PENGERTIAN DATA
1.1 Pengertian Data
Kata Data diambil dari bahasa Inggris yang merupakan bentuk jamak dari kata
Datum (bahasa Yunani) yang berarti fakta. Makna data di kehidupan manusia sehari-hari
adalah segala sesuatu yang dapat diterima oleh indera manusia dari rangsanganrangsangan yang ada di sekitarnya.
Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang
diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan sebuah fakta
(bukti). (WebsterNew World College Dictionary, 2015)
Data didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan
(observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang
atau sifat. (Syafrizal Helmi Situmorang, 2010)
Data merupakan deskripsi dasar mengenai sesuatu, peristiwa, aktifitas, dan
transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan tetapi tidak terorganisasi dalam
menghasilkan suatu makna yang spesifik. Data dapat berupa huruf, angka, suara, atau
gambar. (R. Kelly Rainer Jr., 2011)
Data adalah representasi fakta dunia nyata, konsep atau instruksi yang secara
formal cocok untuk berkomunikasi, interpretasi atau pengelolaan yang dilakukan oleh
manusia atau dengan cara otomatis. Data tidak memiliki makna jika tidak dimasukkan ke
dalam konteks dengan cara mengaitkan satu data dengan data lainnya atau meletakkan
data ke dalam elemen data. (Heather Grain, 2009)
Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah sekumpulan fakta atau informasi yang
diperoleh dari proses pengamatan maupun pengumpulan, baik berupa huruf, angka,
gambar, dan suara.
1.2 Data Kesehatan
Data kesehatan adalah sekumpulan fakta yang diperoleh dari lapangan yang terkait
dengan bidang kesehatan. Data kesehatan menyediakan perbandingan untuk studi klinis,
dapat digunakan untuk menilai biaya perawatan kesehatan, dapat membantu
mengidentifikasi target pencegahan yang diperlukan untuk suatu program.
Data kesehatan dasar, meliputi semua indikator kesehatan yang utama tentang
status kesehatan (angka kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabel,
1
2. Indeks Penyakit : Daftar numerik berurutan dari penyakit dan kondisi diagnosis
pasien rumah sakit. Penyakit dan kondisi yang diidentifikasi dalam catatan medis
Tiga tahap dasar dari pengelolaan data tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
expanded data processing cycle, yaitu :
ORIGINATION
INPUT
PROCESSING
OUTPUT
DISTRIBUTION
4
STORAGE
a. Origination : Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang
biasanya merupakan proses pencatatan data ke dokumen dasar
b. Input : Tahap ini merupakan proses memasukkan data ke dalam proses komputer
lewat alat input
c. Processing : Tahap ini merupakan proses pengelolaan dari data yang sudah
dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemroses, yang dapat berupa menghitung,
membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan atau mencari di
storage
d. Output : Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengelolaan
data ke alat output yaitu berupa informasi
e. Distribution : Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak yang
berhak dan membutuhkan informasi
f. Storage : Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengelolaan ke simpanan luar.
Hasil dari pengelolaan yang disimpan di storage dapat digunakan sebagai bahan
input untuk proses selanjutnya
1.6 Data yang Baik
Untuk menghasilkan informasi atau data yang baik, diperlukan data yang homogen.
Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data yaitu:
a. Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk
integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
b. Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka diperlukan mapping data
untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara
tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan
provinsi dan sejenisnya.
Dalam pengelolaan data yang baik dapat juga dilakukan dengan adanya
perancangan basis data, yaitu basis data yang mampu mengorganisir data pasien, dokter,
obat, dan data-data lainnya menjadi suatu kumpulan data yang terhubung (interrelated
5
data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, sehingga mudah digunakan
atau dimanfaatkan kembali. Basis data yang dimaksud juga dapat digunakan oleh satu
atau lebih program aplikasi secara optimal, artinya data yang disimpan tidak mengalami
ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data akan disimpan
sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan
dengan mudah dan terkontrol.
1.7 Data Quality Management
Untuk meningkatkan kualitas data maka dibutuhkan Database Management
Systems. Di dunia nyata, seringkali dijumpai data kotor yaitu data yang masih belum
tentu akurat, lengkap, bahkan tidak up to date. Data yang berkualitas dapat menjadikan
salah satu untuk menekan kesalahan pada data management.
Hal ini menekankan pada kebutuhan untuk manajemen kualitas data. Salah satunya
adalah untuk meningkatkan kualitas data secara konsisten, akurat, lengkap, tepat waktu,
dan unik yaitu mewakili keadaan yang mereka lihat. Manajemen kualitas data sangat
terkait dengan strategi pengelolaan data, semakin mampu instansi untuk mengelola datadata yang terkait maka akan semakin mudah bagi instansi terkait untuk mengatasi setiap
masalah dan problem yang terkait hubungannya dengan kualitas data.
1.8 Karakteristik Data Berkualitas
Telah ditekankan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang disambungkan
dengan kualitas data yaitu :
1. Data accuracy. Data harus benar, nilai valid adalah nilai yang akurat. Kesalahan
penulisan (typografi) nama adalah contoh ketidakakuratan data.
2. Data accessibility. Data yang tidak tersedia saat pengambil keputusan
membutuhkannya adalah tak berguna.
3. Data comprehensiveness. Semua data yang dibutuhkan untuk keperluan tertentu
harus ada dan tersedia bagi pengguna. Data tak akan berguna bila tak lengkap.
4. Data consistency. Data berkualitas harus konsisten. Penggunaan singkatan yang
memiliki 2 arti berbeda merupakan contoh yang tepat akan kurangnya konsistensi
dapat menimbulkan masalah. Contoh, perawat yang mungkin menggunakan
singkatan CPR untuk cardiopulmonary Resuscitation pada satu waktu dan
menggunakan CPR untuk computer-based patient record di lain waktu, akan
membingungkan.
5. Data currency. Banyak tipe data kesehatan menjadi kadaluwarsa setelah periode
waktu tertentu. Hasil pengakuan diagnosis pasien sering tidak sama dengan
pencatatan diagnosis saat pemulangan. Saat eksekutif rumah sakit membutuhkan
laporan diagnosis selama kurun waktu tertentu, catatan diagnosis mana yang harus
diberikan.
6. Data definition. Definisi elemen data yang jelas harus disediakan sehingga baik
pengguna data saat ini dan nanti akan mengetahui apa arti data tersebut. 1 cara
untuk menyediakan definisi data yang jelas adalah menggunakan data dictionaries.
7. Data granularity. Data granularity biasa disebut sebagai data atomicity. Tiap
elemen data adalah atomic karena mereka tidak dapat dipecah lagi menjadi
elemen yang lebih kecil.
elemen data, nama akhir, nama awal, nama tengah. Granularity direlasikan dengan
tujuan dari data disimpan. Walaupun tanggal lahir pasien memungkinkan untuk
dipecah menjadi tanggal, bulan, dan tahun lahir, tapi hal ini tak diperlukan. Tanggal
lahir
adalah
tingkat
terendah
dari
granularity
saat
digunakan
sebagai
pengidentifikasi pasien. Nilai data harus didefinisikan pada tingkat yang tepat
sesuai dengan kegunaannya.
8. Data precision. Presisi sering berelasi dengan data numerik. Presisi menunjukkan
seberapa dekat ke ukuran sebenarnya, berat atau standar pengukuran tertentu.
Beberapa data kesehatan harus sangat presisi. Contoh, dosis obat tak boleh
dibulatkan ke gram terdekat saat obat didosiskan dalam milligram.
9. Data relevancy. Data harus relevan dengan tujuan mereka disimpan. Kita bisa
menyimpan dengan sangat akurat, data tentang warna kesukaan dan jenis rambut
dapat diisikan dengan tepat waktu, tapi apakah data ini sesuai dengan kebutuhan
untuk perawatan pasien.
10. Data timeliness. Ketepatan waktu adalah dimensi penting dalam kualitas berbagai
jenis data kesehatan. Contoh, nilai lab untuk pemeriksaan kritis harus tersedia untuk
penyedia layanan kesehatan dengan tepat waktu. Hasil akurat yang terlambat
disediakan dari tenggat waktu yang seharusnya atau bahkan tersedia setelah
kepulangan pasien akan mengecilkan atau meniadakan nilai gunanya bagi
perawatan pasien.
BAB II
METODE PENGUMPULAN, PENGELOLAAN, ANALISIS, DAN MENTRANSFORM
DATA MENJADI INFORMASI
2.1 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian, data dalam penelitian
kualitatif umumnya berupa kumpulan kata, kumpulan kalimat, kumpulaan pernyataan,
atau uraian yang mendalam.Untuk mendapatkan data yang relevan dibutuhkan metode
pengumpulan data yang juga relevan sesuai dengan kebutuhan data yang di inginkan. Ada
beberapa metode pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif,
antara lain wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2.2 Metode Pengelolaan Data
Dalam pengelolaan data, baik secara manual maupun dengan komputerisasi terdiri
dari 3 tahapan yaitu input, process, dan output. Dan tiga tahapan dasar tersebut
dikembangkan menjadi :
1. Orginating-Recording (Pencatatan)
Tahapan ini berhubungan dengan proses pengumpulan data yang biasanya
merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen dasar atau formulir.
2. Classifying (Klasifikasi)
Tahapan ini memberikan identitas atau pengklasifikasian dalam data yang akan
diolah, apakah identotas tersebut dilakukan untuk satu kelompok atau beberapa
kelompok dari data yang nantinya merupakan karakteristik dari data yang
bersangkutan.
8
3. Sorting (Penyusunan)
Setelah data-data yang akan diolah diberikan identifikasi seperti di atas, maka data
tersebut mungkin perlu diatur atau disusun sedemikian rupa, contohnya diurutkan
berdasarkan kode klasifikasinya.
4. Calculating (Perhitungan)
Data dimanipulasi seperti pelaksanaan perhitungan-perhitungan (calculating).
5. Summarizing (Penyusunan Laporan)
Untuk memungkinkan dilakukan analisa terhadap data atau informasi yang
dihasilkan, diperlukan penyimpulan atau pembuatan rekapitulasi laporan sesuai
dengan keinginan pemakai informasi.
6. Storing (Penyimpanan)
Penyimpanan data yang sejenis ke dalam suatu file untuk refernsi di masa yang
akan datang. Media penyimpanan dapat disesuaikan dengan metode dan peralatan
yang dipakai dalam sistem pengelolaan data, seperti disk, kartu, dokumen, dll.
7. Retrieving (Pencarian)
Dalam file yang simpan, pencarian atau retrieving biasa digunakan dengan cara
penyimpanannya, terutama jika pengelolaan datanya menggunakan komputer.
8. Communicating (Komunikasi)
Dalam proses pengelolaan data menjadi informasi, sampai informasi tersebut
dipakai oleh pengguna. Oleh karena itu diperukan suatu komunikasi, sehingga
mempermudah proses pengelolaan data menjadi suatu informasi.
9. Reproducing (Penggandaan)
Untuk pengamanan apabila data hilang atau rusak, juga untuk keperluan perusahaan
lainnya, dapat dilakukan dengan penggandaan dengan menggunakan mesin
fotocopy, disk, magnetic tape.
2.3 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh. ada
beberapa teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yang dapat digunakan,
bergantung pada model apa yang digunakan (grounded theory, case study,
phenomenology, ethnography, atau biography), analisis data yang dilakukan biasanya
bersifat manual ( berdasarkan kepekaan dan kemampuan atau ketajaman analisis
peneliti).
2.4 Metode Mentransform Data Menjadi Informasi
Menurut Davenport dan Prusak (Aknovia, 2014), informasi adalah proses
perubahan data yang melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Contextualized, yaitu memahami manfaat data yang dikumpulkan.
2. Categorized, yaitu memahami unit analisis atau komponen kunci dari data.
3. Calculated, yaitu menganalisis data secara matematik atau secara statistic.
4. Corrected, yaitu menghilangkan kesalahan (error) dari data.
5. Condensed, yaitu meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas.
9
yaitu
memproduksi
atau
menciptakan
kembali
dengan
BAB III
PENGERTIAN INFORMASI
3.1 Definisi Informasi
Informasi secara teknis tidak sama dengan data. Informasi didefinisikan sebagai
data yang ditafsirkan, terorganisir dan struktur. Menurut Kenneth C. Laudon (2004:8),
10
informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah bentuk yang bermanfaat dan
dapat digunakan untuk manusia.
Menurut Anton M. Moeliono (1990:33), informasi adalah penerangan, keterangan,
pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). Selanjtnya, Anton M. Moeliono (190:187)
mengatakan bahwa informasi adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian analisis atau kesimpulan. (Gaol, 2008)
Menurut Robert G. Murdick (1987:6) informasi terdiri atas data yang telah
didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan
atau penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau
pembuatan keputusan. (Gaol, 2008)
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat
dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang
akan datang. (Hutahaean, 2014)
Menurut Sutanta (2004:4), informasi merupakan hasil pengelolaan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. (Astuti, 2011)
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah
dengan cara atau metode tertentu sehingga memiliki arti atau bermanfaat bagi para
penerima.
3.2 Informasi Kesehatan
Informasi kesehatan adalah informasi tentang kondisi medis pasien atau riwayat
medis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien. Contoh informasi kesehatan
termasuk nama pasien, informasi medis, nomor rekam medis, informasi penagihan,
informasi asuransi, alamat email, nomor telepon, alamat, tanggal lahir, teks atau email
dari atau ke pasien, dan teks atau email ke atau dari penyedia dan profesional lainnya
mengenai pasien. (HealthIT.gov, t.thn.)
Privacy Act mendefinisikan Informasi Kesehatan sebagai :
a. informasi atau pendapat tentang:
(i).
kesehatan atau kecacatan (pada setiap waktu) dari seorang individu; atau
(ii).
keinginan individu tentang penyediaan layanan kesehatan kepadanya di
(iii).
f. Keandalan
Informasi harus
diperleh
dari
sumber-sumber
yang
dapat diandalkan
manajemen.
Pengolah
data
atau
penyedia
informasi
harus
untuk membuat
prediksi, mengkonfirmasikan,
atau
13
Saat menganalisis dan merancang sebuah informasi, sering ditanya tentang kualitas
informasi. Bahkan termasuk dalam tujuan utama yang ingin dicapai tiap kali merancang
sebuah informasi. Bukan pada kecanggihan sistem, interface yang bagus, atau
kompleksitasnya. Sistemnya canggih, interface meenarik, kompleks akan menjadi
percuma kalau informasi yang dihasilkan tidak berkualitas. Informasi diproses bertujuan
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas sesuai kebutuhan pengguna.
Menurut penelitian Hayrinena, dkk (2008), dimensi kualitas informasi dalam sistem
informasi biasanya diukur dari dua kriteria, yaitu kelengkapan dan akurasi. Namun,
dimensi lain yang relevan dengan keberhasilan sistem informasi juga dianalisis. Masukan
data yang terstruktur dapat meningkatkan akurasi dokumentasi maupun kelengkapan
data. Kelengkapan informasi berfungsi sebagai ukuran prevalensi informasi yang tidak
tercantum (hilang). Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi
sangat mendukung untuk dokumentasi yang lebih lengkap oleh para profesional
perawatan kesehatan. Selain itu, diungkapkan pula bahwa kelengkapan catatan bervariasi
antara komponen data yang berbeda.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain :
1. Kelengkapan (completeness)
Sistem informasi dikatakan memiliki informasi yang berkualitas jika informasi
yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh
pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup
seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem
tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan
memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan sistem informasi
secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem tersebut.
2. Relevan (relevance)
Kualitas informasi yang diberikan sistem informasi dapat dikatakan baik jika
relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut
mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap
pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan. Relevansi
dikaitankan dengan sistem informasi itu sendiri adalah informasi yang dihasilkan
sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Akurat (accurate)
Keakuratan sistem informasi dapat diukur dari informasi yang diberikan harus jelas,
mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi itu sendiri.
Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi
14
kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak
informasi tersebut.
4. Ketepatan Waktu (timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi pada sistem
informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan
terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna sistem
informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi ysng baik jika informasi dapat dihasilkan tepat
waktu.
5. Penyajian Informasi (format)
Format sistem informasi yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi
yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik.
Penyajian informasi pada sistem informasi harus disajikan dalam bentuk yang tepat,
maka dengan begitu informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga
memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh sistem
tersebut.
Sedangkan informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria dan karakteristik sebagai
berikut:
1. Aktual , yaitu informasi terkini yang sedang hangat dibicarakan.
2. Faktual , yaitu informasi yang didukung dengan fakta sehingga terjamin
3.
4.
5.
6.
kebenarannya.
Bahasa yang di pakai / digunakan singkat,padat dan jelas.
Menarik , yaitu informasi yang memiliki daya tarik atau daya pikat.
Menghilangkan keraguan
Information must be pertinent : Informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi
harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima
15
BAB IV
METODE PENCARIAN, PENGUMPULAN, PENGELOLAAN, ANALISIS DAN
MENTRANSFORM INFORMASI
4.1 Metode Pencarian Informasi
Pencarian informasi adalah cara bagaimana mereka mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Proses perilaku pencarian informasi seseorang dimulai ketika dirinya
menyadari bahwa informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi
suatu masalah, hal ini merupakan aktivitas seseorang yang selalu terus bergerak mencari
informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, memecahkan masalah,
menjawab pertanyaan dan memahami suatu masalah.
4.2 Metode Pengumpulan Informasi
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data dan informasi, maka metode
yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Dalam hal ini yang akan dilakukan adalah melihat serta mempelajari permasalahan
yang ada dilapangan yang erat kaitannya dengan objek yang diteliti yaitu informasi
pelayanan pasien.
2. Metode Studi Pustaka
Metode yang dilakukan adalah dengan cara mencari bahan yang mendukung dalam
pendefinisian masalah melalui buku-buku, internet, yang erat kaitannya dengan objek
permasalahan.
3. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung para pegawai serta
staf-staf yang ada.
4.3 Metode Pengelolaan Informasi
Dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, lengkap, dan berkualitas maka
seluruh satuan kerja di Rumah Sakit perlu melakukan pengelolaan informasi secara baik,
konsisten dan bertanggung jawab melalui kegiatan yang meliputi :
1) Pengklasifikasian Informasi
16
obyektivitas;
Terbatas, artinya informasi yang dikecualikan harus terbatas pada
informasi tertentu untuk menghindari penafsiran yang subyektif dan
(iii).
kesewenangan;
Tidak mutlak, artinya tidak ada informasi yang secara mutlak
dikecualikan
ketika
kepentingan
publik
yang
lebih
besar
menghendakinya.
c. Pengecualian harus melalui metode uji konsekuensi bahaya (consequential
harm test) yang mendasari penentuan suatu informasi harus dirahasiakan
apabila informasi tersebut dibuka;
d. Untuk lebih menjamin suatu informasi dapat dibuka atau ditutup secara
obyektif, maka metode di atas dilengkapi dengan uji kepentingan publik
(balancing public interest test) yang mendasari penentuan informasi harus
ditutup sesuai dengan kepentingan publik;
17
(iii).
atau fungsi;
Kode angka dua digit untuk memberi tanda pengenal kelompok tersier
atau kegiatan.
e. Penataan dan penyimpanan informasi Dilakukan agar dokumentasi dan
informasi lebih sistematis.
3) Pelayanan Informasi
Alur Pelayanan Informasi merupakan tahapan untuk memudahkan prosedur
pengelolaan informasi di Rumah Sakit, berikut adalah alur pelayanan informasi di
Rumah Sakit :
18
Pada diagram alur pelayanan informasi tersebut arus informasi dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
a. Arus informasi medical (digambarkan pada diagram dengan garis warna biru)
b. Arus informasi keuangan (digambarkan pada diagram dengan garis warna
merah)
c. Arus informasi logistik (digambarkan pada diagram dengan garis warna
hijau)
4.4 Metode Analisis Informasi
Metode analisis sistem informasi rekam medik yang akan dibuat menggunakan
metode FAST (Framework for the Application of Systems Techniques). FAST atau
Framework for the Applications of System Technology mendefinisikan tahapan untuk
mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,
kesempatan-
diusulkan
perbaikan-perbaikan.
Tahapan
pada
FAST
berdasarkan
pada
19
FAST sendiri berkaitan erat dengan analisis dan desain sistem melalui cara PIECES
(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service). PIECES
membantu metode FAST pada tahap analisis masalah dan kebutuhan sistem, meliputi:
1. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga
menjadi lebih efektif diukur dari jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat
tertentu (throughput) dan response time.
2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
3. Economics (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan
atau penurunan biaya yang terjadi.
4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan derta kecurangan yang akan terjadi.
5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi.
6. Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
4.5 Metode Mentransform Informasi Menjadi Pengetahuan
Pengetahuan adalah data yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dai
informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam organisasi dan
digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Menurut Davenport dan Prusak (Aknova,
2014), proses transformasi informasi menjadi pengetahuan juga melalui empat tahapan,
yaitu :
1) Comparison, yaitu membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi
lain yang diketahui.
2) Consequences, yaitu
menemukan
implikasi-implikasi
dai
informasi
yang
20
BAB V
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DI RUMAH SAKIT
5.1 Pengelolaan Data dan Informasi oleh Unit SIM dan Rekam Medis
Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM) disesuaikan
dengan tingkatan kepentingan pada setiap tingkat manajerial. Top level management,
21
rekam medis
medis
pelaporan data, maka setiap Rumah Sakit harus memperhatikan sistem informasinya.
1. Assembling, yaitu proses perakitan atau pengurutan halaman berkas rekam
medis. Pada proses ini dilakukan analisis untuk melihat kelengkapan berkas
rekam medis. Apabila terdapat berkas rekam medis yang tidak lengkap, maka unit
rekam medis menyerahkan kembali rekam medis kepada petugas medis.
2. Coding, yaitu proses pemberian kode pada diagnoosis penyakit dan tindakan
medis.
Kode yang digunakan adalah kode yang diberikan oleh World Health
Organization (WHO) berupa ICD-10 dan ICD-9 CM. ICD-10 digunakan untuk
klasifikasi diagnosis atau penyakit, sedangkan ICD-9CM digunakan untuk
tindakan medis yang diberikan.
3. Indexing, yaitu proses pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang telah dibuat
dalam kartu indeks. Hasil pengumpulan kode dari diagnosis penyakit dan
tindakan medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk penyajian data statistik
kesehatan.
4. Pelaporan, yaitu proses pembuatan laporan untuk kepentingan
internal
dan
keuangan,
klinik,
bangsal,
dan manajemen.
Pihak
luar
Kebijaksanaan
adalah
akumulasi
pengetahuan
yang
kepercayaan.
Pengetahuan adalah kombinasi data dan informasi, yang
ditambahkan pendapat ahli, keterampilan, dan pengalaman,
untuk menghasilkan aset berharga yang dapat digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan.
Pengetahuan adalah data dan / atau informasi yang telah diatur
dan diproses untuk menyampaikan pemahaman, pengalaman,
akumulasi pembelajaran, dan keahlian karena mereka berlaku
untuk masalah saat ini atau kegiatan.
Pengetahuan dibangun di atas informasi yang diekstrak dari
data. Sedangkan data adalah properti dari hal, pengetahuan
adalah milik orang yang menjadi predisposis mereka untuk
INFORMATIO
N
DATA
yang
membuat
terorganisir
dan
belum
diproses,
dan
tidak
1. Data personal yang terdiri dari nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status
perkawinan, nama saudara / keluarga terdekat, pekerjaan, identifikasi dokter, dan
datalainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi pasien yang lebih spesifik.
2. Data keuangan yang terdiri dari nama perusahaan tempat pasien bekerja,
perusahaan asuransi kesehatan pasien, tipe asuransi, nomor polis asuransi.
3. Data sosial yang terdiri dari ras dan suku pasien, hubungan keluarga, gaya hidup,
aktivitas komunitas, semua perintah pengadilan atau petunjuk lain tentang pasien.
4. Data medis yang terdiri dari catatan klinis pasien, riwayat pengobatan yang
diberikan kepada pasien di rumah sakit. Data ini termasuk hasil pemeriksaan fisik,
riwayat medis, pengobatan yang diberikan, laporan dokter, catatan operasi, hasil
laboratorium, hasil rontgen, hasil konsultasi, riwayat anestesi, formulir persetujuan
tindakan, catatan perawat dan laporan lain yang mungkin dihasilkan selama
perawatan pasien.
5.4 Contoh Isi Data Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008, isi rekam medis
adalah sebagai berikut :
A. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis, mencakup
sekurang-kurangnya
keluhan
dan riwayat
penyakit
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan/atau tindakan
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10. Persetujuan tindakan bila diperlukan
B. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurangkurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis,
4.
5.
6.
7.
mencakup
sekurang-kurangnya
keluhan
dan riwayat
penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan/atau tindakan
25
anamnesis,
mencakup
sekurang-kurangnya
keluhan
dan riwayat
penyakit
6. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
7. Diagnosis
8. Pengobatan dan/atau tindakan
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
11. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain.
12. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
26
BAB VI
KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN YANG MENGATUR SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Dasar Hukum Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia:
1
UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
2
3
7
8
Perubahan
Atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
27
Perubahan
Atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
mewajibkan setiap
rumah sakit untuk melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Peraturan Menteri
Kesehatan ini ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2011 dan telah diundangkan di Jakarta pada
tanggal 1 Juli 2011. SIRS adalah suatu proses pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data
rumah sakit dan merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian
Kesehatan.
Berdasarkan PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima)
Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya :
1. RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat
perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang
yang bersifat terbarukan setiap saat (updated).
2. RL 2 berisikan Data Ketenagaanyang dilaporkan periodik setiap tahun.
28
3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap
tahun.
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap
tahun.
5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan,
berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.
Data-data yang harus dimasukan dalam pelaporan rumah sakit meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
dan pelaporan yang bersifat periodik. Pelaporan SIRS yang bersifat terbarukan setiap saat
(updated) ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan
kebijakan dalam bidang perumahsakitan. Sedangkan pelaporan SIRS yang bersifat periodik
dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Dengan adanya Sistem Informasi Rumah Sakit dapat mempermudah pemerintah dalam
perumusan kebijakan di bidang perumahsakitan, penyajian informasi rumah sakit secara
nasional dan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara
nasional. Pada saat Peraturan ini berlaku, semua rumah sakit yang sudah ada harus
menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan ini, paling lambat dalam
jangka waktu 2 (dua) tahun setelah Peraturan ini diundangkan.
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah
Sakit) Revisi V dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
29
CONCLUSION
Data is a collection of facts or information obtained from observation and collection
process, either in the form of letters, numbers, images, and sounds. Health data is a collection
of facts obtained from the field related to health. Public health data are the data used for
research and implementation of public health programs. While hospital data is the fact
sourced from the hospital and activities on it.
Data that acquired in the field will experiencing a process of data management (data
processing cycle) consists of input, processing, output, where the output of the process
managing data is information. The data taken in the community should be good and quality so
the output is obtained in accordance with the reality on the ground. Good data is the data that
is homogeneous and good quality data is the data that meets the characteristics, acuracy,
accessibility, comprehensiveness, consistency, currency, definition, granularity, precision,
relevancy, and timeliness.
Methods of collecting, managing, analyzing and transforming data into an information
is crucial steps that must be done so that the data and information generated into a more useful
and beneficial. Methods of data collection include interviews, observation, and
documentation. Then the data management consists of three stages, namely input, process and
output. Next is the method of data analysis using the models beberpa grounded theory, case
study, phenomenology, ethnography, or biography. And the final step is to transform data into
information that includes capturing, verivying, classifying, sorting, summarizing, calculating,
storing, retrieving, and reproducing. The quality of data is associated with data management
strategy. The better management of data-management it will be easier for an agency to
address any issues related to do with the quality of data.
Information is a set of data that has been processed in a way or method that has meaning
or beneficial to the receiver. There are all sorts of information such as health information,
public health information, and hospital information. The quality information have high that
will determine the effectiveness of decision-making. There are three main pillars that
determine the quality of information (Kumorotomo Wahyudi, 1997: 7) the accuracy,
timeliness and relevance. More disclosed is complete on the conditions of good information
that is relevance, useful, timeliness, reliability, accurate, consistent. The criteria that can be
used to assess the quality of information among others completeness, relevance, accurate,
timeliness, and format.
Medical record unit responsible for the management of patient data into the health
information that is useful to the decision maker. Duties of the medical records are data
30
collection, data processing, data storage and reporting of data, every hospital must pay
attention to their information systems. Through the process of assembling, coding, indecing,
and reporting. Knowledge is a process where the pyramid of the data is converted into an
information to be collected into a knowledge and end up being a wisdom
Management Information System (SIM) in the hospital is a series of activities that can
provide information that is medical record information. Medical records are statements
whether written and recorded, about identity, anamnase, physical determination of laboratory,
diagnostic and medical action of all services provided to the patient and treatment for
inpatient, outpatient and emergency services. Medical record unit responsible for the
management of patient data into information. The processing of data management by medical
record that are assembling, Coding, Indexing, and Reporting.
The relation of data and information that is the process of changing data into
information. In knowledge Pyramid from top to bottom that wisdom is the ability to increase
the effectiveness, knowledge is the transformation of information into instruction, information
answer who, what, where and when questions and the data defined as a symbol that represents
the nature of objects, events and their environment.
Medical records as a source of data and information. Medical record consists of 4 types
of data are personal data, financial data, social data and medical data. Contents include the
medical records for outpatient, inpatient and day care and for emergency patients.
Now, issued new regulations as a reference in the formulation of technical guidelines
regarding
hospital
information
system
is
Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Aknova Y, 2014. Identifikasi Peranan ICT Dalam Proses Pencapaian Kesuksesan Strategi
Menggunakan Model Knowledge Management Metrics. Journal of Islamic State
University of Sultan Syarif Kasim Riau. Retrieved from http://repository.uinsuska.ac.id/2812/. Access on October 2, 2015.
Andani, Tiara dan Thinni Nurul Rochmah. 2013. Evaluasi Proses Pembuatan Laporan Dan
Pemanfaatan Informasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Usada Sidoarjo. Surabaya :
Universitas Airlangga
Ardila, Anggun Pri dan Sulistyawati. 2014 .Analisis Manajemen Rekam Medis Di Rumah
Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan
Astuti, P. D., 2011. Sistem Informasi Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma Arjosari.
Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, Volume 3 No 4, pp. 34-39.
Australian Law Reform Commission, t.thn. The Privacy Act and Health Information. [Online]
Available at: http://www.alrc.gov.au/publications/62.%20The%20Privacy%20Act
%20and%20Health%20Information/definition-%E2%80%98health-information
%E2%80%99
[Diakses 3 October 2015].
Badan Litbang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar. [Online]
Available at: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/latar.htm
[Diakses 3 October 2015].
CDC, 2009. Hospital Data Sources. [Online]
Available at:
http://www.cdc.gov/cancer/npcr/informatics/aerro2/hospitals/h_sources.htm
[Diakses 4 October 2015].
Djumiarti, T., 2008. Buku Ajar Sistem Informasi Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Donna F. Stroup, S. M. T., 1998. In Public Health: Quantitative Approaches to Public Health
Problems. New York: Oxford University Press.
Endang LEstari, K. D. T. L. R., 2011. Sistem Informasi Rekam Medik pada Rumah Sakit
Bersalin Graha RAP Tanjung Balai Karimn. Jurnal Sistem Informasi (JSI), Volume 3 No
2, pp. 388-397.
Fan, Wenfai & Geerts, Floris. 2012. Foundation of Data Quality Management.
Morgan&Claypool: Canada.
33
Gaol, C. J. L., 2008. Sistem informasi manajemen : pemahaman dan aplikasi. Jakarta:
Grasindo.
H, Boy S. 2005. Sistem Informasi Rumah Sakit, Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Jateng
DIY
HealthIT.gov, t.thn. What is health information for purposes of the Mobile Device Privacy
and Security subsection of HealthIT.gov?. [Online] Available at:
https://www.healthit.gov/providers-professionals/faqs/what-health-informationpurposes-mobile-device-privacy-and-security-sub
[Diakses 3 October 2015].
Heather Grain, P. P., 2009. Using Health Data : Applying Technology to Work Smarter.
Australia: Elsevier.
Hutahaean, J., 2014. Konsep Sistem Informasi. 1st penyunt. Yogyakarta: Deepublish.
Mawarni, Atik, dkk. 2005.Konsep Sistem Informasi danSistem Informasi Kesehatan,
Semarang: Universitas Diponegoro
Nasution B, 2011. Peranan SAP (System Aplication Processing) Dalam Pelaporan Piutang
Pada PT. Mestika Mandiri Medan. Journal of Sumatera Utara University. Retrieved
from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25976/. Access on October 2,
2015.
Normalina Napitupulu, N. S. S., 2010. Struktur Data dan Algoritma. Mean: USU Press.
Nuryati. Widayanti, nurzara, anggar. 2015. Evaluasi implementasi sistem electronic health
record (EHR) di rumah sakit akademik universitas gadjah mada berdasarkan metode
analisis pieces. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X,
Vol.3, No.1, Maret 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 10 Tahun 2010 tentang PEdoman
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Di Lingkungan Kementrian Komunikasi dan
Informatika.
Pintara, Aldi dkk. 2013. Analisis dan peancangan basis data pendataan pasien pada rumah
sakit umum daerah kota Prabumulih. Jurnal ilmiah xxxxxxxxxxx. Vol.xx No.x Maret
2013: 5-14
R. Kelly Rainer Jr., C. G. C., 2011. Introduction to Information System. 3rd penyunt. 111
River Street, Hoboken: John Wiley & Sons, Inc..
34
Saa Bakarada, A. K., 2013. Data, Information, Knowledge, Wisdom (DIKW): A Semiotic
Theoretical and Empirical Exploration of the Hierarchy and its Quality Dimension.
Australasian Journal of Information Systems, Volume 18 No 1.
Syafrizal Helmi Situmorang, I. M. D. M. J. D. F. F. S., 2010. Analisis Data: Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.
WebsterNew World College Dictionary, 2015. Your Dictionary. [Online]
Available at: http://www.yourdictionary.com/data#websters
[Diakses 3 October 2015].
Yunianto, Yanuar. - . Penerimaan Sistem Online Public Access Catalog (OPAC)
di Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B. Surabaya. Departemen Ilmu Informasi
dan Perpustakaan
35