Anda di halaman 1dari 5

BAB I

AKHLAKUL KARIMAH DALAM BIRRUL WAALIDAINI

A . Kewajiban Berbakti Kepada Ibu Bapak


Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Luqman ayat 15 :
“Jika keduanya (ibu-bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik menyekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak engkau ketahui, maka janganlah engkau ikut keduanya dan
bergaulah dengan keduanya di dunia dengan baik.”
B . Berbakti Kepada Ibu Bapak Menebus Dosa Besar
Ibnu Umar berkata “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw. Dan
berkata “Saya telah melakukan dosa besar, apakah mungkin dosa itu diampuni ?” Dalam
riwayat lain dikatakan “Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih
menjawab “Keduanya telah meninggal dunia” Rosulullah bertanya lagi : “Apakah kau punya
khalah (Saudara ibu)?” “Ya, punya”. Jawab lelaki itu , Maka kembali Rosulullah bersabda
“Berbaktilah dirimu kepadanya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Habban dan Al-Hakim).
C . AL-BIR Tidak Berakhir dengan Wafatnya Ibu-Bapak
Dalam hadist yang lain dikatakan : “Permohonan ampum seorang anak untuk ayahnya
sesudah meninggal dunia, termasuk baktinya” (R.Ibu Najjar Dikisahkan oleh Malik bin Zurarah
Ra).
Dari Ibnu Umar Ra, Rasulullah Saw pernah bersabda : “Apabila anak Adam meninggal
dunia, terputuslah semua amal perbuatannya, kecuali tiga perkata ; Sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan orang, dan anak sholeh yang mendiakannya” (R.Al-Bukhari. Muslim dan Abu
Daud).
D . Amalan – amalan Yang Termasuk AL-BIR

 Berziarah ke kubur Ibu Bapak.


 Membina hubungan baik dengan kawan Ibu Bapak termasuk AL-BIR.
 Memandang orang tua termasuk ibadah.
 Sikap lemah lembut.
 Berdiri menyambut Ibu Bapak.
BAB II

AKHLAKUL KARIMAH DALAM BIRRUL WAALIDAINI

A . Diri dan Hartamu Milik Ayahmu


Sahabat Jabir Ra. Berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan
berkata : “Ya Rasulullah, saya punya anak dan harta, dan ayahku ingin menghambur-
hamburkan uang dan harta saya itu” Maka jawab Rasulullah Saw. “Engkau dan hartamu milik
ayahmu!” (dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya).
B . Kewajiban Mendoakan Ibu-Bapak
Allah Swt berfirman :
“Dan Rabb-mu telah memerinyahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya berusia lanjut, maka janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak keduanya, akan tetapi
ucapkanlah kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap keduanya dengan penuh rasa kasih sayang dan terhadap keduanya dengan rasa kasih
sayang dan katakanlah : “Wahai Rabbku, kasihanilah keduanya, sebagaimana keduanya telah
mendidik aku pada waktu kecil” (al-Isra 23-24).
Sementara itu para At-Tabi’in berpendapat “Siapa yang mendoakan ibu-bapaknya lima
kali dalam sehari semalam, maka ia telah menunaikan kewajiban kepada keduanya, sesuai
dengan firman Allah Swt.

ۡ ِ ۡ ِ ۡ ِ ِ ۡ ۡ ۡ ِ
)١٤ :‫ِل ال َمصيُ (اللقمان‬ َ ‫اَن اش ُكر ِِل َول َـوال َدي‬
َّ َ ‫ك ا‬
“Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada orang tuamu, hanya kepada-Ku lah
semuanya akan kembali” (QS. Al-Luqman 14).
C . Enggan Mendoakan Kedua Orang tua Dapat Menyebabkan Miskin
Sahabat Anas Ra berkata dia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda “Kalau
seorang hamba enggan mendoakan orang tuanya, maka rejekinya akan seret” (R.Al-Hakim dan
ad-Dailimu dalam “Musnadil Firdaus”)
D . Durhaka Kepada Orang Tua
Uququl Walidain adalah lawan dari Birrul Walidain, yang berarti tidak patuh,
mengabaikan, menyakiti, mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan, meremehkan,
memandang dengan pandangan yang hina, dan lain-lain. Dan di dalam Al-Qur`an :

‫ت ٱلْ ُقُرو ُن ِمن قَـْبلِى‬ َ َ َ َْ ٓ َ


ٍّ ‫ال لِ َٰولِ َدي ِه أ‬
ِ َ‫ُف لَّ ُكمآ أَتَعِ َدانِِِن أَ ْن أُخرج وقَ ْد خل‬
ْ َ َ َ‫ق‬ ‫ى‬ ‫ذ‬ِ َّ‫وٱل‬
َ
‫َس ِط ُي‬
ََٰ ‫ول َما ََٰه َذآ إََِّّلٓ أ‬ َِّ ‫ٱَّلل ويـلَك ء ِامن إِ َّن وع َد‬
ُ ‫ٱَّلل َح ٌّق فَـيَـ ُق‬ ِ َ‫و ُها يستَغِيث‬
ْ َ ْ َ َ ْ َ ََّ ‫ان‬ َْ َ َ
(١٧ :‫ي )األحقاف‬ ِ
َ ‫ْٱأل ََّول‬
“Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah
kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan
kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah
benar". Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka" (QS.
Al-Ahqaf 17).
Hal-hal yang termasuk durhaka :
1. Membuat sedih atau menangis.
2. Membelalakkan mata.
3. Tidak senang dan menghindar.
4. Memukul ibu-bapak.
E. Jalan Keluar Bagi Orang Durhaka
Anas Ra. Berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Seorang hamba yang ditinggal pergi oleh
kedua orangtuanya, atau salah seorang keduanya, sedang dia durhaka kepada keduanya. Lalu
sang anak senantiasa mendoakan keduanya dan memohonkan ampun untuk keduanya,
sehingga Allah berkenan mencatatnya sebagai seorang yang berbakti kepada keduanya.” (R.Al-
Baihaqi dalam “Syu`abil Iman”).
BAB III

AKHLAKUL KARIMAH

A . Tidak Menyerupai Laki-Laki


Rasulullah Saw. amat mengutuk wanita yang menyerupai laki-laki. Ini menunjukka
perbuatan tersebut sangat dilarang dan diharamkan karena dipandang sebagai perbuatan keji
serta bertentangan dengan fitra kewanitaannya. Diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa Abu
Hurairah r.a berkata :

ِ ‫الرجل يـ ْلبس لِبسةَ اْملرأ‬ ِ ‫ لَعن رسو ُل‬:‫ال‬


‫س‬ ‫ب‬ ‫ل‬
ْ ‫ـ‬
َ‫ت‬ ‫ة‬
َ َ
‫أ‬‫ر‬‫مل‬ْ‫ا‬ ‫و‬ ، ‫َة‬
ُ َ َْ َ َْ َ ْ ُ َ َ َ ُ َّ ‫ص‬ ‫هللا‬ ْ ُ َ َ َ َ َ‫َع ْن اَِِب ُهَريْـَرَة ق‬
(‫ )ابو داودواحلاكم‬.‫الر ُج ِل‬َّ َ‫لِْب َسة‬
Dari Abu Hurairah, ia berkata, " Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat orang laki-laki yang
memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki". (HR. Abu Dawud dan
Hakim).
B . Bersabar Ketika Mendapat Musibah
Ujian dan musibah adalah komponen yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan itu
sendiri. Bahkan dapat dikatakan bahwa hidup itu adalah ujian, dan di dalam atmosfer ujian itu
terdapat blessing in disquise (rahmat terselubung). Orang yang dapat melintasi riak dan ujian,
maka ia akan dapat hidup di pulau impiannya dan sebaliknya orang yang tidak dapat
melintasinnya, akan ditelan badai. Dan senjata yang terampuh dalam menghadapi ujian adalah
bersabar. Rasulullah bersabda :

َّ ‫َح ٌد َعطَاءً َخ ْياً َوأ َْو َس َع ِم َن‬


‫الص َِّْب‬ ‫أ‬
َ َ‫ى‬ ِ ‫اَّلل وما أ ُْع‬
‫ط‬ َِ ‫ص ََّّب ي‬
َ َ َُّ ُ‫ص َّْبه‬ ُ ْ َ َ‫َم ْن يَـت‬
(‫)رواه البخاري ومسلم‬
“Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tiada pemberian
yang lebih baik dan luas yang diberikan Allah kepada seseorang yang melebihi pemberian
kesabaran”.(Riwayat Bukahri dan Muslim)
Allah berfirman :

ِ ِِ ِ ‫الَّ ِذين إِ َذا أَصابـْتـهم م‬


‫ات‬ َ ‫ك َعلَْي ِه ْم‬
ٌ ‫صلَ َو‬ َ ِ‫صيبَةٌ قَالُوا إِ ََّّن ََّّلل َوإِ ََّّن إِلَْي ِه َراج ُعو َن أُوَٰلَئ‬ ُ ُْ َ َ َ
(١٥٧ -١٥٥ :‫ك ُه ُم الْ ُم ْهتَ ُدو َن)البقرة‬ َ ِ‫ِم ْن َرِِبِ ْم َوَر ْْحَةٌ ۖ َوأُوَٰلَئ‬
“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mengucapkan. ‘Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji`unn’. Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk”(QS,Al-Baqarah 155-157).
Maka bila mendapat musibah hendaklah ananda bersabar dan mengucapakan :
‘Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji`unn’ dan berdoa kepada Allah agar berkenan memberi balasan
kepada diri ananda dan menggantinya dengan yang lebih baik dari ujian yang ananda alami.

Anda mungkin juga menyukai