Anda di halaman 1dari 6

PROSES,HASIL, DAN KEMENANGAN

Ini bukan cerita anak remaja yg sibuk dengan dunia luar. Dan ini bukan cerita anak remaja yg
sibuk dengan urusan percintaan. Tapi ini cerita tentang seorang anak perempuan kelas 3 SMP, yang
ingin mendapatkan nilai rapor yang sempurna untuk masuk ke sekolah SMA unggul yg dia impikan.

Hii.. kenalin nama gw Sia. Emm gw ituuu cantik, putih tapi ga putih putih banget, agak pendek sih
kalo kata abang gue,tpi ga papa. Orang pendek itu imut. Hehhe ga papa deh mengpede aja. Terus..
gue itu orangnya agak tomboy kalo kata nyokap gue. Gue tuh orangnya pinter. Tapi kadang gw suka
ga teliti, dan itu lah masalahnya di gue☹. Gue punya abang dua. Tapi mereka dingin banget kalo
sama gue. Dan gue punya satu adik perempuan, jarak usia gue sama adik gue delapan tahun. Jadi
gue suka banget jahilin adik gue,ya walaupun ntar gue di marahin sama nyokap, tpi gangguin adik itu
enak banget loh. okey segitu aja perkenalan gue, yok baca cerita tentang perjuangan gue buat
masuk SMA unggul yg gue ingiiiiiin bangett. Eh wait, gue lupa kenalin temen gue yang satu ini
namanya Reina atau biasanya gue panggil Rein. Kita temenan udah hampir dua tahun? Emm maybe.
Kenapa kita bisa temenan? Ya karna kita makhluk sosial. Bener kan? Iya bener.. tapi lebih tepatnya
lagi karna kita se-frekuensi. Jadi mau ngomong ngaco pun juga tetep aja nyambung. Okey udah
mulai ngawur, jdi yaudah kita langsung ke ceritanya aja.

“Nilai lo berapa si?,” tanya Rein.

“Pfft dikit, jauh banget dari ekspetasi gue. Padahal udah belajar sampe tengah malem,” jawab Sia
dengan nada yg lesu.

“Emangnya berapa?”

“Emmm 62,” jawab Sia dengan suara yg agak kecil. Dia ga mau teman-teman yg lain dengar nilainya.
“kalo Lo berapa?,” tanya Sia

Rein menunjukan kertas ujian nya kepada Sia. Mungkin dia ga sanggup untuk membacakannya karna
nilainya bahkan lebih rendah lagi dari pada Sia. Yap,nilai nya adalah 54“Huft.. udah lah pasrah aja.
Yang penting kita udah berusaha semaksimal mungkin,” ucap Sia sambil menepuk Pundak Rein
sebagai tanda semangat.

Sekolah mereka baru saja mengadakan ujian tengah semester seminggu yang lalu. Dan nilai yg di
bicarakan Sia dan Rein adalah nilai pelajaran Biologi dan Fisika.

TENG TENG TENG… Bell pulang sekolah telah berbunyi. Semua anak anak bersorak gembira karna
mereka akan terlepas dari rumus rumus yg bikin kepala pusing. Semuanya berhamburan keluar
kelas. Ada yg langsung pulang karna sudah di jemput, ada yg main bola di lapangan,ada yg bergosip
ria di depan pintu gerbang.

“Jajan yok,” ajak Sia kepada Rein.

“yok,” jawab Rein menyetujui. Sia dan Rein adalah anak yg suka makan. Terutama makanan-
makanan yg berbau pedas. Mau sepedas apa pun, tetep aja habis kalo sama mereka. Padahal itu
akan menyiksa mereka sendiri karna pastinya setelah makan itu, mereka akan sakit perut dan diare.
Tapi tetep aja di ulangin lagi.

“Eh gue udah di jemput. Duluan yaaa bay,” pamit Sia pada Rein sambil melambaikan tangannya.

Sia sudah sampai rumah dan langsung masuk ke dalam kamar nya di lantai 2 untuk membersihkan
diri. After mandi, Sia memakai kaos oblong dan celana training dan turun ke lantai 1 dimana papa,
mama, dan adiknya sedang berkumpul di ruang keluarga. Jika kalian tanya kemana abang-abangnya,
jawabannya abangnya Sia sudah kuliah ke luar kota.

“Bagi dong,” pinta Sia kepada adiknya yg sedang memakan kripik kentang. Adik Sia bernama Nola.
Sebenarnya namanya itu Naurah, namun di plesetin sama Sia menjadi Nola. Katanya lebih mudah
panggilnya. Nola duduk di bangku SD kelas 3.

“gak,” tolak Nola.

“ish bagi dong pelit banget,” pinta Sia semakin gencar mengganggu dengan mencubit pipi Nola.

“HUWAAA MAMAA LIAT TUH KAKAK,” ngadu Nola kepada mama.

“Sia.. jangan di ganggu adik nya,” larang mama kepada Sia.

“dia tuh. Minta dikit doang juga pelit banget sih,” elak Sia sambil mode ngambek.

“udah nanti papa kasih uang buat kamu jajan,” jawab papa yg bikin Sia langsung senyum pepsodent.
Pokonya mah kalo Sia udah ngambek itu, tinggal bujuk aja dia dengan makanan, kelar dah tu.

Namun tiba tiba, Sia teringat soal nilai dia yang tadi di bagikan di sekolah. Dia ingin
menyampaikannya kepada orang tuanya, tapi dia ragu, dia takut nantinya akan di ceramahi sama
papa mamanya. Tapi dia yakin kan diri untuk berani menyampaikannya.

“ma, nilai Biologi sama Fisika kakak dikit banget,” ucap Sia dengan muka yang murung.

“berapa?,” tanya mama. Sia mengangkat tangannya dengan isyarat angka enam. Sia tidak sanggup
untuk berbicara lagi karna Sia sangat ingin menangis mengeluarkan keluh kesahnya yg sedari tadi dia
pendam. Sia sangat berharap nilai ujiannya kali ini memuaskan, karna dia telah belajar sungguh
sungguh. Namun yg terjadi tidak lah sesuai dengan harapannya.

Dan saat itu juga Sia mati matian menahan air matanya agar tidak menangis di depan keluarganya.
Namun rencananya gagal, matanya sudah berkaca kaca hingga airnya matanya jatuh.
“ga papa, mama tau kakak udah berusaha keras untuk mempersiapkan semuanya untuk masuk ke
SMA yg kakak mau. Nilai itu bukan patokan untuk menentukan seseorang sukses. Mungkin bukan
sekarang kesempatan kakak untuk mendapatkan itu. Mungkin nantinya bakalan ada yg lebih dari yg
kakak inginkan.” Ucap mama menenangkan. Namun, bukannya Sia berhenti menangis,Sia langsung
mengeluarkan air mata lebih banyak lagi.

“kak.” Panggil papa. Sia langsung melihat ke arah papanya.

“jangan jadikan hasil sebagai patokan. Tpi jadikanlah hasil itu sebagai pengalaman untuk berproses.
Seorang tentara dahulunya mereka di didik sangat keras. Mereka di hukum, di marahin di depan
umum, dan mereka jarang sekali di puji padahal yg mereka lakukan pantas untuk mendapatkan
pujian. Karena apa? Supaya mental mereka kuat. Agar mereka bisa jadi seperti sekarang. Jika mereka
di puji, di sanjung sanjung, maka mereka akan berpikir itu cukup untuk mereka. Mereka sudah
mendapatkan hasilnya, mereka akan berpikir ‘cukup, saya sudah mendapatkan apa yang saya mau’.
Jangan kejar hasil, tapi kejar lah proses. Kalo kakak kejar hasil, jadi kalo kakak udah dapet nilai bagus,
ranking 1, masuk SMA yg kakak mau, berarti perjuangan kakak cukup sampai situ. Kakak akan
berhenti Ketika mendapatkan hasil itu. Tapi kalo kakak kejar proses, maka kakak ga akan berhenti
sampai semua mimpi kakak terwujudkan. Kakak akan terus berusaha sampai di detik terakhir.” Ucap
papa Panjang. Mungkin bagi anak anak lain, ini adalah sebuah ceramah yg membosan kan. Tapi bagi
Sia, apa yang di sampaikan papa tdi sangat bermanfaat untuk dirinya.

Semenjak Sia beranjak dewasa, Sia tidak lagi menganggap ceramah papa dan mamanya itu
membosankan. Sia selalu menanggapinya dengan serius dan menjadikan itu lebih bermanfaat untuk
dirinya. Bahkan Sia merasa dirinya lebih suka di beri motivasi Panjang seperti itu dari papa dan
mama nya. Dan Sia tidak menyangka papa dan mamanya memberinya semangat, di bandingkan
dengan apa yg dia pikirkan, dia akan di marahi.

“kalo kita sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi harapan masih tidak sesuai ekspetasi, berati
masih ada proses yg perluh di tambah.” Sahut mama sambil tersenyum.

“ga boleh nangis. Kalo nilainya masih kurang,berarti kakak harus lebih teliti lagi dan harus banyak
belajar lagi,”ucap mama sambil mengusap bahu Sia.

“kalo ga ada hasil itu, berarti kita ga tau dimana proses yg harus kita tambah. Bener kan pa?,” tanya
mama kepada papa.

Papa mengangguk membenarkan. “inget kak, jangan belajar karna hasil, tapi belajar lah dari hasil,”
ujar papa.

29 April 2021 – hari pengumuman ujian tes masuk SMA.

“Rein, gue deg-degan” ujar Sia kepada Rein. Mereka sedang makan di kantin, karna waktunya jam
istirahat. Nantinya tepat di jam 10:00 WIB, pengumuman kelulusan ujian tes masuk SMA akan di
sampaikan melalui email masing masing peserta tes. Dan sekarang sudah jam 09:59. Yang artinya 1
menit lagi akan bunyi notifikasi dari hp Sia dan Rein secara bersamaan. Yap. Reina juga mengikutin
tes ujian masuk SMA yg sama dengan Sia. Karna mereka tidak mau berpisah.

“samaaa gue juga deg-degan” jawab Rein greget.


1, 2, 3, dan…. TING..

Pesan email nya sudah sampai kepada mereka. Sebelum membukanya,mereka membaca Basmallah
dulu agar hasilnya tidak mengecewakan.

“AAAAAAAAAAAAAAAA” jerit Sia dan Rein bersamaan dengan muka yg terkejut, terharu, senang
bercampur aduk. Dan ya MEREKA LULUS DENGAN HASIL YG MEMUASKAN. Yang artinya proses yg
mereka lalui sudah benar dan tepat. Mereka berpelukan hingga meloncat kegirangan di tengah
tengah kantin sekolah. Semua anak anak yg ada di kantin terkejut dan terheran melihat kelakuan
mereka yg sangat heboh. Siapa sih yg ga senang kalo harapannya tercapai?.

Waktunya pulang. Sia dan Reina keluar kelas menuju pintu gerbang dengan wajah yang sangat
sumringah tidak berhentinya tersenyum. Ternyata, mamanya Sia dan mamanya Reina sedang
mengobrol di dpn pintu gerbang. Mereka langsung berlari memeluk mama masing masing sambil
menangis. Mamanya sudah mengetahui kalau mereka lulus masuk SMA dan tidak kalah terharunya
dari mereka tadi di kantin.

6 juni 2021 – hari kelulusan di SMP

“selanjutnya, Ananda SIA MEIRA ELIO anak dari bapak RAFIN ELIO dan ibu ASYA MEIRA ELIO pada 6
juni 2021 telah di nyatakan lulus dengan hasil yang sangat memuaskan,”

“selanjutnya, Ananda REINA ATTAZIA VARIEL anak dari bapak RENAND VARIEL dan ibu TAZIA VARIEL
pada 6 juni 2021 telah di nyatakan lulus dengan hasil yg sangat memuaskan,”

“congrats for your graduation,” ucap Sia pada Rein.

“no no no. congrats on our graduation,” jawab Rein dengan senyum manisnya. Dan di balas senyum
yg tak kalah manis dari Sia.

“besok main yok,” ajak Rein

“AYOOK. Kita harus jalan jalan keliling kota seharian ngabisin waktu berdua,” usul Sia. Ralat lebih
tepatnya Sia memaksa untuk jalan jalan seharian. Biarkan lah, mereka juga jarang jalan jalan berdua.
Biasanya selalu main hanya di rumah. Jika tidak Rein yang ke rumah Sia, maka Sia yang ke rumah
Rein. Karna mereka jarang di kasih main jauh berdua. Tapi karna sekarang mereka sudah menjadi
anak SMA, jadi mereka bisa bebas sekarang. Tapi bukan berarti bebas hingga terjerumus ke
pergaulan yg salah. Orang tua mereka tetap menmantau dan tidak mengizinkan mereka untuk
pulang larut malam.

“besok pagi ketemuan di di pertengahan yah. Gue mau ngajak lo ke satu tempat yang pastinya lo
bakalan suka sama tempatnya, okey?,” ujar Sia.

“ehm, okey,” jawab Rein sambil mengangguk anggukan kepalanya.

.
Pagi pagi kedua nya sudah bangun untuk solat subuh. Sia yg memakai celana training berwarna
hitam, kaos oblong kebesaran berwarna hitam, dan jacket berwarna putih. Dan tak lupa jilbab
berwarna hitam. Begitupun Rein, yg memakai celana trining berwarna hitam, dan hoodie berwarna
abu-abu, dan jilbab berwarna hitam.

Mereka pergi ke tempat yg di sebutkan Sia menggunakan sepeda gunung. Mereka menyusuri hutan
yg sedikit lebat, namun tidak terlalu menyeramkan. Mungkin karna langit yg cerah?. Dan sampai
mereka di tempat danau yg sangat indah dan murni alam. Tidak menyangka di tengah kota yg padat
ini, terdapat danau yg begitu indah dan sangat alami. Mereka duduk di pinggir sungai sambil
menikmati kopi hangat yg tadi sempat di beli di jalan.

“bener yah, proses tidak akan menghianati hasil. Buktinya kita bisa lulus di SMA unggul di antara
ratusan anak yg mendaftar dan kita lulur dengan nilai murni.”ucap Reina.

“makanya kita ga boleh pesimis duluan. Papa pernah bilang sama gue ‘proses tidak akan
menghianati hasil, tpi hasil bisa saja menghianati proses’. Dan dari situ gue belajar kalo hasilnya tidak
sesuai dengan harapan, bukan berarti kita gagal. Tapi ada satu bagian dari proses itu yang harus di
tambahkan.” Sahut Sia dengan bijak. Dan mereka tersenyum Bersama menikmati hasil dari proses
Sebagian perjalanan hidup mereka.

“masih ada bahkan masih banyak proses yang belum kita lalui. Ayok sama sama kita melewati dan
menikmati proses itu” ajak Sia sambil mengulurkan tangan kepada Rein. Dan Rein menerima uluran
itu dengan baik. Mereka bergenggaman tangan untuk melewati proses berat yang nantinya akan
mereka jalani Bersama.

“sesuai dengan nama lo si. Sia, yang artinya kemenangan. Di ujung sana ada kemenangan yang
menunggu lo. Ehm.. cayo!!!” batin Sia menyemangati diri.

Jangan belajar karna hasil,tapi belajar lah dari hasil


-my dad-

Penulis: Siti Najwa Kaisa

27 oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai