
hektar dan lahan perkebunan seluas 2.033 hektar. Sedangkan lahan kritis di luar
kawasan hutan seluas 21.369 hektar. Pihak Kota Bogor mencanangkan sebesar
133,475.05 hektar atau sekitar 44,66 persen kawasan lindung pada rencana
pemanfaatan ruang wilayah dalam pengajuan revisi perda RTRW nomor 17 tahun
2000 yang akan menjadi acuan selama tahun 2007 hingga 2025. Dengan rincian
sebagai berikut kawasan lindung di dalam kawasan hutan sebesar 43,778.50 yang
terdiri dari hutan konservasi sebesar 39,895.24 hektar dan kawasan hutan lindung
seluas 3,883.26 hektar. Dan kawasan diluar kawasan lindung seluas 89,696.55
hektar.
11
Kota Bogor terus mengalami perkembangan yang cukup pesat terlihat dari
proporsi lahan terbangun yang terus bertambah. Pada tahun 2014, lahan terbangun
di Kota Bogor sudah hampir terlihat rata di seluruh kecamatan di Kota Bogor.
Kecamatan Kota Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sarbai di bagian utara Kota
Bogor yang semula berupa lahan non terbangun sudah mulai berubah menjadi lahan
terbangun dengan penggunaan lahan yang cukup beragam.
12
BAB III
Pasal lain yang menyangkut isi dari undang-undang tersebut yaitu mengenai
ruang lingkup pengendalian dimana pada pasal 11 dikatakan bahwa pemerintah
Daerah, dunia usaha, dan/atau masyarakat melaksanakan pengendalian sesuai
dengan tugas, kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing. Selain
menetapkan peraturan daerah pemerintah daerah juga wajib mengembangkan dan
menerapkan instrumen ekonomi lingkungan hidup
Sesuai dengan isi Perda Kota Bogor Nomor 1 tahun 2014 pasal 3, tujuan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan yaitu :
13
hidup guna menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
masa depan;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Urgensi adaya Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
diantaranya :
• Tingginya tingkat pencemaran lingkungan berupa sanitasi yang buruk,
pengelolaan dua sungai besar (Ciliwung dan Cisadane) yang melintasi Kota
Bogor belum cukup baik serta polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor.
• Pengelolaan sampah yang belum terpadu. Permasalahan ini timbul karena
besarnya voulume sampah yang berbanding lurus dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi, keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir, dan
teknis pengelolaan sampah yang masih konvensional.
• Pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
• Adanya semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan
dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
• Dari permasalahan-permasalahan di atas maka dibutuhkan adanya sebuah
perda yang mengatur mengenai pengawasan oleh pemerintah dan/atau
pemerintah daerah, serta peran serta masyarakat, instansi terkait, dunia usaha,
dan industri dalam efektifitas melindungi dan menjaga wilayah daerah dari
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
UU 16 Tahun 1950 dibuat karena daerah-daerah kota besar khususnya pada Provinsi
Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
14
berhak untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Urusan-urusan tersebut
terbagi menjadi :
a. Urusan Umum
b. Pemerintahan Umum
c. Agraria
d. Pengairan, jalan-jalan, dan gedung-gedung.
e. Pertanian, perikanan dan koperasi.
f. Kehewanan
g. Kerajinan, perdagangan dalam negeri, dan perindustrian
h. Perburuhan
i. Sosial
j. Pembagian (distribusi)
k. Penerangan
l. Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan
m. Kesehatan
n. Perusahaan
Korelasi UU No. 16 Tahun 1950 dengan Perda Kota Bogor Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu Kota Bogor termasuk dalam kota besar di
Provinsi Jawa Barat yang mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Termasuk
dalam urusan lingkungan hidup seperti urusan pertanian, perikanan, dan perairan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UU No. 16 Tahun 1950 mendukung Peraturan
Daerah Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
15
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indoneisa dibagi atas daerah Provinsi dan
selanjutnya Provinsi dibagi atas Kota dan Kabupaten. Hal ini menjadi kemudahan
dalam otonomi daerah sebagai sebuah proses dalam mengatur dan mengurus
pemerintahannya. Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 32 dijelaskan juga bahwa
pemerintahan daerah mengatur dan mengurus daerahnya sendiri dalam urusan
pemerintahan untuk kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing
daerah. Ketika dalam penyelenggaraan pemerintahan telah terdapat kewenangan dan
tugas yang jelas maka tujuan dari dari pelaksanaan pemerintahan akan berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan otonomu dan tujuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjelaskan pemerintahan daerah,
yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
16
• Dalam Bab 4 pasal terdapat tugas wakil kepala daerah untuk membantu kepala
daerah dengan beberapa tugas salah satunya dalam upaya pengembangan
dan pelestarian lingkungan hidup
• Dalam Bab 11 pasal 215 dijelaskan bahwa pembangunan kawasan perdesaan
yang dilakukan kabupaten/ kota harus memperhatikan beberapa aspek salah
satunya kelestarian lingkungan hidup
17
4. Kemudian, pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
5. Adanya semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan
dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
6. Supaya lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan
terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem,
perlu dilakukan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
18
3.5 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
meliputi bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33, Pasal 41, dan Pasal 56
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan.
19
Sebagaimana yang telah dituliskan dalam Peraturan Derah Kota Bogor Nomor 1
tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada bagian
mengingat terdapat Review Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan ini merupakan peraturan yang
disusun untuk menjadi dasar hukum untuck mengatur suatu wilayah khusunya pada
bagian Izin Lingkungan. Peraturan Pemerintah Tentang Izin Lingkungan berisi tentang
tahapan-tahapan terkait pengeluran izin lingkungan untuk perencanaan maupun
pembangunan suatu bangunan. Izin lingkungan juga terkait dengan AMDAL serta
UKL-UPL. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL yang terdapat pada BAB II perlu
melalui tahapan penilaian dan kelayakan hingga akhirnya dapat menerbitkan izin
lingkungan yang dibahas pada BAB IV. Selain membahas tentang tahapan penerbitan
izin lingkungan, terdapat juga pembahasan tentang perangkat-perangkat yang terlibat
dalam penerbitan izin lingkungan yang dibahas pada BAB III dimana penerbitan Izin
Lingkungan berkaitan utaman dengan Instansi Lingkungan Hidup dan nanti akan
bekerjasama dengan instansi-instansi lain yang berkaitan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Tentang Izin Lingkungan juga membahas tentang sanksi dan
denda yang dibahas pada yang didapat jika melanggar tahapan atau ketentuan terkait
izin lingkungan sesuai yang ada pada BAB VIII.
20
3.7 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penaatan Hukum Lingkungan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.1 Tahun 2012 dibuat karena
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan dan hukum
lingkungan merupakan bentuk nyata perlindungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan hidup dan penataan hukum lingkungan
tersebut meliputi :
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Penanggulangan
5. Pemulihan
6. Pemeliharaan
• Penataan Hukum
Korelasi antara Perda Provinsi Jawa Barat No.1 Tahun 2012 dengan Perda Kota
Bogor Hidup yaitu sama-sama berisi dan membahas mengenai Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan penataan hukumnya dengan Perda no.1 Tahun 2012 sebagai
acuan pembuatan peraturan bagi Kota Bogor. Dasar pengelolaan dan penataan
hukum yang di jabarkan pada kedua Perda memiliki kesamaan hanya saja
peraturannya disesuaikan dengan kebijakan wilayah masing-masing yaitu Kota
Bogor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perda No.1 Tahun 2012 mendukung
Perda Kota Bogor tentang Perlindungan & Pengelolaan Hidup.
3.8 Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Bogor
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 mengatur tentang urusan
pemerintahan Kota Bogor. Peraturan Daerah ini dibuat untuk mengatur tentang
21
penetapan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan Kota Bogor. Peraturan
Daerah ini dibuat berdasarkan beberapa landasan hukum serta urgensi, antara lain:
• bahwa dalam rangka untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, perlu menetapkan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintahan Daerah dalam suatu Peraturan Daerah;
• bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang , urusan pemerintahan wajib dan urusan pilihan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah
selambat-lambatnya 1(satu) tahun setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007;.
Urusan Pemerintahan Daerah sendiri terbagi menjadi dua urusan, yaitu urusan
pemerintahan dan urusan sisa. Untuk Urusan Pemerintahan Daerah terdiri atas 31
bidang pemerintah, salah satunya melingkupi bidang lingkungan hidup. Dimana pada
bidang lingkungan hidup ini, dibagi menjadi dua sub bidang yaitu (1) Pengendalian
22
Dampak Lingkungan; (2) Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) yang termasuk dalam
urusan pemerintah yang termasuk pada urusan wajib.
3.9 Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Urgensi adanya Peraturan Daerah Kota Bogor no. 3 tahun 2010 meliputi:
Sebagaimana yang telah dituliskan dalam Peraturan Derah Kota Bogor Nomor
1 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada bagian
mengingat terdapat Peraturan Deerah Nomor 3 tahun 2010 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah ini merupakan peraturan daerah yang disusun untuk menjadi dasar
hukum yang mengatur tentang organisasi perangkat daerah Kota Bogor secara detail
dan rinci serta mendukung dalam penyusunan Peraturan Daerah Kota Bogor no 1
tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
23
tanggung jawab masing-masing. Hal ini didukung oleh muatan perda tentag organisasi
perangkat daerah pada BAB VII tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur
organisasi badan pada paragraf 5 pasal 27. Pada pasal ini menjelaskan mengenai
tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi badan yang bertanggungjawab dalam
bidang lingkungan hidup yaitu Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah, maka
tugas dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalam merumuskan kebijakan
teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup, pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup, pembinaan dan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.10.Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bogor 2011 – 2031
24
No. 16 Tahun 1950 mendukung Peraturan Daerah Kota Bogor tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
25
BAB IV
26
4.2 Landasan Sosiologis
27
memerhatikan tanggung jawab daerah, kelestarian dan keberlanjutan, kelestarian dan
keseimbangan, keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, keadilan, keanekaragaman
hayati, pencemar memvayar, dan partisipatif dari lingkungan hidup tersebut.
28
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penaatan Hukum Lingkungan
8. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Bogor
9. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011
11. tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2011-2031
29
BAB V
30
dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan keberlanjutan
lingkungan hidup. Aspek pengendalian bertujuan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup meliputi kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.
Aspek pemeliharaan dilakukan melalui upaya konservasi sumber daya alam,
pencadangan sumber daya alam dan pelestarian fungsi atmosfer. Aspek pengawasan
meliputi pembinaan dan pemantauan ketaatan penanggung jawab kegiatan terhadap
ketentuan perizinan lingkungan. Sedangkan aspek penegakan hukum dalam
melestarikan lingkungan hidup meliputi sanksi yang diberikan kepada pelaku tindak
pidana lingkungan sesuai ketentuan perundang-undangan. Berikut merupakan
muatan yang terdapat pada Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Pada bab ini dimuat pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang akan dipergunakan
dalam pasal- pasal dari batang tubuh Perda dan asas, tujuan, kewenangan, serta
ruang lingkup Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
BAB II Perencanaan
Pada bab ini dimuat hal yang mengatur tentang inventarisasi lingkungan hidup serta
penyusunan RPLH dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Pada bab ini dimuat hal yang mengatur mengenai pemanfaatan sumber daya alam
dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BAB IV Pengendalian
Pada bab ini menjelaskan tata cara pengendalian dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup melalui kegiatan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan
yang diatur dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
BAB V Pemeliharaan
Pada bab ini menjelaskan tata cara pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan
melalui upaya konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber daya alam,
31
pelestarian fungsi atmosfer yang diatur dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini dimuat hal yang mengatur hak dan kewajiban setiap orang dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam Perda Kota Bogor tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan hal-hal yang dilarang dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang diatur dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan peran serta masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang diatur dalam Perda Kota Bogor tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini dimuat mengenai sistem informasi lingkungan hidup dalam mendukung
pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan tentang kewajiban Pemerintah Daerah dalam melakukan
pemantauan kualitas lingkungan hidup dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan tentang bentuk kerja sama daerah dalam rangka
meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diatur
dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
32
Pada bab ini dimuat tahapan dalam kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam hal
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam Perda Kota Bogor tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan tentang cara penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang
diatur dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Pada bab ini menjelaskan tentang jenis-jenis sanksi administratif apabila terdapat
pelanggaran terhadap kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini memuat ketentuan dan tata cara penyidikan terhadap tindak pidana
lingkungan hidup dalam Perda Kota Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Pada bab ini menjelaskan tentang jenis pidana berupa pidana kurungan atau denda
dalam tindak pidana mengenai lingkungan hidup yang terdapat dalam Perda Kota
Bogor tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini mengatur tentang ketentuan peralihan terkait Perda Kota Bogor tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada bab ini mengatur tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bogor tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
33
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebagaimana dikemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
2. Adanya peningkatan jumlah penduduk, sehingga menyebabkan tekanan
terhadap lingkungan yang berdampak terhadap ketidakseimbangan antara
daya dukung dan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka diperlukan
pengaturan terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang komprehensif
mulai sejak perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum guna menjaga kelestarian lingkungan
hidup Kota Bogor.
3. Beberapa isu tentang pencemaran lingkungan yag terjadi di Kota Bogor
adalah pengelolaan dua sungai besar (Sungai Ciliwung dan Sungai
Cisadane) yang melintai Kota Bogor belum cukup baik, pengolahan sanitasi
yang buruk dan adanya polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor.
Dengan adanya peraturan daerah mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di Kota Bogor, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dan sistem dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota
Bogor.
4. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disusun berdasarkan desentralisasi
dengan adanya otonomi daerah yang digunakan pada UU Nomor 32 Tahun
2004.
5. Dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, perangkat daerah yang memiliki kewajiban
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
34
6. Pada Peraturan Daerah no 1 tahun 2014 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah,
dunia usaha, dan/atau masyarakat melaksanakan pengendalian sesuai
dengan tugas, kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing.
6.2 Saran
Agar Rancangan Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dapat menjadi Perda yang efektif, perlu dilakukan konsultasi publik dari pemerintah
terutama Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor dengan para pemangku
kepentingan, baik tokoh masyarakat, dunia usaha, maupun akademisi. Tujuannya
adalah pengaturan terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang komprehensif mulai
sejak perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum guna menjaga kelestarian lingkungan hidup Kota Bogor dapat
tercapai.
35
DAFTAR PUSTAKA
Lilin Budiati. 2002. Good Governance Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bogor:
Ghalia Indonesia.
M. Hamdan . 2000. Tindakan Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup. Bandung :
Mandar Maju
36