Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN


WISATA PANTAI HARAPAN AMMANI KECAMATAN
MATTIRO SOMPE KABUPATEN PINRANG

A.FATIMAH KUNENG
07320190046

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN


WISATA PANTAI AMMANI KECAMATAN MATTIRO
SOMPE KABUPATEN PINRANG

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Perikanan Pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Muslim Indonesia

A.FATIMAH KUNENG
07320190046

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
HALAMAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : A.Fatimah Kuneng

NIM : 073 2019 0046

Program Studi : Ilmu Kelautan

Jurusan : Ilmu Kelautan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi dengan Judul : “Analisis


Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang” Adalah “Benar” hasil penelitian penulis dan jika
dikemudian hari ternyata diketahui hasil ciptakan (plagiat) dari skripsi orang lain
maka penulis bersedia mendapatkan sangsi akademik yang berlaku.
Makassar, 09 Februari 2023

Yang membuat pernyataan,

A.FATIMAH KUNENG

i
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING

Judul Proposal : Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai


Harapan Ammani Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinrang
Nama : A.Fatimah Kuneng
NIM : 073 2019 0046
Program Studi : Ilmu Kelautan
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
SK Pembimbing :

Telah Diperiksa dan Disetujui


Oleh Komisi Pembimbing :

Dr. Ir. Danial Sultan, M.Si Dr. Ir. Asbar, M.Si


Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Diketahui Oleh,

Dr. Ir. Abdul Rauf, M.Si Dr. Ir. Hamsiah, M.Si


Dekan FPIK UMI Ketua Program Studi

ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Proposal : Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai


Harapan Ammani Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinrang
Nama : A.Fatimah Kuneng
NIM : 073 2019 0046
Program Studi : Ilmu Kelauta
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
SK Pembimbing :

Disetujui

Oleh Komisi Penguji :

iii
RINGKASAN

A.FATIMAH KUNENG, Stambuk 07320190046 Analisis Kesesuaian dan Daya


Dukung Ekowisata Pantai Harapan Ammani Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinrang. Dibawah Bimbingan Bapak Danial Selaku Pembimbing Utama Dan Bapak
Asbar Selaku Pembimbing Kedua.

Kabupaten pinrang adalah provinsi Sulawesi selatan di bagian utara.


Daerah ini memiliki potensi dari kekayaan alamnya terutama dari sektor pertanian
dan bentang alam yang menjadi tempat-tempat wisata. Salah satu tempat wisata
yang popular di bumi lasinrang ini adalah wisata pantai harapan ammani
khuusnya di akhir pekan, tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat
maupun wisatawan dari luar daerah. Pantai harapan ammani menawarkan sensasi
liburan yang terbilang lengkap. Selain tempat menyuguhkan pemandangan alam
yang memukau, tempat wisata ini juga menyediakan Kawasan kuliner. di sisi
bersebrangan,terdapat hamparan area persawahan yang hijau nan alami.
Pengunjung pun bisa menikmati dua pemandangan alam yang menakjubkan di
satu tempat. Kawasan pantai haraparan ammani menyediakan sejumlah fasilitas
yang bisa digunakan. Hal ini tentu agar menunjang kepuasan dan kenyamanan
pengunjung.
Tujuan Penelitian ini Adalah Mengetahui tingkat kesesuaian pantai harapan
ammani sebagai objek wisata Dan tingkat daya dukung untuk menunjang
keberlangsungan wisata.

iv
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan setiitik ilmu-Nya serta nikmat yang tak berujung sehingga penulis

berkesempatan meyelesaiakan Proposal Penelitian ini. Sholawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad

SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,

sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatatn Proposal Penelitian ini

yang berjudul “Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai

Harapan Ammani Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang”

Peulis menyadari Proposal PenelitiN ini tidak bisa terselesaikan tanpa

pihak-pihak yang mendukung baik secara moril danjuga materil. Maka, penulis

menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu

penulis dalam prnyusunan Proposal Penelitian, yaitu kepada yang terhormat:

1. Keluarga tercinta, Ayahanda A.Kuneng Ahmad dan Ibunda Masni serta

saudara kandung penulis yang senantiasa memberikan kasih saying dan

dukungannya baik moril maupun materi yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Abd Rauf, M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Muslim Indonesia.

v
3. Ibu Dr. Ir. Hamsiah, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

Universitas Muslim Indonesia.

4. Bapak Dr. Ir. Danial, M.Si selaku Pembimbing utama penulis, terima kasih

atas bimbingan dan arahannya mulai proses pembuatan hingga tersusunnya

Proposal ini.

5. Bapak Dr.Ir.Asbar, M.SI selaku Pembimbing anggota, terima kasih atas

bimbingan dan arahannya mulai proses pembuatan hingga tersusunnya

Proposal ini.

6. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu.

Penulis Menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih banyak

kekurangan didalamnya, baik dari sistematis penulisan, isi, tata bahasa serta

metode penyajiannya, Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan adanya

berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak waktu dan

tenaganya dalam memberikan bimbingan dan arahan penyusunan Proposal ini,

sehingga Proposal Penelitian ini memberikan manfaat yang tak terhingga kepada

penulis maupun pihak-pihak yang berkepentimgan.

Makassar, 9 Februari 2023

A. Fatimah Kuneng

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................

HALAMAN JUDUL .................................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN PENULIS ................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................... iii

RINGKASAN ........................................................................................................ iv

KATA PENGATAR ............................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4

1.3 Tujuan dan Kegunaan ............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Konsep Umum Wisata Pantai ...............................................................5

2.2 Karakteristik Pantai................................................................................5

2.2.1 Pantai Berpasir .......................................................................................6

2.2.2 Pantai Berbatu ........................................................................................6

2.2.3 Pantai Berlumpur ...................................................................................7

2.3 Daya Tarik Wisata Pantai......................................................................7

2.3.1 Keindahan pantai ....................................................................................7

2.3.2 Kebersihan ..............................................................................................7

vii
2.3.3 Keselamatan/Keamanan ........................................................................8

2.3.4 Lebar Pantai ............................................................................................8

2.4 Ekowisata ................................................................................................8

2.5. Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu ....................................10

2.6. Definisi Pariwisata ...............................................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 15

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................15

3.2 Alat dan Bahan .....................................................................................15

3.3 Metode Penelitian ................................................................................16

3.4 Metode Pengambilan Data .................................................................17

3.5 Analisis kesesuaian Wisata .................................................................20

3.6 Analisis Daya Dukung .........................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan ............................................................ 16

Tabel 2. Kriteris Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai .................................... 21

Tabel 3. Potensi Ekologi (K) dan Luas Area kegiatan (Lt)................................. 25

Tabel 4. Prediksi Waktu yang dibutu8hkan untuk setiap Kegiatan Wisata ......... 25

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi di Pantai Harapan Ammani ............................................ 15

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia Merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak

17.480 pulau dan garis pantai yang panjangnya kurang lebih sepanjang 95.181 km

sehingga menjadikan wilayah pesisir sebagai sumber pendapatan utama bagi

masyarakat Indonesia. Secara umum wilayah pesisir dapat didefinisikan sebagai

persimpangan antara ekosistem darat dan laut. ekosistem yang bersatu dalam

keseimbangan yang rapuh. Wilayah pesisir Indonesia memiliki potensi

pengembangan yang sangat besar karena ditunjang dengan ekosistem yang sangat

produktif seperti terumbu karang, mangrove, muara, padang lamun dan lain

sebagainya. Sumber daya hayati memiliki nilai ekonomi yang tinggi di samping

berbagai manfaat pembangunan ekonomi (Danial et. al. (2013).

Pantai memiliki beberapa kategori kegiatan berwisata salah satunya adalah

wisata rekreasi pantai. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka

untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental setelah mengalami keletihan

selama bekerja. Rekreasi pantai dapat diartikan sebagai salah satu bagian dari

wisata pantai dimana bertujuan untuk mencari kepuasan dan menghilangkan rasa

penat dengan melakukan kegiatan bersantai di pantai (Nugraha et al., 2013).

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar karena Indonesia

merupakan sebuah negara kepulauan yang luas, yang wilayahnya membentang

dari sumatera sampai papua. Salah satu jenis wisata di Indonesia adalah wisata

pantai. Wisata pantai merupakan suatu bentuk wisata yang dilakukan di daerah
2

pantai yanag umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai. (Doitsika, 2012).

Wisata pantai memiliki bebrapa kategori kegiatan berwisata salah satunya adalah

wisata pantai rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk

memulihkan kemampuan fisik dan mental setelah mengalami keletihan selama

bekerja. Rekreasi dapat diartikan sebagai salah satu bagian wisata pantai yang

bertujuan untuk mencari kepuasan dan menghilangkan rasa penat. (Nugraha et al.,

2013).

Al Qur’an maupun Sunnah Rasul tidak ditemukan ekowisata secara harpiah,

namun terdapat beberapa kata yang menunjuk kepada pengertian dengan kata

yang berbeda namun secara umum maknanya sama, dintaranya : adalah Saha-

Yahsihu-Saihan-Siyahah-Sa ihun ( berjalan atau bepergian terdapat dalam al-

qur’an Qs. At-taubah (9) ayat 2 dan 112.66 dalam dua ayat diatas di jelaskan

tentang anjuran melakukan perjalanan di muka bumi dalam rangka melakukan

ibadah dan anjuran melaut atau bertamasya ke suatu negeri untuk melihat

pemandangan dan keagungan ciptaan Allah swt. Berdasarkan Alquran dijelaskan

tujuan berwisata, diantaranya ialah mengenal sang pencipta dan meningkatkan

nilai spiritual dan tujuan Islam dalam menggalakkan ekowisata, yang merupakan

tujuan paling utama adalah untuk mengenal Tuhan, dalam berbagai ayat Al-

qur’an Allah Swt menyeru manusia untuk melakukan perjalanan di atas bumi dan

memikirkan berbagai fenomena dan penciptaan alam. Dalam Al Qur’an surah Al-

mulk ayat 15 yang berbunyi :

ُ‫ن ِ ِّر ْزقِهُ َواِلَ ْي ُِه النُّش ُْو ُر‬


ُْ ‫ِي َمنَا ِكبِهَا َوكُلُ ْوا ِم‬ ْ َ‫ِي َجعَُ َُل لَكُ ُُم ْالَ ْرضَُ ذَلُ ْو ًُل ف‬
ُْ ‫امش ُْوا ف‬ ُْ ‫ه َُُو الَّذ‬
3

Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah

di segala penjurunya dan makanlah sebahagian rezeki-nya. Dan hanya kepadanya-

lah kamu (Kembali setelah ) dibangkitkan”.

Salah Satu kabupaten yang terdapat di provinsi Sulawesi selatan adalah

kabupaten pinrang yang memiliki potensi dari kekayaan alamnya terutama dari

sektor pertanian dan bentang alam yang menjadi tempat-tempat wisata. Salah satu

tempat wisata yang populer di Bumi Lasinrang ini adalah wisata pantai harapan

ammani khuusnya di akhir pekan, tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh

masyarakat maupun wisatawan dari luar daerah. Pantai harapan ammani

menawarkan sensasi liburan yang terbilang lengkap. Selain tempat menyuguhkan

pemandangan alam yang memukau, tempat wisata ini juga menyediakan Kawasan

kuliner. di sisi bersebrangan,terdapat hamparan area persawahan yang hijau nan

alami. Pengunjung pun bisa menikmati dua pemandangan alam yang

menakjubkan di satu tempat. Kawasan pantai haraparan ammani menyediakan

sejumlah fasilitas yang bisa digunakan. Hal ini tentu agar menunjang kepuasan

dan kenyamanan pengunjung.

Gambaran jumlah pengunjung setelah destinasi taman wisata ammani dikenal

setiap hari banyak yang dating berkunjung. Berdasarkan data mulai tahun 2016

sampai akhir 2019 jumlah pengunjung meningkat, memasuki tahun 2020 sampai

2021, jumlah pengunjung mengalami mengalami penurunan karena pada masa

pandemi. Data menunjukkan sebelum masa pandemi Covid 19 jumlah

pengunjung mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 31.277 orang


4

samapi tahun 2019 sebanyak 36.788 orang, dan pada tahun 2020 menurun

menjadi 1.595 orang, penurunan dimulsi per maret 2020. (H. Sunardi, 2021)

Berdasarkan data di atas potensi yang di miliki pantai harapan ammani

mempunyai prospek yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan daya saing

daerah baik di tingkat daerah maupun nasional, khususnya beberapa komoditas

yang memiliki keunggulan kooperatif pada sector pariwisata dan kebudayaan.

Namun belum kriteria jumlah kunjungan pada wisata pantai harapan ammani

dapat mempengaruhi kapasitas daya dukung Kawasan ini. (Domo dan

Zulkarnaini, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat Kesesuaian lahan Pantai Harapan Ammani untuk

Pengembangan Objek Wisata?

2. Bagaimana Daya Dukung Kawasan Pantai Harapan Ammani untuk

menunjang Keberlangsungan Wisata?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Sedangkan kegunaannya ialah sebagai informasi dasar untuk mengetahui

kesesuaian wisata dan daya dukung Kawasan wisata pantai di pantai harapan

ammani, serta informasi kepada masyarakat maupun instansi mengenai kesesuain

dan kemampuan daya dukung di pantai harapan ammani bahwa pulau tersebut

layak untuk dijadikan tempat wisata.


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Wisata Pantai

Wisata kegiatan perorangan atau kelompok untuk rasa bosan atau biasa

dengan tempat-tempat rekreasi melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat

lain yang mempunyai sifat sementara, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social dan

budaya, alam dan ilmu pengetahuan pantai berarti bagian dari danau atau tepian

laut yang terkena Gerakan ombak pada bagian atas pantai terdapat endapan dalam

bentuk batuan kerikil sampai endapan yang paling halus selalu terdampar oleh

ombak. Sementara batu-batu besar merupakan tanda batas bagian atas Gerakan

ombak, batu-batuan kecil, pasir dan endapan menutupi daratan bagian yang

terdekat dengan air. Kawasan wisata pantai berarti : suatu kegiatan perorangan

atau kelompok yang melakukan perjalanan ke suatu daerah daratan yang terkena

Gerakan ombak dan digenangi oleh air pasang surut serta ditutupi oleh pasir putih

yang terbawa oleh ombak yang mempunyai sifat sementara di dalam mencari

keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam

dimensi social budaya, alam dan ilmu pengetahuan. (Mahadi & Indrawati, 2010).

2.2 Karakteristik Pantai

Karakteristik bentuk pantai berbeda-beda antara tempat yang satu dengan

tempat lainnya. Ada pantai yang berlumpur, berpasir yang datar dan landai,

berbatu dan terjal. Keadaan topografi dan geologi wilayah pesisir mempengaruhi

perbedaan bentuk pantai.


6

2.2.1 Pantai Berpasir

Pantai Berpasir terdapat di seluruh dunia dan lebih dikenal dari pada pantai

berbatu. Hal ini disebabkan pantai berpasir merupakan tempat yang dipilih untuk

melakukan berbagai aktivitas rekreasi (Nybakken, 1992). Pantai berpasir

sebagian besar terdiri atas batu kuarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak

dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung. Pantai yang berpasir dibatasi

hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikel yang halus

dan ringan. Total bahan organik dan organisme hidup di pantai yang berpasir jauh

lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pantai lainnya (Dahuri et al., 2004).

Menurut Islami (2003) peruntukan pantai dengan substrat hitam adalah boating,

selancar, renang, snorkling dan diving. Parameter utama bagi daerah pantai

berpasir adalah pola arus yang akan mengangkut pasir yang halus, gelombang

yang akan melepaskan energinya di pantai dan angin yang juga merupakan

pengangkit pasir (Dahuru et al., 2004).

2.2.2 Pantai Berbatu

Pantai Berbatu merupakan pantai dengan topografi yang berbatu-batu

memanjang ke arah laut dan terbenam di air (Dahuri et al., 2004). Pantai berbatu

yang tersusun dari bahan yang keras merupakan daerah yang paling padat

mikroorganismenya dan mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies

hewan maupun tumbuhan. Keadaan ini berlawanan dengan pantai berpasir dan

berlumpur yang hampir tandus (Nybakken, 1992). Pantai berbatu menjadi habitat

berbagai jenis moluska, bintang laut, kepiting, anemon dan juga ganggang laut

(Bengen, 2001).
7

2.2.3 Pantai Berlumpur

Pantai berlumpur memiliki substrat yang halus. Pantai berlumpur hanya

terbatas pada daerah intertidal yang benar-benar terlindung dari aktivitas laut

terbuka. Pantai berlumpur dapat berkembang dengan baik jika ada suatu sumber

partikel sedimen yang butirannya halus. Pantai berlumpur terdapat di berbagai

tempat, sebagian di teluk yang tertutup, gobah, pelabuhan dan terutama estuaria

(Nybakken, 1992).

Menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya Tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2.3 Daya Tarik Wisata Pantai

Menurut ( Pangesti, 2007) unsur-unsur daya Tarik wisata pantai meliputi :

keindahan pantai, kebersihan, keselamatan/keamanan pantai , dan lebar pantai .

semua unsur tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain

2.3.1 Keindahan pantai

Daya Tarik utama seseorang atau wisatawan mengunjungi suatu pantai

untuk kegiatan rekreasi dan bersenang-senang adalah karena adanya keindahan

pemandangan yang menarik untuk dinikmati.

2.3.2 Kebersihan

Kebersihan merupakan aspek utama untuk menjamin kenyamanan serta

penglihatan ( View ) pada suatu lokasi wisata.kebersihan yang yang dimaksudkan


8

untuk kegiatan wisata pantai adalah kebersihan alami yaitu pada lokasi wisata

tersebut tidak terlalu tercemar dengan sampah yang berasal dari perairan yaitu

sampah yang terbawa oleh arus atau gelombang. Meskipun suatu pantai memiliki

keindahan pemandangan yang menarik namun apabila tidak memperhatikan

kebersihan maka tentu hal tersebut dapat mengurangi estetika dari pantai itu

sendiri.

2.3.3 Keselamatan/Keamanan

Setiap Wisatawan pasti akan selalu mendambakan kenyamanan dan

keamanan pada suatu lokasi wisata. Kenyamanan berhubungan erat dengan

ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia dilokasi wisata.

2.3.4 Lebar Pantai

Luasan Pantai meliputi : daerah supratidal yaitu daratan pantai yang tidak

terkena air pada saat pasang, daerah intertidal yaitu daerah antara batas pasang

tertinggi dengan batas surut terendah, dan daerah subtidal yaitu daerah yang selalu

tegenang air. Lebar pantai berhubungan dengan kelandaian pantai. Semakin landai

suatu perairan maka semakin besar pula daerah supridal yang dapat dimanfaatkan

untuk kegiatan bermain ( Subtrat Berpasir ) bagiwisatawan terutama anak-anak,

sedangkan daerah intertidal untuk kegiatan mandi dan bermain-main dan berenang

dalam air dan daerah subtidal untuk mandi dan renang.

2.4 Ekowisata

Ekowisata Merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam

yang alami maupun buatan serta budaya yang ada bersifat informatif dan

partisipatif yang bertujuan untuk menjaminkelestarian alam dan social-budaya.


9

Ekowisata menitikberatkan pada 3 hal utama yaitu; keberlangsungan alam atau

ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima

dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung

memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati

pengalaman, intelektual dan budaya masyarakat lokal. Secara konseptul ekowisata

dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan

yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan. (Islam dan

Budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga

memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sementara ditinjau

dari segi pengelolaannya, ekowisata dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan

kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-

daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan

yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan ( alam dan Budaya ) dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. ( Nybakken, 2009)

Tiga Konsep dasar tentang ekowisata yaitu sebagai berikut: pertama,

perjalanan outdoor dan dikawasan alam yang tidak menimbulkan kerusakan

lingkungan. Kedua, wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas yang

diciptakan dan dikelolah oleh masyarakat kawasan wisata. Ketiga, perjalanan

wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal.

(Damanik/weber 2004-2006). Dari defenisi tersebut diatas dapat diidentifikasi

beberapa prinsip ekowisata (TIES, 2000 Damanik/Weber, 2006), yaitu sebagai

berikut:
10

1. Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan

dan budaya lokal akibat kegiatan wisata

2. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di

destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku

wisata lainnya

3. Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun

masyarakat lokal.

4. Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan

konservasi melalui kontribusi.

5. Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal

dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.

6. Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial

2.5. Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu

Wilayah pesisir dan laut merupakan tatanan ekosistem yang memiliki

hubungan sangat erat dengan daerah lahan atas (upland) baik melalui aliran air

sungai, air permukaan (run off) maupun air tanah (ground water), dan dengan

aktivitas manusia. Keterkaitan tersebut menyebabkan terbentuknya kompleksitas

dan kerentanan di wilayah pesisir. Secara konseptual, hubungan tersebut dapat

digambarkan dalam keterkaitan antara lingkungan darat (bumi), lingkungan laut,

dan aktivitas manusia.

Pengelolaan Wilayah pesisir secara tepadu adalah suatu pendekatan

pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem,

sumberdaya dan kegiatan pemanfaatan pembangunan secara terpadu guna


11

mencapai pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Keterpduan yang

dimaksud mengandung tiga dimensi yaitu sektoral, bidang ilmu keterkaitan

ekologis (Dahuri et al., 2004). Keterpaduan sektoral berarti berarti bahwa perlu

ada koordinasi tugas, wewenang, dan tanggung jawab antar sektor atau instansi

pemerintah pada tingkat pemerintah tertentu (horizontal integration) dan antar

tingkat pemerintah mulai dari pemerintah desa hingga pemerintah pusat (vertical

horizon). Apabila ditinjau dari sudut pandang keilmuan, keterpaduan yang

dimaksud mencakup pendekatan interdisiplin ilmu terkait seperti ekonomi,

ekologi, sosiologi, hukum dan ilmu lainnya yang relevan (Dahuri et al., 2004).

Tujuan dari pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu menurut Cicin Sain

dan Knecht (1998) dalam Dahuri (2003) adalah sebagai berikut:

1. Mencapai pembangunan daerah pesisir dan lautan yang berkelanjutan.

2. Mengurangi gangguan alam yang membahayakan daerah pesisir dan makhluk

hidup yang terdapat di dalamnya.

3. Mempertahankan proses ekologi, sistem pendukung kehidupan, dan

keragaman hayati di daerah pesisir dan lautan.

2.6. Definisi Pariwisata

Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan bahwa

wisata adalah kegiatan perjalanan atau Sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan

daya Tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1)

kegiatan perjalanan; (2) dilakukan secara sukarela; (3) bersifat sementara; (4)
12

perjalanan tersebut seluruhnya atau Sebagian bertujuan untuk menikmati objek

dan daya Tarik.

Pengertian Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain ( Islami, 2003).

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk

kepentingan wisata di kenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007)

Berdasarkan UU No 9 tahun 1990 (Menteri Dalam Negeri, 1990),

beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain :

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau Sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan

daya Tarik wisata.

1. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di

bidang tersebut.

3. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggara pariwisata.

4. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyerenggarakan jasa

pariwisata atau memyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik

wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

5. Objek dan Daya tarik wisata segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
13

6. Kawasan pariwisata adalah Kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Menurut Dahuri et al. (2004), pariwisata pesisir adalah kegiatan rekreasi

yang dilakukan di sekitar pantai seperti: berenang, berselancar, berjemur,

berdayung, menyelam, snorkling, beachombing/reef walking, berjalan-jalan atau

berlari sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir dan bermeditasi.

Dahuri (2003) dalam Islami (2003) menyatakan bahwa pariwisata pesisir

diasosiasikan dengan tiga “S” (sun, sea dan sand) yaitu jenis pariwisata yang

menyediakan keindahan dan kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matahari,

laut dan pantai berpasir bersih.

Hall (2001) dalam Adrianto (2006) menyatakan bahwa konsep pariwisata

pesisir (coastal tourism) adalah hal-hal yang terkait dengan kegiatan wisata, hal-

hal yang menyenangkan dan aktivitas rekreasi yang dilakukan di wilayah pesisir

dan perairannya. Sementara itu, Orams (1999) Adrianto (2006). Pariwisata pantai

merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek

dan daya tarik pariwisata yang dikemas dalam paket wisata. wisata pantai meliputi

semua kegiatan wisata yang berlangsung di daerah pantai seperti menikmati

keindahan alam pantai, olahraga pantai, sun bathing, piknik, berkemah dan

berenang di pantai. Pada perkembangannya, jenis kegiatan wisata yang dapat

dilakukan di pantai sangat beragam tergantung pada potensi dan arah

pengembangan wisata di suatu kawasan pantai tertentu.untuk kepuasan manusai.

Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dan juga priwisata. ( yulianda, 2007 )
14

Menurut Munasef (1995) dalam Sulaksmi (2007), kegiatan pariwisata

terdiri dari tiga unsur, diantaranya :

1. Manusia (man) yang merupakan orang yang melakukan perjalanan dengan

maksud menikmati keindahan dari suatu tempat (alam).

2. Ruang (space) yang merupakan daerah atau ruang lingkup tempat melakukan

perjalanan.

3. Waktu (time) yang merupakan waktu yang digunakan selama dalam

perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.


15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 13 Maret – 13 April 2023

waktu tersebut meliputi pengambilan data lapangan, analisis data, serta penulisan

laporan akhir. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Harapan Ammani, Kecamatan

Mattiro Sempe Kabupaten Pinrang. Peta Lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1

Gambar 1. Peta Lokasi di Pantai Harapan Ammani


3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan penelitian

ini, adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 1
16

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

Nama alat dan bahan Kegunaan

GPS Untuk menentukan titik kordinat

Secchi disc Untuk mengukur kejernihan air

Alat tulis Untuk mencatat setiap hasil pengambilan data

Layangan Arus Untuk mengukur kecepatan arus

Tongkat Untuk membantu pengukuran kemiringan pantai

Rol meter Untuk mengukur panjang dan lebar pantai

Tali rapiah Untuk mengikat alat yang digunakan

Kamera Untuk mengambil dokumentasi penelitian

3.3 Metode Penelitian

Metode Penelitian menggunakan metode survei dan analisis deskriptif

Kuantitatif. Data primer dikumpulkan melalui pengukuran langsung dan

wawancara menggunakan kuesioner. Pengukuran langsung di lapangan dilakukan

untuk parameter biofisik pantai yang meliputi: Kedalaman pantai, Tipe Pantai,

Lebar Pantai, Material dasar perairan, Kemiringan pantai, Kecepan arus,

Kecerahan perairan, Biota Berbahaya, penutupan lahan dan ketersediaan air tawar.

Wawancara dilakukan terhadap responden yang meliputi pengelola, pengunjung,

masyarakat sekitar, pelaku usaha wisata kawasan objek wisata serta pemerintah

setempat melalui kuesioner yang telah disusun dan dipersiapkan peneliti. Dalam

teknik wawancara ini, selain kuesioner yang telah disusun secara terstruktur, juga
17

dapat dilakukan pengembangan pertanyaan untuk menggali informasi secara lebih

mendalam yang disesuaikan dengan wawancara di lapangan (Kriyantono, 2012)

3.4 Metode Pengambilan Data

Kegiatan Wisata pantai merupakan semua aktivitas yang berlangsung di

kawasasan pantai seperti menikmati keindahan alam pantai, olahraga, berenang,

berkemah dan aktivitas lainnya. Parameter yang dijadikan kriteria kesesuaian

lahan untuk wisata pantai antara Kedalaman perairan. Perairan yang relatif

dangkal merupakan kondisi yang sangat menunjang diadakannya wisata pantai

dimana para wisatawan dapat bermain air maupun berenang dengan aman.

Kedalaman 0-5 meter merupakan syarat yang paling sesuai untuk wisata pantai.

Toleransi juga diberikan untuk kedalaman >5-10 meter, sedangkan kedalaman

>10 meter dianggap kurang ideal untuk kegiatan ini.

1. Kedalaman, pengukuran kedalaman menggunakan rambu ukur/ tiang

skala.Dengan posisi berdiri dengan menyentuh dasar perairan kemudian

mencatat nilai yang ditunjukkan pada tiang skala sampai batas permukaan air

laut. Waktu yang di gunakan untuk mengukur kedalaman memiliki dua cara

yaitu pasang surut terendah dan pasang surut tertinggi. Nilai yang ditunjukkan

pada tiang skala ini merupakan nilai kedalaman stasiun penelitian dan

penentuan kedalaman 10 meter dari garis pantai (Masita et al,2013).

2. Tipe Pantai, penentuan tipe pantai yaitu diamati secara visual menggunakan

pengamatan warna dan jenis substratnya, kemudian di cocokkan kriteria

kesesuaian wisata pantai.(Bibin, et al., 2017).


18

3. Lebar Pantai, pengukuran lebar pantai dilakukan dengan menggunakan roll

meter, yaitu diukur jarak vegetasi terakhir yang ada dipantai hingga batas

surut terendah. Lebar pantai sangat mempengaruhi aktivitas yang dilakukan

para wisatawan, semakin lebar suatu pantai semakin baik untuk wisatawan

dalam melakukan aktivitasnya, namun semakin kecil lebar pantai yang

dimiliki suatu tempat wisata maka pengunjung merasa tidak nyaman untuk

melakukan aktivitas wisata pantai.. (Wunani et al.,2013)

4. Material Masar Perairan, dilakukan dengan mengambil material dasar perairan

kemudian diamati secara visual dari material dasar tersebut kemudian

dicocokkan kedalam kriteria kesesuaian wisata yang sudah ada (deviana et al).

5. Kecepatan Arus, diukur menggunakan layang-layang arus (5 meter) kemudian

diukur waktu tempuh layang-layang arus tersebut.(Yulisa& Hartono, 2016).

Perhitungan kecepatan arus dengan rumus:

V = S/t

Keterangan:

V = kecepatan arus (m/s)

S = panjang lintasan parasut arus (m)

t = waktu tempuh layang-layang arus (s)

6. Kemiringan pantai, pengukuran kemringan dilakukan menggunakan roll meter

dan tongkat. Pertama meletakkan tongkat secara horizontal diatas pasir dan

meletakkannya pada batas pantai teratas. Setelah itu menghitung ketinggian

tongkat tersebut dengan roll meter. Sehingga dapat diketahui kemiringan


19

pantai tersebut dengan menghitung sudut yang dibentuk horizontal dengan

vertical. Kemiringan pantai dapat diperoleh dengan rumus:

𝛾
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐𝑎𝑛
×

keterangan:

α = Sudut yang di bentuk

Y = Jarak antara garis tegak lurus yang dibentuk oleh kayu horizontal

dengan permukaan pasir di bawahnya

X = Panjang kayu (2 meter)

7. Kecerahan Perairan, pengukuran kecerahan dilakukan dengan

menggunakan secchi disk yang diikat dengan tali kemudian diturunkan

secara perlahan kedalam perairan pada lokasi pengamatan sampai pada batas

visual disk yang tidak terlihat. Lalu mengukur panjang tali dan mencatat

posisi pengambilan data.


𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑐𝑐ℎ𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑘 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔(𝑐𝑚)
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 (%) = × 100%
𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 (𝑐𝑚)

8. Penutupan Lahan Pantai, pengambilan data penutupan lahan pantai dengan

cara identifikasi dan menghitung jumlah vegetasi tutupan berdasarkan

matriks kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai (Yulianda 2007).

9. Biota Berbahaya, pengamatan biota berbahaya dilakukan berdasarkan

snorkeling di sekitar stasiun tempat penelitian ( Masita et al., 2013) juga

dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat atau pengelola terkait.

10. Ketersediaan Air Tawar, pengukuran ketersediaan air tawar dapat dilakukan

dengan pengamatan visual maupun pengukuran, yaitu dengan cara mengukur


20

jarak stasiun pantai dengan ketersediaan air tawar terdekat sebagai

kelayakan wisata pantai.

3.5 Analisis kesesuaian Wisata

Analisis Kesesuaian kawasan adalah analisis untuk mengetahui kecocokan

dan kemampuan kawasan menyangga segala macam aktivitas wisata. Analisis ini

sangat diperlukan untuk pengembangan kawasan ekowisata yaitu untuk

melakukan pengendalian, memperkirakan dampak lingkungan dan pembatasan

pengelolaan sehingga tujuan wisata menjadi selaras. Menentukan kesesuaian

wilayah merupakan pola pikir yang mengarah pada pertimbangan bahwa

berapapun besarnya daya tarik dari suatu lokasi wisata, secara ekologis tetap

memiliki keterbatasan sehingga jumlah dan frekuensi kunjungan dalam satu ruang

dan waktu harus disesuaikan dengan kaidah yang berlaku.

Analisis Kesesuaian wilayah dikaitkan dengan kegiatan di sekitar pantai

seperti berjemur, bermain pasir, wisata olahraga, berenang dan aktivitas lainnya.

Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan 10 parameter yang memiliki

empat klasifikasi penilaian. Parameter tersebut antara lain kedalaman perairan,

tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan

pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar.

Analisis ini diperlukan untuk melihat apakah kawasan wisata pantai di Pantai

Harapan Ammani masih memenuhi standar untuk wisata pantai. Kriteria

kesesuaian lahan untuk wisata pantai disajikan pada Tabel 4.


21

Rumus yang digunakan adalah rumus untuk kesesuaian wisata pantai

(Yulianda, 2007)

Keterangan : IKW = Indeks kesesuaian wisata

Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata


Tabel 2. Kriteris Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai
Parameter Bobot S1 Skor S2 Skor S3 Skor N Skor

Kedalaman 5 0–3 4 >3–6 3 >6 – 10 2 >10 1


Perairan
Tipe pantai 5 Pasir 4 Pasir 3 Pasir 2 Lumpur 1
putih putih, hitam, berbatu,
sedikit berkarang terjal
karang sedikit
terjal
Lebar pantai 5 >15 4 10 – 15 3 3 - <10 2 <3 1
Materialdasar 4 Pasir 4 Karang, 3 Pasir 2 Lumpur 1
Perairan berpasir berlumpur

Kecepatan 4 0- 4 >0,17 - 3 >0,34 - 2 >0,51 1


arus (m/dtk) 0,17 0.34 0,51
Kemiringan 4 <10 4 10-25 3 >25-45 2 >45 1
pantai (o)
Kecerahan 3 >10 4 >5-10 3 3-5 2 <2 1
perairan (m)
Penutupan lahan 3 Lahan 4 Semak 3 Belukar 2 Hutan 1
pantai terbuka belukar tinggi bakau,
,kelapa rendah, pemukiman
savana ,pelabuhan
Biota berbahaya 3 Tidak 4 Bulu 3 Bulu babi, 2 Bulu babi, 1
ada babi ikan pari ikan pari,
lepu, hiu
Ketersediaan 3 <0,5 4 < 0,5-1 3 >1-2 2 >2 km 1
air tawar Km (km)
Sumber : Yulianda (2007)
22

Keterangan :

Jumlah = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum =156


S1 = Sangat sesuai dengan nilai 84 – 100 %
S2 = Sesuai dengan nilai 60 - <83 %
S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 34 - <60 %
N = Tidak sesuai dengan nilai <33 %
Kelas S1 : Kawasan ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk

menerapkan p erlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai

pembatas yang tidak berarti atau tidak berpengaruh nyata

terhadap penggunaan dan tidak akan menaikkan

masukan/tingkatan perlakuan yang diberika berarti atau tidak

berpengaruh nyata terhadap penggunaan dan tidak akan

menaikkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan.

Kelas S2 : Kawasan ini mempunyai pembatas – pembatas yang agak serius

untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus

diterapkan. Pembatas ini akan meningkatkan masukan/tingkatan

perlakuan yang diberikan.

Kelas S3:Kawasan ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk

mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan.

Pembatas akan lebih meningkatkan masukan/tingkat perlakuan

yang diperlukan.
23

Kelas N : Kawasan ini mempunyai pembatas permanen, sehingga menghambat

segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.

Analisis Kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun

berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah

tersebut (Adi et al., 2013). Analisis kesesuaian wisata rekreasi pantai merujuk

pada Yulianda (2007), yaitu:

𝑛𝑖
IKW = ∑ ( 𝑛𝑚𝑎𝑥 ) × 100 )

Ketrerangan :

IKW = Indeks kesesuaian wisata (Rekreasi)

Ni = Nilai parameter ke-I (Bobot x Skor)

Nmax = Nilai maksimun dari kategori Rekreasi

3.6 Analisis Daya Dukung

Kawasan Wisata harus mengutamakan ketenangan dan kenyamanan bagi

wisatawan yang dating ke tempat tersebut. Wisatawan biasanya tidak mau apabila

ketenangan dan kenyamanan mereka di terusik. Word Tourism Organization

(WTO) menetapkan standar kebutuhan ruang untuk mengetahui daya dukung

Kawasan terhadap jumlah wisatawan. Berdasarkan standar tersebut ditentukan

besarnya daya dukung Kawasan wisata untuk menampung jumlah maksimun

wisatawan yang berkunjung tanpa membebani keseimbangan ekosistem. Begitu

pula pada Kawasan pantai Harapan Ammani, Analisa daya dukung pantai berpasir

dilakukan dengan membandingkan Panjang pantai dan jumlah maksimum wisata

yang mengunjungi Kawasan dalam satu periode tertentu.


24

Analisa daya dukung ekologis digunakan untuk merencakan pemanfaatan

potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara lestari. Penentuan

daya dukung ekologis ini perlu dilakukan karena sumber daya wisata pesisir

bersifat mudah rusak dan ruangan untuk wisatawan sangat terbatas. Berdasarkan

(Yulianda 2019), perhitungan daya dukung ekologis wisata pantai dilakukan

menggunakan rumus
𝐿𝑝 𝑊𝑡
DDK = 𝐾 × 𝑃𝑙
× 𝑊𝑝

Keterangan :

DDK = Daya dukung Kawasan (Orang)

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)

Pt = Luas area (m2 ) yang dapat dimanfaatkan

Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2 atau m)

Wt = Waktu yang disediakan untuk kegiatan dalam satu hari (jam)

Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan (jam

Potensi ekologis wisatawan ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan

jenis kegiatan yang dilakukan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh

wisatawan ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan alam dalam

memberi toleransi kepada wisatawan sehingga keaslian sumberdaya alam

akan tetap terjaga. Potensi ekologis wisatawan dan luas area kegiatan

disajikan pada Tabel 3.


25

Tabel 3. Potensi Ekologi (K) dan Luas Area kegiatan (Lt)

Jenis kegiatan K (wisatawan) Lt (Unit area) Keterangan


Rekreasi pantai 1 50 m 1 orang setiap 50 panjang pantai
Sumber : Yulianda (2007)
Waktu Kegiatan wisatawan (Wp) dihitung berdasarkan lamanya

waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata.

Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang

disediakan untuk kawasan (Wt). Waktu kawasan adalah lama waktu areal

dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu kerja sekitar 10 jam (07.00-17.00).

Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan pada

Tabel 6.

Tabel 4. Prediksi Waktu yang dibutu8hkan untuk setiap Kegiatan Wisata

Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Total waktu 1 hari


Wp- Wt-
(jam) (jam)
Rekreasi pantai 3 8
Sumber : Yulianda (2007)
26

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, L. 2006a. Peluang Pariwisata Bahari di Pulau – Pulau Kecil.


Disampaikan pada Diskusi Pengembangan Pariwisata Bahari di Pulau–
Pulau Kecil, Program Pasca Sarjana Ekonomi Sumberdaya Kelautan
Tropika, IPB. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Bibin, M., Vitner, Y. And imran, Z. (2017) Analisis Kesesuaian dan Daya
Dukung Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo. Journal pariwisata.
4(2), pp. 94-102.
Bengen D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut
Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan.
Clark, R.N. dan Stankey, G.H. 1979. The Recreation Opportunity Spectrum:
A framework for planning, management and research. USDA, Forest
Service, General Technical Report, PNW-98.
Danial., Jusoff K., Asmidar, Hamsiah, Syah, C. Y. 2013. Analysis of Coastline
Using Satellite Image Data At Tanjung Bunga Makassar, South Sulawesi
World Applied Sciences Journal. 37-41
Dahuri, R., Rais, J., Ginting S. P., Sitepu M. J. 2004. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Ed rev Pradnya Paramita.
Jakarta.
Domo, Attur Mudzy, Zulkarnaini Zulkarnaini, and Dessy Yoswaty. "Analisis
kesesuaian dan daya dukung kawasan wisata pantai (studi Pantai Indah
Sergang Laut di Pulau Singkep)." Dinamika Lingkungan Indonesia 4.2
(2017): 109-116.
Danamik, Janianton dan Weber, Helmut F. 2006. Perencanaan Ekowisata.
Yogyakarta: Pusbar Ugm & Andi Yogyakarta.
Hutabarat, A. A., Yulianda , F., Fahruddin, A., Harteti, S.,
Kusharjani.2009.Pengelolaan Presisir dan Laut Secara Terpadu. Pusdiklat
Kehutanan-Departemen Kehutanan RI-SECEM- Korea International
Cooperation Agensy.Bogor.
Islami, N. A. 2003. Pengelolaan Pariwisata Pesisir (Studi Kasus Taman Rekreasi
Pantai Kartini Rembang, Jawa Tengah). Skripsi. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Kriyantono, R. 2012. Teknik praktis riset komunikasi. Cetakan Keenam. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Masita H, K. Femy M, S Sri N, H. 2013. Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau
Sarandole Kecamatan Pondo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara
27

Mahadi, K. and Indrawati, F. 2010. Arahan Pengembangan Obyek Wisata Pantai


Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang’ , Jurnal Planesa, 1(1): 19-27.
MLA Nur, Muhammad, Ismail Hasan, and Muhammad Nasri Katman.
"ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL PANTAI
MENRALO DAN PANTAI AMMANI KABUPATEN PINRANG."
Eqien-Jurnal Ekonomi dan Bisnis 11.02 (2022): 381-388.
Menteri Dalam Negeri. 1990. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan dalam www.hukumonline.com [06 – 06 – 2008 : 12.53]
Nybakken, J.W. 2009. Strategi Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam
Rangka Program Pengetasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang’,
Journal of Indonesian Applied Economic, 3(1) : 37-47.
Nugraha, H. P., Indarjo, A. and Helmi, M. 2013. Studi Kesesuaian Dan Daya
Dukung Kawasan Untuk Rekreasi Pantai Di Pantai Panjang Kota
Bengkulu’ , Diponegoro Journal of Marine Research, 2(2) : 130-139. Doi:
10.14710/jmr.v2i2.2474
Pangesti, MH. T. 2007. Modul Praktek Obyek Wisata Alam. Balai Dilat
Kehutanan Bogor. Bogor.
Wunawi, D., Nursinar, S. And Kasim, F. (2013) Kesesuaian Lahan dan Daya
Dukung kawasan wisata pantai botutonuo, kecamatan Kabila Bone,
Kabupaten Bone Bolango, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
1(september), pp. 89-94.
Yulianda, F. 2004. Pedoman Analisis Penentuan Status Kawasan Konservasi
Laut.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Yulisa & Hartono (2016) Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata
Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas Kabupaten Kaur.
Jurnal Enggano, 1(1): 97-111.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
28

Anda mungkin juga menyukai