Anda di halaman 1dari 4

PERMAINAN MASA KECIL

Pada hari saat liburan sekolah aku dan teman teman bermain di lapangan. Aku (Aulia) dan Tasya
salah satu temanku menunggu teman teman lainnya di depan rumah Tasya, aku dan teman teman
sebelumnya sudah sepakat berkumpul di rumah Tasya agar kita menuju lapangan bersama sama.

Ketika sudah berkumpul semuanya aku dan teman teman berjalan bersama sama menuju ke
lapangan. Di tengah perjalanan kita berbicara
“Aulia kita ntar bermain apa?” kata Tasya
“Aku juga belum tau tas.” kata Aulia
“Apa kita main Petak umpet aja.” Kata Putri
“Apa kalian setuju kita bermain Petak umpet.” Kata Aulia
“Iya setuju” kata semua

Selang beberapa menit kita semua sampai di lapangan tempat bermain, kita mencari tempat
untuk bermain petak umpet.
“Hey, apa kita bermain disini aja.” Kata Tasya sambil berteriak

Dan semua menuju tempat yang dipilih Tasya. Tempatnya di sebelah barat Sekolah Tk
Pertiwi, kebetulan dilapangan itu ada sekolah tk nya dan banyak rumah rumah warga jadi
mudah untuk tempat bersembunyi.
“Yaudah kita main disini aja biar ngumpetnya enak.” Kata Nafi
“Yaudah Buat nentuin yang jaga, pake hompimpah saja.” Usulku
“Iya bener setuju,biar gampang.” Kata Tasya

“Yaudah ayo!.” Kata Nafi

Setelah kita melakukan beberapa kali hompimpah, akhirnya yang menjaga petak umpet
pertama kali adalah Tasya.
“Tas kamu yang mencari kita sembunyi” kata Aulia
“Yaudah aku hitung sampai 20 kalian cari tempat sembunyi” kata Tasya
“yaudah kita mulai sekarang” kata Nafi
“Ok aku hitung sampai 20 ya” kata Tasya

Kita bertiga mencari tempat sembunyi yang berbada-beda. Selesai Tasya berhitung Tasya
mencari kita sembunyi. Tasya menemukanku duluan lalu Aku ikut mencari Putri dan Nafi.
Selang beberapa menit Tasya sudah menemukan Putri dan Nafi.
Yang Tasya temukan Pertama adalah Putri, jadi yang harus menjaga adalah Putri.

“mencari kita Put ya” kataku


“Yaudah kalian sembunyi aku hitung sampai 20 kalian sembunyi” kata Putri
“Ok kata mulai dari sekarang” kata Tasya

Dan selang beberapa menit Putri sudah menemukan semuanya. Dan waktu sudah menjelang
waktunya sholat Maghrib. “Sekarang waktunya buat sholat Maghrib ayo kita pulang dulu
nanti main lagi setelah ngaji dimasjid” Kata Putri

“Ayoo,pulang bareng ya!” kata Aulia


Karena arah rumah kami sama,kami pulang bersama sama sambil mendongeng dan bercanda
disepanjang jalan.

Kami memetik bunga di dekat sawah,lalu bunga itu kami taruh ditelinga dan kami berpura-
pura menjadi prinses. Lalu kami bergandengan tangan sepanjang jalan sampai kami pulang
kerumah masing masing.

Dan tadi disaat di perjalanan kami mengingat kalau tadi pagi kami diundang kerumah Yani,
karena Yani akan mengajarkan kami membuat egrang.
kami ber janji akan kerumah Yani jam 20.00 , Tapi sebelum itu kami berkumpul dulu
dirumah Putri agar kami dapat pergi bersama sama kerumah Yani. Pukul 19.30 Putri, Aulia,
dan Nafi sudah berkumpul di rumah Putri. Kita menunggu Tasya yang belum datang.

Setelah beberapa menit menunggu Tasya. Akhirnya tasya sampai dirumah Tasya dan
langsung bergegas menuju rumah Yani.

Kami sudah sudah membawa bambu dan parang untuk membuat egrang yang akan diajarkan
oleh ayah Yani.

“hallo semuaaa! Hai tasya hai putri hai nafi haii aulia” Yani menyapa satu persatu sambil
senyum ceria. Yani memang dikenal sebagai anak yang sangat ramah dan baik hati,sampai
sampai saat dijalan lalu Yani bertemu orang walaupun Yani tidak mengenal orang itu Yani
tetap menyapanya dengan wajah cerianya. haha

“maaf ya yann kami sedikit terlambat” kata Tasya

“gapapa kokk,santaii. Sini masuk dulu aku buatin teh sama tak panggilin ayahku” kata Yani

“okk yann,terimakasihh”

“ini yaa teh nya, diminum dulu kalian pasti capek kan jalan kaki” kata Yani

“Langsung bikin engrang aja ayo yan, kami udah tidak sabar nih!” kata Aulia bersemangat

“Yaudah,ayoo!” kata Yani

Yani pun memanggilkan ayahnya.

“yah ini teman teman yani, ada Aulia Tasya Putri dan Nafi” yani memperkenalkan temannya
ke ayahnya

“kami ingin diajarkan membuat engrang untuk tugas sekolah besok yah” kata Yani

“Oooh iya,kita membuatnya di halaman rumah saja” kata Ayah Yani.

Ayah Yani mulai memotong bambu dan membuat lubang untuk menggabungkan dua bambu.
Ini akan digunakan untuk menopang kaki. Kami mengamati apa yang Ayah Yani Kerjakan
dan mulai untuk mengikutinya. Semua ini tidak terlalu sulit bagi kami karena kami sudah
terbiasa membuat maninan dari kayu.
Egrang kamipun selesai dibuat, kami sudah memiliki egrang sendiri-sendiri. Kami juga
sudah mulai belajar berjalan menggunakan egrang.

“Ayo kita lomba, siapa yang bisa sampai di depan warung pak Samuel paling awal dia yang
menang”, Tasya menyampaikan Ide dengan semangat.
“Sudah malam tas, aku takut dicariin ibuku. Besok kan kita sekolah” jawabku

“Iya benar, gimana kalo lombanya besok saja disekolah? Kita lomba di lapangan sekolah”
usul Aulia

“Eh iya,bisa juga. Besok kita lomba di lapangan ya teman temannn!” seru Tasya

“Iyaa tasyaaa” ucap semuanya.

Lalu merekapun pulang kerumah mereka dan membawa engrang nya. Tasya menaiki engrang
nya dari rumah Yani sampai kerumahnya, ia sudah tidak sabar akan perlombaan besok ia
sangat optimis bahwa dialah yang akan menang.

Kami memulai start dari tepi lapangan sekolah. Ibu guru Tika ada di samping mereka yang
memberi aba aba.lalu ibu guru tika menghitung

“satu, duaa, tiga!”

Tak jarang diantara kami ada yang terjatuh dari egrang dan harus mengulang dari awal.
Namun itulah yang membuat permainan ini menjadi seru. Banyak teman-teman yang awalnya
sedang bermain bola berhenti dan beralih melihat kami. Mungkin ini permainan yang aneh
bagi mereka karena sebelumnya memang tidak ada yang bermain egrang di distrik kami.
Mereka berteriak-teriak memberi semangat agar salah satu dari kami sampai terlebih dahulu.

Putri memimpin di depan, mungkin karena badannya kecil sehingga ia dapat berjalan dengan
lincah, aku mulai mempercepat langkah.

Ibu guru Eni yang sedang berada diujung lapangan terkejut dengan kedatangan kami
menggunakan egrang. Kami datang bersamaaan, hingga membuat egrang kami saling
bersentuhan dan membuat kami terjatuh bersama di hadapan ibu guru Eni.
Tawapun menjadi pecah, semua orang tertawa melihat tingkah kami yang terjatuh dari
permainan yang sudah kami buat sendiri

Anda mungkin juga menyukai