Anda di halaman 1dari 4

Kehidupan Wanita Hebat

Judul buku : The Lavender House

Pengarang : Joceline F. Jana

Editor : Misni Parjiati

Penerbit : DIVA Press

Tahun terbit : 2014

Harga buku : Rp35.000

Jangan dilihat dari covernya, tetapi lihatlah dari isi novel ini. Memang dari cover terlihat
kurang menarik. Karena desain cover terlalu polos dan tidak terdapat unsur aesthetic, hanya
menggambarkan tumbuhan lavender. Jadi pembaca masih kurang mendapatkan gambaran
dari novel ini. Dari segi warna juga tidak begitu mencolok, dan mudah kotor jika tidak diberi
sampul. Font judul terlihat biasa saja. Untuk desain dalam novel pun kurang bagus. Tidak
ada gambar yang menarik di setiap halamannya. Tetapi dalam novel ini relate untuk dibaca.
Disini penulis menceritakan tentang kehidupan para wanita hebat yang bisa menginspirasi
kita. Di setiap bab nya terdapat kalimat-kalimat bijak. Hal yang menarik disini yaitu adanya
lirik lagu-lagu lawas yang mungkin banyak generasi jaman sekarang tidak mengetahui lagu
tersebut. Tetapi lagu-lagu yang dicantumkan memiliki makna yang sangat indah.

Novel ini menceritakan seorang anak yatim piatu bernama Amanda. Dia tinggal di panti
asuhan yang terletak di sebuah kota kecil. Pengasuhnya bernama Maggie, dia adalah wanita
tua yang baik hati. Amanda diantar oleh pengacara ibunya, Pak Collins. Rumah Maggie
tersebut akan menjadi tempat terakhir yang dia kunjungi, setelah berkali-kali harus pindah
panti asuhan. Amanda sangat menyukai tempat ini. Banyak hal yang bisa dilakukan, karena
ditempat ini setiap anak mendapatkan pekerjaannya masing-masing mulai dari berkebun
dan beternak. Mereka juga pergi ke sekolah yang dikelola oleh wanita bernaman Deakan.

Suatu hari, tibalah seorang anak baru bernama Stacey. Dia gadis kecil yang sangat malang.
Saat datang ke tempat ini dia terlihat takut dengan orang-orang. Stacey dan Amanda
seumuran, tetapi Stacey lebih kecil darinya dan dia sangat pendiam. Selama hidupnya dia
selalu berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti ibunya.Stacey dikenal sebagai bayi hasil
narkoba, karena ibunya adalah seorang narapidana. Amanda dan Stacey berbagi kamar.
Maggie meminta Amanda untuk mengajari beberapa pekerjaan kepada Stacey. Mereka
lebih akrab satu sama lain seiring berjalannya waktu, Stacey mulai banyak bicara dengan
Amanda.

Waktu berjalan begitu cepat, Amanda mendapatkan beasiswa kedokteran di Universitas


Melbourne. Berita bagus baginya, tetapi dia juga sedih karena harus meninggalkan tempat
yang selama ini membesarkannya. Stacey terlihat khawatir karena Amanda yang sudah
dianggapnya seperti saudara harus meninggalkannya. Mereka mempunyai mimpi untuk
pergi ke kampus dan berkarier bersama. Walaupun Amanda satu tahun lebih muda, tetapi
pendidikan formal Stacey dua tahun tertinggal daripada aku. Stacey diterima di Universitas
Ballarat setelah lulus dari sekolah menengah atas. Mengucapkan selamat tinggal kepada
Maggie, Stacey, rumah, dan anak-anak adalah saat yang menyedihkan. Dalam perjalanan
Amanda dan Pak Collins banyak berbincang, terutama tentang ibu Amanda. Ketika Amanda
memasuki kota, dia kagum dengan gedung-gedung yang tinggi. Terbiasa tinggal di sebuah
lingkungan yang sederhana, Amanda tidak yakin akan betah tinggal di kota.

Stacey mengalami saat-saat yang sulit tanpa Amanda, dia menjadi sangat pendiam. Masa
lalunya yang kelam membuatnya sedikit emosional dan pernah sekali dia memukul
temannya di sekolah. Maggie berusaha membuat Stacey untuk meminta maaf, tetapi tidak
berhasil. Sejak kejadian itu Stacey dan Maggie sering kali beradu mulut, dan Stacey banyak
berubah.

Sekian lama akhirnya Amanda pulang ke rumah. Mereka menyambutku dengan hangat.
Stacey segera berlari kepada Amanda dan memelukanya, betapa rindunya Stacey dengan
Amanda sampai membuatnya menangis. Amanda terus membujuk Stacey untuk tegar dan
selalu berpikir positif. Walaupun awalnya sulit, tapi akhirnya berhasil juga. Stacey mulai
menjadi seseorang yang memandang hidup adalah sebuah berkah. Maggie dan Amanda
banyak berbincang-bincang. Maggie berencana untuk tinggal di sebuah rumah
peristirahatan di kota sebelah rumahnya setelah dia menjual rumahnya. Amanda
memahami apa yang dikatakan Maggie, karena dia sudah tua dan kesehatannya yang tidak
baik.

Stacey kuliah di kota kelahirannya dan beberapa tahun kemudian pindah ke London. Dia
memiliki karier yang cemerlang di bidang keuangan. Amanda sendiri berkarier di sebuah
rumah sakit di Melbourne. Beberapa waktu berlalu, Amanda mendapatkan kabar bahwa
Maggie terjatuh dan segera membawanya ke rumah sakit tempat Amanda bekerja. Pada
akhirnya Maggie pun meninggal karena penyakit yang di deritanya. Maggie meninggalkan
warisan, dan membaginya rata kepada Amanda dan Stacey.

Dedikasi Amanda begitu tinggi terhadap pasien sampai tak sempat mengambil libur.
Akhirnya dia mengambil cuti selama enam bulan dan menyiapkan dirinya untuk sebuah
petualangan. Amanda memutuskan untuk bepergian ke luar negeri, dan mungkin untuk
tinggal disana. Dia membeli sebuah rumah kecil di Provinsi Cao Bang di Vietnam.
Pemandangannya begitu mempesona dan dikelilingi keindahan alam.

Sesampainya di Bandar Udara Internasional Da Nang, Amanda di jemput oleh Thanh si


pemilik rumah. Turun dari mobil, Amanda sangat terkejut karena rumah nya terlihat lebih
besar dibandingkan dengan foto. Dan ternyata rumah yang dimaksud adalah sebuah
kelenteng China tua yang pernah ditinggali oleh beberapa generasi orang-orang terhemat,
dan penghuni yang terakhir adalah seorang biksu.

Di hari berikutnya, Amanda memberanikan diri untuk keluar dari kamar tidur. Dia mulai
berkeliling sekitar rumah. Setelah dilihat-lihat rumah ini terlihat indah. Di belakang terdapat
dua pintu besar, Amanda membuka dan terpesona dengan sebuah pemandangan yang
begitu indah. Halaman belakang yang besar dengan jembatan kecil di tengahnya yang
pernah dipakai sebagai kolam, dan dikelilingi oleh tanaman-tanaman liar yang tidak lain
adalah bunga lavender. Harumnya membuat hatinya tenang, dia mulai jatuh cinta dengan
rumah tua ini.

Amanda dan Thanh pergi ke kota untuk membeli beberapa kebutuhan. Disana Amanda
bertemu dengan Jake yang akan membantunya dalam berkomunikasi dan juga
membantunya merenovasi rumahnya. Meraka pergi menuju kota yang dihuni oleh
penduduk yang sudah lanjut usia. Amanda datang untuk meminta izin merenovasi rumah
dengan membawa peralatan modern, dan mengecatnya kembali dengan cat warna ungu
karena warna ungu adalah simbol desa ini. Para orang-orang tua itu sangat senang dan
memberiku ijin.

Suatu hari Jake mengajak Amanda ke kantornya, dia mendapat telepon yang berasal dari
kedutaan Australia di London. Ternyata sahabatnya Stacey telah tewas, Amanda pun duduk
terpaku lemas. Dia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, dan memintanya untuk
memeriksa sekali lagi bahwa yang ditemukan mereka adalah Stacey. Setelah menunggu
beberapa menit, Amanda memdapatkan telepon yang memberitahunya bahwa itu benar-
benar Stacey. Dia merasa dunia telah runtuh, semua orang yang dicintainya pergi begitu
saja. Malam itu Thanh dan istrinya menemani Amanda di rumah nya. Jake pergi ke London
untuk membantunya mengurusi beberapa hal.

Di pagi berikutnya Pak Collins menghubungi Amanda bahwa selama ini Stacey memiliki
seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang bernaman Benjamin. Dia terkejut dengan
yang dikatakan Pak Collins karena selama ini Stacey tidak pernah memberitahunya tentang
hal ini. Benjamin akan tinggal bersama Amanda di Vietnam. Sesampainya di Vietnam
Amanda langsung menyambut Benjamin dengan hangat, dia begitu sopan dan diumurnya
yang di tujuh tahun dia terlihat sangat dewasa. Ben terus menggenggam teko abu ibunya.

Esok paginya, mereka pergi mengunjungi air terjun Ban Gioc untuk menaburkan abu
Stacey. Tempat itu memiliki pemandangan yang sangat indah, seperti yang disukai Amanda
dan Stacey. Beberapa hari kemudian Amanda mulai melakukan renovasi terhadap rumahnya
dibantu oleh Jake dan warga desa. Setelah itu, Amanda dan Ben berbincang-bincang, dia
sangat menyukai tinggal di tempat yang menyenangkan dan menarik ini. Dengan sebagian
besar rumah yang telah di renovasi, Ben dan Amanda memutuskan untuk segera
menyelesaikan urusan kebun. Menjelang sore, Ben mengajak Amanda untuk ke luar kamar
dan menunjukkan bagian belakang rumah. Dia terpukau dengan apa yang dia lihat, taman
itu terlihat begitu indah. Menunjukkan ikan emas yang dia tangkap sendiri dengan Jake, dan
terdapat dua kandang ayam. Jake memilih ayam-ayam itu dengan sendiri. Ben mengajak
Amanda ke depan ruangan di mana jalan yang menuju rumah ditanam oleh tumbuhan
lavender, dan terdapat sebuah papan bertuliskan Rumah Lavender. Amanda sangat
menyukainya.

Di tahun berikutnya, Jake dan Amanda akhirnya menikah, dan mengadakan upacara
pernikahan di rumah mereka. Semua orang-orang desa juga datang. Mereka mengadopsi
Ben secara resmi setelah pernikahan. Lima tahun kemudian, mereka menjadi keluarga
beranggotakan enam orang. Saat itu, Rumah Lavender menjadi sangat terkenal. Banyak
orang-orang datang untuk berdoa, dan juga banyak wisatawan datang untuk berkunjung.
Orang-orang sekarang mengetahui Rumah Lavender sebagai rumah untuk menemukan
kedamaian, cinta, dan harapan.

Dalam menggambarkan tokoh dan wataknya sangat detail, sehingga sosok tokoh terlihat
nyata. Seperti pada halaman 12 dan 15, menggambarkan tokoh Maggie seorang wanita
bertubuh pendek dan gemuk berumur 40 tahun. Dia terlihat serius dan berbicara dengan
suara lantang, tetapi dia sebenarnya berhati lembut.

Penggambaran latar cerita juga bagus, seolah-olah kita bisa merasakan sedang berada
pada latar tempat itu. Seperti pada halaman 137, menggambarkan halaman belakang rumah
yang Amanda beli, disana terdapat kolam yang ditengahnya ada sebuah jembatan kecil dan
dikelilingi oleh tanaman-tanaman yang tumbuh liar yaitu bunga lavender.

Menggunakan sudut panda orang pertama. Sehingga pembaca seakan-akan menjadi


Amanda dan bisa dengan mudah membayangkan kejadian yang sedang dialami tokoh. Dan
banyak nilai-nilai kehidupan yang dijumpai di dalam novel ini.

Dalam penulisan masih ditemukan kesalahan eja dan beberapa kalimat terdapat kelebihan
kata. Seperti kalimat pada halaman 47, walaupun penampilannya sedikit agak memalukan.
Novel ini kebanyakan menggunakan narasi daripada dialog. Terdapat alur yang kurang rapi,
seperti pada halaman 53. Di halaman tersebut Amanda memutuskan untuk pulang, tetapi di
bab selanjutnya menceritakan hal lain. Barulah di halaman 77, Amanda pulang ke rumah.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, novel ini layak dibaca oleh banyak kalangan.
Dalam novel ini banyak kejadian yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran hidup.
Mengajarkan kita untuk tidak putus asa dan percaya pada mimpi kita sendiri. Menjalani
kehidupan yang kita pilih. Tentang keluarga, persahabatan, dan cinta semuanya ada di novel
ini. Kalimat yang terdapat pada setiap bab bisa dijadikan motivasi bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai