Anda di halaman 1dari 65

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS AIR HASIL DESTILASI AIR LAUT DI


PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PPLH)
PUNTONDO KABUPATEN TAKALAR

ALHILAL HAMDI
07320190014

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS AIR HASIL DESTILASI AIR LAUT DI


PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PPLH)
PUNTONDO KABUPATEN TAKALAR

Skripsi Di Susun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kelautan Pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim
Indonesia

ALHILAL HAMDI
07320190014

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023

i
HALAMAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : AlHilal Hamdi
NIM : 07320190014
Program Studi : Ilmu Kelautan
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jenjang Pendidikan : Starata Satu (S-1)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi dengan judul:”Analisis

Kualitas Air Hasil Destilasi Air Laut Di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup

(PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar ” Adalah ”Benar” hasil penelitian

penulis dan jika dikemudian hari ternyata diketahui hasil ciplakan (plagiat) dari

skripsi orang lain maka penulis bersedia mendapatkan sangsi akademik yang

berlaku.

Makassar, 02 Februari 2023

Yang membuat pernyataan,

AlHilal Hamdi

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Air Hasil Destilasi Air Laut Di


Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)
Puntondo Kabupaten Takalar
NIM : 073 2019 0014
Program Studi : Ilmu Kelautan
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
SK Pembimbing : 464 /H.20/FPIK-UMI/III/2023

Telah Diperiksa dan Disetujui


Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Danial, M.Si Asmidar, S.Kel. M.Si


Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Diketahui Oleh :

Dr. Ir. Abdul Arauf, M.Si Dr. Ir. Hamsiah, M.Si


Dekan FPIK UMI Ketua Program Studi

iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Air Hasil Destilasi Air Laut Di


Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)
Puntondo Kabupaten Takalar
NIM : 073 2019 0014
Program Studi : Ilmu Kelautan
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
SK Penguji : 1175/A.43/FPIK-UMI/VIII/2023

Disetujui
Oleh Komisi Penguji :

1 Dr. Ir. Danial, M.Si (Ketua) ..................................................

2 Asmidar, S.Kel. M.Si (Anggota) ..................................................

3 Dr. Ir. Hamsiah, M.Si (Anggota) ..................................................

4 Dr. Ir. Beddu Tang, M.Si (Anggota) ..................................................

iv
RINGKASAN

ALHILAL HAMDI, Stambuk 073 2019 0014. Analisis Kualitas Air Hasil
Destilasi Air Laut Di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo
Kabupaten Takalar. Di bawah bimbingan Danial sebagai Pembimbing Utama dan
Asmidar sebagai Pembimbing Anggota.
Air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat masih merupakan satu masalah
besar di Indonesia. Terdapat berbagai cara pengolahan air laut yang biasa
digunakan diantaranya adalah desalinasi atau destilasi, reverse osmosis (RO),
namun alternatif yang lebih mudah yaitu dengan cara destilasi. Dalam sistem
destilasi ini, tekanan di dalam sistem lebih kecil dari tekanan udara di luar sistem
sehingga air laut yang akan di destilasikan dapat menguap dengan temperatur
suhu yang tinggi dari temperatur biasanya.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan unsur fisika, kimia
dan biologi yang terdapat pada air hasil destilasi air laut, serta untuk mengetahui
tingkat kelayakan air tawar hasil destilasi untuk di konsumsi.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 April – 13 Mei 2023 di Pusat
Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Serta menganalisis sampel air tawar hasil destilasi air
laut. Air baku adalah Air laut yang diambil di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup
(PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar. Alat destilasi sudah di rancang oleh pusat
pendidikan lingkungan hidup sesuai sistim desalinasi. Pemeriksaan kualitas fisik,
kimia dan bakteriologi di lakukan di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan air hasil destilasi memiliki kandungan unsur
Fisika, (Suhu 26,2), (Jumlah Zat Pada Terlarut, 169) (Kekeruhan 0,08) (Warna 2,50)
(Bau, Tidak berbau) (Rasa, Tidak berasa) unsur Kimia, (Ph 5,7) (Besi 0,03)
(Aluminium 0,06) dan usur Biologi (Coliform total, 10) (E.Coli, 0). Kualitas air
tawar hasil destilasi memenuhi standar secara fisik dan kimia tetapi tidak memenuhi
standar secara biologi. Air tetap bisa di minum dengan cara pengolahan yang lebih
tepat seperti dimasak.

v
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala Rahmat dan

Hidayah-Nya, serta Salam dan Taslim kepada Nabi Muhammad SAW., sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan.

Penelitian ini adalah untuk meneliti Analisis Kualitas Air Hasil Destilasi air

Laut Di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar,

serta sebagai salah satu persyaratan penyelesaian program studi dan jurusan pada

Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.

Penelitian ini mengungkapkan tenteng dampak dan manfaat jangka panjang

mengonsumsi air tawar hasil destilasi air laut menjadi. Penyusunan skripsi

penelitian ini dapat diselesaikan atas bantuan, bimbingan serta dorongan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayahanda Abdurrahman yang selalu saya banggakan

dan ibunda St. Rukwani yang selalu memberikan motivasi.

2. Bapak Dr.Ir. Abd Rauf, M.Si, selaku Dekan Fakultas Perikanan Dan Ilmu

Kelautan.

3. Ibu Dr. Ir. Hamsiah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan.

4. Bapak Dr. Ir. Danial, M.Si, selaku Pembimbing Utama yang selalu

memberikan saran dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Ibu Asmidar, S.Kel. M.Si, selaku Pembimbing Anggota yang selalu

memberikan motivasi serta arahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

vi
6. Kepada Vina Panduwinata, S.Pi, yang telah membantu saya dalam

penyusunan skripsi ini, tidak lupa juga

7. Kepada teman-teman angkatan 2019 yang selalu memberikan dorongan

serta doa dan motivasi kepada penulis.

Makassar, 02 Februari 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN PENULIS ..............................................................ii

HALAMAN PENGEAHAN KOMISI PEMBIMBING ........................................iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ...............................................iv

RINGKASAN .........................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................3

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5

2.1. Pengertian Air..............................................................................................5

2.2. Kebutuhan Air..............................................................................................7

2.3. Standar Kualitas Air Bersih ........................................................................8

2.4. Air Asin .......................................................................................................8

2.5. Penjernihan Air..........................................................................................13

2.6. Sinar Matahari ...........................................................................................14

viii
2.7. Siklus Hidrologi ........................................................................................16

2.8. Baku Mutu Air Laut ..................................................................................16

2.9. Pengolahan Air...........................................................................................17

2.10. Destilasi ...................................................................................................18

BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................21

3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................21

3.2. Alat dan Bahan ..........................................................................................21

3.3. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................22

3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................23

3.5. Analisis Data .............................................................................................24

3.6. Diagram Alir Penelitian ............................................................................25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................26

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................................................26

4.2. Air Laut Hasil Destilasi .............................................................................31

4.3. Teknologi Destilasi ....................................................................................33

4.4. Hasil Destilasi Air Laut..............................................................................36

4.5. Kualitas Air Tawar Hasil Destilasi ............................................................40

BAB V. KESIMPULAN .......................................................................................41

5.1. Kesimpulan ................................................................................................41

5.2. Saran ..........................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43

LAMPIRAN ..........................................................................................................47

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Syarat kualitas air minum berdasarkan parameter fisik ......................................7

2. Syarat Baku Mutu Air Laut Berdasarkan Kepmenkes .......................................17

3. Alat yang di gunakan untuk penelitian .............................................................21

4. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Laikang Tahun 2015 ..........28

5. Mata Pencaharian Penduduk Desa Laikang 2015 ..............................................28

6. Hasil Uji Laboratorium Unsur Unsur Kandungan Air Hasil Destilasi ...............32

7. Pengamatan hasil destilasi air laut .....................................................................39

8. Hasil Uji Kualitas Air Tawar .............................................................................40

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses Kerja Destilasi .......................................................................................19

2. Diagram Aliran Energi .....................................................................................20

3. Peta Lokasi Penelitian ......................................................................................21

4. Diagram Alir Penelitian.....................................................................................25

5. Alat Destilasi ....................................................................................................35

6. Uap Air Menuju Bak Penampungan .................................................................36

7. Grafik suhu dalam dan suhu luar ......................................................................37

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan, yaitu

sekitar 3.288.683 km, dengan panjang garis pantai kurang lebih (± 99.083 km) yang

menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua

di dunia. Melihat Indonesia yang terletak di tengah yang di kelilingi air laut, namun

kekurangan air bersih banyak menimpa masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.

Penyediaan air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat masih merupakan satu

masalah besar di Indonesia (Iqbal et al., 2019). Sebagian besar wilayah diIndonesia

mengalami krisis air tawar (air bersih), hal ini biasanya dialami sebagian besar

masyarakat pesisir (Tambunan et al., 2015).

Laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan mahluk hidup seperti

manusia, ikan, tumbuhan laut dan biota laut lainnya. Dengan demikian sektor

kelautan memiliki potensi yang sangat besar untuk berperan sebagai pendorong

pembangunan dimasa sekarang maupun mendatang. Laut merupakan penyedia

sumber daya alam seperti ikan, rumput laut, mutiara dll, serta sangat berperan

dalam sistem transportasi yang dilakukan oleh manusia dalam bidang ekonomi.

Sebagaimna dijelaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan tidak sama (antara) dua lautan; yang ini tawar, segar, sedap diminum
2

dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari (masing-masing lautan) itu kamu dapat

memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu

pakai, dan di sana kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu

dapat mencari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.” (Q.S. Fatir : 12).

Ayat ini dijelaskan bahwa kekuasaan Allah dapat menundukkan air tawar

dan air asin sehingga bisa dipergunakan menurut fungsinya masing- masing. Hal

demikian itu bertujuan agar manusia bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah

dianugerahkan Allah kepadanya. Lautan merupakan salah satu sumber alam yang

sangat penting untuk dilindungi dalam pengertian pemanfaatan harus dilakukan

sangat bijaksana dengan tetap memperhatikan kepentingan generasisekarang dan

generasi yang akan mendatang.

Terdapat berbagai cara pengolahan air laut yang biasa digunakan

diantaranya adalah desalinasi atau destilasi, reverse osmosis (RO), namun alternatif

yang lebih mudah yaitu dengan cara destilasi. Dalam sistem destilasi ini,tekanan di

dalam sistem lebih kecil dari tekanan udara di luar sistem sehingga air laut yang

akan di destilasikan dapat menguap dengan temperatur / suhu yangtinggi dari

temperatur biasanya.

Desalinasi atau destilasi ini merupakan alternatif yang tergolong sebagai

pengolahan yang relatif murah karena memanfaatkan sinar matahari sebagai

sumber energinya (desalinasi surya). Hal ini didasari bahwa tenaga matahari

merupakan renewable energy (energi terbarukan), aman, gratis dan bebas polusi

(tanpa emisi CO2). Tenaga matahari merupakan solusi yang menjanjikan untuk

menghemat biaya (Ely, 2019). Selain itu, Indonesia merupakan negara yang
3

memiliki intensitas matahari yang melimpah karena Indonesia sebagai daerah

lintasan equator yang dapat memanfaatkan matahari setiap hari (Astuti, 2016).

Penelitian ini dilakukan Untuk mengetahui analisis kualitas air hasil

destilasi air laut di pusat pendidikan ligkungan hidup (PPLH) Puntondo Desa

Mangarabombang Kabupaten Takalar. Desa Mangrabombang adalah salah satu

desa yang berada dikawasan pesisir yang penduduknya rata rata petani rumput laut.

Salah satu masalah yang ada di desa Mangrabombang dusun Puntondo adalah

kurangnya kualitas air bersih (air minum), setiap sumur yang ada di rumah warga

mengandung campuran air laut sehingga tidak layak untuk di konsumsi. Warga

sekitar sering membeli air galon sebagai bahan air minum utama. Karena masalah

inilah perlunya menganalisis kualitas air hasil destilasi agar layak untuk di

konsumsi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa banyak kandungan unsur-unsur fisika, kimia dan biologi yang

terdapat pada air laut hasil destilasi.?

2. Apakah air destilasi layak untuk di konsumsi berdasarkan standar

kepmenkes.?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian hasil analisis kualitas air hasil destilasi air laut

adalah:

1. Untuk mengetahui kandungan unsur fisika, kimia dan biologi yang terdapat

pada air hasil destilasi air laut.

2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan air tawar hasil destilasi untuk di

konsumsi.
4

1.4. Manfaat Penelitian

Memperdalam pengetahuan dalam bidang yang diteliti sehingga bisa

diterapkan dalam masyarakat yang banyak, selain itu ada manfaat secara akademik

yaitu para pelajar bisa mengetahui bagaimana cara mengembangkan potensinya

dalam mengolah sumber daya alam dengan baik dan manfaat secara non akademis

adalah menerapkan terhadap masyarakat awam cara mengolah sumber daya alam

terutama sistem destilasi sehingga masyarakat bisa membuat alatnya secara mandiri

dan untuk mengantisipasi kelangkaan air di masa yang akan datang.


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air dapat berubah wujud: dapat

berupa zat cair atau sebutannya “air”, dapat berupa benda padat yang disebut “es”,

dan dapat pula berupa gas yang dikenal dengan nama “uap air”. Perubahan fisik

bentuk air ini tergantung dari lokasi dan kondisi alam. Ketika dipanaskan sampai

100℃ maka air berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu uap air berubah

kembali menjadi air. Pada suhu yang dingin di bawah 0℃ air berubah menjadi

benda padat yang disebut es atau salju.

Air dapat juga berupa air tawar (fresh water) dan dapat pula berupa air asin

(air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam

proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah,

dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan

istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

Air laut merupakan air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan

memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautan dunia

memiliki salinitas sebesar 35%, hal ini berarti untuk setiap satu liter air laut terdapat

35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman utama yang

terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%),

magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%)

terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan

garam-garaman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas,


6

kompresibilitas, dan titik beku (Homig, 1978). Air dengan salinitas tersebut

tentunya tidak dapat dikonsumsi (Rizqi 2011).

Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi, 2001).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian Kualitas Pencemaran, Bab I

Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa “Air tawar adalah semua air yang

terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil.”,

sedangkan menurut Undang-Udang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Bab I, Pasal 1), butir 2 disebutkan bahwa “Air adalah semua air yang terdapat pada,

di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air

permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.”. Butir 3

menyebutkan “Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan di

bawah permukaan tanah.”. Karakteristik kandungan dan sifat fisis air tawar sangat

bergantung pada tempat sumber mata air itu berasal dan juga teknik pengolahan air

tersebut. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Pasal 1

menyatakan bahwa “Air minum adalah air yang melaui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum” (Rizqi 2011).

Standar kualitas air (air bersih dan air minum) merupakan ketentuan-

ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang

menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi. Tujuan dari standar tersebut adalah

agar air yang dikonsumsi tidak menimbulkan gangguan penyakit, kesehatan,


7

gangguan teknis, gangguan dalam segi kenyamanan dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, sangat perlu diketahui tingkat kelayakan air yang digunakan sebelum

dikonsumsi dan digunakan. Persyaratan kualitas air minum tertuang peraturan

Menteri Kesehatan R.I No: 2 Tahun 2023. Standar kualitas air minum dapat

ditunjukkan seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Syarat Kualitas Air Minum Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia dan
Biologi.
Uji Parameter Satuan Baku Mutu
Suhu ℃ Suhu udara ± 3
Jumlah Zat Pada Terlarut (TDS) mg/L <300
Kekeruhan Skala NTU <3
Warna Scala TCU 10
Bau - Tidak Berbau
Rasa - Tidak berasa
Ph - 6,5-8,5
Besi (Fe mg/L 1
Aluminium (Ai) mg/L 1
Coliform total CFU/100 ml 0
E. Coli CFU/100 ml 0
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, No. 2 Tahun 2023

Keterangan:
a. Total Dissolve Solid (TDS)
b. True Color Unit (TCU)
c. Neplometrik Turbidity Unit (NTU)
d. Most Number Probable (MNP)

2.2. Kebutuhan Air

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok mahluk hidup termasuk manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan air sangatlah penting. Karena

keberadaannya yang sangat penting, maka keberadaan dan penggunaanya perlu

dijaga dengan baik. Irianto (2004) mengemukakan bahwa kebutuhan air yang
8

dimasukan dalam tubuh tergantung dari jumlah air yang dikeluarkan tubuh. Air

yang dimasukan dalam tubuh dapat berupa air minum, makanan, dan buah-buahan.

Pengeluaran air dari tubuh sebagai bentuk sisa metabolisme atau karena penyakit

tertentu. Penderita penyakit muntah berak (Cholera) akan mengeluarkan banyak

cairan dari dalam tubuh. Kekurangan cairan dari dalam tubuh dapat menyebabkan

dehidrasi yang dapat mengakibatkan kematian. Air di dalam tubuh memiliki fungsi

(a) membantu proses pencernaan yang memungkinkan terjadinya reaksi biokimia

dalam tubuh, (b) menjaga kerja alat tubuh tidak terganggu, dan (c) membuang zat

sisa dari dalam tubuh serta menjaga suhu tubuh agar tetap normal (Rizqi, 2011).

Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih delapan

gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga mutlak membutuhkan air. Semua

organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan

aktivitas metaboliknya mengamil tempat di larutan air (Enger dan Smith, 2009).

Tanpa air keduanya akan mati. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu

sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial

dibutuhkan oleh mkhluk hidup. Dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan

manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas

maupun kuantitas mutlak diperlukan.

Di Amerika Serikat ditentukan 600 liter per kapita per hari (Linsley dan

Franzini, 1985). Di Indonesia diperlukan air berkisar 100 – 150 liter/orang /hari.

Kebutuhan air minimal untuk daerah pedesaan menurut standar WHO adalah

sebesar 60 liter/orang/hari (Sanropie, 1984). Menurut Irianto (2004) setiap hari

selama 24 jam manusia membutuhkan asupan air sekitar 2,5 liter (Rizqi 2011).
9

2.3. Kualitas Air Bersih

Standar kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan

dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan yang harus

dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,

gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Sanropie, 1984). Secara kimia

standar kualiatas air bersih dibagi ke dalam lima bagian, yaitu (a) di dalam air

minum tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, (b) tidak ada zat yang

menimbulkan gangguan kesehatan, (c) tidak mengandung zat-zat kimia yang

melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan teknis, dan (e) tidak

boleh mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa

menimbulkan gangguan ekonomi. Dengan mengacu pada persyaratan di atas, maka

keberadaan zat-zat kimia masih diperbolehkan dalam air minum asalkan jumlahnya

tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh Baku Mutu Air Minum.

Secara biologis, air minum tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman

patogen, dan bakteri coli. Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan

kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih setiap 100 ml air contoh

menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 adalah (a) air bersih yang berasal dari selain

perpipaan, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk jumlah total bakteri

Coliform setiap 100 ml air contoh jumlahnya tidak boleh melebihi 50. (b) Air

bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum total bakteri Coliform tidak

diperbolehkan melebihi 10 per 100 ml air contoh, sedangkan secara fisik, air bersih

haruslah jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna (Rizqi 2011).


10

2.4. Air Asin

Air asin adalah air yang memiliki kadar garam rata-rata sebesar 35 o /oo,

artinya dalam 1 liter (1000 ml) air laut terdapat 35 gram garam air laut merupakan

komponen yang terdiri atas beberapa unsur kimia dengan Na+ dan Clsebagai

komponen terbesar selain unsur air (H2O).

Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan

sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut menentukan

iklim dan kehidupan di bumi.

1. Komposisi air laut

Kadar dan komponen unsur di dalam air laut ditentukan sejumlah reaksi

kimia, fisik, dan biokimia yang terjadi di samudra.

2. Karakteristik air laut

Kadar garam pada air laut sangat bervariasi dari setiap tempat. Misalnya

laut hitam mempunyai kadar garam yang sangat tinggi dibandingkan dengan

kadar garam pada samudra pasifik. Larutan garam ini merupakan larutan

elektrolit. Perbandingan molekul air dengan molekul garam sekitar 100

berbanding 1. Sedangkan perbandingan molekul air dengan ion-ion sekitar 150

berbanding 1. Di sekitar ion mempunyai medan listrik yang tinggi dan air

disekitar ion ikut pula mempunyai medan listrik yang tinggi. Akibat garam

terdapat di dalam air laut maka secara fisik air laut dibedakan dengan air tanah.

Banyak kation pada air laut, namun hanya kalsium dalam status jenuh pada

permukaan air laut. Dan konsentrasi kalsium ditentukan oleh kalsium karbonat.

Konsentrasi barium di kedalaman air ditentuan oleh presipitasi dari barium sulfat.
11

Dengan adanya kation K, Na, Mg, dan kalsium (Ca) menimbulkan pembentukan

dan perubahan mineral pada dasar air laut.

Zn, Manganese, tembaga dan kobalt terkonsentrasi disebabkan adanya

presipitasi Fe dan manganese oksida pada dasar laut. Reaksi pertukaran kation

misalnya lumpur air laut dan zeollit akan meregulasi sebagian kecil dari Na, K

dan magnesium. Elemen CO2, kalium, sulfur dalam jumlah yang banyak dan

elemen-elemen phosphorous, nitrogen dan silika dalam jumlah sedikit

diperlukan dalam kehidupan tumbuhtumbuhan laut dan tumbuh-tumbuhan akan

membebaskan oksigen.

Zat organik uniseluler akan tumbuh/hidup menjadi besar melalui fotosintesa.

Fotosintesa hanya terjadi pada permukan air laut dan tidak lebih dari 100 meter

dari kedalaman laut. Proses pemisahan elemen nutrisi pada permukaan air laut

sangat lamban, tetapi pada kedalaman (300-800) meter sangat cepat dan

mencapai titik maksimum.

3. Fungsi air laut

a. Sebagai suatu unsur keseimbangan darat laut dan udara

b. Sebagai tempat hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan alut. Ada dua

macam elemen nutrisi yaitu elemen nutrisi utama (mayor), misalnya nitrogen,

phosphorous dan silicon dan elemen nutrisi mikro yaitu Fe, Mn, Zn, kobalt,

Mg dan Cu.

c. Sebagai sumber air hujan.

d. Alat transportasi

e. Dipakai sebagai sarana olah raga.


12

f. Dipakai sebagai sarana pariwisata.

g. Sumber mata pencaharian nelayan.

h. Sebagai sumber devisa negara, misalnya melakukan budi daya mutiara, udang,

ikan, teripang dan lain-lain.

i. Sebagai bahan desinfektan, sebagai bahan pengobatan.

4. Pencemaran Air Laut

Air laut mendapatkan pencemaran dari tiga tempat, yaitu dari darat, udara

dan laut. Dari darat hampir 90% bahan pencemar berasal dari darat, melalui

sungai, air rembesan yang belum tersaring dengan baik, melalui pipa WC; dari

udara bahan pencemar dibuang dari pesawat terbang dan dari laut bahan

pencemar dibuang dari kapal laut dan perahu nelayan.

5. Bahan Cemaran/Pencemar

Bahan cemaran berupa sampah keluarga, bahan kimia dari industri

(organik maupun anorganik), yang paling celaka adalah bahan sisa radioaktif.

Oleh karena suatu kecelakaan, misalnya tenggalamnya kapal tengker pembawa

minyak bumi sehingga laut dicemari bahan tambang berupa minyak bumi. Hal

ini sangat tidak diharapkan oleh karena sulit mengatasi cemaran tersebut.

6. Pengolahan air laut sebagai air minum

Negara-negara timur tengah memanfaatkan bongkahan es sebagai air

minum, selain itu mengolah air laut menjadi air minum melalui teknologi

modern. Perlu diketahui bahwa derajat kegaraman yang tinggi pada air laut

meningkatkan tekanan osmosis. Oleh sebab itu dengan cara menurunkan tekanan

osmosis, maka derajat kegaraman pada air laut akan turun.


13

2.5. Penjernihan Air

Penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat

air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup penggunaan

seperti air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan lain. Tujuan

semua proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air

atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya.

Salah satu penggunaan tersebut adalah mengembalikan ke lingkungan alami air

yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan.

Terdapat berbagai macam cara sederhana yang dapat gunakan untuk

mendapatkan air bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan

membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yng paling tepat adalah membuat

penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa penyaringan

air secara sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di

dalam air. Destilasi merupakan salah satu metode penjernihan air yang merupakan

proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air

yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia. Seringkali proses ini juga

menghasikan garam dapur sebagai hasil sampingan.

Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen dari campuran cair melalui

penyaringan yang bergantung pada titik didih dari asing masing komponen. Proses

destilasi bergantung pula pada konsentrasi komponen dan jenis tekanan uap air dari

campuran cairan. Keunggulan dari proses destilasi yaitu merupakan suatu metode

yang efektif dalam menghasilkan uap air dan jika didesain dengan baik akan

menghilangkan 99,90 % dari zat pencemar.


14

2.6. Sinar Matahari

Sinar matahari dipancarkan dari matahari berupa gelombang

elektromagnetik. Energi yang diterima di bumi sebanyak setengah dari satu million

dari total energi matahari.

1. Proses terjadinya sinar matahari

Di pusat matahari diduga mempunyai temperatur 27.000.000 oF;

densitas 90 kali lebih besar dari air. Pada permukaan matahari mempunyai

temperatur sekitar (8.000- 10.000) oF, sehingga praktis matahari hanya terdiri

dari gas saja. Di pusat matahari terjadi reaksi nuklir dimana hidrogen diubah

menjadi helium; setiap perubahan atom hydrogen akan terbentuk neutrino.

Neutrino ini tidak dapat dideteksi. Energi elektromagnetik sinar matahari telah

diobsevasi yaitu mempunyai panjang gelombang 0,01 nm sampai 30 km dan

hanya panjang gelombang (290-2500) nm yang dapat terobservasi melalui

stasium bumi dan maksimum radiasi terletak pada daerah hijau.

2. Kegunaan sinar matahari.

Perlu diketahui bahwa energi panas matahari hanya tersedia 10-11 jam

dalam sehari. Namun, yang efektif untuk kesehatan hanya 2 jam yakni terhitung

sejak matahari terbit hingga pukul 08.00 pagi. Delapan jam berikutnya efektif

untuk yang lainnya, yaitu untuk pembangkit tenaga listrik yang dikenal dengan

pembangkit tenaga listrik tenaga surya dan sebagainya.

a. Pembangkit listrik tenaga surya

Dalam hal ini dipakai “solar cell”. Solar cell merupakan alat

semikonduktor listrik, dibuat dari kristal silikon tunggal. Alat ini mengabsorpsi
15

energi cahaya matahari secara langsung dan mengubah menjadi energi listrik.

Proses perubahan energi cahaya menjadi energi listrik melalui tiga jalur yaitu:

1) Absorpsi cahaya matahari oleh material semikonduktor.

2) Membangkitkan dan memisahkan daerah bebas positif dan negatif dari

solar cell sehingga menghasilkan tegangan (voltase) di dalam solar cell.

3) Mentransfer hasil pemisahan melalui terminal listrik ke pemakai berupa

arus listrik.

b. Menggunakan Termokopel (Termopile)

Hembusan udara panas (energi panas matahari) atau panas bumi (gas

panas bumi) untuk membangkitkan tenaga listrik. Rangkaian thermopile terdiri

dari dua macam lempengan logam yang berbeda yang mempunyai perbedaan

yang sangat besar, digabung secara kaskade.

2.7. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi terbagi dua yaitu:

1. Siklus Tertutup

Siklus hidrologi merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air

secara global di bumi. Silus hidrologi juga menunjjukan semua hal yang

berhubungan dengan air. Bila dilihat keseimbangan air secara menyeluruh maka

air tanah (dalam confined dan unconfined aquifer) dan aliran permukaan: sungai,

danau, penguapan dan lain-lain. Merupakan bagian dari beberapa aspek yang

menjadikan siklus hidrologi menjadi seimbang, sehingga disebut dengan siklus

hidrologi yang tertutup (closed sistem diagram of the global hydrological cycle).

2. Siklus Terbuka
16

Pada lokasi tertentu, aliran air permukaan dapat merupakan satu atau lebih

subsistem dan tidak lagi tertutup, karena sistem tertutup itu ditutup pada suatu

bagian tertentu dari seluruh sistem aliran permukaan. Transportasi aliran di luar

bagian aliran air permukaan merupakan masukan dan keluaran dari sub sistem

aliran air permukaan tersebut. Demikian juga untuk aliran air tanah bias

merupakan satu atau lebih sub sistem dan tidak lagi tertutup, karena sistem

tertutup itu dipotong pada suatu bagian tertentu dari seluruh sistem aliran.

Transportasi aliran diluar bagian aliran air tanah merupakan masukan dan

keluaran dari sub sistem aliran air tanah tersebut. (Gabriel 2008)

2.8. Baku Mutu Air Laut

Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah : batas kadar

yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air

tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu air laut adalah batas atau

kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada dan

zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut. 10 Menurut

Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 tahun 2016 yang ditetapkan tanggal 14 Maret

tahun 2016, merupakan Peraturan Gubernur Bali yang baru direvisi dari Peraturan

Gubernur Bali No 08 tahun 2007, sehingga secara hukum peraturan Gubernur Bali

No 08 tahun 2007 dianggap tidak berlaku lagi. Berdasarkan lampiran Pergub Bali

No 16 tahun 2016 bahwa penetapan Baku Mutu perairan laut sangat beragam

tergantung peruntukkannya, baik untuk wisata bahari, perairan pelabuhan, untuk

biota laut. Untuk kualitas perairan pantai di Kabupaten Takalar khususnya di Pusat

Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo yang kini dimanfaatkan untuk


17

pariwisata dan dimanfaatkan untuk wisata bahari maka baku mutu yang digunakan

mengacu pada Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari.

Tabel 2. Syarat Baku Mutu Air Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia dan
Biologi.
Uji Parameter Satuan Baku Mutu
Warna PtCo 30
Kebauan - Tidak Berbau
Kecerahan M >6
Kekeruhan NTU 5
Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 36
Suhu ℃ Alami
Ph - 7 - 8,5
Salinitas % Alami
Oksigen Terlarut (DO) mg/l >5
Tembaga mg/l 0.005
Seng mg/l 0.095
E.Coliform total NPM 200g
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, No. 3 Tahun 2010

2.9. Pengolahan air

Tidak semua air yang terdapat di alam layak untuk dikonsumsi. Oleh karena

itu, diperlukan upaya pengolahan air agar air tersebut dapat menjadi aman dan

sesuai untuk dikonsumsi. Upaya pengolahan air bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dengan mengacu pada syarat kuantitas, kualitas, kontinuitas,

dan ekonomis. Di antara sumber air yang perlu diproses adalah air laut dan air payau.

Air laut memiliki kadar garam yang tinggi, sekitar 33.000 mg/lt, sementara kadar

garam pada air payau berkisar antara 1000 hingga 3000 mg/lt.

Air minum sebaiknya tidak mengandung garam lebih dari 400 mg/lt agar aman bagi

kesehatan. Sehingga, untuk dapat mengonsumsi air laut atau air payau sebagai air

minum, diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu. Proses utama yang sering
18

digunakan adalah desalinasi, osmosis terbalik, dan pengolahan termal, yang

bertujuan untuk menghilangkan garam dan zat-zat terlarut lainnya dari air laut atau

air payau. Selain itu, metode lain seperti pengolahan dengan bantuan energi surya

dan ion exchange juga dapat digunakan. Setelah melalui proses pengolahan yang

tepat, air hasil pengolahan diuji untuk memastikan bahwa kadar garamnya telah

mencapai standar kelayakan untuk air minum. Selain itu, kualitas air juga diuji

untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan atau bakteri berbahaya yang dapat

menyebabkan penyakit jika dikonsumsi. Hanya setelah lulus uji kualitas, air

tersebut dapat dianggap layak untuk dikonsumsi dan dapat digunakan sebagai air

minum yang aman bagi masyarakat (Rizqi 2011).

2.10. Destilasi

Bukti teknik pemisahan yang dilakukan paling awal diketahui berasal dari

alat penyulingan terakota yang berasal dari 3000 SM di lembah Indus Pakistan.

Awalnya, Distilasi digunakan oleh orang Babilonia di Mesopotamia untuk

membuat parfum. Beberapa ribu tahun kemudian, Destilasi ditemukan dan

dikembangkan lagi oleh kimiawan Yunani Kuno di sekitar abad pertama Masehi.

Berkembangnya Destilasi pada zaman Yunani Kuno ini dipicu oleh tingginya

permintaan spiritus.

Destilasi (penyulingan) air laut telah dilaksanakan bertahun – tahun.

Teknologi penyulingan air untuk mendapatkan air tawar dari air kotor atau air laut

intinya adalah menguapkan air laut dengan cara dipanaskan, yang kemudian uap air

tersebut diembunkan sehingga didapatkan air tawar. Sumber panas yang

dipergunakan berasal dari energi yang beragam yaitu : minyak, gas, listrik,
19

surya/matahari, dan lainnya. Proses destilasi sangat di butuhkan dalam semua

bidang untuk menyuling air, sari bunga, maupun minyak wangi untuk di jadikan

parfum, dan proses destiliasi / penyulingan sudah di kenal oleh pada jaman yunani

kuno (Sugeng Abdullah, 2005)

Gambar 1. Proses kerja destilasi

Efisiensi alat destilasi air merupakan perbandingan dari energi berguna

dengan energi panas yang dihasilkan oleh plat penyerap. Energi berguna merupakan

energi panas yang digunakan dalam proses penguapan dan energi panas yang

digunakan saat pengembunan. Untuk mengetahui efisiensi alat destilasi kita tinjau

kesetimbangan energi pada alat destilasi. Kesetimbangan energi sangat perlu

diperhatikan agar proses destilasi lebih maksimal, dengan memperhatikan

kesetimbangan energi dapat mengetahui seberapa besar energi panas yang di


20

butuhkan sehingga evaporasi lebih maksimal. Gambar diagram aliran energi dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Diagram Aliran Energi

Keterangan gambar :

IT = Intensitas matahari (W/m2 ).


qr,1 = Laju perpindahan panas radiasi dari kolektor kepermukaan dalam kaca
(Watt).
qc,1 = Laju perpindahan panas konveksi dari uap air kepermukaan dalam kaca
(Watt).
qc,w= Laju perpindahan panas konveksi dari air ke uap air (Watt).
qk = Laju perpindahan panas konduksi dari kolektor kedinding luar (Watt).
qr,o = Laju perpindahan panas radiasi dari kaca ke lingkungan (Watt).
qc,o= Laju perpindahan panas konveksi dari permukaan kaca ke lingkungan (Watt).
Ta = Temperatur lingkungan (℃).
Tw = Temperatur air (℃).
Tc = Temperatur permukaan kaca (℃)
Tsv = Temperatur uap air (℃).
Tp = Temperatur plat penyerap (℃).
Kesetimbangan energi dari sistem adalah sebagai berikut :
qc,w+qr,1+qc,1+(.IT.Ac)+(.IT) = qk+qc,o+qr,o
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2023. Berlokasi di

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar,

Kecamatan Laikang. Dan di anilisis di laboratorium Balai Besar Standardisasi dan

Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam Dan Maritim. Peta

lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Di PPLH Puntondo Kabupaten Takalar

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Sebelum memulai proses penelitian, ada beberapa alat yang harus

digunakan atau diperlukan dalam proses penelitian, yaitu sebagai berikut dan

dapat dilihat pada Tabel 3.


22

Tabel 3 berisi daftar alat dan perlengkapan yang akan digunakan selama

penelitian untuk mendukung pengumpulan data.

No Alat-alat Kegunaan
1 Ember Di gunakan untuk mengambil air laut
2 Alat tulis menulis Di gunakan untuk mencatat suhu dan
jumlah air tawar hasilkan
3 Gelas Ukur Di gunakan untuk melihat jumlah air
yang di hasilkan
4 Kamera Untuk mendokumentasikan setiap
kegiatan
5 Thermometer Di gunakan untuk mengukur suhu
6 Refractometer Di gunakan untuk mengukur salinitas
air laut dan air tawar
Tabel 3. Alat yang di gunakan dalam penelitian

3.2.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air laut. Air laut

adalah bahan baku utama ketika melakukan penyulingan atau destilasi.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari eksperimen

atau pengamatan langsung selama proses destilasi air laut untuk menghasilkan air

tawar. Data ini mencakup parameter seperti volume air laut awal dan air tawar yang

dihasilkan, suhu air laut awal dan air tawar, konsentrasi garam, waktu destilasi,

serta efisiensi destilasi. Informasi dari data primer ini penting untuk mengevaluasi

kinerja proses destilasi, memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan

efisiensi air tawar yang dihasilkan.


23

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau

telah ada sebelumnya, dan data ini tidak diperoleh melalui eksperimen atau

pengamatan langsung pada lokasi atau objek/subjek penelitian. Data sekunder dapat

berasal dari berbagai sumber seperti publikasi ilmiah, laporan penelitian, database,

atau sumber data lainnya.

Untuk destilasi air laut, data sekunder bisa berupa hasil penelitian

sebelumnya tentang destilasi air laut, data keberhasilan atau efisiensi destilasi dari

pabrik-pabrik atau instalasi lainnya, atau informasi mengenai karakteristik air laut

dan komposisi air tawar yang telah dihasilkan dari sumber-sumber yang terpercaya.

Data sekunder ini bisa digunakan sebagai referensi atau dasar untuk analisis dan

penelitian lebih lanjut mengenai destilasi air laut, serta memperkaya informasi yang

diperoleh dari data primer. Penting untuk memastikan bahwa data sekunder yang

digunakan berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan relevan untuk tujuan

analisis yang diinginkan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data pada alat destilasi dimulai dengan memasukkan air laut

ke dalam wadah penampungan khusus yang telah dirancang untuk proses destilasi.

Selanjutnya, air laut dijemur secara terbuka hingga menguap dan berubah menjadi

uap, sementara komponen lain seperti garam akan tetap tinggal dalam wadah.

Selama proses penjemuran, beberapa parameter penting diukur untuk mendapatkan

data yang relevan.

Pertama, suhu lingkungan di sekitar alat destilasi diukur untuk memantau

perubahan suhu selama proses berlangsung. Selanjutnya, suhu di dalam wadah


24

penampungan atau alat destilasi diukur untuk memberikan informasi tentang suhu

uap yang terbentuk. Parameter selanjutnya adalah salinitas, yaitu konsentrasi garam

dalam air laut, yang diukur untuk memberikan gambaran tentang tingkat

konsentrasi garam yang tertinggal dalam wadah setelah proses destilasi. Selama

penjemuran, kristal garam yang terbentuk akibat penguapan air laut juga diamati

dan diukur.

Terakhir, volume air tawar yang dihasilkan dari proses destilasi diukur

untuk mengevaluasi efisiensi produksi air tawar. Pengambilan data suhu dan

volume air dilakukan tiga kali dalam sehari pada pagi, siang, dan sore hari untuk

memanfaatkan energi matahari secara maksimal dan memastikan data yang diambil

merepresentasikan berbagai kondisi selama proses berlangsung. Air hasil destilasi

ditampung di tempat penampungan air tawar, dan pengukurannya menggunakan

gelas ukur. Selain itu, suhu di sekitar alat destilasi dan suhu dalam kaca diukur

dengan termometer setiap 3 jam untuk mengawasi perubahan suhu yang dapat

mempengaruhi efisiensi proses destilasi.

3.5. Analisis Data

Hasil penelitian akan dijelaskan secara deskriptif melalui penggunaan tabel,

gambar, dan grafik untuk memvisualisasikan data secara lebih jelas dan

komprehensif. Selain itu, untuk memastikan bahwa kualitas air tawar hasil destilasi

sesuai dengan standar yang ditetapkan, akan dilakukan serangkaian uji

laboratorium yang melibatkan beberapa parameter penting.

Aspek fisik air tawar akan diukur dengan parameter seperti Total Dissolved

Solids (TDS), suhu, kekeruhan, warna, bau, dan rasa. Parameter kimia yang akan

dianalisis meliputi tingkat keasaman (pH), serta kandungan aluminium dan besi
25

dalam air. Sedangkan parameter biologi yang relevan, yaitu jumlah Coliform total

dan E. Coli, akan menjadi indikator adanya kontaminasi biologis.

Data yang diperoleh dari uji laboratorium akan dicocokkan dengan baku

mutu air bersih yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan R.I.

No: 2 Tahun 2023. Dengan mengikuti peraturan ini, dapat dipastikan bahwa air

tawar hasil destilasi telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang

dibutuhkan untuk berbagai keperluan, termasuk konsumsi dan kegiatan lainnya.

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan yang penting dalam menjaga dan

memastikan kualitas air tawar yang aman dan layak digunakan oleh masyarakat.

3.6. Diagram Alir Penelitian

Secara garis besar, skema alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4

berikut.

Mulai

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian


26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.4.1. Letak Geografis Kabupaten Takalar

Deskripsi Objek Penelitian. Letak Geografis Kabupaten Takalar adalah

sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan terletak di Pattallasang.

Kabupaten Takalar terletak antara 5°0381’ sampai 5°0381’ Lintang Selatan

dan antara 199°0221’ sampai 199o0391’ Bujur Timur dengan luas wilayah

566’51 km2, Kabupaten Takalar memiliki luas wilayah 566,51 km 2 dan

memiliki penduduk sebnyak 250.000 jiwa, Kabupaten Takalar terdiri Sembilan

Kecamatan, yaitu; Pattallassang, Polongbangkeng Selatan, Polongbangkeng

Utara, Galesong Selatan, Galesong Utara, Sanrobone, Mappakasunggu, dan

Manggarabombang.

Secara Administratif Kabupaten Takalar mempunyai batas-batas wilayah

yaitu:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten

Gowa.

Topografi Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan danperbukitan. Di

bagian Barat adalah Daerah pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0-3

derajat sedangkan ketinggian ruang bervariasi antara 0-25 m, Sebagian dari


27

wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah pesisir pantai yaitu 74 km

meliputi Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Utara,

Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Mappakasunggu dan Kecamatan

Mangarabombang.

4.4.2. Deskripsi Desa Laikang

Letak Geografis Desa Laikang merupakan salah satu Desa pesisir yang

terdapat di Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar, letak Desa

Laikang kurang lebih berjarak 35 km dari wilayah ibu Kota Kabupaten Takalar

sedangkan waktu tempuh dari ibu kota provinsi Sulawesi selatan kurang lebih

2 jam, Desa Laikang mempunyai Luas wilayah 400 Ha, yang terdiri dari 6

Dusun yaitu: Dusun Laikang, Dusun Boddia, Dusun Ongkoa, Dusun Turikale,

Dusun Pandala, dan Dusun Puntondo. Desa Laikang merupakan salah satu

Desa pesisir terluas yang ada pada Kecamatan Mangarabombang.

Secara Adminstratif Desa Likang mempunyai batas-batas wilayah yaitu:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cikoang

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lengkese

3. Sebeleh Selatan berbatasn dengan Laut Flores

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Punaga.

Desa Laikang Merupakan Desa dengan jumlah penduduk sebanyak 4.979 jiwa

dengan jumlah Kepala Keluarga 1.161 Kepala Keluarga, berdasarkan data

sekunder tahun 2015 adapun distribusi penduduk Desa Laikang berdasarkan

Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Pekerjaan yaitu sebagai berikut:


28

1. Jenis Kelamin

Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin yang ada di Desa

Laikang antara lain:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Laikang.


Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 2.135 43

Perempuan 2.844 57

Total 4.979 100

Sumber: Data Sekunder, Profil Desa Laikang Tahun 2015.

2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian.

Mata Pencaharian merupakan pekerjaan pokok yang dilakukan untuk

menunjang penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kondisi mata

pencaharian suatu penduduk diketahui untuk dapat mengukur perekonomian

dalam kehidupan masyarakat, keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian

di Desa Laikang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk Desa Laikang 2015.


No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase %
1 PNS 45 2,0
2 Pengusaha 99 4,3
3 Petani Rumput Laut 1.280 55,9
4 Karyawan 120 5,2
5 Nelayan 450 19,7
6 Tukang 97 4,2
7 Pedagang Kecil 78 3,4
8 Buruh 45 2,0
9 Jasa 30 1,3
10 Lain-lain 45 2,0
Total 2.289 100
Sumber: Profil Desa Laikang Tahun 2015
29

Berdasarkan pada Tabel 5. jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian yang ada di Desa Laikang dengan jumlah yang tertinggi yaitu mata

pencaharian sebagai Petani Rumput Laut yaitu sebanyak 1.280 jiwa dan yang

kedua terbanyak yaitu mata pencaharian sebagai Nelayan yaitu sebanyak 450

jiwa hal ini karena letak Geografisnya berada di pesisir Pantai.

4.4.3. Deskripsi Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) mulai masuk dan

berkegiatan di Sulawesi Selatan pada tahun 1994. Pada saat itu PPLH

berkegiatan bersama Plan Internasional Sulawesi Selatan. Program yang

dilakukan adalah pengembangan desa untuk bidang pertanian, makanan,

ekologis, pelatihan motivator, dan kesehatan.

Keberadaan PPLH Puntondo di Sulawesi Selatan itu sendiri tidak lepas

dari dukungan dan peran serta masyarakat, LSM (Lembaga Swadaya

masyarakat), Universitas, sekolah – sekolah, pemerintah, dan individu. Selain

itu juga dengan luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya yang besar,

maka tempat pendidikan lingkungan tidak cukup hanya satu. Alasan yang lain

adalah adanya rasa kekhawatiran akan kerusakan lingkungan seiring dengan

semakin majunya perkembangan teknologi.

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo berada di Dusun

Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangrabombang, Kabupaten Takalar,

Makassar Sulawesi Selatan Indonesia. Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup

adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berdiri sendiri, mandiri dan

profesional. PPLH Puntondo berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan


30

Lingkungan Hidup Puntondo (YPLHP) dan mulai melaksanakan kegiatan

secara resmi pada tanggal 15 Oktober 2001.

PPLH Puntondo (Puntondo berarti Bangau) memiliki lahan seluas 5 hektar

di Tanjung Puntondo Teluk Laikang. Di Teluk Laikang, seluruh kegiatan

PPLH Puntondo dilaksanakan dengan program unggulan Ekosistem Laut dan

Pesisir. Ekosistem laut tersebut berada di kawasan konservasi sekitar 500 meter

dari bibir pantai Laikang.

PPLH Puntondo dikelilingi pasir putih dan siapapun yang berkunjung ke

PPLH Puntondo, akan merasakan panorama alam pedesaan yang luar biasa

indah dengan angin yang relatif kencang. Keunikan tradisi lokal masyarakat

yang mayoritas nelayan ikan dan rumput laut serta rumah panggung milik

nelayan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung PPLH Puntondo.

Sejarah keberadaan PPLH Puntondo di Sulawesi Selatan yang diawali dengan

peletakan batu pertama pembangunan daerah pada tanggal 18 Agustus 1998,

tidak lain didorong oleh rasa kepedulian terhadap berbagai kerusakan

lingkungan yang terjadi di sepanjang pantai Laikang. Pantai dan ancaman

vegetasi pesisir laut dan ekosistem laut seperti mangrove akibat penebangan

liar, pencurian terumbu karang dan perusakan terumbu karang di Teluk

Laikang akibat penggunaan bom saat pencarian ikan dan penyebab lainnya.

Seluruh program, kegiatan dan fasilitas di PPLH Puntondo terintegrasi

dalam proses pendidikan lingkungan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan

bagaimana kita bisa hidup bersahabat dengan alam, dengan cara sederhana,
31

memanfaatkan apa yang disediakan alam dan saling menjaga keberlangsungan

hidup bersama alam di masa depan.

Metode pembelajaran dilakukan secara langsung pada berbagai hal yang

berhubungan dengan lingkungan, terbuka, santai namun tetap serius. Program

yang ditawarkan merupakan perpaduan antara belajar lingkungan sambil

menikmati keindahan ekowisata di Teluk Laikang. Diharapkan program-

program tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga dan melestarikan lingkungan.

Nama Puntondo diambil dari nama lokasi PPLH, yaitu Dusun Puntondo.

Secara garis besar, PPLH Puntondo akan mengacu pada visi PPLH, tetapi fokus

kegiatan disesuaikan dengan kondisi setempat, yaitu laut dan nelayan.

4.2. Hasil Analisis Air Laut

Air laut adalah larutan yang memiliki kandungan berbagi garam-garaman.

Unsur kimia yang tergabung dalam larutan air laut itu ialah Khlor (Cl) 55%,

Natrium (Na) 31%, kemudian Magnesium (Mg),Kalsium (Ca), Belerang (S), dan

Kalium (K). Selain itu, dalam jumlah kecil terdapat juga Bromium (Br), Karbon

(C), Strontium (Sr), Barium (Ba), Silikon (Si), dan Fluorium (F). Kandungan air

laut juga terdiri dari berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan gas asam arang (CO2)

yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut. Bentuk

kandungan garam-garaman air laut dikenal dengan sebutan kadar garam atau

salinitas. Kadar garam air laut yang normal ialah 3,5%. Air laut di daerah tropis
32

pada umumnya memiliki kandungan garam rendah karena curah hujan yang tinggi.

Beberapa bagian laut mempunyai kandungan kadar garam tinggi, karena curah

hujan yang sangat rendah dan suhu yang tinggi, misalnya laut yang berdampingan

dengan gurun, seperti Laut Merah 4%, Laut Tengah 3,8%, Teluk Persia 4% dan

Laut Mati sebuah danau yang berkadar garam 26%. Sebalikanya kadar garam air

laut rendah, jika laut itu banyak mendapat tambahan air tawar dari muara sungai

dan cairan es, seperti Laut Baltik 1,9%.

Berikut adalah tabel hasil uji laboratirium parameter fisika, kimia dan

biologi air laut hasil destilasi, dalam penelitian ini bahan rujukan mengacu dalam

peraturan Kementerian Kesehatan.

Tabel 6. Hasil Uji Laboratorium Unsur Unsur Kandungan Air Laut Sebelum
Destilasi
Uji Parameter Satuan Hasil Baku Mutu
Warna PtCo 2,50 30
Kebauan - Tidak berbau Tidak Berbau
Kekeruhan NTU 0,26 5
Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 63,812 35,9
Suhu ℃ 25,5 Alami
Ph - 7,5 7,5 - 8,5
Salinitas % 32,0 Alami
Oksigen Terlarut (DO) mg/l 6,2301 >5
Tembaga mg/l 0,001 0.005
Seng mg/l 0,002 0.095
E.Coli NPM/100 ml 0 200g
Coliform Total NPM/ 100ml 13 700g
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, No. 3 Tahun 2010

Hasil analisis terhadap air laut hasil destilasi di Pusat Pendidikan

Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar dari 12 parameter yang


33

dianalisis ternyata untuk air laut hasil destilasi ada parameter yang memiliki bakteri

namun tidak sampai melampui baku mutu air laut untuk wisata bahari parameter

tersebut yaitu Coliform total (13 MPN/100 ). Hal ini disebabkan karena perairan

pantai terakumulasi dengan sampah sampah organik yang berasal dari sampah

rumah tangga, dan sampah pertanian Menururt Dahuri (1994) dan Peavy ( 1986 )

sampah yang belum dan yang sudah terdegradasi merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan bakteri Coliform. Hal ini terbukti bahwa tingkat

kesadaran masyarakat yang bermukim di sekitar pantai. Walaupun Coliform

termasuk bakteri yang tergolong non pathogen tetapi hasil laboratorium

menunjukkan baku mutu yang ditetapkan (13 MPN/100ml) hal ini sangat

berdampak negatif terhadap perairan pantai sesuai dengan peruntukkannya yaitu

untuk wisata bahari, namun untuk perairan yang ada di Pusat Pendidikan

Lingkungan Hidup Puntondo Kabupaten Takalar aman untuk wisata bahari ini

terbukti dengan sedikitnya E.Coli dan Coliform total.

4.2.Teknologi Destilasi

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada

perbedaan tingkat volalitas ( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada suhu dan

tekanan tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi

kimia selama proses berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi

adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya

melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan
34

pengembunan. Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala

laboratorium dan skala industri. Perbedaan utama destilasi skala laboratorium dan

industri adalah sistem ketersinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi

dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala laboratorium, komposisi

campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang di urutkan berdasarkan

volatilitas, dimana zat yang paling volatile akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan

demikian, zat yang paling tidak volatile akan tersisa pada bagian paling bawah.

Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses

destilasi dari awal.

Destilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap

dalam komposisi konstan. Fraksi yang di inginkan akan dipisahkan dari sistem

secara hati-hati, dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa

menghentikan proses destilasi. Destilasi mempunyai peranan yang sangat banyak

dalam kehidupan manusia. Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-

fraksi minyak bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu

didasarkan pada perbedaan titik didih. Alkohol yang terbentuk dari proses

fermentasi juga dimurnikan dengan cara destilasi.

Teknologi destilasi merupakan alat yang dapat mengubah air laut menjadi

air yang layak konsumsi. Destilasi merupakan salah satu metode yang

menggunakan penguapan untuk memisahkan garam, dan air murni dari laut. Air
35

harus dijemur di bawah terik matahari sampai menguap, sehingga kenaikan air

murni menjadi uap dan partikel tetap tinggal didalam air garam, uap mengembun

dalam wadah lain dan terkumpul sementara yang tertinggal adalah partikulat garam.

Destilasi memiliki keuntungan dan penggunaan energi panas, seperti sinar matahari,

sehingga menghemat biaya listrik. Kegiatan destilasi dapat mencegah kekeringan,

peningkatan populasi, dan perubahan dalam infrastruktur pemurnian air minum.

Destilasi dilakukan memlalui penyulingan dan reverse osmosis, instalsi pengolahan

air dapat menghilangkan sebagian besar garam dan kotoran dari air garam,

menyediakan pasokan air bersih dan ingestible (Fajar, 2018).

Gambar 5. Alat Destilasi

Prinsip kerja alat destilasi secara umum sangatlah sederhana. Air laut

dijemur hingga air tersebut meguap (Gambar). Saat proses penjemuran berlangsung

maka cahaya yang masuk kedalam alat akan terpantulkan. Pemanasan pada air laut

akan menghasilakan uap air yang akan menempel pada permukaan dalam kaca

kondisi jenuh (suhu) akan membuat air terkondensasi menjadi air yang akan
36

memilikiketinggian terendah. Air tersebut akan mengalir melalui selang dalam

penampungan air tawar, selengkapnya dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Uap Air Menuju Bak Penampungan

4.4. Hasil Destilasi Air Laut

Suhu merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi produktivitas suatu

alat destilasi. Parameter suhu yang diukur pada penelitian ini yaitu suhu lingkungan

(suhu luar) dan suhu rung kaca ( suhu dalam). Dari hasil pengamatan diperoleh suhu

yang berubah-ubah tiap hari tergantung besar intensitas cahaya matahari yang

diterima. Suhu yang berubah ubah dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya

matahari.

Penguapan (evaporation) adalah perubahan suata zat cair yang mejadi uap

pada beberapa suhu dibawah titik didihnya. Penguapan (evaporation) terjadi di

krenakan diantara molekul-molekul yang dekat dengan permukaan zat trrsebut

selalu mendapat cukup matahari energi panas untuk mengatasi gaya kohesi sesama

molekul kemudoian melepas. Sehingga jika terus menerus diberi panas maka
37

temperatur fluida terus meningkat dan massa jenisnya akan terus menurun dan

terjadilah penguapan

Laju penguapan meningkat ketika meningkatnya suhu lingkungan. Suhu

lingkungan yang tinggi, maka suhu ruang kaca juga akan ikut tinggi. Suhu dalam

ruang kaca lebih tinggi dari suhu lingkungan disebabkan karena green house effect

(Efek rumah kaca) sehingga terjadi evaporasi. Sinar matahari memiliki panjang

gelombang (𝛾) antara 0,15-𝜇m dan hanya panjang gelombang antara 0,32-2 𝜇m

yang mampu menembus kaca transparant dengan membawa energi panas

(Wisnubroro, 2004). Ketika melewati kaca sinar matahari mengalami perubahan

panjang gelombang dari 0,32-2 𝜇m menjadi 3-80 𝜇m. Akibatnya sinar matahari

tidak dapat keluar dan terkurung di dalam ruang kaca. Energi panas yang terbawa

sinar matahari akan terakumulasi sehingga suhu didalam kaca akan meningkat,

selengkapanya dapat dilihat pada Gambar.

Grafik Pengambilan Data


60

50
Suhu (℃)

40

30

20

10

0
09.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00
09.00
13.00
17.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pengamatan (Jam)

Suhu Luar Suhu Dalam

Gambar 7. Grafik Suhu Dalam dan Suhu Luar


38

Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran parameter suhu selama 10 hari

di peroleh suhu lingkungan (suhu luar) berkisar 29-34℃ dan suhu ruang kaca (suhu

dalam) berkisar 39-57℃. Suhu lingkungan (suhu luar) dan suhu ruang kaca (suhu

dalam) alat destilasi nilainya berbanding lurus. Ketika suhu luar turun, maka suhu

dalam juga ikut turun. Hal ini di sebabkan karena suhu dalam ruang kaca

dipengaruhi langsung oleh suhu lingkungan (suhu luar).

Kualitas air hasil destilasi ditentukan oleh proses penguapan dari air laut

dalam ruangan evaporasi dan proses pengembunan yang terjadi di kaca penutup.

Proses penguapan akan semakin baik apabila suhu air laut dalam ruangan evaporasi

semakin tinggi. Hal ini sesuai dikemukakan oleh Hidayat (2011), volume air hasil

destilasi berhubungan positif dengan selisih sushu kaca dengan lingkungan.

Semakin tinggi suhu suatu zat cair maka pergerakan molekul yang akan

menyebabkan semakin cepatnya proses perpindahan massa dari cairan ke gas

(Penguapan). Proses pengembunan dipengaruhi oleh suhu kaca penutup ruang

evaporasi. Uap yang terbentuk akan diubah menjadi bentuk cair apabila mengenai

benda yang suhunya lebih rendah (Kaca penutup), semakin rendah suhu kaca

penutup maka proses pengembunan akan semakin cepat terjadi. Uap air yang

menempel pada dinding kaca akan menjadi butiran air yang akan mengalir menuju

titik terendah pada alat destilasi dan akan keluar menuju wadah penampungan air

tawar. Selama proses destilasi terjadi, tidak semua sampel air dapat berubah

menjadi butiran air murni.

Air yang tidak mengalami proses evaporasi akan tertinggal dalam bak

penampungan alat destilasi, air ini disebut sisa destilasi. Hasil proses destilasi

selama pengamatan dapat dilihat pada Tabel 7.


39

Tabel 7. Pengamatan Suhu dan Hasil Destilasi Air Laut

Tanggal Waktu SL SD Hasil


13/05/2023 Pagi 29℃ 39℃ -
Siang 34℃ 53℃
Sore 33℃ 50℃ 1000 Ml
14/05/2023 Pagi 30℃ 36℃ 1000 Ml
Siang 34℃ 56℃ -
Sore 30℃ 51℃ 1250 Ml
15/05/2023 Pagi 29℃ 42℃ 850 Ml
Siang 34℃ 57℃ -
Sore 32℃ 51℃ 1300 Ml
16/05/2023 Pagi 32℃ 45℃ 1000 Ml
Siang 32℃ 56℃ -
Sore 33℃ 40℃ 1300 Ml
17/05/2023 Pagi 30℃ 42℃ 800 Ml
Siang 33℃ 56℃ -
Sore 31℃ 51℃ 1200 Ml
18/05/2023 Pagi 31℃ 42℃ 1200 Ml
Siang 34℃ 53℃ -
Sore 34℃ 54℃ 1400 Ml
19/05/2023 Pagi 31℃ 44℃ 1000 Ml
Siang 33℃ 56℃
Sore 31℃ 54℃ 1400 Ml
20/05/2023 Pagi 29℃ 40℃ 500 Ml
Siang 31℃ 56℃ -
Sore 31℃ 50℃ 1700 Ml
21/05/2023 Pagi 29℃ 40℃ 600 Ml
Siang 33℃ 56℃ -
Sore 33℃ 52℃ 1400 Ml
22/05/2023 Pagi 30℃ 45℃ 500 Ml
17.100 ml
Tabel 7. Pengamatan Suhu dan Hasil Destilasi Air Laut

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 10 hari, diperoleh rata-

rata air tawar setiap hari 1000 ml. Jumlah hasil air tawar terbanyak terdapat pada

hari ke delapan 1700 ml. Pada hari tersebut intensitas cahaya matahari yang

diterima maksimal. Selama penelitian cuaca begitu stabil dan baik sehingga

penelitian berjalan dengan lancar.

Teknologi destilasi merupakan alat yang dapat mengubah air laut menjadi

air
40

menjadi butiran-butiran air murni. Air yang tidak mengalami proses evaporasi akan

tertinggal di dalam bak penampungan alat destilasi, air ini disebut dengan sisa air

hasil destilasi. Semakin banyak air tawar yang di hasilkan dari proses destilasi maka

akan semakin sedikit sisa air laut yang terkumpul di bak penampungan alat destilasi.

4.5. Kualitas Air Tawar Hasil Destilasi

Standar kualitas air merupakan ketentuan-ketentuan yang bisa dituangkan

dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan yang harus

dipenuhi. Tujuan dari standar tersebut adalah agar air yang dikonsumsi tidak

menimbulkan penyakit (Kesehatan), gangguan dalam segi kenyamanan dan lain-

lain. Oleh sebab itu, sangat perlu diketahui tingkat kelayakan air yang di gunakan

sebelum di konsumsi. Persyaratan kualitas air tentang standar baku mutu kesehatan

lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan hignie dan sanitasi,

tertuang pada peraturan KepMenKes R.I No: 2 Tahun 2023

Tabel 8. Hasil Uji Kualitas Air Hasil Destilasi

Uji Parameter Satuan Hasil Baku Mutu


Suhu ℃ 26,2 Suhu udara ± 3
Jumlah Zat Pada mg/L 169 <300
Terlarut (TDS)
Kekeruhan Skala NTU 0,08 <3
Warna Scala TCU 2,50 10
Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
Rasa - Tidak berasa Tidak berasa
Ph - 5,7 6,5-8,5
Besi mg/L 0,03 1
Aluminium mg/L 0,06 1
Coliform total CFU/100 ml 10 0
E. Coli CFU/100 ml 0 0

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

berasa (tawar). Warna di persyaratkan dalam air bersih untuk masyarakat karena
41

pertimbangan estetika, Rasa asin, manis, pahit, asam dan sebagainya tidak boleh

terdapat dalam air bersih dan air minum untuk masyarakat.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan bahan kimia dalam jumlah yang

melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun,

tidak boleh ada zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung

zat-zat yang melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan tekni, dan

tidak boleh mengandung zat-zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan

gangguan ekonomis. Nilai pengujian Ph adalah 5,7. Batas Ph optimum menurut

PERMENKES RI No.2 Tahun 2023 6.5 – 8.5.

Hasil uji (Fe) yaitu 0.03 mg/l. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan

menyebabkan terjadinya iritasi. Apabila kelarutan air 10 mg/l akan menyebabkan

air berbau seperti telur busuk.

Air tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasit seperti

kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris. Karena apabila bakteri

patogen dijumpai pada air minum maka akan mengganggu kesehatan maka akan

menimbulkan penyakit. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan

dengan pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri

indikator pencemaran air. Secara bakteriologis, total Coliform yang diperbolehkan

pada air bersih yaitu 0 koloni per 100 ml air bersih. Air bersih yang mengandung

golongan Coli lebih dari kadar tersebut di anggap terkontaminasi oleh kotoran

manusia.
42

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa:

1. Air hasil destilasi memiliki kandungan unsur Fisika, (Suhu 26,2), (Jumlah Zat

Pada Terlarut, 169) (Kekeruhan 0,08) (Warna 2,50) (Bau, Tidak berbau) (Rasa,

Tidak berasa) unsur Kimia, (Ph 5,7) (Besi 0,03) (Aluminium 0,06) dan usur

Biologi (Coliform total, 10) (E.Coli, 0)

2. Hasil uji kualitas air tawar hasil destilasi memenuhi standar secara fisik dan

kimia tetapi tidak memenuhi standar secara biologi (E. Coli dan Coliform Total).

Air tetap bisa di minum dengan cara pengolahan yang lebih tepat seperti dimasak.

5.2. Saran
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa meningkatkan kapasitas bahan baku

memperbesar alat destilasi agar bisa menghasilkan lebih banyak air tawar.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas air tawar dan bisa

menambahkan variasi waktu sehingga dapat menghasilkan air yang optimal.


43

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, U. P. (2016). Atap Desalinasi Sebagai Solusi Pemenuhan. Journal of


Research and Technology, 2(2).
ALKHOIRI, R. F. (2021). Analisis Kualitas Air Minum Dalam Kemasan
(Parameter Ph, Orp, Tds, Do, Dan Kadar Garam) Di Kabupaten Sleman.

Arief, D. (1984). Pengukuran Salinitas Air Laut Dan Peranannya Dalam Ilmu
Kelautan. Oseana,

Astawa, K., Sucipta, M., Gede, I. P., & Negara, A. (2012). Analisa Performansi
Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya
Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton. Jurnal Energi Dan Manufaktur,
Akhirudin,Taufik. “Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga
Surya Sebagai Alternatif Penyedia Air Bersih”, Skripsi. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2008.
Anhalt, J. The Destilation in The Production Of Goods. Brazil: Instituto de
Deselvovimento Sustenvel de Energies Renovavies. 2003
Andreas, dkk, “Angin untuk Destilasi Air Laut”. http://nurani-kmt.tripod.com/
tulisan.htm (2 Oktober 2013).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), “Prakiraan Musim
Hujan”. Situs Resmi BMKG. http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Data
Dokumen/PMH_1314.pdf (24 Januari 1014).
Cengel YA. Heat Transfer: A Practical Aproach, Second Edition New York:
McGrew-Hill Companies Inc, 2003. Chandra, Budiman. Pengantar
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2007.
“Destilasi” Pure Water . Destilasi. http://www.purewaterinc.com (2 Desember
2014). Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Assalam, 2010)
Effendi, Hefni. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yokyakarta: Kanisius, 2003.
Ely, J. (2019). Kualitas Air Hasil Desalinasi Menggunakan Sistim Destilasi
Sederhana. Global Health Science,

Gabriel, J. F. Fisika Lingkungan Jakarta: Hipokrates, 2001

Groth, P. (2019). Refraktometer. Elemente Der Physikalischen Und Chemischen


Krystallographie,
44

Hidayat, R, R. (2011). Rancangan pembangunan alat pemisah garam dan air tawar
dengan menggunakan energi matahari
Hidayat, Rizaldi Rizqi. “Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan Air Tawar
Menggunakan Energi Matahari”. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Institut pertanian Bogor, 2011.
Iswadi, M. S. L. (2010). Rancang bangun alat pemurni air laut menjadi air minum
menggunakan sistem piramida air.
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief, Tata Ruang Air (Yogyakarta: Penerbit
Andi,2010), h. 4
“Kohesi dan Adhesi”, Cerdas Bersama Fisika. http://wawanfisika.
wordpress.com/2010/09/30/kohesi-dan-adhesi/ (19 Desember 2013).
Krisdiarto, A. W., Ferhat, A., Krisdiarto, A. W., & Bimantio, M. P. (2020).
Penyediaan Air Bagi Masyarakat Pesisir Terdampak Kekeringan dengan
Teknologi Desalinasi Air Laut Sederhana. DIKEMAS (Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat),
“Penjernihan Air”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/
Penjernihan_ air (19 Desember 2013).
“Penjernihan Air Secara Alami”, HaInfo: Portal Berita Komunitas infohikma
tuliman.wordpress.com/2013/06/29/tanaman-penyaring-dan-penjernih-
airsecara-alami/ (19 Desember 2013). Republik Indonesia,
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990.
Republik Indonesia, , Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 82, Kriteria air
berdasarkan kelasnya.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 492/MENKES/PER/ IV/
2010, persyaratan kualiras air minum.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan R.I No :416/MENKES/PER/
IX/1990, Lampiran I.
Monintja, N. C. V, Lumintang, R., & Kokalinso, J. (2018). Destilasi Air Bersih
Untuk Masyarakat Pesisir Pantai Kelurahan Manembo-Nembo Kecamatan
Matuari Bitung. Jurnal Tekno Mesin
Monintja, N. C. V, & Lempoy, K. A. (2021). Destilasi Air Bersih Di Pesisir Pantai
Kelurahan.
45

Purwadianto, D., & Sambada, F. A. R. (2013). Unjuk Kerja Destilasi Air Energi
Surya Menggunakan Kondenser Pasif. Jurnal Penelitian,
Rusdi, M., Amprin, A., & Kahar, K. (2021). Variasi Temperatur Dan Waktu
Destilasi terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Rendemen Air Laut
Menggunakan Pemanas Elektrik.
Salim, R., & Dkk. (2021). Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada
Air Minum Isi Ulang. Jurnal Katalisator,
Wahyudi, N. T., Ilham, F. F., Kurniawan, I., & Sanjaya, A. S. (2018). Rancangan
Alat Distilasi untuk Menghasilkan Kondensat dengan Metode Distilasi Satu
Tingkat.
Yani, A. (2021). Study experimental alat destilasi air laut terhadap kuantitas dan
kualitas air tawar yang dihasilkan dengan menggunakan energi matahari.
46

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AlHilal Hamdi


NIM : 07320190014
Tempat Lahir : Karampi
Tanggal Lahir : 28 Agustus 2001
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Karampi, Kec. Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa
Tenggara Barat.
Alamat Email : alhilalhamdi2001@gmail.com
No Telepon / Hp : 085338469790
Riwayat Pendidikan : 1. MIS Karampi, Karampi (2007-2013)
2. SMPN 4 Langgudu, Karampi (2013-2016)
3. SMAN 3 Langgudu, Karampi (2016-2019)

Riwayat Organisasi : Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Tahun 2021
47

L
A
M
P
I
R
A
N
48
49
50
51
52

Pengukuran salinitas air laut Pengamatan Suhu Luar

Pengamatan suhu dalam Hasil air destilasi

Mengukur salinitas air destilasi Alat pengukur salinitas


53

Refractometer Thermometer

Alat Tulis Menulis Kamera

Gelas ukur Alat Destilasi

Anda mungkin juga menyukai