Dosen Pengampu:
Dr.Mulyawan Safwandy Nugraha, M.Ag., M.Pd.
-
Disusun oleh:
Muhammad Rujhan, S.Ag. NIM (2230060042)
Pendahuluan
Dalam setiap hal yang kita lakukan, tentunya membutuhkan perencanaan.
Apalagi jika dalam hal yang berkaitan dengan bisnis dan organisasi. Sangat tidak
mungkin jika dalam suatu perusahaan atau organisasi melakukan sesuatu tanpa adanya
perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan
yang dilakukan. Tanpa adanya perencanaan, sesuatu yang dilakukan pasti tidak akan
terstruktur dan bisa jadi akan menjadi kegiatan yang berantakan karena tidak adanya
persiapan apa pun. Dengan adanya perencanaan, maka akan dapat dirinci daftar
kebutuhan dan konsep terkait kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan yang matang
adalah kunci keberhasilan dari suatu kegiatan. Perencanaan merupakan salah satu alat
dalam proses manajemen yang digunakan mengelola kondisi saat ini untuk dilakukan di
masa depan atau di masa yang akan datang. Perencanaan strategis sangat dibutuhkan
dalam proses perencanaan dalam jangka waktu yang panjang.
Perencanaan memegang peranan penting dalam ruang lingkup karena menjadi
penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan
perencanaan yang matang , suatu pekerjaan tidak akan berantakan dan tidak terarah.
Perencanaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap
ketercapaian tujuan.
Perencanaan strategis adalah instrument kepemimpinan dan suatu proses. Ia
menentukan apa yang dikehendaki organisasi dimasa depan dan bagaimana usaha
mencapainya, suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Bahkan perencanaan
strategis adalah suatu proses dalam membuat keputusan strategis atau menawarkan
metode untuk memformulasikan dan mengimplementasikan keputusan strategis serta
mengalokasikan sumber daya untuk mendukung unit kerja dan tingkatan dalam
organisasi.
Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang
spesifik dikehendaki oleh manajer bagi organisasi. Perencanaan adalah proses
berkesinambungan yang mencerminkan dan menyesuaikan dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan sekitar organisasi (Stoner, 1996). Menurut Gaol (2014)
perencanaan dapat juga dikatakan sebagai proses manajemen pengambilan keputusan
di waktu sekarang untuk tujuan di masa yang akan datang. Perencanaan adalah
penentuan prioritas-prioritas yang akan dilaksanakan. Hal ini sama dengan
mendahulukan kepentingan yang mendesak dan kemudian dilanjutkan dengan
kepentingan yang tidak begitu mendesak. Sehingga perencanaan adalah pengembilan
keputusan untuk masa depan dengan penentuan prioritas yang akan dilaksanakan
secara berkesinambungan menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan di
lingkungan/bisnis sekitar organisasi.
Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008) menyebutkan, perencanaan
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga
berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya. Sementara Widjojo dalam
Lembaga Administrasi Negara (1985:31), menjelaskan perencanaan pada asasnya
berkisar pada dua hal : 1. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan
konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang
dimiliki masyarakat yang bersangkutan. 2. Pilihan di antara cara-cara alternatif yang
efesien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan
tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut
diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus
dipilih pula.
Perencanaan merupakan suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa depan
Becker (2000) dalam Rustiadi (2008:339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam
Rustiadi (2008:339) menyatakan bahwa : Perencanaan adalah suatu proses menentukan
apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapantahapan
yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa
perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga
perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses
perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji
berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk
mencapainya kemudian memilih arah-arah dan langkah-langkah terbaik untuk
mencapainya. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
Definisi Perencanaan Strategik
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan
sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi
ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic,
Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological,
Regulatory).
Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan
bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Berbicara tentang
perencaaan, maka hal pertama yang perlu diperhatikana adalah perencaan akan
berjalan dengan baik atau tidak. Perencanaan adalah suatu langkah yang tersusun
secara sistematis untuk melakukan suatu hal di masa yang akan datang atau di masa
depan.
Perencanaan Strategis merupakan sebuah petunjuk yang digunakan suatu
organisasi atau perusahaan dari masa sekarang untuk bekerja menuju masa 5 atau 10
tahun ke depan. Hal ini sesuai dengan pengertian strategis yang diutarakan oleh
Kerzner. Menurut Harold Kerzner, Perencanaan Strategis (Strategic Planning ) adalah
sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk
melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja
menuju 5 sampai 10 tahun ke depan. Sementara itu menurut Robert N. Anthony,
perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan
dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.
Dalam proses untuk mencapai strategi yang telah direncanakan oleh organisasi,
maka para pimpinan perusahaan dan manajer harus bekerja sesuai dengan arahan yang
ada dalam proses perencanaan strategis. Kunci sukses dalam terlaksananya
perencanaan strategis adalah kemampuan manufaktur yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan.
Perencanaan startegis terjadi baik di dalam organisasi maupun dalam hal bisnis.
Karena perencanaan strategis sangat penting dalam menentukan langkah ke depannya.
Pemimpin atau manajer yang paling kompeten adalah orang yang paling banyak
menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan apa yang akan ia kerjakan di masa
depan. Meski tidak menutup kemungkinan manajer tidak bekerja sendiri. Manajer juga
membutuhkan staffnya yang lain untuk membantunya dalam membuat perencanaan
strategis.
Strategi menurut David (2009) yang diterjemahkan Dono Sunardi (2010), strategi
adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber
daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi juga mempengaruhi perkembangan
jangka panjang perusahaan untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke
masa yang akan datang. Sedangkan definisi strategi menurut Assauri (2016) adalah yang
terkait dengan penetapan keputusan yang harus diambil dalam menghadapi para
pesaing di dalam lingkungan kehidupan yang saling memiliki ketergantungan, sehingga
perlu ada kegiatan yamg diarahkan terutama dalam dalam memperkirakan perilaku satu
dengan lainnya. Selanjutnya Assauri (2016) juga menyatakan bahwa strategi merupakan
suatu pernyataan yang mengarahkan bagaimana masing-masing individu dapat bekerja
sama dalam suatu organisasi, dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
tersebut.
Menurut Rumelt (2016) menyatakan strategi adalah tentang bagaimana
organisasi akan bergerak maju. Melakukan strategi adalah menghitung dengan teliti
bagaimana untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dari definisi di atas, peneliti dapat artikan secara singkat bahwa strategi adalah
sebuah keputusan manajemen yang diambil dalam menghadapi persaingan yang
mempengaruhi masa depan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
demi pencapaian tujuan perusahaan. Strategi yang dijalankan oleh suatu organisasi
adalah sekumpulan komitmen atas tindakan atau aksi yang terintegrasi dan
terkoordinasi untuk
mengusahakan atau mengolah kompetensi dan sekaligus guna mendapatkan
keunggulan bersaing organisasi. Strategi berupaya mengintegrasikan dan
mengalokasikan sumber-sumber daya, kapabilitas dan kompetensi organisasi agar
memperoleh keberhasilan di lingkungan eksternal yang dinamis. Menurut Aprinto
(2013) menyatakan bahwa perencanaan strategis adalah proses organisasi untuk
menentukan sasaran, membuat strategi serta mengalokasikan sumber daya untuk
mengimplementasikan strategi tersebut. Perencanaan strategis membantu organisasi
fokus pada bagaimana mencapai kesuksesan di masa mendatang. Perencanaan Strategi
adalah taktik permainan sebuah perusahaan (David, 2009). Juga dikatakan bahwa
perusahaan mesti memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing dengan
sukses.
Bagi anda yang aktif dalam organisasi pasti sudah akrab dan sering terlibat dalam
sebuah perencanaan strategis. Tentunya dalam melakukan sebuah perencanaan
strategis membutuhkan langkah-langkah atau panduan yang harus dilewati dalam
membuat sebuah perencanaan. Ada 6 langkah yang harus dilalui dalam melakukan
suatu perencanaan strategis dalam suatu organisasi.
Misi selalu berdampingan dengan visi. Misi lebih menjelaskan tentang gambaran
prioritas perusahaan atau organisasi secara ringkas. Jika visi merupakan jawaban dari
pertanyaan ―What do we want to become?‖ maka misi merupakan jawaban dari
pertanyaan yang mendasar seperti ―What is our business?, Who is our costumer?,
What does costumer buy?, What is value to the costumer? dan What will our business
be?‖ sebagaimana pernyataan. Peter Drucker yang ditulis Ismail Solihin dalam bukunya
Manajemen Strategik. Misi bagi suatu perusahaan atau organisasi akan menggambarkan
apa yang sedang dan akan dijalankan oleh perusahaan atau organisasi serta tujuan
kualitatif apa yang ingin dicapai melalui keberadaannya di bidang usaha tertentu. Pearce
dan Robinson sebagai mana yang ditulis Ismail Solihin dalam bukunya Manajemen
Strategikmenyebutkan bahwa pernyataan misi yang dibuat perusahaan setidaktidaknya
mengandung tiga komponen yaitu:
a) Sensitivitas terhadap keinginan pelanggan (sensitivity to costumer wants)
b) Perhatian terhadap masalah mutu/kualitas (concern forquality)
c) Pernyataan visi perusahaan (statements of company vision)
Sementara David sebagaimana yang ditulis oleh Ismail Solihin dalam bukunya
memperluas komponen misi dengan sembilan karakter, karena misi perusahaan
merupakan bagian proses dari strategic anagement yang akan dipublikasikan kepada
masyarakat. Kesembilan komponen pokok tersebut terdiri dari:
(a) Costumers, secara eksplisit misi harus menyebutkan siapa yang menjadi
pelanggan bagi produk perusahaan.
(b) Products or sevices, secara spisifik perusahaan menyebutkan produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan.
(c) Markets, pernyataan misi menetapkan di pasar mana produk perusahaan akan
bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.
(d) Technology, pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan tehnologi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
(e) Concern for surveval, growth and profitability, pernyataan misi dengan jelas
menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kelangsungan hidup perusahaan,
pertumbuhan dan kemampuan untuk menghasilkan laba (profitability)
(f) Philosophy, pernyataan misi akan menjelaskan kepercayaan (biliefs), nilai
(values), aspirasi dan prioritas etis dari perusahaan.
(g) Self-concept, pernyataan misiakan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi
keunggulan (distinctive competencies) dari perusahaan dibandingkan
pesaingnya.
(h) Concern for public image, pernyataan misi akan menunjukkan apakah
perusahaan memiliki respon terhadap masalah sosial kemasyarakatan maupun
terhadap masalah lingkungan.
(i) Concern for employees, pernyataan misi akan menunjukkan apakah karyawan
merupakan aset yang berharga bagi perusahaan.
Dalam pembentukan visi dan misi perusahaan, nilai budaya merupakan sesuatu
pernyataan yang tidak terpisahkan. Nilai budaya perusahaan merupakan keyakinan atau
kepercayaan mendasar dari apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan dalam
mengeksekusi strategi dan merealisasikan misi dan visi perusahaan (Luis et al, 2011:44).
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar
eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8) Menurut Wheelen sebagaimana dikutip
oleh Wibisono (2006: 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh
perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.Pernyataan misi
merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan
jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah
mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan
pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu,
rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang
dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.
Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:
1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang
menggambarkan organisasi
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf
yang menggambarkan misi perusahaan
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.
Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang
baik harus:
1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
Misi Perusahaan suatu maksud yang mendasar dan unik yang membedakan suatu
perusahaan dari perusahaan-perusahaan sejenis dan yang mengisyaratkan lingkup
operasinya dengan menyatakan barang atau jasa yang dihasilkan serta pasar yang
dilayaninya (Handoko Sasmito). Dengan misi perusahaan harus dapat menjawab pertanyaan
" what business are we in" sehingga misi perusahaan tertuju pada fungsi kemasyarakatan
yang hendak diemban oleh perusahaan, guna menunjang keberadaan perusahaan tersebut
secara legal. Rue and Holland (1989) menyatakan bahwa misi disebut pula sebagai 'business
definition'atau 'the purpose' atau 'reason for existence' dari suatu organisasi.
Analisis SWOT
Untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal digunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah cara sistematis untuk mengindentifikasi faktor-faktor dan strategi
yang paling cocok.Tujuannya adalah untuk “memaksimumkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki perusahaan” dan“meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada diperusahaan” .
Analisis SWOT merupakan kegiatan menganalisis atas situasi perusahaan yaitu :
Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats.
Penjelasan :
1. Strength (Kekuatan)
Adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif tidak
dimiliki oleh yang lain/pesaing dan kebutuhan pasar yang semakin meningkat ingin dilayani
oleh perusahaan/organisasi.
Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan
keunggulan komparative bagi perusahaan di pasar. Misalnya, kekuatan yang terkandung
dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok,
memiliki teknologi canggih misalnya on-line system, memiliki cabang di setiap propinsi,
divisi R&D yang selalu inovatif, hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan, adanya
budaya kerja yang telah dihayati oleh karyawan.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Adalah keterbatasan atau kekuarangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas
yang menghambat kinerja. Misalnya, fasilitas, sumber daya keuaangan, kapabilitas
manajemen, keterampilan karyawan rendah, belum adanya divisi pendidan bagi karyawan,
jumlah karyawan yang terlalu besar dan citra merupakan sumber kelemahan.
3. Opportunities (Peluang)
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi/perusahaan.
Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan peluang.
Beberapa contoh peluang: Keluarnya kebijakan pemerintah untuk menyalurkankredit
kecil, masyarakat mulai supermarket minded, tingkat pertumbuhanekonomi yang relatif
tinggi, keluarnya deregulasi dibidang investasi, adanyakecenderungan untuk memiliki ATM,
masyarakat lebih menyukai kartu kredit,segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan
pada situasi persaingan atauperaturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubngan
dengan pembeliatau pemasok.
4. Threats(Ancaman)
Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Ancaman merupakan pengganggu, misalnya masuknya pesaing baru,
lambatnyapertumbuhan, meningkatnya kebutuhaan masayarakat, perubahan teknologiatau
adanya peraturan baru, hampir semua perusahaan menggunakan promosibesar-besaran. dll.
Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) merupakan matching
tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi.
Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah:
v Strategi SO (Strength-Opportunity)
v Strategi WO (Weakness-Opportunity)
v Strategi ST (Strength-Threat)
v Strategi WT (Weakness-Threat)
Matriks SWOT memerlukan key success factors. Pada matriks ini, menentukan key
success factors untuk lingkungan eksternal dan internal merupakan bagian yang sulit
sehingga dibutuhkan judgment yang baik. Sementara itu, tidak ada satu pun matching tool
yang dianggap paling baik.
Penjelasan:
1. Strategi SO (Strength-Opportunity).
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang
yang ada di luar perusahaan. Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-
strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan
memiliki banyak kelemahan, mau-tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar
menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus
berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity).
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan
dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi
kesulitan untuk memanfaatkan peluang-peluang karena adanya kelemahan-kelemahan
internal. Misalnya, ada permintaan yang tinggi terhadap perangkat elektronika untuk
mengontrol jumlah dan waktu fuel injection pada mesin mobil (opportunity), tetapi pabrik-
pabrik mengalami kesenjangan teknologi untuk memproduksikan alat-alat ini
(weakness).Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kesenjangan teknologi ini adalah
melalui strategi WO, yakni dengan mengadakan suatu kerja sama (joint venture) dengan
perusahaan lain yang memiliki kompetensi.
3. Strategi ST (Strength-Threat).
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak
dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang tangguh
harus selalu mendapatkan ancaman. Salah satu contoh strategi ST adalah ketika perusahaan
Texas Instrument mendapatkan dana hampir $700 juta dari hasil denda Sembilan perusahaan
Jepang dan Korea yang melanggar hak paten pada produk semiconductor memory chips
ciptaannya (strength). Akan tetapi, perusahaan-perusahaan pesaing yang melakukan tindakan
pembajakan melakukan inovasi dan memproduksi produk sejenis yang merupakan ancaman
besar bagi perusahaan Texas Instrument.
4. Strategi WT (Weakness-Threat).
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan
internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Ia harus
berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi seperti merger,
declared bankruptcy, retrench, atau liquidation.
Secara lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap bagaimana penentuan strategi
dibangun melalui matriks TOWS/SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah:
a. Buat daftar peluang eksternal perusahaan.
b. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan.
c. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
d. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
e. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya
dalam sel strategi SO.
f. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya
dalam sel strategi WO.
g. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya
dalam sel strategi ST.
h. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat
hasilnya dalam sel strategi WT.
Kosong (leave blank) Strengths-S Weaknesses-W
1. 1.
2. 2.
1. 1. 1.
1. 1. 1.
5. 5.
Perlu diketahui bahwa kegunaan dari setiap alat pada Matching Stage adalah untuk
membangkitkan strategi alternatif yang fisibel untuk dilaksanakan, bukan untuk memilih atau
menentukan strategi mana yang terbaik. Jadi, tidak semua strategi dikembangkan di dalam
TOWS Matrix.
Matriks SFAS
Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis suatu perusahaan adalah
mengkombinasikan faktor strategis internal (yang diambil dari tabel IFAS) dengan faktor
strategis eksternal (yang diambil dari tabel EFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis
faktor-faktor strategis atau Strategic Factors Analysis Summary (SFAS). SFAS yang
dihasilkan meringkas faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan dalam
satu bentuk. SFAS hanya berisi faktorfaktor yang paling penting dan juga menyediakan
basis atau dasar bagi perumusan strategi dan dilakukan setelah analisis SWOT selesai
dilakukan.
EFAS dan IFAS Tabel ditambah Matrix SFAS telah dikembangkan untuk
menghadapi kritik dari analisis SWOT. Ketika digunakan bersama-sama, mereka adalah
analitis kuat seperangkat alat untuk analisis strategis. SFAS (Strategic Factors Analysis
Summary) Matrix'summarizes mengorganisasikan faktor-faktor strategis dengan
menggabungkan faktor-faktor eksternal dari EFAS Tabel dengan faktor-faktor internal
dari IFAS Tabel. Ini terlalu banyak faktor bagi kebanyakan orang untuk digunakan dalam
perumusan strategi. SFAS Matrix dibutuhkan pembuat keputusan strategis untuk
menringkas ini kekuatan, kelemahan, opportunities, dan ancaman menjadi kurang dari
10 faktor-faktor strategis. Hal ini dilakukan dengan meninjau dan merevisi bobot setiap
faktor. Bobot yang telah direvisi mencerminkan prioritas dari setiap faktor sebagai
penentu masa depan perusahaan sukses. Tertimbang tertinggi EFAS, dan faktor-faktor
IFAS akan muncul di SFAS Matrix.
DAFTAR PUSTAKA
Dog, Question Mark, Star dan Cash Cow merupakan empat bagian yang ada dalam
matriks BCG dan dibagi berdarakan kriteria pangsa pasar dan pertumbuhan pasar. Dengan
menggunakan konsep internal dan eksternal (dua faktor utama yang dibahas di atas yaitu:
Pesaing dan potensi pasar), akan lebih jelas dalam melihat konsep BCG. Bagi perusahaan yang
sudah „bermain lama dalam suatu wilayah tertentu dan dalam wilayah tersebut memiliki
beberapa pemain yang masih di tolerir, dengan perkembangan pasar yang cukup baik
perkembangannya maka produk dari perusahaan tersebut masuk dalam kategori question mark
atau juga bisa masuk dalam kategori star. Kenapa demikian karena perusahaan yang berada
dalam pasar yang masih stabil mengalami perkembangan dan jumlah “pemain‟ yang berada
dalam wilayah tersebut masih sesuai dengan rasio pasar yang ada maka perusahaan tersebut
pasti telah masuk dalam kondisi question mark tetapi bisa juga karena jika menggunakan
kriteria pembanding gross revenue perusahaan maupun terhadap industri maka perusahaan
bisa atau dapat dikatakan telah masuk dalam kategori star.
Kunci dari konsep matriks BCG adalah menaruh perhatian lebih pada pesaing dan
potensi pasar. Kedua kombinasi ini merupakan faktor-faktor yang sangat penting dan krusial
baik dalam praktek maupun teori untuk memahami konsep matriks BCG. Ketika pasar sudah
stagnan maka ini merupakan kunci utama dalam mempertimbangkan langkah yang dapat
ditempuh oleh setiap perusahaan, karena dengan stagnannya pertumbuhan pasar maka ini
merupakan indikasi awal bahwa perusahaan telah kemungkinan dapat berada dalam kondisi
krisis. Pasar yang stagnan bisa disebabakn oleh pesaing yang terlalu banyak atau juga pasar
yang dalam hal ini konsumen yang sudah homogen dimana semua ceruk pasar yang ada telah
diakomodasi, dampak bagi perusahaan adalah kembali melihat kondisi didalam perusahaan
sendiri, jika perusahaan masih memiliki pangsa pasra yang baik maka perusahaan masuk dalam
kategori cash cow, tetapi jika sebaliknya maka perusahaan berada dalam kondisi kritis dog.
Setiap level dan kategori dalam matriks BCG membutuhkan perhatian dan perlakuan
yang berbeda-beda. Tidak dapat begitu saja meningkatkan investasi pada saat
mengkalkulasikan perusahaan berada dalam level star, karena bukan tidak mungkin
pertumbuhan pasar yang stabil akan mengundang banyak pemain baru ke pasar yang ada atau
ketika berada dalam kondisi yang dikategorikan dog, perusahaan langsung menutup semua
produksi yang ada pada produk yang bersangkutan tetapi bisa melakukan inovasi atau
perubahan target pasar dengan memanfaatkan ceruk pasar yang belum tergarap. Demikian
pula ketika berada di posisi cash cow maupun question mark, karena yang harus diperhatikan
adalah banyak faktor yang saling berkaitan dan masing-masing berubah sesuai dengan
momentum yang ada dan sangat sulit diprediksi.
Matriks General ElectricMc.Kinsey (GE-McKinsey Matriks)
Teknik analisis ini sering disebut juga sebagai Matriks Daya TarikKekuatan
Industri dimana teknik ini menekankan pada kekuatan sumbersumber daya potensial,
tidak hanya penguasaan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan saja, melainkan
meliputi banyak faktor yang berkaitan dengan daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
Teknik analisis ini terdiri dari dua sumbu yaitu kekuatan bisnis dan daya tarik industri,
selain itu teknik ini terbagi menjadi sembilan kwadran dimana posisi produk dalam
matriks ditentukan oleh nilai yang diperoleh dari perhitungan faktor-faktor yang
dievaluasi dalam daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
Jika dalam penelitian ini digunakan kriteria yang dipakai oleh manajemen yang
kurang berani menanggung resiko, maka digunakan kriteria yang aman. Kategori posisi
perusahaan dengan nilai tertimbang 1-3 adalah kategori rendah, 3-4 kategori
menengah, dan >4 kategori tinggi. Kisi posisi perusahaan atau daya tarik industri kurang
dapat dikuantifikasikan secara persis ketimbang pendekatan pertumbuhan/bagian
pasar, sehingga memerlukan pertimbangan subjektif untuk menetapkan dimana suatu
unit usaha tertentu harus diletakkan. Gambar dibawah ini menunjukkan strategi yang
harus dijalankan sesuai letak perusahaan dalam kwadran GE
Anthony, R.N. dan V. Govindarajan. 1995. Management Control System. Eight
Edition International Student Edition. Richard D. Irwin Inc. U.S.A
Engel, James F., David T. Kollat and Roger D. Blackwell. 1973. Consumer Behavior 2nd
Edition.United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Engel F.James, et al. 1995. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Hendrawan Supratikno. dkk. 2003. Advanced Strategic Management – Back to Basic
Approach. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Husein Umar, Strategic Managemen in Action, konsep, teori dan teknik menganalisis
manajemen strategisstrategic bussinesunit berdasarkan konsep Michael
R.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).
Jauch, Laurence R., and William R. Glueck. 1998: “Manajemen Strategis
dan
Kebijakan Perusahaan”. (Terjemahan Murad dan AR Hendry
Sitanggang) Jakarta: Erlangga
Jauch, Lawrence R., Glueck, William F. (1998). Manajemen strategis dan
kebijakan
perusahaan, 3rd Edition. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip, 1991, Market Management : Analisys, Planning, Implementation and
Control, Seventh Edition, prentie Hall, New Jersey.
Kuncoro, Mudrajat (2002), Strategi Meraih Keunggulan Kompetitif, Erlangga
Mulyasana, D., Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, Cet. III, 2015,
Wheelen Thomas L., dan David Hunger J. 2000, “Strategic Management and
Bussiness Policy,” Fourth Edition, New York: Addison Wesley Publishing
Company.