Anda di halaman 1dari 11

Makalah : Proses Perencanaan

Di susun oleh :

Fatra Buako : 131423039

Novita Hunawa : 131423036


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo,September 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

Latar Belakang....................................................................................................

Rumusan masalah ...............................................................................................

Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

Pengertian Perencanaan.......................................................................................

Tujuan dan Manfaat Perencanaan........................................................................


Ruang Lingkup Perencanaan...............................................................................

Proses Perencanaan...........................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

Kesimpulan...........................................................................................................................

Saran.....................................................................................................................................

Iii

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Setiap organisasi, perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, atau yang lainnya
pasti membutuhkan perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik itu perencanaan
produksi, perencanaan rekrutmen mahasiswa baru, perencanaan anggaran, dan lain sebagainya.
Perencanaan adalah proses dasar untuk mencapai tujuan tertentu dengan menentukan cara untuk
mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan merupakan tahapan terpenting dalam fungsi manajemen dalam mengambil suatu
keputusan atau tindakan. Tanpa adanya fungsi perencanaan, fungsi manajemen lainnya seperti
pengorganisasian, pengendalian dan pengarahan tidak dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa perencanaan yang baik akan mencapai tujuan dari suatu kegiatan atau kegiatan
yang telah direncanakan.

Menurut Engkoswara (2010, dikutip dalam Ikhwan, 2016:132) perencanaan adalah kegiatan
membangun kegiatan yang berkaitan dengan 5W1H yaitu, apa (what) yang akan dilakukan, mengapa
(why) dilakukan, siapa (who) yang melakukannya, dimana (di mana) melakukannya, kapan (kapan)
melakukannya, dan bagaimana (bagaimana) melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan
dengan tujuan yang akan dirumuskan, teknik dan metode yang digunakan, dan sumber daya yang
diberdayakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan merupakan aspek penting dari manajemen. Manusia tidak boleh menyerah pada
keadaan dan masa depan yang tidak pasti, tetapi menciptakan masa depan itu. Dengan demikian
landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif
masa depan yang diinginkannya kemudian mengarahkan pencapaiannya untuk mewujudkan masa
depan yang dipilihnya, dalam hal ini pengelolaan seperti apa yang akan dilakukan. Maka atas dasar
itu, sebuah rencana akan terealisasi dengan baik. (Bukhari et al, 2005 dalam Ikhwan, 2016: 129-130).

Sependapat dengan itu, Sanjaya (2008, dikutip dalam Sholeh, 2007:131) menyatakan bahwa ada
empat unsur perencanaan yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya strategi untuk mencapai
tujuan, adanya sumber daya yang dapat mendukung, adanya dan adanya implementasi. Dari setiap
keputusan. Dengan demikian, mengingat pentingnya fungsi

BAB II

PEMBAHASAN

2 Pengertian Perencanaan

Dalam manajemen, fungsi perencanaan sangat jelas sebagai penentu langkah selanjutnya.
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk
mencapai suatu tujuan. Perencanaan mengandung unsur-unsur (1) sejumlah kegiatan yang telah
ditentukan sebelumnya, (2) suatu proses, (3) hasil yang akan dicapai, dan (4) menyangkut masa
depan pada waktu tertentu (Usman, 2008: 61).

Perencanaan merupakan upaya agar kegiatan lebih terarah dan terarah. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sa’ud & Makmun (2014: 3-4) pada hakikatnya perencanaan adalah rangkaian proses
pengambilan keputusan tentang apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan
sebagainya) dan apa yang akan terjadi. Akan terjadi. Akan terjadi. Akan dilakukan (intensifikasi,
eksistensialisasi, revisi, repetisi, substitusi, kreasi, dan sebagainya). Rangkaian kegiatan proses
tersebut dilakukan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan
datang.

Selanjutnya Kurniadin & Machali (2016:139) menyatakan bahwa perencanaan pada dasarnya adalah
proses kegiatan yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan memiliki peran yang
sangat penting dan utama, bahkan menempati urutan pertama di antara fungsi manajemen lainnya.
Begitu pentingnya perencanaan sehingga dikatakan “Jika perencanaan telah selesai dan dilakukan
dengan benar, sebenarnya sebagian besar pekerjaan besar telah selesai”.

Perencanaan berarti menentukan apa yang akan dilakukan seperti yang dijelaskan oleh Siagian
(2015: 88) Perencanaan dapat diartikan sebagai “seluruh proses berpikir dan menyusun secara
cermat hal-hal yang akan dilakukan di masa yang akan datang guna menetapkan tujuan yang telah
ditetapkan”. Untuk sekadar menekankan perbedaan antara fungsi-fungsi ini pada tingkat administrasi
dan manajemen, dapat dikatakan bahwa perencanaan administratif mencakup semua aspek kegiatan
dan mencakup semua unit organisasi, sedangkan perencanaan manajerial bersifat departemen dan
operasional. Perencanaan administratif merupakan hasil pemikiran garis besar dan manajemen,
sedangkan perencanaan manajerial lebih spesifik dan rinci.

Sependapat dengan hal tersebut, Uno (2011:2) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan cara
yang memuaskan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
antisipasi untuk meminimalisir ketegangan yang terjadi agar kegiatan tersebut mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Selanjutnya Terry (2008:46) menambahkan bahwa perencanaan adalah memilih
dan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi
dan merumuskan kegiatan yang diusulkan dan memang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Kemudian Siagian (2005: 36-37) berpendapat bahwa perencanaan adalah usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan
dilakukan di masa mendatang di dalam dan oleh suatu organisasi dalam kerangka tujuan yang telah
disepakati sebelumnya. Pengertian sederhana di atas sebenarnya mengandung empat pokok pikiran
sebagai berikut:

Suatu rencana tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi lahir dari hasil pemikiran yang bersumber
dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Artinya, kegiatan penelitian harus mencakup perencanaan,
atau setidak-tidaknya sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan perencanaan.

Manajer sebagai perencana mutlak harus berani mengambil keputusan dengan segala resikonya.
Dikatakan demikian karena memang benar bahwa suatu rencana adalah suatu keputusan yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang dan salah satu ciri masa depan adalah pelaksanaannya.

Orientasi rencana adalah masa depan. Perlu ditekankan bahwa perencanaan bukanlah suatu usaha
untuk meramalkan masa depan secara umum, melainkan untuk menentukan bentuk dan sifat masa
depan yang diinginkan oleh organisasi. Sejarah perjalanan organisasi harus dijadikan bahan
pemikiran dalam menentukan arah yang akan diambil di masa depan.

Rencana harus mengandung arti bahwa jika rencana itu dilaksanakan akan memudahkan usaha yang
akan dilakukan untuk kepentingan organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian, dari beberapa
definisi di atas dapat diartikan bahwa perencanaan merupakan suatu proses dasar dari fungsi
manajemen yang sangat penting dalam menentukan arah kegiatan selanjutnya. Juga dapat dicapai
dengan baik.

2 Tujuan dan Manfaat Perencanaan

(8) Meningkatkan kinerja (keberhasilan organisasi tergantung pada keberhasilan perencanaan).

Ditambahkan oleh Sa’ud & Makmun (2014:33) perencanaan dipandang penting dan perlu bagi suatu
organisasi antara lain karena:
Dengan adanya perencanaan diharapkan adanya arah kegiatan, pedoman pelaksanaan kegiatan yang
diarahkan pada tujuan pembangunan.

Dengan adanya perencanaan, dimungkinkan untuk membuat perkiraan terhadap hal- hal dalam
jangka waktu pelaksanaan yang akan dilalui.

Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik
atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.

Dengan perencanaan, dikembangkan skala prioritas. Pilih urutan dalam hal pentingnya tujuan,
sasaran, atau aktivitas pemasaran.

Dengan adanya rencana, maka akan ada alat ukur atau standar untuk memantau atau mengevaluasi
kinerja suatu usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.

2 Ruang Lingkup Perencanaan

Menurut Usman (2014: 81-85) ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, tata
ruang, dan tingkat perencanaan teknis. Ketiga dimensi tersebut saling berinteraksi dan dimensinya
masing-masing adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan dari Dimensi Waktu

Perencanaan jangka panjang (Long term planning) Rencana ini mencakup jangka waktu 4 hingga 8
tahun ke atas untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rencana ini tidak menunjukkan target
kuantitatif, tetapi proyeksi atau perspektif terhadap kondisi ideal yang diinginkan dan kondisi
fundamental, seperti Propenas.

Perencaaan jangka menengah (Medium term planning) Rencana ini mencakup jangka waktu lebih
dari satu tahun hingga empat tahun untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di Indonesia
umumnya lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan elaborasi atau penjabaran dari
perencanaan jangka panjang. Meskipun RPJM ini masih bersifat umum, namun sudah menampilkan

Proyeksi target secara kuantitatif, seperti Propeda. Di sekolah disebut Rencana Kerja Sekolah (RKS). 3.
Perencanaan jangka pendek (Short term planning) Jangka waktu minimal satu tahun untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perencanaan jangka pendek tahunan juga disebut
perencanaan tahunan operasional, seperti proyek. Di lingkungan sekolah disebut Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS).
B. Perencanaan dari Dimensi Spasial

Perencanaan dilihat dari dimensi ruang adalah perencanaan yang berkaitan dengan ruang dan batas
wilayah. Dimensi spasial ini dikenal dengan perencanaan nasional, wilayah dan tata ruang atau tata
ruang.

Perencanaan nasional Perencanaan nasional adalah proses perencanaan ruang lingkup nasional
sebagai konteks dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk
mencapai masyarakat yang adil dan makmur, mempertimbangkan dan memanfaatkan sumber daya,
dan meminimalkan pembangunan internasional. Misalnya Propenas dan perencanaan pendidikan di
Indonesia.

Perencanaan regional Perencanaan wilayah merupakan pilihan antar sektor dan hubungan antar
sektor dalam suatu wilayah (daerah) sehingga disebut perencanaan wilayah atau kawasan. Misalnya
Propeda dan perencanaan pendidikan di provinsi/kabupaten/kota.

Perencanaan tata ruang Penataan ruang adalah perencanaan yang berupaya memanfaatkan fungsi
kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis, maupun
demografis. Misalnya perencanaan kota, perencanaan pemancar, perencanaan wilayah, perencanaan
kawasan transmigrasi, dan proyek.

C. Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Prencanaan

Perencanaan makro

Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional yang menyangkut operasionalisasi kebijakan


dan pembangunan guna mencapai target sektor dan tujuan pembangunan. Perencanaan proyek
adalah perencanaan yang mampu menjawab siabidibam (siapa mengerjakan apa, kapan, dimana,
bagaimana dan mengapa) dengan baik. Contoh Perencanaan Proyek Unit Sekolah Baru SMK.

D. Perencanaan dari Dimensi Jenis

Perencanaan dari atas ke bawah Rencana ini dibuat oleh pimpinan puncak dalam suatu struktur
organisasi, misalnya pemerintah pusat, yang kemudian disampaikan ke tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota.

Perencanaan dari bawah ke atas Rencana ini dibuat oleh staf perencana di tingkat struktur organisasi
yang lebih rendah, misalnya dibuat di Propinsi/Kabupaten/Kota untuk didistribusikan ke pemerintah
pusat. Rencana ini juga dapat dibuat oleh kepala sekolah untuk disampaikan kepada pemerintah
pusat atau Kepala Dinas Pendidikan setempat, dan rencana ini dapat dibuat oleh guru kepada kepala
sekolah.

Perencanaan menyerong ke samping Rencana ini dibuat oleh pejabat lain bersama dengan pejabat
yang berada di tingkat yang lebih rendah di luar struktur organisasi, misalnya Depdiknas DKI Jakarta
dan Bapedda Provinsi membuat rencana pendidikan sektoral di daerah. Perencanaan ini disebut juga
perencanaan sektoral.

Perencanaan mendatar Rencana horizontal biasanya dibuat pada saat membuat rencana lintas
sektoral oleh pejabat yang setingkat, misalnya perencanaan peningkatan SDM melibatkan pejabat
dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Urusan Sosial.

Perencanaan menggelinding Rencana bergulir dibuat oleh pejabat yang berkuasa dalam bentuk
perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek
dilakukan setiap tahun kinerja tercapai, kemudian dilanjutkan tahun berikutnya agar

Rencana jangka menengah tercapai, dan seterusnya. Perencanaan ini menghasilkan Rencana
Tahunan dan Rencana Strategis. 6. Perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas Rencana
ini dibuat untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, karena
pembuatannya melibatkan partisipasi aktif kedua belah pihak. (Rival, 2009 dalam Ikhwan, 2016: 133-
134).

Selanjutnya, Engkoswara & Komariah (2012: 135-136) menambahkan ruang lingkup perencanaan
terdiri dari perencanaan mikro, messo, dan makro.

Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat operasional yang secara khusus ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja individu atau kelompok kecil individu. Sehingga ruang
lingkup perencanaan relatif lebih spesifik. Silabus dan RPP merupakan contoh perencanaan mikro.

Perencanaan meso adalah perencanaan pada tingkat organisasi operasional dan menengah yang
ditujukan khusus untuk meningkatkan kinerja organisasi atau satuan pendidikan seperti rencana
sekolah dan rencana pengembangan mutu SD, SMP, SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Rencana sekolah seperti Rencana Kerja Tahunan dan RPS.

Perencanaan makro adalah rencana di tingkat atas organisasi yang menjadi acuan perencanaan
messo dan mikro. Perencanaan makro secara khusus ditujukan untuk meningkatkan organisasi secara
keseluruhan. Contoh perencanaan makro adalah perencanaan strategis Kementerian Pendidikan
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

2 Proses Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian paling awal dalam suatu proses kegiatan. Dapat dikatakan bahwa
dengan perencanaan yang baik maka tujuan dari suatu kegiatan akan tercapai. Menurut Allen (1963,
dikutip dalam Siswanto, 2010: 45-47), perencanaan terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dioperasikan
oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan membuat keputusan saat ini, yang
memungkinkan untuk menyembunyikan dan menghadapi tantangan di masa depan. Berikut kegiatan
perencanaan yang dimaksud adalah:
Prakiraan

Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan

Pengetahuan tentang kegiatan yang akan direncanakan adalah penting dan diperlukan untuk
perencanaan yang efektif. Hal ini memiliki pengaruh terhadap aktivitas lain, baik internal maupun
eksternal organisasi. Agar efektif, suatu kegiatan harus didasarkan pada pengetahuan. Wawasan
pemecahan masalah masa lalu, praktik organisasi lainnya, penelitian, pencarian catatan, dan data
yang diperoleh dari penelitian dan eksperimen adalah sumber umum informasi yang dapat
digunakan.

Analisis dan klasifikasi informasi

Setiap informasi diperiksa secara terpisah dalam kaitannya dengan informasi secara keseluruhan.
Hubungan timbal balik ditunjukkan dan terkait dengan rencana yang ditemui, ditemukan, dan dinilai.
Informasi yang dimaksudkan untuk menangani masalah serupa diklasifikasikan sehingga data yang
sama disatukan.

Menentukan dasar perencanaan dan batasan

Berdasarkan data yang terkait dengan masalah serta pendapat dasar yang dianggap penting untuk
menyusun rencana, prediksi tertentu harus dibuat. Pendapat dasar dan batasan akan memberikan
latar belakang yang dianggap dapat menyesuaikan rencana.

Menentukan rencana berganti

Biasanya ada beberapa rencana alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan dan berbagai alternatif
dikembangkan dalam langkah ini. Kehati-hatian dan kecerdikan serta kreativitas seringkali
dibutuhkan untuk menghasilkan beberapa kemungkinan rencana.

Memilih rencana yang diusulkan

Pertimbangan yang cermat harus diberikan pada kesesuaian aktivitas yang dipilih (direncanakan)
dengan alokasi biaya yang akan dikeluarkan. Keputusan dalam hal ini dapat dibuat oleh satu orang
atau terdiri dari sekelompok orang tertentu.

Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan

Artinya, merinci tindakan-tindakan yang direncanakan akan dilakukan, oleh siapa, dan kapan harus
dilakukan dengan urutan yang benar untuk tujuan yang diinginkan. Pendekatan yang diikuti serta
mengulur waktu untuk rencana yang diusulkan sangat
Penting dan harus dimasukkan sebagai bagian dari rencana. Hal ini lebih dikenal sebagai strategi
dalam perencanaan. 8. Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Efektivitas suatu rencana dapat diukur melalui hasil yang dicapai. Oleh karena itu, ketentuan untuk
kelanjutan penyesuaian dan hasil yang memadai harus dimasukkan dalam perencanaan pekerjaan.
Meskipun pada umumnya kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan fungsi pengendalian, namun
perlu dilakukan pengendalian pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan tertentu, demikian pula
pada setiap tahapan perencanaan.

Sedangkan Banghart & Trull (1973, dikutip dalam Engkoswara & Komariah, 2012: 136) menyatakan
tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:

Persiapan perencanaan

Menentukan masalah perencanaan yang meliputi;

(1) deskripsi ruang lingkup masalah.

(2) suasana hati apa yang telah terjadi.

(3) menghilangkan apa yang seharusnya dan seharusnya/kenyataan dan harapan.

(4) Sumber dan keterbatasan.

(5) mewujudkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya.

Analisis masalah perencanaan, yang meliputi;

(1) memeriksa masalah dan sub-masalah.

(2) Pengumpulan dan tabulasi data.

(3) Prakiraan dan proyek.

Konsep perencanaan dan desain, yang meliputi;

(1) hubungi tren yang ada.

(2) Merumuskan tujuan umum dan khusus.

(3) Menyusun rencana.

Evaluasi rencana, yang meliputi;

(1) simulasi rencana.

(2) Evaluasi rencana.

(3) Pilih rencana.


Spesifikasi/merumuskan rencana, yang meliputi;

(1) merumuskan masalah.

(2) Menyusun hasil perumusan dalam bentuk rancangan rencana akhir atau rencana akhir.

Implementasi rencana, yang meliputi;

(1) penyusunan rencana operasional.

(2) Persetujuan dan pengesahan rencana.

(3) aparatur organisasi.

Umpan balik tentang implementasi rencana, yang meliputi;

(1) rencana pemantauan.

(2) Evaluasi pelaksanaan rencana.

(3) Melakukan penyesuaian, perubahan atau desain yang perlu didesain ulang, bagaimana desainnya,
dan oleh siapa.

Anda mungkin juga menyukai