Anda di halaman 1dari 20

RESUME 1

Penelitian Pendidikan II
“Analisis Masalah dan Variabel Penelitian”

Disusun Oleh :

Rita Indah Mesra Yani

18129078

18 bkt 13

Dosen Pengampu : Melva Zainil, ST, M.pd

JURUSAN PENDIDIKAN GUR SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2021
A. AnalisisMasalah
Yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap
permasalahan dilihat dan segi kelayakannya. Sebagai acuan dapat diajukan
beberapa hal berikut:
1. Konteks, situasi atau iklim di mana masalahterjadi
2. kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinyamasalah
3. keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinyamasalah
4. kemungkin adanya alternatif solusi yang dapatdiajukan
5. ketepatan dan lama waktu yang diperlukan untuk pemecahanmasalah

Analisis masalah tersebut dipergunakan untuk merancang rencana


tindakan baik dalam menentukan spesifikasi/jenis tindakan, keterlibatan
aktor yang berkolaborasi (berperan), waktu dalam satu siklus, identifikasi
indikator perubahan peningkatan dan dampak tindakan, cara pemantauan
kemajuan, dan lain-lain. Formulasi alternatif solusi yang dirumuskan dalam
bentuk hipotesis tindakan hanya mungkin dapat dilakukan jika analisis
masalah dapat dilakukan dengan baik.

Kesimpulannya: munculnya masalah penelitian didasarkan atas fakta


empirik yang ada atau yang terjadi di lapangan. Oleh sebab itu perlu analisis
atau kajian data, fenomena, fakta yang ada di lapangan, kemudian
membandingkannya dengan harapan, keinginan, kebutuhan, berdasakan
rencana, konsep, prinsip, aturan dan sistem yang berlaku.

Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini


mendasari kehidupan manusia yaitu:

1) ogika yang dapat membedakan antara benar dansalah;


2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk;serta
3) estetika yang dapat membedakan antara indah danjelek.
Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam
memperoleh pengetahuan tersebut. Salah satu wujud pengetahuan yang
dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai
“ilmu”.Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan
dapat dikatakan ilmu.Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori

1
kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi.Koherensi menyatakan bahwa
sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten
dengan pernyataan sebelumnya.Koherensi dalam pengetahuan diperoleh
melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional.Korespondensi
menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut didasarkan atas fakta atau realita.Koherensi dalam pengetahuan
diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta.Dengan
demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan
dibuktikan secara empirik.

1. Pengertian HakikatMasalah
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-
macam, salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New
Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah
“penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi
atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi
atas teori atau dalil yang telah diterima”.
Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway
menambahkan bahwa penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.
Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian
adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical
thinking (berpikir kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau
non-ilmiah (unscientific method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas,
penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis
(nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah
(scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam
penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan
dipahami dengan indera manusia.
2. IdentifikasiMasalah
Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan
hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain,
identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan
paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem)
akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan
apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian
secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau
lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang
mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel
pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan
sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan
yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali
ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif
variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual.Beberapa
hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:
a) Bacaan.
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari
laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah,
karena laporan penelitian yang baik tentu saja mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tema
penelitian bersangkutan.Suatu penelitian sering tidak mampu
memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada
berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu.Hal ini
menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-
masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain
yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-
buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala
dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi
atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimediacetak.
b) PertemuanIlmiah.
Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan
ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan internasional
diskusi.Lokakarya, simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah
seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang memerlukan
jawaban melaluipenelitian.
c) Pernyataan Pemegang Kekuasaan(Otoritas).
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi
figure publik yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya.
Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah.Pemegang otoritas di sini dapat mencakup
aspek formal dan nonformal.
d) Observasi(pengamatan).
Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak
terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang
pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan
perilaku peserta didiknya dalam proses belajarmengajar.
e) Wawancara danAngket.
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi
aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang
dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan
angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya
masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan
biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan dimasyarakat.
f) Pengalaman.
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik.Tetapi
tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu
positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorangbaik
yang diperolehya sendiri maupun dari orang (kelompok) lain,dapat
dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
g) Intuisi.
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah.Masalah
penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang
tidak terencanakan.

Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam


melahirkan suatu pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga
berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah.Jadi, untuk
mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber
bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di
atas.Sumber-sumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut
dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga
melalui salah satu sumbersaja.

Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi,


selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang
akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian. Untuk memilih dan
menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan
kriteria problematika yang tertata baik.

3. Ciri- ciriMasalah
Beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu problem layak diteliti
atau tidak yaitu sebagai berikut:
a) Masalah Harus Memiliki NilaiPenelitian
Mempunyai nilai artinya memiliki kegunaan tertentu serta sanggup
dipakai untuk suatu keperluan. Dalam menentukan problem yang
memiliki nilai penelitian, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Masalah harus asli, artinya permasalahan yang dipilih harus
sesuai dengan kenyataan dan relatif baru. Selain itu, problem
harus memiliki nilai dan kegunaanilmiah.
2) Masalah harus menyatakan suatu hubungan, artinya suatu
problem harus menyatakan kekerabatan anatara dua atau lebih
variabel.
3) Masalah harus merupakan hal yang penting, artinya hasil
penelitian suatu permasalahan akan memiliki nilai kegunaan,
baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun
untuk bidang-bidang penerapan lainnya.
Masalah harus sanggup diuji, artinya suatu problem yang
dipilih sanggup diselesaikan dengan cara menguji atau dengan
menunjukkan perlakuan-perlakuan serta data dan kemudahan
yangada.
4) Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, artinya
yaitu problem harus dinyatakan dengan terang dan tidak
membingungkan orang dalan bentuk pertanyaan.
b) Masalah harusfkeksibel
Fleksibel berarti bahwa permasalahan sanggup dipecahkan
(dianalisis, diuji, digeneralisasikan). Hal ini berarti bahwa :
1) Tersedia data dan metode untuk memecahkanmasalah
2) Cukup biaya akan dipakai untuk memechkanmasalah
3) Waktu untuk memecahkan problem tidak terlalu using(harus
wajar)
4) Tidak bertentangan dengan aturan atau adab istiadat
masyarakat setempat (tidak bernuansaSARA)
c) Masalah harus sesuai dengan kualtifikasipeneliti
Masalah haruslah menarik bagi si peneliti, mengundang rasa
penasaran, tantangan, dan kesenangan si peneliti untuk
memecahkan problem tersebut. Masalah juga harus sesuai dengan
kualifikasi peneliti, artinya tingkat kesulitan problem yang
akanditeliti tergantung pada derajat ilmiah yang dimiliki oleh
seorang peneliti.

4. Perumusan MasalahPenelitian
a) Defenisi
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah
tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai
research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan
suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di
antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab
maupun sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di
dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan
yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah,
merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
b) Jenis
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat,
meliputi:
1) Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar
fenomena.
2) perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya
menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih
fenomena.
c) Fungsi
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu
1) Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapatdilakukan.
2) Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus
dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati,
akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai
dilapangan.
3) Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis
data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana
yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan
masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang
relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan
penelitiannya.
4) Fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan
adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi
populasi dan sampelpenelitian.
d) Kriteria
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi
dalam perumusan masalah penelitian yaitu
1) Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud
kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik
pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam
kehidupanmanusia.
2) Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat
atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan
dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-
teori yang sudahada.
3) Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik,
juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis
yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan
implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara
nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupanmanusia.
e) Posisi/Penempatan
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian,
didapati beberapa variasi, antaralain
1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu
sistematika peneliti.
2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama
dengan latar belakangpenelitian.
3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuanpenelitian.

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya


tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian
yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah
sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat
yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang
ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian,
hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian
yang telahdirumuskan.

B. VariabelPenelitian
1. Pengertian VariabelPenelitian
Menurut Sugiyono (2007) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Jenis-jenis Variabel.
Berdasarkan fungsinya variabel dapat dikelompokkan kedalam:
a) Variabel bebas (independent variable ataupredictor);
b) Variabel terikat (dependen variable atau criterionvariable);
c) Variabel moderating (moderating variable) dan;Variabel intervening
(interveningvariable).

2. Fungsi / Kedudukan VariabelPenelitian


a) Penelitian Akademik Mahasiswa (S1,S2,S3)
Ada beberapa ciri - ciri, antara lain:
1) Sasaranedukasi
2) Mengutamakan validitas internal
3) Variabelpenelitian
4) Kecanggihan analisis disesuaikan denganjenjang.
b) Penelitian Profesional ( Pengembangan Ilmu,Teknologi dan Seni)
Ada bebrapa ciri-ciri,antaralain.
1) Memiliki tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang
berkenaan dengan ilmu teknologi danseni
2) Variabel penelitianlengkap
3) Kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat
ilmiah
4) Validitas internal dan validitaseksternal
c) Penelitian Instutional (pengambilankeputusan)
Ada beberapa ciri - ciri, antaralain:
1) Untuk mendapatakan informasi yang dapat digunakan untuk
pengembangankelembagaan
2) Mengutamakan validitaseksternal
3) Variabel penelitianlengkap
4) Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilankeputusan

3. Jenis –jenis variabel


Menurut Winarno (2013), Variabel dibeda-bedakan jenisnya berdasarkan
kedudukannya dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian yang
mempelajari hubungan sebab-akibat antar variabel, dapat diidentifikasi
beberapa jenis variabel, yaitu: variabel terikat, variabel bebas, variabel
moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening. Hubungan
antar variabel tersebut dalam penelitian ditunjukkan dalam gambar diagram di
bawah ini.
Variabel penelitian adalah objek yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas,
variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening.
Adapun penjelasan masing-masing variabel penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:

a) VariabelTerikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau
output. Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output,
kriteria, konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi,
melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal
dari variabel bebas.Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak
kita jelaskan.Dalam eksperimen – eksperimen variabel bebas adalah
variabel yang dimanipulasikan/dimainkan oleh pembuat eksperimen.
Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel
berikut: (1) Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya
tendangan pemain sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot
lengan (X) dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y). Bertolak dari
dua contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika
X dibuat lebih besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang
Y sebagai variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari
diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/
tergantung) pada nilai variabel bebas(X).
b) VariabelBebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga
sebagai sebab munculnya variabel variabel terikat.Variabel bebas sering
disebut juga dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent.Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas biasanya
dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya
(pengaruhnya) dengan variabel lain.
Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel
berikut: (1) Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya
tendangan pemain sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot
lengan (X) dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y). Bertolak dari
dua contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika
X dibuat lebih besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang
sebagai variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari
diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/
tergantung) pada nilai variabel bebas (X).
c) VariabelModerator
Variabel moderator merupakan variabel antara, adalah sebuah tipe
khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat
untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel
bebas primer dan variabel terikat. Variabel moderator adalah faktor yang
diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah
faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan antara X
dan Y tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis
sebagai variabelmoderator.
d) VariabelKontrol
Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari
sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut
harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin agar variabel yang
dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat.Variabel-variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan
disebut sebagai variabel kontrol.Jadi, variabel kontrol adalahfaktor-
faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena
jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.Variabel kontrol berbeda dengan
variabel moderator.Penetapan suatu variabel menjadi variabel moderator
adalah untuk dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan penetapan
variabel kontrol adalah untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.
e) VariabelDiskrit
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel
kategori karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang
berlawanan yakni "ya" dan "tidak". Misalnya ya wanita, tidak wanita,
atau dengan kata lain: "wanita-pria", "hadir-tidak hadir", "atas-bawah".
Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini yang dapat
dioperasikan untuk menghitung frekuensi yang muncul, yaitu banyaknya
pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya.Maka angka dinyatakan
sebagai frekuensi.Dengan demikian data penelitian dengan variabel
diskrit merupakan penanda kategori, yang tidak dapat dioperasikan
berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian atau
pembagian.Keberadaannya terbatas pada penentuan sebagaifrekuensi.
f) VariabelKontinum
Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel
kecil, yaitu:
1) Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan
berdasarkan tingkatan misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk
sebutan lain adalah variabel "lebih kurang" karena yang satu
mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh: Agung terpandai,
Nico pandai, Ganang tidakpandai.
2) Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding
dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan
pasti. Misalnya: Suhu udara di luar 31° C. Suhu tubuh kita 37° C.
Maka selisih suhu adalah 6° C. Jarak Surabaya-Blitar 162 km,
sedangkan Surabaya-Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar,
yaitu 80km.
3) Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki
harga nol mutlak yang dapat dioperasikan berbentuk perkalian sekian
kali. Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. Maka
Pak Rudi beratnya dua kalianaknya.

4. Metode Penelitian
a) Pengertian MetodePenelitian
Penelitian sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaituresearch,yang
berasal dari dua kata yaitu re dan search. Pengartian leksikal, rediartikan
: kembali dan search : mencari. Dengan demikian secaraharfiah,dapat
diartikan pencarian kembali. Sedangkan metode yaitu,posedur atautata cara
guna mengatahui suatu hal dengan langkah-langkah yangsistematis.
Sedangkan Metode dalam dunia riset merupakan cara atau proses
yang dipilih oleh peneliti secara spesifik sebagai bentuk menyelesaikan
perihal masalah yang diajukan dalam riset. Pengertian dari metodologi
penelitian yaitu ilmu yang mengajarkan atau menjelaskan tentang
bagaimana harusnya penelitian tersebut dilaksanakan.
Pendapat lainnya tentang pengertian metodologi penelitian yaitu
serangkaian tata cara atau langkah yang sistematis atau terstruktur dan
dilakukan oleh seorang peneliti dengan tujuan menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah yang ada. Berbicara tentang metodologi penelitian
intinya yaitu membicarakan atau membahas berkaitan tata cara ilmiah
dengan tujuan mendapatkan dan menemukan berbagai ilmu baru.
Temuan sendiri bias disebut sebagai bentuk ilmu jika di dalam
pencariannya mendasarkan pada metode ilmiah yang seharusnya
digunakan.
Penelitian dilakukan sebab mempunyai hal penting bagi
perkembangan ilmu pengatahuan, pentingnya penelitian dalam hal ini
adalah:
1) Sebagai bentuk jalan manusia dalam menemukan dan membahas
berbagai pengetahuan baru yang belum ada sebalumnyaatau
mengembangkan ilmu yang telah ada menjadi lebih detail
kembali.
2) Membantu manusia dalam memperoleh berbagai jawaban yang
tidak bias dijawab secara langsung, kecuali lewat penelitian
terlebihdahulu.
3) Memberikan jalan pemecah masalah, sehinggamasalah yang
belum bisa dipecahkan dengan penelitian bisa ditemukan
pemecahmasalahnya.
4) Bisa dijadikan jalan menemukan kebenaranatas pertanyaan atau
suatu masalah yang masih absurdsebelumnya.

b) Pengertian Metode Penelitian Dari ParaAhli

Supaya lebih mengerti tentang metode penelitian, maka yang bisa


dilakukan adalah menelisik pengertian dari para ahli, yaitu:

1) Menurut Prof. Dr.Sugiyono

Metode penelitian adalah suatu cara atau proses ilmiah


dengan tujuan memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan
tertentu.

2) Menurut MuhiddinSirat

Metode riset merupakan cara yang digunakan untuk


menentukan beberapa topik serta penentuan judul dalam suatu
penelitian.

3) Menurut Prof M.E.Winarno

Metodologi penelitian merupakan kegiatan secara ilmiah


dilakukan menggunakan teknik yang sistematik dan teliti.

4) Menurut HeryRahyubi

Metode riset yaitu salah satu model yang bisa digunakan


untuk melakukan kegiatan belajar mengajar untuk tercapainya
proses yang baik.

5) MenurutNasir
Metode riset adalah cara yang utama dan umumnya
digunakan oleh peniliti dengen tujuan mencapai pemecahan
masalah serta menemukan jawaban atas masalah yang ada.

c) Langkah Sistematis Dalam Metode Penelitian

Beberapa langkah yang diperlukan dalam menyusun penelitian


sehingga penelitian tersebut bisa sistematis, yaitu melakukan proses
identifikasi serta merumuskan masalah apa yang akan menjadi fokus
penelitian; menyusun kerangka berpikir; melakukan perumusan
hipotesis; menjelaskan dalam pembahasan masalah dan menutup dengan
kesimpulan jugasaran.

Para peneliti sangat membutuhkan metodologi penelitian sebab


sebagai kunci peneliti menemukan dan bisa menjawab pertanyaan dalam
penelitian tersebut secara tepat dan sesuai dengan keadaan yang ada di
lapangan.Hasil penelitian harus dipertanggungjawabkan oleh peneliti
mulai awal sampai akhir penyelesaian penelitian tersebut.

d) Jenis MetodePenelitian

Metode riset sendiri ada beberapa jenis dan umumnya peneliti


menggunakan metode riset tersebut dengan cara masing-maisng
disesuaikan dengan masalah yang di ambil. Dengan demikian data dari
lapangan juga mengikuti metode yang digunakan, sehingga tidak heran
jika tidak semua orang menguasai banyak metode penelitian. Umumnya
peneliti akan lebih memehami jenis metode yang memang dia kuasai,
tetapi tidak bisa dipungkiri ada yang menguasai segala jenis metode
tersebut.

1) Penelitianhistoris

Penelitian ini biasanya digunakan dengan melakukan


penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan terhadap suatu keadaan
di masa lalu. Contoh permasalahan tentang: perkembangan
ekonomi Islam di Indonesia dalam sepuluh tahunterakhir.
2) Penelitiankorelasional

Penelitian ini biasanya identik dengan membandingkan


antara satu variable dengan variabel yang lainnya dalam penelitian
tersebut. Contoh permasalahannya tentang: bagaimanakan
hubungan antara relegiusitas dengan sikap terhadap bunga bank.

3) Penelitian kausalkontributif

Penelitian ini biasanya digunakan sebagai petunjuk arah


antara hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, juga
seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Contoh permasalahannya tentang: pengaruh dari pendapatan,
pendidikan, pandangan terhadap bunga bank, pemaham produk
terhadap minat menabung di bank, dan lain sebagainya.

4) Penelitianeksperimental

Penelitian ini bias anya digunakan untuk menguji satu


variabel terhadap dampak munculnya variabel yang lain. Contoh
permasalahannya tentang: penerapan incentive compatible
constraints terhadap masalah agency pada pembiayaan
mudharabah.

5) Metodedeskriptif

Metode riset ini mempunyai tujuan menjelaskan peristiwa


tertentu yang sedang terjadi di masa sekarang dan pada masa
lampau. Ada dua jenis metode riset dalam metode deskriptif ini,
yaitu Longitudinal atau sepanjang aktu serta Cross Sectional atau
dalam waktu tertentu. Contoh permasalahannya tentang:
bagaimana tingkat kepuasaan nasabah terhadap pelayanan bank
syariah?
e) Data yang Digunakan Dalam MetodePenelitian

Dalam metode penelitian pasti tidak lepas yang namanya data, data
yaitu, sekumpulan informasi yang perlu diolah lebih lanjut untuk
mendapatkan kunci yang bisa dijadikan untuk pengambilan keputusan
dalam suatu permasalahan.Data menjadi sangat penting, sebab diperoleh
dengan pengukuran terhadap objek yang diberi nilai.

Data yang baik sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Data harus bersifat objektif, yaitu harus sesuai dengan keadaan di


lapangan.
2) Data bisa mewakili ataurepresentatif.

Menurut jenis data yang digunakan dalam setiap metode penelitian


biasanya dibedakan menjadi dua garis besar, yaitu:

1) Data kualitatif

Data jenis ini penyajiannya tidak menggunakan angka,


sebagai contoh penelitian berkaitan dnegan sikap konsumen
terhadap pelayanan yang diberikan oleh perbankan syariah
“Berkah” sangat negative, layanan yang diberikan oleh BMT
sungguh memuaskan, produk perbankan syariah yang digemari
msyarakat DIY adalah tabungan wadiah dan lain sebagainya.

2) Data kuantitatif

Data jenis ini biasanya disajikan dalam bentuk angka,


grafik, dan umumnya menggunakan rumus statisika dalam
perhitungannya. Misalkan, rata-rata jumlah pembiayaan yang
dijalankan oleh Bank syariah sebesar 20%, penjualan buku
“Pengantar Akutansi” dalam rata-rata bulan ini mencapai angka
25%, dan lainsebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing.

Sugiyono. 2009. .Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R & D).Bandung: IKAPI.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media


Publishing.

Anda mungkin juga menyukai