Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fungsi
Manajemen POSCoRBE sebagai tugas mata kuliah Organisasi dan Metode Manajemen
Layanan Kesehatan dari Bapak Widodo J. Pudjirahardjo. Shalawat dan salam semoga
selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca.
Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya. Amien.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.
Daftar Isi...
BAB 1
Fungsi Manajemen POSDCoRBE vs Proses Manajemen POAC.
BAB 2
Planning.
2.1
Definisi Planning
2.2
Elemen Planning
2.3
Pentingnya Planning..
BAB 3
Organizing.
3.1
Pengertian dan Tujuan...
3.2
Karakteristik...
BAB 4
Staffing...
4.1
Definisi...
4.2
Pengertian Definisi.
14
4.3
Model Susunan Kepegawaian
BAB 5
Directing
BAB 6
Coordinating..
6.1
Definisi Coordinating
6.2
Koordinasi Efektif..
6.3
Mekanisme Pengkoordinasian...
BAB 7
Reporting & Recording
BAB 8
Budgeting...
8.1
Pengertian Anggaran..
8.2
Penganggaran Modal (Capital Budgeting)
8.3
Unsur yang Melekat pada Budget..
8.4
Kegunaan Budget...
8.5
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Budget..
8.6
Isi dan Prosedur Penyusunan Anggaran
8.7
Teknik yang Diperhatikan dalam Penganggaran...
BAB 9
Evaluating.
9.1
Definisi dan Istilah Dasar Evaluasi...
9.2
Tujuan Evaluasi
9.3
Proses Evaluasi.
9.4
Hasil Evaluasi...
Conclusion...
Daftar Pustaka
...
i
ii
1
4
4
4
5
7
7
7
14
14
16
22
24
24
25
26
27
30
30
30
32
34
35
35
40
43
43
44
44
46
47
49
BAB 1
Fungsi Manajemen POSDCoRBE vs Proses Manajemen POAC
Fungsi adalah suatu bagian dari program yang dipergunakan untuk mengerjakan
tugas tertentu dan letaknya dipisahkan dari bagian program yang menggunakannya.
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
Fungsi manajemen POSDCoRBE (Gulick, n. d.) yaitu Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Co-ordinating, Recording and Reporting, Budgeting, dan Evaluating
merupakan peran dalam mencapai tujuan tertentu yang akan dikerjakan. Proses
manajemen POAC (Daft, 2000) yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling
merupakan sebuah aktifitas yang harus dilakukan dengan memperhatikan fungsi yang
akan dikerjakan.
Fungsi dan proses manajemen keduanya selalu memiliki suatu perencanaan,
pengendalian, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Sebuah keputusan yang diambil
oleh seorang manajer harus sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui suatu proses.
Proses
P
Fungsi
Planning
P
Perencanaan
Planning
harus di
rencanakan.
O
Organizing
- Pengelompokan
rencana yang
akan
dilaksanakan.
A
Actuating
Membangun
tujuan yang
efektif.
Membangun
budaya
organisasi.
Membuat dan
C
Controlling
Menentukan
standar
pembentukan.
Memprediksi
adanya
kemungkinan
penyimpangan.
1
O
- Merencanakan
Organizin
pengelompoka
g
n tugas.
- Menyusun
sumberdaya.
S
Staffing
D
Directing
Co
Coordinating
R
Recording
and
Reporting
Pembagian kerja.
mengembangkan
visi.
Pengadaan pada
kelompok dan
budaya.
Me-manage
waktu.
Pengawasan
terhadap tenaga
kerja dari satu
bidang ke
bidang yang
lain.
Mengestimasi
Menempatkan
Menempatkan
Meletakkan
SDM dalam
orang yang
orang yang tepat.
seorang tenaga
rangka
cocok (susunan Memberi
kerja sesuai
pengarahan.
pencarian.
kepegawaian).
dengan
Melakukan
Melakukan
tempatnya.
pemberdayaan.
perekrutan
Melakukan
Memberi
pegawai.
pengawasan
motivasi.
terhadap
kinerja.
Merencanakan
Memberi arahan Memilih gaya
Mendisiplinkan
pola
pada karyawan.
kepemimpinan.
kinerja demi
Memberi arahan Membangun
pengarahan
tercapainya
pada pembagian
koordinasi
efektif bagi
perencanaan
sumber
daya.
dengan
menjaga
pekerja.
yang efisien.
komunikasi.
Mengembangkan
visi.
Mengambil
keputusan.
Membentuk pola Mengkoordinasi Menjaga
Mengawasi
koordinasi
antar divisi.
komunikasi.
koordinasi
Mengembangkan
antar divisi.
antar divisi
sikap saling
pada tiap
percaya.
perusahaan.
Membuat dan
Melaporkan hasil Menyediakan
Melaporkan
merekam
pengelompokan
umpan balik
semua
Membuat
Menerima
laporan
pengawasan
laporan.
laporan.
perencanaan
terhadap apa
organisasi.
yang telah
dilakukan, baik
di dalam
maupun di luar
perusahaan.
Membuat
Pengalokasian
Penyusunan
Mengontrol
2
Budgeting
perencanaan
anggaran
organisasi.
E
- Membuat
Evaluating
standar
minimal
penyelenggaraan organisasi.
anggaran secara
efisien.
Melihat
kecenderungan
lingkungan
eksternal.
anggaran agar
tidak terjadi
penyimpangan.
Mengukur
pelaksanaan/ha
sil yang telah
dicapai.
Melakukan
tindakan
perbaikan
terhadap
penyimbangan.
BAB 2
Planning
2.1
Definisi Planning
Menurut Luther M. Gullick dalam karyanya Papers on the Science of
Administration mengatakan, working out in broad outline the things that need
to be done and the methods for doing them to accomplish the purpose set for the
enterprise.
The planning function includes those managerial activities which
determine objectives and the appropriate means for achieving those objectives
(Donnely, Gibson, & Ivancevich, 1984).
Fungsi planning merupakan penetapan secara garis besar yang perlu
dilakukan dan metode yang digunakan untuk melakukannya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bagi organisasi. Planning berfokus pada masa depan.
Karena tanggung jawab manajemen adalah untuk mempersiapkan organisasi
untuk hari yang belum terlihat ke depannya (Donnely, Gibson, & Ivancevich,
1984).
2.2
Elemen Planning
Fungsi planning mensyaratkan manajer untuk membuat keputusan tentang
4 elemen dasar dari perencanaan, yaitu:
a. Objectives (tujuan)
masa
depan
di
mana
para
pembuat
rencana
mempertimbangkan kepuasan.
b. Actions (tindakan)
Merupakan spesifikasi, lebih dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
Lebih mengarah pada tindakan yang digunakan, taktik.
c. Resources (sumber daya)
Merupakan pembatas dalam tindakan pencapaian. Perencanaan harus
menspesifikkan kebutuhan sumber daya dan alokasinya yang
dibutuhkan dalam tindakan pencapaian.
d. Implementation (implementasi)
Merupakan cara dan niatan untuk mengimplementasikan yang
dimaksudkan dalam actions. Termasuk dalam implementasi adalah
penugasan dan pengaturan anggota untuk mewujudkan perencanaan.
Walaupun dibahas secara terpisah sesungguhnya keempat elemen dari
planning saling berhubungan. Objectives harus ditentukan berdasar kemungkinan,
potensi yang dapat terjadi di masa depan, dan penganggaran bagi resources. Dan
pengidentifikasian actions akan mempengaruhi implementations.
2.3
Pentingnya Planning
Menurut Ellis dan Pekar, 1980, seperti disebutkan dalam Donelly, Gibson,
& Ivancevich, 1984, beberapa keuntungan dari planning adalah:
a. Coordination of efforts
Keberadaan manajemen adalah karena kerja dari individu dan kelompok
dalam suatu organisasi haruslah terkoordinasi dengan baik. Planning
merupakan teknik yang penting untuk mencapai upaya yang terkoordinasi.
b. Preparedness for change
Melalui
planning
manajer
tidak
hanya
mengembangkan
BAB 3
Organizing
3.1
Pengorganisasian
adalah
penentuan
pekerjaan
yang
harus
dilakukan,
3.2
Karateristik
a.
Rentang Manajemen
Rentang manajemen atau juga disebut rentang kendali manajemen
adalah jumlah bawahan yang melapor langsung kepada manajer tertentu.
Setelah pekerjaan dibagi, departemen dibentuk, dan rentang kendali
dipilih, manajer dapat memutuskan rantai komando, yaitu suatu rencana
yang menentukan seseorang harus melapor kepada seseorang yang telah
ditentukan. Hasil dari keputusan ini merupakan pola bertingkat yang
disebut hirarki.
Hirarki adalah suatu pola tingkat berjenjang dari sebuah struktur
organisasi.
Puncaknya
terdapat
manajer
peringkat
senior
yang
Departementalisasi
Departementalisasi adalah pengelompokan menjadi departemen
aktivitas pekerjaan yang serupa dan secara logis berhubungan. Tahap atau
langkah
manajemen
dalam
membentuk
kegiatan
pada
proses
pengorganisasian:
1) Sasaran
Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
2) Penentuan kegiatan
Manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasi
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan
menyusun daftar kegiatan yang akan dilakukan.
3) Pengelompokan kegiatan
harus
menetapkan
jumlah
personal
pada
setiap
departemen.
6) Perincian peranan perorangan
Manajer harus menetapkan tugas perorangan.
7) Tipe organisasi
Manajer harus menetapkan tipe organisasi yang akan dipakai yaitu
line organization, line and staff organization, atau function
organization.
8) Bagan organisasi
Manajer harus menetapkan struktur organisasi yang akan
digunakan.
c.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang yang berada pada
level bawah dalam suatu struktur organisasi. Sekarang ini banyak
perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem
2)
Pengetahuam lokal
Pengetahuan seorang karyawan mengenai masyarakat dapat
terbukti sangat penting dalam keputusan untuk memberikan
pinjaman.
3)
4)
Kenyamanan penyalur
Penyalur merasa nyaman melakukan bisnis dengan orang yang
akan melayani pelanggan dari penyalur.
Kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk
daerah adalah euforia yang berlebihan. Wewenang tersebut hanya
mementingkan kepentingan golongan dan kelompok. Wewenang juga
digunakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
10
lingkungan,
seperti
karakteristik
pasar,
tekanan
11
dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Oleh sebab itu,
maka perlu lebih dipahami lagi mengenai efektivitas organisasi,
agar dalam organisasi tercapainya sebuah tujuan yang sudah
dirumuskan dalam visi dan misi awal sebuah organisasi.
Mengenai
efektivitas
organisasi
terdapat
beberapa
kriteria
b)
c)
d)
tingkat
efektivitas
yang
tinggi
perlu
12
(1) Produktivitas
(2) Kemampuan berlaba
(3) Kesejahteraan pegawai
BAB 4
Staffing
4.1 Definisi
Susunan kepegawaian adalah suatu proses perolehan, penyebaran, dan
pemeliharaan kekuatan pekerja cukup untuk kuantitas dan kualitas untuk
menciptakan pengaruh positif keefektifan organisasi.
13
14
15
yang
cocok
dilihat
untuk
meluruskan
16
KSAOs.
Sebagai
contohnya,
pekerjaan
mungkin
17
18
tersebut,
seperti
mengingatkan
pada
tingkatan
susunan
19
asumsi objek tentang ukuran dan tipe kekuatan pekerja itu akan
membutuhkan
penyimpanan.
perolehan,
pendidikan,
Mempetrimbangkan
pengaturan,
perkembangan
penghargaan,
software
dan
menurunkan,
bagaimanapun,
pergantian
harus
mencari
20
BAB 5
Directing
21
sistem
motivasi
sangat
sulit.
Manajer
manyajikan
kesempatan pada pekerja dan memotivasi mereka dengan suatu upah biasanya
22
BAB 6
Coordinating
23
koordinasi
tergantung
pada
sifat,
komunikasi
dalam
24
Ada empat perbedaan sikap dan cara kerja diantara individu dan
departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian secara
efektif, yaitu:
a. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu
Anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan
mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi
yang baik.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu
Manajer produksi lebih memperhatikan masalah yang harus dipecahkan
segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan
pengembangan lebih terlibat dengan masalah jangka panjang.
c. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan
yang cepat agar prosesnya lancar. Bagian penelitian dan pengembangan
dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta
berdiskusi satu dengan yang lain.
d. Perbedaan dalam formalitas struktur
Setiap tipe satuan dalam organisasi mugkin mempunyai metode dan
standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan
untuk membalas jasa karyawan.
Komunikasi
adalah
kunci
pengkoordinasian
yang
efektif.
25
rencana
dan
tujuan
dapat
digunakan
untuk
BAB 7
26
27
Reporting ini
bawahan, sedangkan Reporting ini perlaporan dari bawahan ke atasan.. Reporting juga
berguna sebagai dasar perencanaan kegiatan untuk masa datang.
Dalam pencatatan dan pelaporan ini pemimpin harus mempunyai pedoman
tentang:
1. Yang harus dicatat
2. Cara mencatatnya
3. Cara menyimpan catatan secara teratur dan sistimatis
4. Yang harus dilaporkan
5. Penerima laporan
6. Cara menyusun laporan yang singkat, tetapi lengkap dan jelas
7. Penyusun laporan, dan cara menyusunnya
8. Cara menyimpan laporan agar setiap saat dapat dipergunakan sebagai sumber
data
9. Cara menggunakan laporan dalam rangka peningkatan dan pengembangan
usaha
Dalam bagian pencatatan dan pelaporan ini sangat banyak diperlukan clerical
work, pekerjaan ketatausahaan, dengan cara yang sudah lazim menggunakan berbagai
alat pencatat (formulir, daftar, buku, dan sebagainya). Dalam banyak hal sudah dapat
diadakan usaha-usaha normalisasi menurut bentuk dan ukuran standar dalam bermacam
alat pencatatan ini, untuk keseragaman dan kemudahan pemakaiannya.
Segala kegiatan organisasi mulai dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan
pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak direkam secara baik melalui
28
pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat. Semua proses dan kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan dalam organisasi formal, seperti lembaga pendidikan,
pada umumnya selalu dipertanggungjawabkan. Pertanggung jawaban ini tidak dapat
dilakukan jika tidak didukung dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan
dilakukan dalam organsasi tersebut, data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan
pencatatan dan pengdokumentasian yang baik. Pelaporan harus melibatkan semua sistem
manajemen meliputi masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Semua sistem
manajemen tersebut sangat penting untuk dilaporkan. Fungsi recording and reporting ini
akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien jika pelaporan
bersifat obyektif (tidak boleh subyektif), lengkap, dan yang paling penting pelaporan
harus tepat waktu.
29
BAB 8
Budgeting
Jangka waktu tertanamnya aset yang lama membuat perusahaan perlu memikirkan
sumber dana lain bagi kebutuhan yang lain.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut dua hal:
1) BiIa investasi yang terlampau besar akibatnya adalah banyak
peralatan yang tidak beroperasi.
30
dari
melakukan
Capital
Budgeting
antara
lain
untuk
31
32
(forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di
waktu yang akan datang.
Berkaitan dengan jangka waktu, budget dikenal dengan:
1) Budget strategis
Budget yang berlaku untuk jangka panjang/lebih dari 1 periode
akuntansi per 1 tahun. Atau dapat pula sesuai kebutuhan.
2) Budget Taktis
Budget yang berlaku untuk jangka pendek. Budget yang disusun
untuk 1 periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan budget
Periodik (periodikal budget), sedangkan budget yang disusun
untuk jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi misalnya
jangka tiga bulanan, dan sebagainya disebut sebagai budget
bertahap (continous budget).
Faktor yang memengaruhi ketepatan penentuan jangka waktu
berlakunya budget adalah:
1) Luas pasar
2) Posisi perusahaan dalam persaingan
3) Jenis produk yang dihasilkan (elastis dan in-elastis, umur, selera
konsumen)
4) Tersedianya data dan informasi (berkatan dengan keakuraan
budget)
5) Keadaan perekonomian pada umumnya. (kasus krisis moneter)
33
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur
untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya.
35
b.
Panitia budget (bagi perusahaan besar), terdiri dari pimpinan dan wakil
tiap bagian terkait
Budget yang selesai disusun baik oleh bagian administrasi maupun panitia
budget (tergantung organisasi perusahaan), disebut sebagai draft budget
(rancangan budget), sedangkan apabila rancangan tersebut telah diserahkan,
disetujui
36
37
38
39
Komprehensif/komparatif,
Terintegrasi dan lintas departemen,
Proses pengambilan keputusan yang rasional,
Berjangka panjang,
Spesifikasi tujuan dan urutan prioritas,
Analisis total cost and benefit (termasuk opportunity cost),
Berorientasi pada input, output, dan outcome, bukan sekedar input,
Adanya pengawasan kinerja.
41
BAB 9
Evaluating
metode,
aktivitas
atau
program
untuk
mengontrol
dan
menunjukkan kualitas
42
evaluasi dapat
c. Analisis data
1) Menentukan cara data dianalisis
2) Menentukan seseorang yang akan menganalisis
3) Mengadakan analisis dan menyediakan beberapa interpretasi
d. Pelaporan
1) Menulis hasil evaluasi
2) Menentukan seseorang yang akan menerima hasil evaluasi
3) Mendiskusikan hasil dan efek dari hasil evaluasi
e. Aplikasi
1) Menentukan cara hasil tersebut diimplementasikan
Evaluasi internal dilakukan oleh seseorang yang terlatih dan mengetahui
latar belakang program secara detail. Orang ini merupakan orang dalam dari
pelaksana program tersebut. Evaluasi internal memmiliki beberapa keuntungan
seperti pemimpin yang sangat mengerti benar jalannya evaluasi. Namun, selain
itu, evaluasi internal juga memiliki kelemahan jika pemimpinnya tidak
menjunjung tinggi objektivitas sehingga ada kesenjangan.
Evaluasi eksternal dipimpin oleh seseorang yang tidak memiliki hubungan
dengan program. Pengevaluasi eksternal juga merupakan konsultan bagi program
yang akan dievaluasi.
diperlukan dalam sumatif, dampak, dan evaluasi hasil untuk memastikan bahwa
hasil tidak kosong. Tetapi digunakan dalam penyediaan program promosi masa
depan.
Conclusion
45
46
DAFTAR PUSTAKA
Donnelly J. H., Gibson J. L., & Ivancevich J. M., 1984, Fundamental of Management 5th
Edition, Business Publication, Inc., Texas
Heneman J., 2003, Staffing Organization, Mendota House, Inc., USA
Kelly J. M. & Rivenbark W. C., 2003, Performance Budgeting for State and Local
Government, M. E. Sharpe, London
Koontz H., Odonnell C. & Weihrich H., 1980, Management a Book of Readings 5th
Edition, Mc Graw-Hill Book Company, USA
Koontz H. & Odonnell C., 1980, Principles of Management, Mc Graw-Hill Book
Company, USA
McKenzie J. F., Neiger B. L., & Smeltzer J. L., 2005, Planning, Implementing, and
Evaluating Health Promotion Programs 4th edn, Pearson Education, Inc., California
Mintzberg H., 1993, Based in Large Part on Henry Mintzberg, Structure in Five,
Prentice-Hall, USA
Watson T. J., 2006, Organising and Managing Work, London
47