Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENGERTIAN DATA
1.1 Pengertian Data
Kata Data diambil dari bahasa Inggris yang merupakan bentuk jamak dari kata
Datum (bahasa Yunani) yang berarti fakta. Makna data di kehidupan manusia sehari-hari
adalah segala sesuatu yang dapat diterima oleh indera manusia dari rangsanganrangsangan yang ada di sekitarnya.
Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang
diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan sebuah fakta
(bukti). (WebsterNew World College Dictionary, 2015)
Data didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan
(observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang
atau sifat. (Syafrizal Helmi Situmorang, 2010)
Data merupakan deskripsi dasar mengenai sesuatu, peristiwa, aktifitas, dan
transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan tetapi tidak terorganisasi dalam
menghasilkan suatu makna yang spesifik. Data dapat berupa huruf, angka, suara, atau
gambar. (R. Kelly Rainer Jr., 2011)
Data adalah representasi fakta dunia nyata, konsep atau instruksi yang secara
formal cocok untuk berkomunikasi, interpretasi atau pengelolaan yang dilakukan oleh
manusia atau dengan cara otomatis. Data tidak memiliki makna jika tidak dimasukkan ke
dalam konteks dengan cara mengaitkan satu data dengan data lainnya atau meletakkan
data ke dalam elemen data. (Heather Grain, 2009)
Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah sekumpulan fakta atau informasi yang
diperoleh dari proses pengamatan maupun pengumpulan, baik berupa huruf, angka,
gambar, dan suara.
1.2 Data Kesehatan
Data kesehatan adalah sekumpulan fakta yang diperoleh dari lapangan yang terkait
dengan bidang kesehatan. Data kesehatan menyediakan perbandingan untuk studi klinis,
dapat digunakan untuk menilai biaya perawatan kesehatan, dapat membantu
mengidentifikasi target pencegahan yang diperlukan untuk suatu program.
Data kesehatan dasar, meliputi semua indikator kesehatan yang utama tentang
status kesehatan (angka kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabel,
1

status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), pengetahuan-sikap-perilaku


kesehatan (Flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum
alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi) dan berbagai aspek mengenai pelayanan
kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan).
1.3 Data Kesehatan Masyarakat
Data kesehatan masyarakat adalah data yang digunakan untuk kepentingan penelitian
dan pelaksanaan program kesehatan masyarakat. Sumber data dapat dikategorikan
sebagai statistik vital dan sensus, registrasi, sistem surveilans kesehatan masyarakat,
survei populasi atau penyedia, penyelidikan epidemi, studi penelitian, dan evaluasi
program. Data yang digunakan dalam kesehatan masyarakat dapat dihasilkan khusus
untuk keperluan kesehatan masyarakat atau dapat diperoleh dari sumber-sumber yang
dikumpulkan untuk keperluan lain.
1.4 Data Rumah Sakit
Data rumah sakit adalah fakta yang bersumber dari rumah sakit maupun kegiatan yang
ada di dalamnya. Sumber data Rumah sakit meliputi :

Gb.Sumber Data Rumah Sakit


(CDC, 2009)
1. Rekam Medis : informasi berbasis kertas ataupun komputer yang dicatat selama
pertemuan pasien dengan fasilitas. Catatan medis pasien adalah sumber utama
dari identifikasi pasien, diagnosis, pengobatan dan informasi.

2. Indeks Penyakit : Daftar numerik berurutan dari penyakit dan kondisi diagnosis
pasien rumah sakit. Penyakit dan kondisi yang diidentifikasi dalam catatan medis

pasien dikodekan menggunakan sistem klasifikasi standar seperti ICD-9-CM atau


CPT (Terminologi prosedural Current).
3. Database Khusus : Koleksi data yang menggambarkan pengalaman diagnostik
rumah sakit dan pengobatan dengan penyakit tertentu. Koleksi data adalah alat
untuk meningkatkan kualitas perawatan dan mengukur efektivitas pemberian
layanan kesehatan. Contohnya adalah database registry kanker, yang berisi
informasi-kanker terkait disarikan dari catatan medis pasien dan data tindak lanjut
pasien yang dikumpulkan dari sumber-sumber luar.
4. Admission (penerimaan) : Departemen rumah sakit yang memproses
penerimaan pasien dan menghasilkan identifikasi pasien, data demografis,
termasuk nama pasien, alamat, tanggal lahir, ras, jenis kelamin, nomor Jaminan
Sosial, dan operator asuransi.
5. Pelayanan Rawat Jalan : Pelayanan rawat jalan diberikan kepada pasien di
klinik berbasis rumah sakit dan departemen, di mana panjang tinggal kurang dari
24 jam. Pendataan pada pelayanan rawat jalan meliputi riwayat medis pasien,
pemeriksaan fisik, prosedur diagnostik dan terapi, konsultasi, observasi, dan
catatan debit, biasanya terintegrasi dengan rekam medis rawat inap pasien untuk
membentuk rekam medis terpadu rumah sakit.
6. Pencitraan Diagnostik : Sebuah departemen di rumah sakit yang menciptakan
gambar dari pola struktural atau fungsional organ tubuh manusia atau jaringan
untuk tujuan mengidentifikasi, mendiagnosis, dan pemantauan penyakit.
Informasi yang dilaporkan dari pencitraan diagnostik termasuk jenis penelitian,
lokasi tubuh, deskripsi dan evaluasi gambar, dan diagnosis.
7. Laboratorium Patologi : Sebuah departemen yang meneliti organ, jaringan, sel,
dan cairan tubuh yang dikeluarkan dari pasien untuk proses investigasi dan
diagnosis penyakit, dan melakukan otopsi untuk mempelajari proses penyakit dan
untuk menentukan penyebab kematian. Laporan patologi termasuk jenis bahan
diperiksa, lokasi tubuh yang spesimen diambil, deskripsi kotor dan mikroskopis
dan evaluasi jaringan, komponen cairan tubuh, dan diagnosis.
8. Treatment Logs : Catatan harian pengobatan yang diberikan atau prosedur yang
dilakukan di departemen rumah sakit seperti unit operasi atau klinik rawat jalan
kemoterapi, termasuk pengidentifikasi pasien, prosedur yang dilakukan,
diagnosis, dan praktisi, dan merupakan sumber casefinding data.
9. Radiasi Onkologi : Departemen yang menyediakan kegiatan kuratif, adjuvant,
atau pengobatan kanker paliatif menggunakan radiasi untuk mengontrol sel-sel
ganas. Dokumentasi onkologi radiasi yang dapat dipertahankan terpisah dari
3

rekam medis rumah sakit adalah konsultasi pra-perawatan meringkas diagnosis


kanker dan pengobatan sampai saat ini, perencanaan pengobatan dan pengiriman
dosis harian, ringkasan pengobatan, dan pasien kunjungan tindak lanjut.
10. Klinik Onkologi : Unit rawat jalan perawatan yang bertanggung jawab untuk
penentuan stadium, perawatan medis, dan tindak lanjut dari pasien kanker di
rumah sakit. Dokumentasi onkologi medis bervariasi sesuai dengan layanan yang
diberikan dan mungkin terpisah dari rekam medis rumah sakit.
11. Apotek : Farmasi di rumah sakit yangmemelihara formula rumah sakit, saham
dan pelepasan obat untuk pengobatan seperti yang diperintahkan oleh dokter,
membahas masalah-masalah manajemen obat klinis yang kompleks, dan
menyediakan informasi mengenai obat yang tersedia, termasuk generik dan merek
nama, resep penyakit tertentu, dan obat-obatan diberikan untuk masing-masing
pasien.
12. Kantor Bisnis : Departemen yang bertanggung jawab untuk penagihan dan
mengumpulkan pembayaran dari individu atau pembayar pihak ketiga untuk
layanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas. Ini memberikan informasi
mengenai laporan keuangan yang disampaikan untuk pembayaran. (CDC, 2009)
1.5 Siklus Pengelolaan Data (Data Processing Cycled)
Suatu proses pengelolaan data (data processing cycle) terdiri dari input, processing,
output.

Tiga tahap dasar dari pengelolaan data tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
expanded data processing cycle, yaitu :

ORIGINATION

INPUT

PROCESSING

OUTPUT

DISTRIBUTION
4

STORAGE

a. Origination : Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang
biasanya merupakan proses pencatatan data ke dokumen dasar
b. Input : Tahap ini merupakan proses memasukkan data ke dalam proses komputer
lewat alat input
c. Processing : Tahap ini merupakan proses pengelolaan dari data yang sudah
dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemroses, yang dapat berupa menghitung,
membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan atau mencari di
storage
d. Output : Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengelolaan
data ke alat output yaitu berupa informasi
e. Distribution : Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak yang
berhak dan membutuhkan informasi
f. Storage : Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengelolaan ke simpanan luar.
Hasil dari pengelolaan yang disimpan di storage dapat digunakan sebagai bahan
input untuk proses selanjutnya
1.6 Data yang Baik
Untuk menghasilkan informasi atau data yang baik, diperlukan data yang homogen.
Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data yaitu:
a. Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk
integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
b. Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka diperlukan mapping data
untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara
tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan
provinsi dan sejenisnya.
Dalam pengelolaan data yang baik dapat juga dilakukan dengan adanya
perancangan basis data, yaitu basis data yang mampu mengorganisir data pasien, dokter,
obat, dan data-data lainnya menjadi suatu kumpulan data yang terhubung (interrelated
5

data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, sehingga mudah digunakan
atau dimanfaatkan kembali. Basis data yang dimaksud juga dapat digunakan oleh satu
atau lebih program aplikasi secara optimal, artinya data yang disimpan tidak mengalami
ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data akan disimpan
sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan
dengan mudah dan terkontrol.
1.7 Data Quality Management
Untuk meningkatkan kualitas data maka dibutuhkan Database Management
Systems. Di dunia nyata, seringkali dijumpai data kotor yaitu data yang masih belum
tentu akurat, lengkap, bahkan tidak up to date. Data yang berkualitas dapat menjadikan
salah satu untuk menekan kesalahan pada data management.
Hal ini menekankan pada kebutuhan untuk manajemen kualitas data. Salah satunya
adalah untuk meningkatkan kualitas data secara konsisten, akurat, lengkap, tepat waktu,
dan unik yaitu mewakili keadaan yang mereka lihat. Manajemen kualitas data sangat
terkait dengan strategi pengelolaan data, semakin mampu instansi untuk mengelola datadata yang terkait maka akan semakin mudah bagi instansi terkait untuk mengatasi setiap
masalah dan problem yang terkait hubungannya dengan kualitas data.
1.8 Karakteristik Data Berkualitas
Telah ditekankan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang disambungkan
dengan kualitas data yaitu :

1. Data accuracy. Data harus benar, nilai valid adalah nilai yang akurat. Kesalahan
penulisan (typografi) nama adalah contoh ketidakakuratan data.
2. Data accessibility. Data yang tidak tersedia saat pengambil keputusan
membutuhkannya adalah tak berguna.
3. Data comprehensiveness. Semua data yang dibutuhkan untuk keperluan tertentu
harus ada dan tersedia bagi pengguna. Data tak akan berguna bila tak lengkap.
4. Data consistency. Data berkualitas harus konsisten. Penggunaan singkatan yang
memiliki 2 arti berbeda merupakan contoh yang tepat akan kurangnya konsistensi
dapat menimbulkan masalah. Contoh, perawat yang mungkin menggunakan
singkatan CPR untuk cardiopulmonary Resuscitation pada satu waktu dan
menggunakan CPR untuk computer-based patient record di lain waktu, akan
membingungkan.
5. Data currency. Banyak tipe data kesehatan menjadi kadaluwarsa setelah periode
waktu tertentu. Hasil pengakuan diagnosis pasien sering tidak sama dengan
pencatatan diagnosis saat pemulangan. Saat eksekutif rumah sakit membutuhkan
laporan diagnosis selama kurun waktu tertentu, catatan diagnosis mana yang harus
diberikan.
6. Data definition. Definisi elemen data yang jelas harus disediakan sehingga baik
pengguna data saat ini dan nanti akan mengetahui apa arti data tersebut. 1 cara
untuk menyediakan definisi data yang jelas adalah menggunakan data dictionaries.
7. Data granularity. Data granularity biasa disebut sebagai data atomicity. Tiap
elemen data adalah atomic karena mereka tidak dapat dipecah lagi menjadi
elemen yang lebih kecil.

Contoh, nama pasien seharusnya disimpan dalam 3

elemen data, nama akhir, nama awal, nama tengah. Granularity direlasikan dengan
tujuan dari data disimpan. Walaupun tanggal lahir pasien memungkinkan untuk
dipecah menjadi tanggal, bulan, dan tahun lahir, tapi hal ini tak diperlukan. Tanggal
lahir

adalah

tingkat

terendah

dari

granularity

saat

digunakan

sebagai

pengidentifikasi pasien. Nilai data harus didefinisikan pada tingkat yang tepat
sesuai dengan kegunaannya.
8. Data precision. Presisi sering berelasi dengan data numerik. Presisi menunjukkan
seberapa dekat ke ukuran sebenarnya, berat atau standar pengukuran tertentu.
Beberapa data kesehatan harus sangat presisi. Contoh, dosis obat tak boleh
dibulatkan ke gram terdekat saat obat didosiskan dalam milligram.
9. Data relevancy. Data harus relevan dengan tujuan mereka disimpan. Kita bisa
menyimpan dengan sangat akurat, data tentang warna kesukaan dan jenis rambut

dapat diisikan dengan tepat waktu, tapi apakah data ini sesuai dengan kebutuhan
untuk perawatan pasien.
10. Data timeliness. Ketepatan waktu adalah dimensi penting dalam kualitas berbagai
jenis data kesehatan. Contoh, nilai lab untuk pemeriksaan kritis harus tersedia untuk
penyedia layanan kesehatan dengan tepat waktu. Hasil akurat yang terlambat
disediakan dari tenggat waktu yang seharusnya atau bahkan tersedia setelah
kepulangan pasien akan mengecilkan atau meniadakan nilai gunanya bagi
perawatan pasien.

BAB II
METODE PENGUMPULAN, PENGELOLAAN, ANALISIS, DAN MENTRANSFORM
DATA MENJADI INFORMASI
2.1 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian, data dalam penelitian
kualitatif umumnya berupa kumpulan kata, kumpulan kalimat, kumpulaan pernyataan,
atau uraian yang mendalam.Untuk mendapatkan data yang relevan dibutuhkan metode
pengumpulan data yang juga relevan sesuai dengan kebutuhan data yang di inginkan. Ada
beberapa metode pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif,
antara lain wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2.2 Metode Pengelolaan Data
Dalam pengelolaan data, baik secara manual maupun dengan komputerisasi terdiri
dari 3 tahapan yaitu input, process, dan output. Dan tiga tahapan dasar tersebut
dikembangkan menjadi :
1. Orginating-Recording (Pencatatan)
Tahapan ini berhubungan dengan proses pengumpulan data yang biasanya
merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen dasar atau formulir.
2. Classifying (Klasifikasi)
Tahapan ini memberikan identitas atau pengklasifikasian dalam data yang akan
diolah, apakah identotas tersebut dilakukan untuk satu kelompok atau beberapa
kelompok dari data yang nantinya merupakan karakteristik dari data yang
bersangkutan.
8

3. Sorting (Penyusunan)
Setelah data-data yang akan diolah diberikan identifikasi seperti di atas, maka data
tersebut mungkin perlu diatur atau disusun sedemikian rupa, contohnya diurutkan
berdasarkan kode klasifikasinya.
4. Calculating (Perhitungan)
Data dimanipulasi seperti pelaksanaan perhitungan-perhitungan (calculating).
5. Summarizing (Penyusunan Laporan)
Untuk memungkinkan dilakukan analisa terhadap data atau informasi yang
dihasilkan, diperlukan penyimpulan atau pembuatan rekapitulasi laporan sesuai
dengan keinginan pemakai informasi.
6. Storing (Penyimpanan)
Penyimpanan data yang sejenis ke dalam suatu file untuk refernsi di masa yang
akan datang. Media penyimpanan dapat disesuaikan dengan metode dan peralatan
yang dipakai dalam sistem pengelolaan data, seperti disk, kartu, dokumen, dll.
7. Retrieving (Pencarian)
Dalam file yang simpan, pencarian atau retrieving biasa digunakan dengan cara
penyimpanannya, terutama jika pengelolaan datanya menggunakan komputer.
8. Communicating (Komunikasi)
Dalam proses pengelolaan data menjadi informasi, sampai informasi tersebut
dipakai oleh pengguna. Oleh karena itu diperukan suatu komunikasi, sehingga
mempermudah proses pengelolaan data menjadi suatu informasi.
9. Reproducing (Penggandaan)
Untuk pengamanan apabila data hilang atau rusak, juga untuk keperluan perusahaan
lainnya, dapat dilakukan dengan penggandaan dengan menggunakan mesin
fotocopy, disk, magnetic tape.
2.3 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh. ada
beberapa teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yang dapat digunakan,
bergantung pada model apa yang digunakan (grounded theory, case study,
phenomenology, ethnography, atau biography), analisis data yang dilakukan biasanya
bersifat manual ( berdasarkan kepekaan dan kemampuan atau ketajaman analisis
peneliti).
2.4 Metode Mentransform Data Menjadi Informasi
Menurut Davenport dan Prusak (Aknovia, 2014), informasi adalah proses
perubahan data yang melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Contextualized, yaitu memahami manfaat data yang dikumpulkan.
2. Categorized, yaitu memahami unit analisis atau komponen kunci dari data.
3. Calculated, yaitu menganalisis data secara matematik atau secara statistic.
4. Corrected, yaitu menghilangkan kesalahan (error) dari data.
5. Condensed, yaitu meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas.
9

Langkah-langkah memproses data menjadi informasi adalah (Nasution, 2011):


a. Capturing, yaitu pengumpulan data dengan penelitian pemeriksaan, keteranganketerangan yang masih merupakan data atau fakta yang sifatnya masih baku.
b. Verifying, yaitu data yang telah dikumpulkan dari berbagai kelompok departemen,
bagian dicek apakah sudah sesuai dengan sebenarnya.
c. Classifying, yaitu kegiatan pengelompokan data yang telah dikumpulkan sesuai
dengan kebutuhan bagian-bagian yang membutuhkannya.
d. Sorting, yaitu penyusunan data dengan menempatkan unsur-unsur data dalam
urutan atau rangkaian khusus, disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya.
e. Summarizing, yaitu meringkas dan mengkomulasikan data dalam bentuk
matematika dan menunjukkan spesifikasinya.
f. Calculating, yaitu perhitungan dengan memberi nilai kepada data-data yang telah
diolah.
g. Storing, yaitu penyimpanan dengan menempatkan segala informasi pada alat
penimpanan yang dapat berupa daftar, micro film yang dapat disimpan serta
diambil kembali pada saat yang diperlukan.
h. Retrieving, yaitu pengambilan kembali dengan mengambil keterangan dari arsip
(storing) bila informasi tersebut masih segar (tidak usang) dapat digunakan sebagai
informasi.
i. Reproducing,

yaitu

memproduksi

atau

menciptakan

kembali

dengan

memperbanyak informasi yang disimpan dengan maksud dibagikan kepada yang


membutuhkannya.

BAB III
PENGERTIAN INFORMASI
3.1 Definisi Informasi
Informasi secara teknis tidak sama dengan data. Informasi didefinisikan sebagai
data yang ditafsirkan, terorganisir dan struktur. Menurut Kenneth C. Laudon (2004:8),
10

informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah bentuk yang bermanfaat dan
dapat digunakan untuk manusia.
Menurut Anton M. Moeliono (1990:33), informasi adalah penerangan, keterangan,
pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). Selanjtnya, Anton M. Moeliono (190:187)
mengatakan bahwa informasi adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian analisis atau kesimpulan. (Gaol, 2008)
Menurut Robert G. Murdick (1987:6) informasi terdiri atas data yang telah
didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan
atau penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau
pembuatan keputusan. (Gaol, 2008)
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat
dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang
akan datang. (Hutahaean, 2014)
Menurut Sutanta (2004:4), informasi merupakan hasil pengelolaan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. (Astuti, 2011)
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah
dengan cara atau metode tertentu sehingga memiliki arti atau bermanfaat bagi para
penerima.
3.2 Informasi Kesehatan
Informasi kesehatan adalah informasi tentang kondisi medis pasien atau riwayat
medis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien. Contoh informasi kesehatan
termasuk nama pasien, informasi medis, nomor rekam medis, informasi penagihan,
informasi asuransi, alamat email, nomor telepon, alamat, tanggal lahir, teks atau email
dari atau ke pasien, dan teks atau email ke atau dari penyedia dan profesional lainnya
mengenai pasien. (HealthIT.gov, t.thn.)
Privacy Act mendefinisikan Informasi Kesehatan sebagai :
a. informasi atau pendapat tentang:
(i).
kesehatan atau kecacatan (pada setiap waktu) dari seorang individu; atau
(ii).
keinginan individu tentang penyediaan layanan kesehatan kepadanya di
(iii).

masa depan; atau


layanan kesehatan yang disediakan, atau yang akan diberikan untuk

individu dan juga informasi pribadi; atau


b. informasi pribadi lainnya yang dikumpulkan untuk memberikan, atau untuk
pengadaan pelayanan kesehatan; atau
11

c. informasi pribadi lainnya tentang individu, yang dikumpulkan sehubungan dengan


donasi atau bertujuan untuk disumbangkan oleh individu dari bagian-bagian
tubuhnya, organ tubuh atau substansi; atau
d. informasi genetik tentang seorang individu dalam suatu bentuk yang bisa
digunakan untuk prediksi kesehatan individu atau genetik keluarga individu.
3.3 Informasi Kesehatan Masyarakat
Sekumpulan data yang telah diolah sehingga dapat bermanfaat bagi penerima atau
masyarakat yang terkait atau berhubungan dengan masalah kesehatan masyarakat. Fungsi
adanya informasi dalam bidang kesehatan masyarakat adalah untuk penelitian,
pendidikan, serta pengetahuan.
3.4 Informasi Rumah Sakit
Sekumpulan data atau fakta, baik yang berasal dari internal rumah sakit maupun
eksternal rumah sakit yang telah diolah dan bermanfaat untuk penelitian, pengkajian,
pembuatan kebijakan serta ilmu pengetahuan.
3.5 Ciri Informasi yang Baik
Informasi yang mempunyai kualitas tinggi akan menentukan efektivitas
pengambilan keputusan. Ada tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi
(Wahyudi Kumorotomo, 1997: 7) yakni akurasi, ketepatan waktu dan relevansi, lebih
lanjut diungkapkan secara lengkap tentang syarat-syarat informasi yang baik yakni :
a. Ketersediaan (availability)
Sudah barang tentu syarat yang mendasar adalah tersedianya informasi itu sendiri
informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak memanfaatkannya.
b. Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik informasi tersebut
diperuntukkan dalam pembuatan keputusan yang sifatnya rutin maupun strategis.
Informasi yang rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat kurang efektifnya
keputusan manajemen.
c. Relevansi
Informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan dengan permasalahan,
misi dan tujuan organisasi
d. Bermanfaat
Informasi harus tersaji kedalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatannya
oleh organisasi yang bersangkutan
e. Tepat waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya, syarat ini utamanya sangat penting
pada saat organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak membuat
keputusan yang krusial.
12

f. Keandalan
Informasi harus

diperleh

dari

sumber-sumber

yang

dapat diandalkan

kebenarannya. Pengolah data atau pemberi informasi 10 harus dapat menjamin


tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang di sajikan.
g. Akurat
Syarat ini mengharuskan informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Ini
berarti juga bahwa informasi harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna
yang terkandung dari data pendukungnya.
h. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya, karena
konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan
Tampak bahwa ada berbagai macam syarat yang harus dipenuhi bagi informasi untuk
kepentingan

manajemen.

Pengolah

data

atau

penyedia

informasi

harus

mempertimbangkan segi-segi waktu penyajian isi,format maupun segi-segi lain dari


informasi tersebut. Ini dapat dipahami karena dalam organisasi rumah sakit, kualitas
informasi yang dipergunakan dalam manajemen itulah yang akan menentukan
efisiensi dan efektifitas rumah sakit tersebut.
3.6 Informasi yang Berkualitas
Romney dan Steinbart yang diterjemahkan oleh Fitrianasari dan Kwary
(Nurhapsari, 2013) merangkum karakteristik informasi yng berkualitas sebagai berikut:
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan
pengambil keputusan

untuk membuat

prediksi, mengkonfirmasikan,

atau

memperbaiki ekspetasi mereka sebelumnya.


2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat
mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak meninggalkan aspek-aspek penting dari kejadian
yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat Waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan
pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.
5. Dapat Dipahami
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
6. Dapat diverifikasi
Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja
secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
3.7 Perbedaan Informasi yang berkualitas dan Informasi yang baik

13

Saat menganalisis dan merancang sebuah informasi, sering ditanya tentang kualitas
informasi. Bahkan termasuk dalam tujuan utama yang ingin dicapai tiap kali merancang
sebuah informasi. Bukan pada kecanggihan sistem, interface yang bagus, atau
kompleksitasnya. Sistemnya canggih, interface meenarik, kompleks akan menjadi
percuma kalau informasi yang dihasilkan tidak berkualitas. Informasi diproses bertujuan
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas sesuai kebutuhan pengguna.
Menurut penelitian Hayrinena, dkk (2008), dimensi kualitas informasi dalam sistem
informasi biasanya diukur dari dua kriteria, yaitu kelengkapan dan akurasi. Namun,
dimensi lain yang relevan dengan keberhasilan sistem informasi juga dianalisis. Masukan
data yang terstruktur dapat meningkatkan akurasi dokumentasi maupun kelengkapan
data. Kelengkapan informasi berfungsi sebagai ukuran prevalensi informasi yang tidak
tercantum (hilang). Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi
sangat mendukung untuk dokumentasi yang lebih lengkap oleh para profesional
perawatan kesehatan. Selain itu, diungkapkan pula bahwa kelengkapan catatan bervariasi
antara komponen data yang berbeda.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain :
1. Kelengkapan (completeness)
Sistem informasi dikatakan memiliki informasi yang berkualitas jika informasi
yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh
pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup
seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem
tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan
memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan sistem informasi
secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem tersebut.
2. Relevan (relevance)
Kualitas informasi yang diberikan sistem informasi dapat dikatakan baik jika
relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut
mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap
pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan. Relevansi
dikaitankan dengan sistem informasi itu sendiri adalah informasi yang dihasilkan
sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Akurat (accurate)
Keakuratan sistem informasi dapat diukur dari informasi yang diberikan harus jelas,
mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi itu sendiri.
Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi

14

kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak
informasi tersebut.
4. Ketepatan Waktu (timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi pada sistem
informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan
terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna sistem
informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi ysng baik jika informasi dapat dihasilkan tepat
waktu.
5. Penyajian Informasi (format)
Format sistem informasi yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi
yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik.
Penyajian informasi pada sistem informasi harus disajikan dalam bentuk yang tepat,
maka dengan begitu informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga
memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh sistem
tersebut.
Sedangkan informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria dan karakteristik sebagai
berikut:
1. Aktual , yaitu informasi terkini yang sedang hangat dibicarakan.
2. Faktual , yaitu informasi yang didukung dengan fakta sehingga terjamin
3.
4.
5.
6.

kebenarannya.
Bahasa yang di pakai / digunakan singkat,padat dan jelas.
Menarik , yaitu informasi yang memiliki daya tarik atau daya pikat.
Menghilangkan keraguan
Information must be pertinent : Informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi
harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima

informasi (orang yang membutuhkan informasi tersebut).


7. Information must be accurate : Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus
mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi seringkali bergantung pada
keadaan.
8. Information must be timely : Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi
yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang
tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam
pengambilan keputusan.

15

BAB IV
METODE PENCARIAN, PENGUMPULAN, PENGELOLAAN, ANALISIS DAN
MENTRANSFORM INFORMASI
4.1 Metode Pencarian Informasi
Pencarian informasi adalah cara bagaimana mereka mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Proses perilaku pencarian informasi seseorang dimulai ketika dirinya
menyadari bahwa informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi
suatu masalah, hal ini merupakan aktivitas seseorang yang selalu terus bergerak mencari
informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, memecahkan masalah,
menjawab pertanyaan dan memahami suatu masalah.
4.2 Metode Pengumpulan Informasi
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data dan informasi, maka metode
yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Dalam hal ini yang akan dilakukan adalah melihat serta mempelajari permasalahan
yang ada dilapangan yang erat kaitannya dengan objek yang diteliti yaitu informasi
pelayanan pasien.
2. Metode Studi Pustaka
Metode yang dilakukan adalah dengan cara mencari bahan yang mendukung dalam
pendefinisian masalah melalui buku-buku, internet, yang erat kaitannya dengan objek
permasalahan.
3. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung para pegawai serta
staf-staf yang ada.
4.3 Metode Pengelolaan Informasi
Dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, lengkap, dan berkualitas maka
seluruh satuan kerja di Rumah Sakit perlu melakukan pengelolaan informasi secara baik,
konsisten dan bertanggung jawab melalui kegiatan yang meliputi :
1) Pengklasifikasian Informasi
16

Dalam proses pengklasifikasian, informasi di bagi menjadi dua kelompok


yaitu informasi yang bersifat publik dan informasi yang dikecualikan.
Mengelompokkan informasi yang bersifat publik Informasi yang bersifat publik
dikelompokkan berdasarkan subyek informasi sesuai dengan tugas pokok, fungsi
dan kegiatan setiap satuan kerja. Pengelompokan informasi yang bersifat publik
meliputi:
a. Informasi publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
meliputi:
(i).
Informasi yang berkaitan dengan Rumah Sakit
(ii).
Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Rumah Sakit;
(iii).
Informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau
(iv).
Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang- undangan
(v).
Informasi yang lebih detail atas permintaan pemohon
b. Informasi publik yang wajib diumumkan secara serta merta, yaitu informasi
yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.
Sedangkan pengelompokkan informasi yang dikecualikan
Dalam
mengelompokkan informasi yang dikecualikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Informasi yang dikecualikan adalah informasi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Pasal 17 dan Pasal 18;
b. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelompokan informasi yang
dikecualikan:
(i).
Ketat, artinya untuk mengategorikan informasi yang dikecualikan harus
benar-benar mengacu pada metode yang valid dan mengedepankan
(ii).

obyektivitas;
Terbatas, artinya informasi yang dikecualikan harus terbatas pada
informasi tertentu untuk menghindari penafsiran yang subyektif dan

(iii).

kesewenangan;
Tidak mutlak, artinya tidak ada informasi yang secara mutlak
dikecualikan

ketika

kepentingan

publik

yang

lebih

besar

menghendakinya.
c. Pengecualian harus melalui metode uji konsekuensi bahaya (consequential
harm test) yang mendasari penentuan suatu informasi harus dirahasiakan
apabila informasi tersebut dibuka;
d. Untuk lebih menjamin suatu informasi dapat dibuka atau ditutup secara
obyektif, maka metode di atas dilengkapi dengan uji kepentingan publik
(balancing public interest test) yang mendasari penentuan informasi harus
ditutup sesuai dengan kepentingan publik;

17

e. Pengklasifikasian akses informasi harus disertai pertimbangan tertulis tentang


implikasi informasi dari sisi politik, ekonomi, sosial- budaya, dan pertahanan
keamanan.
f. Usulan klasifikasi akses informasi sebagaimana tersebut pada angka 1 dan 2
diajukan oleh satuan kerja yang memiliki kemandirian dalam mengelola
kegiatan, anggaran dan administrasi;
g. Penetapan sebagaimana tersebut pada angka 3 dilakukan melalui rapat
pimpinan.
2) Pendokumentasian Informasi
Pendokumentasian informasi adalah kegiatan penyimpanan data dan informasi,
catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh satuan kerja di
Rumah Sakit dalam melayani permintaan informasi. Tahapan dalam
pendokumentasian informasi meliputi :
a. Deskripsi informasi Setiap satuan kerja membuat ringkasan untuk masingmasing jenis informasi.
b. Memverifikasi Informasi Setiap informasi diverifikasi sesuai dengan jenis
kegiatannya.
c. Otentikasi informasi Dilakukan untuk menjamin keaslian informasi melalui
validasi informasi oleh setiap satuan kerja.
d. Pemberian kode informasi Dilakukan untuk mempermudah pencarian
informasi yang dibutuhkan melalui metode pengkodean yang ditentukan oleh
masing-masing satuan kerja. Pengkodean informasi meliputi:
(i).
Kode klasifikasi disusun dan ditentukan dengan menggunakan
(ii).

kombinasi huruf dan angka;


Kode huruf digunakan untuk memberi tanda pengenal kelompok primer

(iii).

atau fungsi;
Kode angka dua digit untuk memberi tanda pengenal kelompok tersier

atau kegiatan.
e. Penataan dan penyimpanan informasi Dilakukan agar dokumentasi dan
informasi lebih sistematis.
3) Pelayanan Informasi
Alur Pelayanan Informasi merupakan tahapan untuk memudahkan prosedur
pengelolaan informasi di Rumah Sakit, berikut adalah alur pelayanan informasi di
Rumah Sakit :

18

Pada diagram alur pelayanan informasi tersebut arus informasi dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
a. Arus informasi medical (digambarkan pada diagram dengan garis warna biru)
b. Arus informasi keuangan (digambarkan pada diagram dengan garis warna
merah)
c. Arus informasi logistik (digambarkan pada diagram dengan garis warna
hijau)
4.4 Metode Analisis Informasi
Metode analisis sistem informasi rekam medik yang akan dibuat menggunakan
metode FAST (Framework for the Application of Systems Techniques). FAST atau
Framework for the Applications of System Technology mendefinisikan tahapan untuk
mengidentifikasi

dan

mengevaluasi

permasalahan-permasalahan,

kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan kebutuhan yang diharapkan sehingga


dapat

diusulkan

perbaikan-perbaikan.

Tahapan

pada

FAST

berdasarkan

pada

permasalahan dan kesempatan yang dihadapi dengan peningkatan-peningkatan yang


diharapkan dari sistem yang dikembangkan.

19

FAST sendiri berkaitan erat dengan analisis dan desain sistem melalui cara PIECES
(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service). PIECES
membantu metode FAST pada tahap analisis masalah dan kebutuhan sistem, meliputi:
1. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga
menjadi lebih efektif diukur dari jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat
tertentu (throughput) dan response time.
2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
3. Economics (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan
atau penurunan biaya yang terjadi.
4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan derta kecurangan yang akan terjadi.
5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi.
6. Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
4.5 Metode Mentransform Informasi Menjadi Pengetahuan
Pengetahuan adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dai
informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam organisasi dan
digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Menurut Davenport dan Prusak (Aknova,
2014), proses transformasi informasi menjadi pengetahuan juga melalui empat tahapan,
yaitu :
1) Comparison, yaitu membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi
lain yang diketahui.
2) Consequences, yaitu

menemukan

implikasi-implikasi

dai

informasi

yang

bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan.


3) Connections, yaitu menemukan hubugan-hubungan bagian kecil dari informasi
dengan hal lain.

20

4) Conversations, yaitu membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain


terkait informasi tersebut.

BAB V
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DI RUMAH SAKIT
5.1 Pengelolaan Data dan Informasi oleh Unit SIM dan Rekam Medis
Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM) disesuaikan
dengan tingkatan kepentingan pada setiap tingkat manajerial. Top level management,
21

middle level management, hingga low level management memerlukan informasi.


Informasi

rekam medis

telah dimanfaatkan oleh setiap tingkat manajerial untuk

kepentingan masing-masing tingkatan.


Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/SK/II/2008 tentang rekam medis, rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan oleh petugas
kepada pasien. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnase (pemeriksaan), penentuan fisik laboratorium,
diagnosa dan segala pelayanan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan
gawat darurat.
Unit rekam medis bertanggungjawab terhadap pengelolaan data pasien menjadi
informasi kesehatan yang berguna bagi pihak pengambil keputusan. Tugas dari unit
rekam

medis

adalah pengumpulan data, pengelolaan data, penyimpanan data dan

pelaporan data, maka setiap Rumah Sakit harus memperhatikan sistem informasinya.
1. Assembling, yaitu proses perakitan atau pengurutan halaman berkas rekam
medis. Pada proses ini dilakukan analisis untuk melihat kelengkapan berkas
rekam medis. Apabila terdapat berkas rekam medis yang tidak lengkap, maka unit
rekam medis menyerahkan kembali rekam medis kepada petugas medis.
2. Coding, yaitu proses pemberian kode pada diagnoosis penyakit dan tindakan
medis.

Kode yang digunakan adalah kode yang diberikan oleh World Health

Organization (WHO) berupa ICD-10 dan ICD-9 CM. ICD-10 digunakan untuk
klasifikasi diagnosis atau penyakit, sedangkan ICD-9CM digunakan untuk
tindakan medis yang diberikan.
3. Indexing, yaitu proses pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang telah dibuat
dalam kartu indeks. Hasil pengumpulan kode dari diagnosis penyakit dan
tindakan medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk penyajian data statistik
kesehatan.
4. Pelaporan, yaitu proses pembuatan laporan untuk kepentingan

internal

dan

eksternal rumah sakit. Pihak internal yang membutuhkan informasi kesehatan


adalah direktur rumah sakit dan unit dalam fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti farmasi,

keuangan,

klinik,

bangsal,

dan manajemen.

Pihak

luar

(eksternal) rumah sakit yang membutuhkan informasi kesehatan adalah yayasan,


pemilik rumah sakit, asuransi, pasien, dan pemerintah. Kewajiban rumah sakit
dalam pembuatan laporan dapat digambarkan melalui data Sistem Pelaporan
Rumah Sakit (SPRS) yang dilaporkan kepada dinas kesehatan setempat.
22

5.2 Keterkaitan Data dan Informasi (Knwoledge Pyramid)


Pada umumnya data diasumsikan sebagai fakta tanpa makna, sedangkan informasi
dianggap sebagai data dengan makna. Proses perubahan data menjadi informasi diperoleh
dari bahan baku yang ada di lapangan atau masyarakat dengan mengolah substansi data
dalam cara tertentu sehingga menjadi informasi berguna dan mampu memberikan
interaksi baru bagi penerima informasi. Sedangkan pengetahuan diciptakan dengan
mengumpulkan informasi. Informasi yang telah didapatkan dari proses pengelolaan data,
kemudian dikumpulkan dan dijadikan suatu pengetahuan oleh para ahli, agar masyarakat
dapat menggunakan pengetahuan untuk bahan pembelajaran dan studi. Dengan demikian
informasi adalah media yang diperlukan atau bahan untuk memunculkan dan membangun
pengetahuan.
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk meningkatkan efektivitas. Kecerdasan
adalah kemampuan untuk meningkatkan efisiensi. Pengetahuan adalah pengetahuan, dan
apa yang memungkinkan transformasi informasi ke dalam instruksi. Informasi
memberikan jawaban siapa, apa, di mana dan kapan pertanyaan. Data didefinisikan
sebagai simbol yang mewakili sifat benda, peristiwa dan lingkungan mereka. Data
merupakan produk dari pengamatan.

Gb. Knowledge Pyramid (Jennifer Rowley, 2007)


WISDOM

Kebijaksanaan

adalah

akumulasi

pengetahuan

yang

memungkinkan kita untuk memahami bagaimana menerapkan


konsep-konsep dari satu domain dengan situasi baru atau
masalah.
23

Kebijaksanaan adalah tingkat tertinggi dari abstraksi, dengan


visi pandangan ke depan dan kemampuan untuk melihat
melampaui cakrawala.
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk bertindak secara
kritis atau praktis dalam situasi tertentu. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan etika yang terkait dengan sistem individu
KNOWLEDGE

kepercayaan.
Pengetahuan adalah kombinasi data dan informasi, yang
ditambahkan pendapat ahli, keterampilan, dan pengalaman,
untuk menghasilkan aset berharga yang dapat digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan.
Pengetahuan adalah data dan / atau informasi yang telah diatur
dan diproses untuk menyampaikan pemahaman, pengalaman,
akumulasi pembelajaran, dan keahlian karena mereka berlaku
untuk masalah saat ini atau kegiatan.
Pengetahuan dibangun di atas informasi yang diekstrak dari
data. Sedangkan data adalah properti dari hal, pengetahuan
adalah milik orang yang menjadi predisposis mereka untuk

INFORMATIO
N

bertindak dengan cara tertentu.


Informasi adalah data yang menambah nilai pemahaman
subjek.
Informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi bentuk
yang berarti dan berguna untuk manusia.
Informasi merupakan agregasi data

DATA

yang

membuat

pengambilan keputusan lebih mudah.


Data tidak memiliki arti atau nilai karena tanpa konteks dan
interpretasi.
Data adalah diskrit, fakta-fakta objektif atau pengamatan,
yang

terorganisir

dan

belum

diproses,

dan

tidak

menyampaikan makna tertentu.


Item data merupakan deskripsi dasar dan mencatat hal-hal,
kejadian, kegiatan dan transaksi.
Definisi Data, Informasi, Pengetahuan, Kebijaksanaan ( Rowley, 2007, hlm 170-174)
5.3 Sumber Data dan Informasi di Rumah Sakit
Rekam Medis Sebagai Sumber Data dan Informasi Menurut Wiliam H. Roach, Jr
dan kawan kawan, rekam medis terdiri dari 4 (empat) tipe data yaitu sebagai berikut :
24

1. Data personal yang terdiri dari nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status
perkawinan, nama saudara / keluarga terdekat, pekerjaan, identifikasi dokter, dan
datalainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi pasien yang lebih spesifik.
2. Data keuangan yang terdiri dari nama perusahaan tempat pasien bekerja,
perusahaan asuransi kesehatan pasien, tipe asuransi, nomor polis asuransi.
3. Data sosial yang terdiri dari ras dan suku pasien, hubungan keluarga, gaya hidup,
aktivitas komunitas, semua perintah pengadilan atau petunjuk lain tentang pasien.
4. Data medis yang terdiri dari catatan klinis pasien, riwayat pengobatan yang
diberikan kepada pasien di rumah sakit. Data ini termasuk hasil pemeriksaan fisik,
riwayat medis, pengobatan yang diberikan, laporan dokter, catatan operasi, hasil
laboratorium, hasil rontgen, hasil konsultasi, riwayat anestesi, formulir persetujuan
tindakan, catatan perawat dan laporan lain yang mungkin dihasilkan selama
perawatan pasien.

5.4 Contoh Isi Data Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008, isi rekam medis
adalah sebagai berikut :
A. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis, mencakup

sekurang-kurangnya

keluhan

dan riwayat

penyakit
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan/atau tindakan
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10. Persetujuan tindakan bila diperlukan
B. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurangkurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis,
4.
5.
6.
7.

mencakup

sekurang-kurangnya

keluhan

dan riwayat

penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan/atau tindakan
25

8. Persetujuan tindakan jika diperlukan


9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10. Ringkasan pulang (discharge summary)
11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
12. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
13. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
C. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
3. Identitas pengantar pasien
4. Tanggal dan waktu
5. Hasil

anamnesis,

mencakup

sekurang-kurangnya

keluhan

dan riwayat

penyakit
6. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
7. Diagnosis
8. Pengobatan dan/atau tindakan
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
11. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain.
12. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

26

BAB VI
KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN YANG MENGATUR SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Dasar Hukum Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia:
1

UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan

2
3

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.


Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit) Revisi V (disempurnakan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem

Informasi Rumah Sakit


UU nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), menunjukkan
bahwa tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh badan

layanan umum seperti rumah sakit


UU nomor 44 tahun 2009 pasal 52 ayat (1) tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan oleh Rumah Sakit dilakukan dalam rangka meningkatkan

efektifitas pembinaan dan pengawasan rumah sakit di Indonesia.


Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem

7
8

Informasi Rumah Sakit (Terbaru).


Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008
tentang

Perubahan

Atas

Peraturan

Menteri

Kesehatan

No.

749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis.

27

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 145/MENKES/PER/II/1998


tentang

Perubahan

Atas

Peraturan

Menteri

Kesehatan

No.

159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit.


10 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 705/MENKES/SK/VI/2004
tentang Sosialisasi Sistem Kesehatan Nasional.
11 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 932/MENKES/SK/VII/2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota.
12 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan
informasi ( PUSDATIN ) sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data
dan informasi kesehatan.
13 Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan
Sistim Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
14 Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota.
15 Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
16 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
17 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
Saat ini telah dikeluarkan peraturan baru sebagai acuan dalam perumusan petunjuk
teknis mengenai sistem informasi rumah sakit yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit

mewajibkan setiap

rumah sakit untuk melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Peraturan Menteri
Kesehatan ini ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2011 dan telah diundangkan di Jakarta pada
tanggal 1 Juli 2011. SIRS adalah suatu proses pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data
rumah sakit dan merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian
Kesehatan.
Berdasarkan PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima)
Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya :
1. RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat
perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang
yang bersifat terbarukan setiap saat (updated).
2. RL 2 berisikan Data Ketenagaanyang dilaporkan periodik setiap tahun.
28

3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap
tahun.
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap
tahun.
5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan,
berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.
Data-data yang harus dimasukan dalam pelaporan rumah sakit meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Data identitas rumah sakit;


Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit;
Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; dan
Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan
Pelaporan SIRS terdiri dari pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (updated),

dan pelaporan yang bersifat periodik. Pelaporan SIRS yang bersifat terbarukan setiap saat
(updated) ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan
kebijakan dalam bidang perumahsakitan. Sedangkan pelaporan SIRS yang bersifat periodik
dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Dengan adanya Sistem Informasi Rumah Sakit dapat mempermudah pemerintah dalam
perumusan kebijakan di bidang perumahsakitan, penyajian informasi rumah sakit secara
nasional dan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara
nasional. Pada saat Peraturan ini berlaku, semua rumah sakit yang sudah ada harus
menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan ini, paling lambat dalam
jangka waktu 2 (dua) tahun setelah Peraturan ini diundangkan.
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah
Sakit) Revisi V dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

29

CONCLUSION
Data is a collection of facts or information obtained from observation and collection
process, either in the form of letters, numbers, images, and sounds. Health data is a collection
of facts obtained from the field related to health. Public health data are the data used for
research and implementation of public health programs. While hospital data is the fact
sourced from the hospital and activities on it.
Data that acquired in the field will experiencing a process of data management (data
processing cycle) consists of input, processing, output, where the output of the process
managing data is information. The data taken in the community should be good and quality so
the output is obtained in accordance with the reality on the ground. Good data is the data that
is homogeneous and good quality data is the data that meets the characteristics, acuracy,
accessibility, comprehensiveness, consistency, currency, definition, granularity, precision,
relevancy, and timeliness.
Methods of collecting, managing, analyzing and transforming data into an information
is crucial steps that must be done so that the data and information generated into a more useful
and beneficial. Methods of data collection include interviews, observation, and
documentation. Then the data management consists of three stages, namely input, process and
output. Next is the method of data analysis using the models beberpa grounded theory, case
study, phenomenology, ethnography, or biography. And the final step is to transform data into
information that includes capturing, verivying, classifying, sorting, summarizing, calculating,
storing, retrieving, and reproducing. The quality of data is associated with data management
strategy. The better management of data-management it will be easier for an agency to
address any issues related to do with the quality of data.
Information is a set of data that has been processed in a way or method that has meaning
or beneficial to the receiver. There are all sorts of information such as health information,
public health information, and hospital information. The quality information have high that
will determine the effectiveness of decision-making. There are three main pillars that
determine the quality of information (Kumorotomo Wahyudi, 1997: 7) the accuracy,
timeliness and relevance. More disclosed is complete on the conditions of good information
that is relevance, useful, timeliness, reliability, accurate, consistent. The criteria that can be
used to assess the quality of information among others completeness, relevance, accurate,
timeliness, and format.
Medical record unit responsible for the management of patient data into the health
information that is useful to the decision maker. Duties of the medical records are data
30

collection, data processing, data storage and reporting of data, every hospital must pay
attention to their information systems. Through the process of assembling, coding, indecing,
and reporting. Knowledge is a process where the pyramid of the data is converted into an
information to be collected into a knowledge and end up being a wisdom
Management Information System (SIM) in the hospital is a series of activities that can
provide information that is medical record information. Medical records are statements
whether written and recorded, about identity, anamnase, physical determination of laboratory,
diagnostic and medical action of all services provided to the patient and treatment for
inpatient, outpatient and emergency services. Medical record unit responsible for the
management of patient data into information. The processing of data management by medical
record that are assembling, Coding, Indexing, and Reporting.
The relation of data and information that is the process of changing data into
information. In knowledge Pyramid from top to bottom that wisdom is the ability to increase
the effectiveness, knowledge is the transformation of information into instruction, information
answer who, what, where and when questions and the data defined as a symbol that represents
the nature of objects, events and their environment.
Medical records as a source of data and information. Medical record consists of 4 types
of data are personal data, financial data, social data and medical data. Contents include the
medical records for outpatient, inpatient and day care and for emergency patients.
Now, issued new regulations as a reference in the formulation of technical guidelines
regarding

hospital

information

system

is

Peraturan

Menteri

Kesehatan

nomor

1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit requires each hospital


to implement the Hospital Information System (SIRS). Regulation of the Minister of Health
was set on 15 June 2011 and was enacted in Jakarta on July 1, 2011. Legal Basis Hospital
Information System in Indonesia:
1. UUD 1945, Pasal 28
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit Revisi V.
4. UU nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
5. UU nomor 44 tahun 2009 pasal 52 ayat (1) tentang Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit (Terbaru).
7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

31

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008


tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 749a/MENKES/PER/XII/1989
tentang Rekam Medis.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 145/MENKES/PER/II/1998
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 159b/MENKES/PER/II/1988
tentang Rumah Sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 932/MENKES/SK/VII/2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota.
11. Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
12. Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota.
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
At the time this Regulation applies, all existing hospitals must conform with the
applicable provisions of this Regulation, at the latest within a period of two (2) years after the
promulgation of this regulation.

DAFTAR PUSTAKA
32

Aknova Y, 2014. Identifikasi Peranan ICT Dalam Proses Pencapaian Kesuksesan Strategi
Menggunakan Model Knowledge Management Metrics. Journal of Islamic State
University of Sultan Syarif Kasim Riau. Retrieved from http://repository.uinsuska.ac.id/2812/. Access on October 2, 2015.
Andani, Tiara dan Thinni Nurul Rochmah. 2013. Evaluasi Proses Pembuatan Laporan Dan
Pemanfaatan Informasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Usada Sidoarjo. Surabaya :
Universitas Airlangga
Ardila, Anggun Pri dan Sulistyawati. 2014 .Analisis Manajemen Rekam Medis Di Rumah
Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan
Astuti, P. D., 2011. Sistem Informasi Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma Arjosari.
Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, Volume 3 No 4, pp. 34-39.
Australian Law Reform Commission, t.thn. The Privacy Act and Health Information. [Online]
Available at: http://www.alrc.gov.au/publications/62.%20The%20Privacy%20Act
%20and%20Health%20Information/definition-%E2%80%98health-information
%E2%80%99
[Diakses 3 October 2015].
Badan Litbang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar. [Online]
Available at: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/latar.htm
[Diakses 3 October 2015].
CDC, 2009. Hospital Data Sources. [Online]
Available at:
http://www.cdc.gov/cancer/npcr/informatics/aerro2/hospitals/h_sources.htm
[Diakses 4 October 2015].
Djumiarti, T., 2008. Buku Ajar Sistem Informasi Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Donna F. Stroup, S. M. T., 1998. In Public Health: Quantitative Approaches to Public Health
Problems. New York: Oxford University Press.
Endang LEstari, K. D. T. L. R., 2011. Sistem Informasi Rekam Medik pada Rumah Sakit
Bersalin Graha RAP Tanjung Balai Karimn. Jurnal Sistem Informasi (JSI), Volume 3 No
2, pp. 388-397.
Fan, Wenfai & Geerts, Floris. 2012. Foundation of Data Quality Management.
Morgan&Claypool: Canada.

33

Gaol, C. J. L., 2008. Sistem informasi manajemen : pemahaman dan aplikasi. Jakarta:
Grasindo.
H, Boy S. 2005. Sistem Informasi Rumah Sakit, Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Jateng
DIY
HealthIT.gov, t.thn. What is health information for purposes of the Mobile Device Privacy
and Security subsection of HealthIT.gov?. [Online] Available at:
https://www.healthit.gov/providers-professionals/faqs/what-health-informationpurposes-mobile-device-privacy-and-security-sub
[Diakses 3 October 2015].
Heather Grain, P. P., 2009. Using Health Data : Applying Technology to Work Smarter.
Australia: Elsevier.
Hutahaean, J., 2014. Konsep Sistem Informasi. 1st penyunt. Yogyakarta: Deepublish.
Mawarni, Atik, dkk. 2005.Konsep Sistem Informasi danSistem Informasi Kesehatan,
Semarang: Universitas Diponegoro
Nasution B, 2011. Peranan SAP (System Aplication Processing) Dalam Pelaporan Piutang
Pada PT. Mestika Mandiri Medan. Journal of Sumatera Utara University. Retrieved
from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25976/. Access on October 2,
2015.
Normalina Napitupulu, N. S. S., 2010. Struktur Data dan Algoritma. Mean: USU Press.
Nuryati. Widayanti, nurzara, anggar. 2015. Evaluasi implementasi sistem electronic health
record (EHR) di rumah sakit akademik universitas gadjah mada berdasarkan metode
analisis pieces. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X,
Vol.3, No.1, Maret 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 10 Tahun 2010 tentang PEdoman
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Di Lingkungan Kementrian Komunikasi dan
Informatika.
Pintara, Aldi dkk. 2013. Analisis dan peancangan basis data pendataan pasien pada rumah
sakit umum daerah kota Prabumulih. Jurnal ilmiah xxxxxxxxxxx. Vol.xx No.x Maret
2013: 5-14
R. Kelly Rainer Jr., C. G. C., 2011. Introduction to Information System. 3rd penyunt. 111
River Street, Hoboken: John Wiley & Sons, Inc..

34

Saa Bakarada, A. K., 2013. Data, Information, Knowledge, Wisdom (DIKW): A Semiotic
Theoretical and Empirical Exploration of the Hierarchy and its Quality Dimension.
Australasian Journal of Information Systems, Volume 18 No 1.
Syafrizal Helmi Situmorang, I. M. D. M. J. D. F. F. S., 2010. Analisis Data: Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.
WebsterNew World College Dictionary, 2015. Your Dictionary. [Online]
Available at: http://www.yourdictionary.com/data#websters
[Diakses 3 October 2015].
Yunianto, Yanuar. - . Penerimaan Sistem Online Public Access Catalog (OPAC)
di Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B. Surabaya. Departemen Ilmu Informasi
dan Perpustakaan

35

Anda mungkin juga menyukai