Anda di halaman 1dari 3

Besar Pasak Daripada Tiang

Kayla heran, kenapa Risa sering sekali meminjam uangnya. Kalau Risa ditanya, ada saja
alasannya. Persis seperti pagi ini di kelas, Risa meminjam uang lagi kepada Kayla.

“Kay, aku pinjam uang ya, hanya 5000 Rupiah, kok.” Ucap Risa.
“Kok kamu pinjam uang terus, memangnya uang itu untuk apa?” Ucap Kayla bertanya
kepada Risa.
“Nanti aku ganti, kok.” Ucap Risa.
“Aku kan bertanya untuk apa, kenapa kamu jawabnya seperti itu?” Ucap Kayla.
“Jangan pelit dong, Kay…” Ucap Risa.
“Bukannya aku pelit, tapi uang yang kamu pinjam kemarin-kemarin saja kamu belum
menggantinya.” Ucap Kayla.
“Aku bakalan ganti uang kamu, kok.” Ucap Risa.
“Iya deh Ris, kamu mah alasan terus. Ini uangnya.” Ucap Kayla sambil memberikan
selembaran uang kertas 5000 Rupiah.

Seperti biasanya Kayla memberikan pinjaman uang kepada Risa, habisnya Risa terus
memaksa.

Saat jam istirahat Kayla melihat Risa membeli makanan lumayan banyak. Kayla berpikir
kalau uang yang ia pinjamkan itu untuk membeli semua makanan itu.

“Risa, uang yang aku pinjamkan itu untuk membeli semua makanan ini.” Ucap Kayla.
“Iya, habisnya aku lapar.” Ucap Risa.
“Memangnya uang saku kamu tidak cukup untuk membeli beberapa makanan saja?” Ucap
Kayla.
“Tidak, soalnya uang saku aku hanya 5000 Rupiah saja.” Ucap Risa.
“5000 Rupiah saja kan cukup untuk membeli beberapa makanan, kalau kamu terlalu banyak
makan nanti kamu malah sakit perut. Lagipula kan guru kita selalu mengajarkan kalau kita
harus berhemat dan jangan lebih besar pasak dari pada tiang, kita harus menggunakan uang
kita secukupnya dan jika masih sisa uang itu kamu tabung saja supaya di masa depan nanti
kamu bisa menggunakan uang tabunganmu itu untuk membeli sesuatu.” Ucap Kayla
mengingatkan Risa akan pentingnya berhemat.
“Terima kasih ya, Kayla kamu sudah membuat aku menyadari kesalahanku. Mulai besok aku
akan berhemat dan mulai mengganti uang yang aku pinjam padamu, tapi aku gantinya nyicil
ya, Kay.” Ucap Risa.
“Iya, tidak apa-apa, Risa yang penting sekarang kamu sudah menyadari kesalahanmu.” Ucap
Kayla.

Keesokannya Risa sudah tidak meminjam uang lagi kepada Kayla dan justru malah
mengganti uang yang sudah ia pinjam kepada Kayla.
Arti Ketulusan

Hidup Sheril penuh dengan kemewahan apa yang Sheril mau selalu dituruti oleh kedua
orangtua Sheril. Sheril yang malas membaca, malas belajar dan selalu bermain dengan
temannya atau bermain permainan di gadgetnya setiap hari dan setiap ulangan selalu nilainya
jelek dan tidak pernah bagus. Setiap di rumah tidak pernah membuka buku hanya di sekolah
Sheril membuka buku. Dan malam itu ujian nasional hari pertama dan Sheril hanya asik
bermain dengan gadgetnya.

“Sheril kamu nggak belajar? besok kan UN” ibu mengambil hp “Iya bentar lagi, ntar juga
belajar” dan menarik hp “ya udah terserah kamu kalau kamu tidak lulus SD ibu akan tarik
fasilitas yang ada di kamu” mengancam “iya deh terserah”

Hari begitu cepat berlalu saatnya pembagian rapor kenaikan kelas. Dan Sheril tidak lulus SD
karena dia tidak belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya hanya bermain. Akhirnya fasilitas
yang Sheril dapat selama ini ditarik oleh kedua orangtuanya. Sheril marah dan dia pergi dari
rumah.

Ia tidak tahu harus kemana, kalau ke rumah saudara dan tantenya pasti disuruh pulang ke
rumah dan Sheril memutuskan ke rumah temannya tetapi menolak berbagai alasan dan
akhirnya Sheril bertemu dengan anak seumuran dengannya berumur 12 tahun bernama Karin,
dia baik mau menolong Sheril saat dia tidak tahu harus kemana, dia juga pintar, saat dia
mencari barang bekas untuk dijual tetapi dia tidak jual buku yang dia dapat, dia selalu
membaca karena dia tidak sekolah, hidupnya kebaliknnya dengan Sheril.

Sheril menginap di rumah Karin, Sheril selalu malu dengan karin dia yang hidup dengan
keterbatasan ekonominya masih ingin sekolah dan belajar sedangkan Sheril Sheril hanya
bermalas malasan. Dia banyak mengajarkan arti kehidupannya kepada Sheril. “terima kasih
Sheril kamu mau jadi teman aku, kamu juga nggak malu berteman dengan orang miskin
seperti aku” Karin merendah “tidak, aku tidak malu berteman denganmu, aku ingin berterima
kasih denganmu aku jadi tahu arti kehidupan” Sheril tersenyum dan memeluk karin “iya
Sheril sama-sama”.

Setelah seminggu di rumah Karin yang tidak cukup layak, Karin selalu belajar bersama
Sheril. Sheril jadi memebaca buku berkat karin. Dan akhirnya Sheril sadar dan kembali ke
rumah untuk minta maaf kepada orangtuanya yang selama ini Sheril berbuat yang tidak baik.

Dan setahun sudah saat kenaikan kelas Sheril selalu belajar dan membaca dan akhirnya Sheril
naik kelas dan mendapat ranking 5 besar walau Sheril bukan ranking 1. Itu semua berkat
Karin yang mengajarkan Sheril sampai Sheril ingin belajar. Dan Sheril ingin karin bersekolah
di sekolah Sheril dan menjadi teman Sheril, akhirnya ibu Sheril membiayai sekolah Karin
sampai lulus perguruan tinggi karena Karin sudah merubah hidup Sheril dengan lebih baik
lagi dan karin menjadi sahabat Sheril dengan tulus.
Kucing Yang Bernasib Buruk

Seekor kucing yang tidak mempunyai tempat tinggal tengah mencari tempat untuk
melahirkan. Dengan lelahnya ia mencari namun tak kunjung menemukannya.

Hari semakin gelap dan matahari pun mulai tenggelam, beberapa saat kemudian rintik-rintik
hujan pun mulai turun lama kelamaan hujannya semakin deras. Ia sudah tidak sanggup lagi
untuk mencari dan akhirnya ia terjatuh lalu ia setengah kehilangan kesadaran. Dalam keadaan
itu ia melihat ada seseorang yang datang dan tiba-tiba orang itu mengangkat kucing tersebut
dan membawanya pergi. Kucing yang sebelumnya kehilangan setengah kesadaran dan
sekarang benar-benar kehilangan kesadaran sehingga ia pun tidak tau apa-apa lagi.

Setelah sadarkan diri ia sangat ketakutan karena ia telah berada di dalam kandang di rumah
yang tidak ia ketahui. Ia takut kalau ia akan diapakan.
Tidak lama kemudian datang seseorang, tapi sepertinya ia pernah melihat orang itu dan
ternyata ia ingat bahwa orang itu yang membawaku semalam katanya dalam hati. Orang itu
datang dengan membawa sesuatu dan diberikan kepadaku. Oh ternyata itu makanan. Ia
mengira kalau anak itu jahat dan mau menyakitinya. Lalu ia mulai berpikir anak itu baik dan
hanya mau memeliharanya.

Beberapa jam kemudian ia sudah mau melahirkan. Anak itu tau kalau kucing tersebut mau
melahirkan dan anak itu menyiapkan kardus di teras depan rumah untuknya lalu dia
memasukkan kucing itu ke dalam kardus. Karena sudah tidak tahan lagi ia langsung
melahirkan di dalam kardus.
Tak lama kemudian ada seekor kucing kecil yang lucu dan induknya itu sedang menyusuinya.

Keesokan harinya anak itu datang lagi dan memberikanku makan setelah itu dia pergi sekolah
dengan kedua orangtuanya yang sekalian pergi untuk bekerja. Setelah anak kucing kecil itu
tertidur induknya pun pergi menigalkannya untuk mencari makan karena tidak ada seorang
pun di rumah untuk memberinya makan. Ia lalu berjalan dan melihat tong sampah di
seberangan jalan dan ia pun menyeberangi jalan untuk mencari makan di tong sampah itu.
Selagi ia menyeberangi jalan tiba-tiba ada mobil yang berjalan sangat cepat sehingga ia
ketabrak dan mati seketika dan mengeluarkan darah banyak sekali.

Sepulang anak itu dari sekolah dengan berjalan kaki dia melihat seekor kucing yang mirip
dengan kucing peliharaannya mati di jalan. Setelah dia melihat dengan teliti ternyata itu
memang kucingnya. Dia langsung mengeluarkan air mata dan membawa kucing itu ke
halamannya dan menguburkannya.

Hanya anak kucing itu yang tertinggal. Karena tak tau harus kasih apa ke anak kucing itu,
beberapa hari kemudian anak kucing itu akhirnya mati dan anak itu pun menguburkannya
juga di samping kuburan induknya. Hanya kenanganlah yang tertinggal. Kini kalau anak itu
merindukannya dia hanya pergi ke kuburan kucingnya. Semenjak saat itu dia tak ingin lagi
untuk memelihara hewan lagi.

Anda mungkin juga menyukai