Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPUTASI DAN LOGIKA PEMROGRAMAN

DISUSUN OLEH:
NAMA : FEBRIAN HUTAHAEAN
NIM : 2201091
GRUP :E
TANGGAL PRAKTIKUM : 29 NOVEMBER 2023
MODUL PRAKTIKUM : PERSAMAAN KOMPUTASI
ASISTEN : DIAN KURNIA, M. KOM

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
MEDAN
2023
MODUL 8
PERSAMAAN KOMPUTASI
8.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui konsep dasar komputasi pada Teknik Kimia.
2. Mahasiswa memahami cara menggunakan persamaan komputasi dalam
menyelesaikan masalah Teknik Kimia.
3. Mahasiswa mengetahui penerapan komputasi dalam pemecahan masalah
Teknik Kimia.
8.2 Teori Dasar
8.2.1 Pengertian SCILAB
SCILAB adalah perangkat lunak sumber terbuka yang kuat dan serbaguna
yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa. SCILAB,
awalnya dikembangkan oleh Institute National de Recherche en Informatique et en
Automatique (INRIA) di Perancis, pertama kali dirilis sebagai perangkat lunak
sumber terbuka pada tahun 1994. Ini berawal sebagai proyek penelitian untuk
memberikan solusi komputasi numerik yang murah dan kuat bagi komunitas ilmiah
dan teknik. SCILAB segera menjadi sangat populer karena kemampuannya untuk
menggantikan perangkat lunak komersial yang mahal dalam aplikasi pemodelan
matematika dan analisis data. Seiring berjalannya waktu, SCILAB terus
berkembang, dengan kontribusi dari komunitas pengembang di seluruh dunia. Versi
terbaru SCILAB mendukung berbagai platform seperti Windows, MacOS, dan
Linux, menjadikannya alat yang mudah diakses oleh pengguna di berbagai sistem
operasi. (Campbell et al., 2009).
8.2.2 Persamaan Nonlinier
Penyelesaian persamaan nonlinier merupakan salah satu persoalan yang
sering dijumpai dalam komputasi numerik. Sebuah persamaan nonlinier tunggal
atau sebuah sistem persamaan nonliner dapat diselesaikan dengan fungsi fsolve.
Sintaks fungsi fsolve adalah sebagai berikut :
[xsol, fsol, info] = fsolve(xØ, fct, fjac, tol)
Deskripsi dari argumen input dan output yang terdapat pada fungsi fsolve
adalah sebagai berikut :

159
▪ xØ adalah nilai awal yang digunakan dalam penyelesaian persamaan nonlinier
atau sistem persamaan nonlinier.
▪ fct adalah fungsi nonlinier yang akan dicari penyelesaiannya.
▪ fjac adalah argumen opsional yang menyatakan gradient atau Jacobian dari
fungsi nonlinier fct.
▪ tol adalah argumen opsional untuk menyatakan toleransi konvergensi dalam
pencarian akar persamaan nonlinier, nilai defaultnya adalah 1e-1Ø.
▪ fsol adalah argumen opsional dimana fsol = fct(xsol).
▪ info adalah argumen opsional yang menyatakan kondisi iterasi. Berikut ini nilai-
nilai yang dapat dihasilkan oleh argumen output info yaitu :
▪ 0 : argumen-argumen input tidak mencukupi.
▪ 1 : akar persamaan dapat ditemukan dengan nilai kesalahan relatif yang
lebih kecil dari nilai toleransi yang digunakan.
▪ 2 : jumlah pemanggilan terhadap fungsi fct telah mencapai batas
maksimum.
▪ 3 : nilai toleransi terlalu kecil sehingga tidak dapat diperoleh nilai
penyelesaian yang lebih baik.
▪ 4 : iterasi tidak dapat menemukan nilai pendekatan berikutnya yang lebih
baik. (Vieira, 2018).

Gambar 1 Contoh 1 adalah visualisasi dari fungsi f(x).

160
Penyelesaian. Anggap persamaan nonlinier yang selesaikan adalah f(x) = 0, maka
kita dapat menyatakan fungsi f(x) dengan statemen sebagai berikut :
-->function y = f(x)
--> y = x - exp(-x);
-->endfunction
Berikut ini perhitungan akar dari fungsi f(x) dengan menggunakan nilai
awal x=0.6.
-->x0 = 0.6; // nilai awal
-->[xsol,fsol,info] = fsolve(xØ,f)
info =
1.
fsol =
Ø.
xsol =
0.5671433
Diperoleh bahwa x = 0.567 adalah akar dari persamaan nonlinier x - exp(-x)=0.

Gambar 2 Contoh 2
Penyelesaian. Anggap sistem persamaan nonlinier pada contoh ini adalah g(x) = 0,
dimana x adalah sebuah vektor kolom, x = [x1; x2]. Gambar 2 merupakan ilustrasi

161
sistem persamaan nonlinier g(x). Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat dua
pasangan akar untuk fungsi nonlinier g(x).
Fungsi untuk sistem persamaan nonlinier g(x) dapat dibuat dengan statemen-
statemen sebagai berikut :
-->function y = g(x)
--> y(1) = x(1)^2 - 2*x(1) - x(2) + 0.5;
--> y(2) = x(1)^2 + 4*x(2)^2 - 4;
-->endfunction
Penyelesaian pertama sistem persamaan nonlinier g(x) dengan menggunakan nilai-
awal x1=1 dan x2=0 adalah sebagai berikut :
-->[xsol1, gsol1] = fsolve([1; 0], g)
gsol1 =
10^(-14) *
0.1054712
- 0.7105427
xsol1 =
1.9006767
0.3112186
Penyelesaian berikutnya dengan nilai-awal yang berbeda yaitu x1=0 dan x2=1
adalah sebagai berikut :
-->[xsol2, gsol2] = fsolve([0; 1], g)
gsol2 =
0.
0.
xsol2 =
- 0.2222146
0.9938084
Dari output dua statemen di atas diperoleh bahwa, akar-akar dari sistem persamaan
nonlinear g(x)=0 yaitu (1.901, 0.311) dan (-0.222, 0.994). (Gambarotta, 2018).
Untuk penyelesaian sistem persamaan nonlinier g(x)=0 dengan 2menggunakan
fungsi Jacobian maka harus dibuat terlebih dahulu fungsi Jacobian-nya. Fungsi
Jacobian untuk fungsi g(x) adalah sebagai berikut :

162
Statemen Scilab untuk menyatakan fungsi jacobian J(x1, x2) dapat didefinisikan
sebagai berikut :
-->function y = dg(x)
--> y(1,1) = 2*x(1) - 2
--> y(1,2) = -1
--> y(2,1) = 2*x(1)
--> y(2,2) = 8*x(2)
-->endfunction
Berikut ini adalah statemen-statemen untuk penyelesaian sistem persamaan
nonlinier g(x)=0 yang menggunakan fungsi Jacobian sebagai argumen inputnya.
-->[xsol1, gsol1] = fsolve([1; 0], g, dg)
gsol1 =
10^(-14) *
0.1110223
- 0.7105427
xsol1 =
1.9006767
0.3112186
-->[xsol2, gsol2] = fsolve([0; 1], g, dg)
gsol2 =
10^(-15) *
- 0.1110223
0.
xsol2 =
- 0.2222146
0.9938084
Contoh 3 (Persamaan VanDerWaals). Persamaan VanDerWaals adalah
persamaan yang menyatakan hubungan antara tekanan absolut (p) [atm], suhu
absolut (T) [K] dan volume molal (v) [L/mol] untuk gas tak-ideal.

163
dimana R adalah konstanta universal gas (0.082054 L atm/(mol K)), a dan b adalah
konstanta empiris gas yang nilainya berbeda-beda untuk setiap jenis gas. Tentukan
volume molal untuk gas karbondioksida untuk berbagai macam kombinasi dari
kondisi tekanan 1, 10, dan 100 atm dan suhu 300, 500 dan 700 K ? Diketahui
konstanta empiris untuk gas karbon dioksida yaitu: a = 3.592 dan b = 0.04267.
Penyelesaian. Persamaan Van Der Waals dapat dinyatakan dengan statemen-
statemen sebagai berikut :
-->function y = VanDerWaals(v,p,T,a,b)
--> R = 0.082054 // Konstanta gas universal
--> y = (p + a./v.^2).*(v - b) - R*T
-->endfunction
Data-data yang diketahui dan nilai awal untuk perhitungan volume gas yaitu :
-->a = 3.592; b = 0.04267; // Konstanta gas karbondioksida
-->p = [1 10 100]; // Tekanan gas (atm)
-->v0 = ones(p); // nilai awal untuk perhitungan v
Volume gas untuk kondisi suhu 300 K pada tekanan gas 1, 10 dan 100 atm dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
-->T = 300; // Suhu gas (Kelvin)
-->v = fsolve(v0, VanDerWaals) // Volume gas v untuk T = 300
v=
24.512588 2.3544956 0.0795108
Dengan menggunakan cara yang sama, perhitungan volume gas untuk kondisi suhu
500 dan 700 K pada tekanan gas 1, 10 dan 100 atm adalah sebagai berikut :
-->T = 500; // Suhu gas (Kelvin)
-->v = fsolve(v0,VanDerWaals) // Volume gas v untuk T = 500
v=
40.982113 4.0577795 0.3663018
-->T = 700; // Suhu gas (Kelvin)
-->v = fsolve(v0,VanDerWaals) // Volume gas v untuk T = 700

164
v=
57.417958 5.7241663 0.5575542
Berikut ini adalah rangkuman hasil perhitungannya.

8.2.3 Persamaan Differensial Biasa


Suatu persamaan diferensial biasa orde pertama dengan kondisi awal secara
umum dapat dinyatakan dengan notasi matematika sebagai berikut :

Selanjutnya, notasi matematika untuk sistem persamaan diferensial biasa orde


pertama dengan kondisi awal adalah sebagai berikut :

165
8.3 Prosedur
8.3.1 Kode Program 1
A. SCILAB Console

B. Variable Browser

C. Command History

8.3.2 Kode Program 2


A. SCILAB Console

166
B. Variable Browser

C. Command History

8.3.3 Kode Program 3


A. SCILAB Console

167
B. Variable Browser

C. Command History

8.3.4 Kode Program 4


A. SCILAB Console

168
B. Variable Browser

C. Command History

8.3.5 Kode Program 5


A. SCILAB Console

169
B. Variable Browser

C. Command History

8.3.6 Kode Program 6


A. SCILAB Console

B. Variable Browser

C. Command History

170
8.3.7 Kode Program 7
A. SCILAB Console

B. Variable Browser

C. Command History

8.3.8 Kode Program 8


A. SCILAB Console

171
B. Variable Browser

C. Command History

172
8.4 Pembahasan
8.4.1 Kode Program 1
Kode program ini digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear.
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar untuk
membersihkan layar antarmuka SCILAB. Ini hanya digunakan untuk
membersihkan tampilan layar sehingga tampilannya bersih, dan ketikkan
clear. Ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel yang ada dalam
sesi SCILAB. Ini membersihkan variabel-variabel yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Simbol (;) berfungsi untuk tidak menampilkan hasil yang
didapat ke jendela kerja.
3. Ketikkan A=[5 -3 1 0; 1 2 -3 1; 0 3 -5 6; -1 0 2 -1] yang merupakan definisi
dari matriks A yang memiliki dimensi 4x4, artinya memiliki 4 baris dan 4
kolom. Setiap angka dalam matriks A adalah elemen dari matriks tersebut.
4. Ketikkan b=[5 1 -5 0] yang merupakan definisi dari vektor b. Vektor b berisi
4 elemen.
5. Ketikkan x=A\b' atau biasa disebut sebagai inverse dari matriks A terhadap
matriks B. Ini adalah perintah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
dengan matriks A dan vektor b. Operasi ini mencoba untuk mencari vektor
x yang memenuhi persamaan A*x=b. Hasilnya akan disimpan dalam vektor
x.
8.4.2 Kode Program 2
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar untuk
membersihkan layar antarmuka SCILAB. Ini hanya digunakan untuk
membersihkan tampilan layar sehingga tampilannya bersih, dan ketikkan
clear. Ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel yang ada dalam
sesi SCILAB. Ini membersihkan variabel-variabel yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Simbol (;) berfungsi untuk tidak menampilkan hasil yang
didapat ke jendela kerja.
3. Variabel A berisi data matriks berukuran 9 baris 9 kolom dan diberi
pembatas titik koma sehingga hasil eksekusi tidak ditampilkan.

173
4. Variabel b berisi data matriks berukuran 1 baris 9 kolom lalu diberi tanda
titik koma atas („) yang berfungsi untuk mentranspose bentuk matriks
menjadi berukuran 9 baris 1 kolom.
5. Ketikkan x=A\b. Ini adalah perintah untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear A*x=b dengan menggunakan metode eliminasi Gauss. Hasilnya akan
disimpan dalam vektor x.
Kode program ini merupakan implementasi eliminasi Gauss untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear. Jadi, keseluruhan perintah ini digunakan
untuk mendefinisikan matriks A dan vektor b yang mewakili sistem persamaan
linear, dan kemudian mencari solusi sistem persamaan tersebut menggunakan
eliminasi Gauss. Hasilnya akan tersimpan dalam vektor x.
8.4.3 Kode Program 3
Kode program 3 mirip dengan kode program 2 di mana kode program ini
merupakan implementasi eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear.
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar untuk
membersihkan layar antarmuka SCILAB. Ini hanya digunakan untuk
membersihkan tampilan layar sehingga tampilannya bersih, dan ketikkan
clear. Ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel yang ada dalam
sesi SCILAB. Ini membersihkan variabel-variabel yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Simbol (;) berfungsi untuk tidak menampilkan hasil yang
didapat ke jendela kerja.
3. P=[...]. Ini adalah definisi matriks P. Matriks P ini memiliki dimensi 14x14,
artinya memiliki 14 baris dan 14 kolom. Setiap angka dalam matriks P
adalah elemen dari matriks tersebut. Matriks P ini digunakan untuk
merepresentasikan sejumlah persamaan linear.
4. Q=[...]. Ini adalah definisi vektor Q. Vektor Q berisi 14 elemen dan
merupakan bagian dari sistem persamaan linear yang ingin Anda selesaikan,
lalu diberi tanda titik koma atas (‘) yang berfungsi untuk mentranspose
bentuk matriks menjadi berukuran 14 baris 1 kolom dan juga ditambahi
pembatas titik koma sehingga hasil eksekusi tidak ditampilkan.

174
5. Ketikkan x=P\Q. Ini adalah perintah untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear P*x=Q dengan menggunakan metode eliminasi Gauss. Hasilnya akan
disimpan dalam vektor x.
Jadi, keseluruhan perintah ini digunakan untuk mendefinisikan matriks P
dan vektor Q yang mewakili sistem persamaan linear, dan kemudian mencari solusi
sistem persamaan tersebut menggunakan eliminasi Gauss. Hasilnya akan tersimpan
dalam vektor x.
8.4.4 Kode Program 4
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar untuk
membersihkan layar antarmuka SCILAB. Ini hanya digunakan untuk
membersihkan tampilan layar sehingga tampilannya bersih, dan ketikkan
clear. Ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel yang ada dalam
sesi SCILAB. Ini membersihkan variabel-variabel yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Simbol (;) berfungsi untuk tidak menampilkan hasil yang
didapat ke jendela kerja.
3. Kemudian kode membaca beberapa parameter proses yang sudah diketahui
seperti a, b, L, dan G, diisi dengan nilai yang sudah ditentukan. Parameter-
parameter ini digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
4. Selanjutnya, kondisi awal seperti x0 dan y7(1) serta y7(2) dibaca. Ini
menggambarkan kondisi awal dari suatu proses atau sistem.
5. Matriks A dan vektor B1 serta B2 didefinisikan. Matriks A adalah matriks
6x6 yang diisi dengan elemen-elemen tertentu. Ini digunakan untuk
merepresentasikan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan
antar-tray dalam proses kimia. Vektor B1 dan B2 adalah vektor 6x1 yang
berisi elemen-elemen tertentu. Mereka digunakan sebagai bagian dari
sistem persamaan linear.
6. Perintah x1=A\B1 dan x2=A\B2 digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear A*x=B1 dan A*x=B2 dengan menggunakan metode
eliminasi Gauss. Hasilnya adalah vektor x1 dan x2 yang mewakili
komposisi dari tray dalam proses kimia.

175
Jadi, keseluruhan perintah ini adalah bagian dari proses perhitungan
komposisi tray dalam suatu proses kimia. Parameter-proses dan kondisi awal
dibaca, matriks A dan vektor B1 serta B2 didefinisikan, dan kemudian sistem
persamaan linear diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss untuk menghitung
komposisi tray.
Kode ini adalah implementasi eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear yang berkaitan dengan komposisi tray dalam sebuah proses kimia.
8.4.5 Kode Program 5
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar untuk
membersihkan layar antarmuka SCILAB. Ini hanya digunakan untuk
membersihkan tampilan layar sehingga tampilannya bersih, dan ketikkan
clear. Ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel yang ada dalam
sesi SCILAB. Ini membersihkan variabel-variabel yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Simbol (;) berfungsi untuk tidak menampilkan hasil yang
didapat ke jendela kerja.
3. Ketikkan kode matriks A dan vektor B. Matriks A adalah matriks 4x4 yang
berisi angka-angka tertentu. Ini mungkin merepresentasikan suatu sistem
persamaan linear yang ingin dipecahkan. Vektor B adalah vektor kolom 4x1
yang berisi angka-angka tertentu. Simbol (;) berfungsi untuk tidak
menampilkan hasil yang didapat ke jendela kerja.
4. Perintah x=A\B digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
A* x=B dengan menggunakan metode eliminasi Gauss, yaitu pembagian
matriks kiri. Hasilnya adalah vektor x yang berisi solusi dari sistem
persamaan tersebut.
8.4.6 Kode Program 6
Kode ini digunakan untuk menemukan solusi numerik dari suatu persamaan
nonlinear menggunakan sintaks fungsi fsolve dalam SCILAB.
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar. Ini adalah komentar yang menjelaskan
bahwa layar antarmuka SCILAB sedang dibersihkan sebelum perhitungan
dimulai.

176
3. Ketikkan clear all; dan ini adalah perintah untuk menghapus semua variabel
yang mungkin telah didefinisikan sebelumnya dalam sesi SCILAB. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada variabel sebelumnya yang
mempengaruhi perhitungan yang akan dilakukan.
4. Selanjutnya, kode mendefinisikan sebuah fungsi f(x) yang bergantung pada
variabel x. Fungsi ini sesuai dengan persamaan nonlinear yang ingin
dipecahkan. Persamaan tersebut adalah y = x - exp(-x).
5. Ketikkan x0=0.6 dimana perintah ini adalah inisialisasi nilai awal x yang
digunakan sebagai tebakan awal untuk mencari solusi persamaan nonlinear.
6. Ketikkan fsolve(x0, f) dimana perintah ini untuk menemukan solusi dari
persamaan nonlinear f(x) dengan memulai pencarian dari nilai awal x0.
Hasil dari perhitungan ini yaitu :
a. xsol : berisi kode solusi numerik dari persamaan nonlinear.
b. Fsol : berisi nilai dari fungsi f pada solusi tersebut.
c. info : berisi nformasi tambahan tentang proses pencarian solusi.
Jadi, keseluruhan perintah ini adalah untuk mencari solusi numerik dari
persamaan nonlinear yang diberikan, dimulai dari nilai awal x0. Solusi ini
bergantung pada fungsi f(x) yang telah didefinisikan sebelumnya.
8.4.7 Kode Program 7
Kode ini digunakan untuk menghitung volume (v) dari gas karbondioksida
(CO2) pada berbagai tekanan (p) dan suhu (T) menggunakan Persamaan Van der
Waals.
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar dimana ini adalah komentar yang
menjelaskan bahwa layar antarmuka SCILAB sedang dibersihkan sebelum
perhitungan dimulai.
3. Ketikkan clear all; dimana ini adalah perintah untuk menghapus semua
variabel yang mungkin telah didefinisikan sebelumnya dalam sesi SCILAB.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada variabel sebelumnya
yang mempengaruhi perhitungan yang akan dilakukan.
4. Kemudian, kode mendefinisikan sebuah fungsi VanDerWaals yang
menerima variabel v (volume), p (tekanan), T (suhu), a, dan b sebagai

177
parameter. Ini adalah persamaan Van der Waals yang digunakan untuk
menghitung volume gas karbondioksida berdasarkan tekanan, suhu, dan
konstanta a dan b.
5. Ketikkan a=3.592; b=0.04267; sebagai nilai konstanta a dan b untuk gas
karbondioksida.
6. Ketikkan p=[1,10,100]; dimana perintah ini adalah array yang berisi tekanan
gas dalam atmosfer (atm) yang ingin dihitung volumenya.
7. Ketikkan v0=ones(p); ini adalah inisialisasi nilai awal untuk perhitungan
volume v. Nilai awal ini adalah array dengan elemen-elemen satu (sesuai
dengan jumlah tekanan yang akan dihitung).
8. T=300;, T=500;, dan T=700; adalah suhu gas dalam Kelvin yang digunakan
untuk perhitungan volume gas CO2 pada berbagai suhu.
9. Selanjutnya, dalam setiap blok perhitungan dengan suhu yang berbeda, kode
menggunakan fungsi fsolve untuk mencari volume gas v yang memenuhi
persamaan Van der Waals untuk tekanan dan suhu tertentu. Hasil dari fsolve
disimpan dalam variabel v.
Jadi, keseluruhan perintah ini adalah untuk menghitung volume gas CO2
pada berbagai tekanan dan suhu menggunakan Persamaan Van der Waals dengan
konstanta a dan b yang telah diberikan. Hasilnya adalah volume gas CO2 pada
berbagai kondisi yang berbeda.
8.4.8 Kode Program 8
Kode ini digunakan untuk melakukan interpolasi linear (interpln) pada
sejumlah data.
1. Buka Scilab console, lalu ketikkan komentar berupa nama dan NIM.
2. Ketikkan clc; //membersihkan layar dimana ini adalah komentar yang
menjelaskan bahwa layar antarmuka SCILAB sedang dibersihkan sebelum
perhitungan dimulai. Ini memastikan layar bersih sebelum tampilan hasil
perhitungan.
3. Ketikkan clear all; dimana ini adalah perintah untuk menghapus variabel-
variabel yang mungkin telah didefinisikan sebelumnya dalam sesi SCILAB.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada variabel sebelumnya yang
mempengaruhi perhitungan yang akan dilakukan.

178
4. Kemudian, kode mendefinisikan dua array, x dan y. Array x berisi data input
(1 hingga 6 tetapi hasil eksekusi tidak ditampilkan), sedangkan array y berisi
data output yang sesuai.
5. Ketikkan kode perintah yi=interpln([x;y],[1.3 3.4 5.5]). Kode ini melakukan
interpolasi linear menggunakan fungsi interpln. Fungsi ini mencari nilai-
nilai interpolasi pada titik-titik yang diberikan. Argumen pertama [x;y]
adalah data input dan output yang digunakan untuk interpolasi. Argumen
kedua [1.3 3.4 5.5] adalah titik-titik di mana interpolasi akan dihitung. Hasil
interpolasi disimpan dalam variabel yi.
Jadi, keseluruhan perintah ini adalah untuk melakukan interpolasi linear
pada data yang diberikan, di mana hasil interpolasi disimpan dalam variabel yi pada
titik-titik yang ditentukan.

179
8.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dan sumber literasi
pustaka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsep dasar komputasi pada Teknik Kimia adalah penggunaan perangkat
lunak dan algoritma komputer untuk menganalisis, mensimulasikan, dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kimia, termasuk
perhitungan neraca massa dan energi, simulasi reaksi kimia, perancangan unit
proses, dan pemodelan sistem kimia. Komputasi memungkinkan seorang
insinyur kimia untuk mengoptimalkan proses, merancang reaksi kimia, dan
mengambil keputusan yang lebih baik dalam industri kimia dan rekayasa
lingkungan.
2. Cara menggunakan persamaan komputasi dalam menyelesaikan masalah
dalam Teknik Kimia adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar
matematika dan ilmu kimia ke dalam perangkat lunak komputer. Ini melibatkan
formulasi masalah dalam bentuk persamaan matematika yang sesuai dengan
proses kimia yang ingin dipecahkan. Kemudian, perangkat lunak komputer
digunakan untuk menghitung solusi dari persamaan-persamaan ini dengan
memasukkan data yang relevan, seperti konstanta reaksi, parameter proses, dan
kondisi awal. Hasil komputasi ini dapat digunakan untuk menganalisis,
mensimulasikan, dan merancang proses kimia dengan lebih efisien.
3. Penerapan komputasi dalam pemecahan masalah teknik kimia memungkinkan
penggunaan algoritma, perangkat lunak, dan perhitungan numerik untuk
menganalisis, merancang, dan mengoptimalkan proses kimia. Hal ini
membantu dalam memodelkan reaksi kimia, simulasi proses, keseimbangan
massa dan energi, serta analisis data yang kompleks. Dengan komputasi, kita
dapat menghemat waktu, sumber daya, dan memahami lebih baik fenomena
yang terlibat dalam teknik kimia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
efisiensi dan keamanan dalam berbagai aplikasi industri kimia.

180
8.6 Daftar Pustaka
Campbell, S. L., Chancelier, J., & Nikoukhah, R. (2009). Introduction to SCILAB.
Springer eBooks, 9–71. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-5527-2_2
Gambarotta, A., Morini, M., & Zubani, A. (2018). A Non-Stoichiometric
Equilibrium Model for the Simulation of the Biomass Gasification Process.
Applied Energy, 227, 119-127. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2017.07
Oberkampf, W. L., Trucano, T. G., & Hirsch, C. (2004). Verification, Validation,
and Predictive Capability in Computational Engineering and Physics.
Applied Mechanics Reviews, 57(5), 345–384.
https://doi.org/10.1115/1.1767847
Pahl, P. J., & Damrath, R. (2001). Mathematical Foundations of Computational
Engineering. In Springer eBooks. https://doi.org/10.1007/978-3-642-
56893-0
Rosmiati, Lumbantoruan, S., Tarigan, N., & Kurnia, D. (2023). Modul Pr.
Komputasi dan Logika Pemrograman (2023rd ed.). Politeknik Teknologi
Kimia Industri Medan.
Vieira, E. B., Busch, W. F., Prata, D. M., & De Sousa Santos, L. (2018). Application
of SCILAB/Xcos for Process Control Applied to Chemical Engineering
Educational Projects. Computer Applications in Engineering Education,
27(1), 154–165. https://doi.org/10.1002/cae.22065

181

Anda mungkin juga menyukai