Disusun oleh :
KELOMPOK 6
Assalamu’allaikum, Wr. Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah Swt, karena atas segala rahmat dan
inayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Pengendalian Internal,
Audit Internal, Manajemen Risiko, dan Organisasi Berintegritas , makalah ini disusun
dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika Profesi. Materi yang
ditampilkan dalam makalah ini sudah diupayakan lebih terstruktur dan sistematis.
Dengan harapan akan lebih praktis bagi pembaca menelusuri alur pemahaman
pengetahuan yang ada dalam makalah ini. Makalah ini mengawali narasi di dalamnya
dengan konsep dasar tentang definisi Pengendalian Internal.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasannya sebagai penyusun. Ibarat
“tak ada gading yang tak retak”, makalah ini tetap membutuhkan koreksi bersama agar
dapat menjadi lebih baik dan diterima oleh seluruh kalangan akademisi. Oleh karena
itu saran dan koreksi membangun akan sangat diharapkan demi penyempurnaan hasil
tulisan yang lebih baik dan mapan pada penulisan lanjutannya. Namun penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
dan dengan sebaik-baiknya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak Ferdy Putra SE., M. Ak. selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika
Profesi yang telah memberikan bimbingan, saran, dorongan dan masukan pada
penulisan makalah ini. Akhir kata penulis menyampaikan, selamat membaca dan
memahami sajian pengetahuan dalam makalah ini. Semoga apa yang terkandung dalam
tulisan ini akan mampu menambah wawasan dan khasanah ilmu bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Tema yang penulis coba kupas pada makalah ini sengaja diberikan rumusan
masalah, dengan maksud lebih mempelancar pembahasan makalah. Supaya dalam
makalah ini tidak terjadi ketidak rancuan pembahasan. Berikut rumusan masalah dari
makalah, yakni:
1) Apa pengertian pengendalian internal?
2) Apa pengertian audit internal?
3) Apa pengertian manajemen resiko?
4) Apa pengertian organisasi berintegritas?
1.3 Tujuan Makalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis paparkan, maka tujuan dari
makalah ini selaras dengan apa yang akan dibahas. Penulis menyampaikan tujuan
agar dipahami dengan baik oleh pembaca maksud penulisan makalah ini. Berikut
tujuan dari makalah ini.
1) Untuk mengetahui pengertian audit produksi dan operasi.
2) Untuk mengetahui pengertian audit internal.
3) Untuk mengetahui pengertian manajemen resiko.
4) Untuk mengetahui pengertian organisasi berintegritas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1) Lingkungan Pengendalian
4
4. Pengidentifikasian dan penilaian terhadap perubahan risiko yang berpengaruh
terhadap pengendalian internalkecurangan.
3) Kegiatan Pengendalian
4. Pengamanan fisik terhadap aset dan catatan (phisical control over assets and
records).
5
Berikut ini yang termasuk ke dalam ketiga komponen tersebut:
5) Monitoring
2.1.2 Efektivitas
1. Keberadaan (present)
2. Berfungsi (functioning).
3. Terintegrasi (integrited).
6
2.1.3 Limitasi
5. Adanya kolusi antara orang, pihak, atau unit yang dapat membuat tidak
berfungsinya pengendalian internal,
7
2.1.4 Pelaporan Keuangan
3. transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam jumlah yang benar (accuracy)
5. transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat (cut off).
8
2.1.6 Sistem Informasi Akuntansi
9
2.2.1 Persyaratan
Dalam sistem tata kelola perusahaan yang baik, persyaratan yang harus
dipenuhi seseorang untuk suatu jabatan haruslah mencakup unsur-unsur integritas,
kompetensi, dan independensi. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang duduk
sebagai tim profesional dalam unit audit internal. Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk duduk dalam unit audit internal juga mencakup kriteria-kriteria integritas,
kompetensi, dan independensi. Kriteria integritas menurut Peraturan Bapepam LK
Nomor IX.1.7 meliputi poin-poin berikut.
10
2.3 Managemen Resiko
“The Possibility that an event will occur and adversely affect the achievement of
objectives”
Artinya: kemungkinan bahwa suatu kejadian akan terjadi dan berdampak buruk
terhadap pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1. Resiko kredit
2. Resiko pasar
3. Resiko Operasioanl
4. Resiko likuiditas
5. Resiko kepatuahn
6. Resiko hokum
7. Resiko reputasi
8. Resiko Strategis
1) Resiko Kredit
Yang termasuk dalam resiko pasar adalah perubahan suku bunga, nilai
tukar, perubahan harga komoditas barang/jasa.
3) Resiko Likuiditas
4) Resiko Operasional
5) Resiko Hukum
6) Resiko Kepatuhan
7) Resiko Reputasi
12
8) Resiko Strategis
Dalam bidang informasi dan komunikasi, muncul resiko informasi. Arens dkk
(2012;26) mendefinisikan resiko informasi sebagai kemunkinan kerugian yang
disebabkan oleh tidak andalnya informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan bisnis.
1. Eksposur Resiko
13
2.4.1 Model Integritas Organisasi
14
2.4.2 Lingkungan Makro
Kasus PT KAI adalah kasus pelanggaran kode etik profesi akuntansi, diduga
terjadi manipulasi data keuangan pada tahun 2005, perusahaan BUMN tercatat
meraih laba sebesar Rp 6,9 Miliar, padahal apabila diteliti lebih rinci perusahaan
BUMN ini mencatat kerugian sebesar Rp 63 Miliar. Kasus ini bermula akibat adanya
pembukuan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada tahun 2005
laporan keuangan PT KAI tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab. Banyak terdapat kejanggalan dalam penyajian laporan
keuangan seperti data yang disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi. Ini
menimbulkan permasalahan, karena auditor menyatakan opini Laporan Wajar Tanpa
Pengecualian, tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi yang telah ditetapkan.
Laporan keuangan PT KAI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan.
15
Kasus PT. KAI berawal pada perbedaan pandangan antara Manajemen dan
Komisaris, khususnya Komisaris yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit
dimana Komisaris tersebut menolak menyetujui dan menandatangani laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Dan Komisaris meminta untuk
dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan
sesuai dengan fakta yang ada, perbedaan tersebut adalah:
3. Pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi dalam laporan
keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT. KAI selama tahun 2005.
Kewajiban PT. KAI untuk membayar surat ketetapan pajak (SKP) pajak
pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003 disajikan dalam laporan
keuangan sebagai piutang atau tagihan kepada beberapa pelanggan yang
seharusnya menanggung beban pajak itu. Padahal berdasarkan Standar
Akuntansi, pajak pihak ketiga yang tidak pernah ditagih itu tidak bisa
dimasukkan sebagai aset. Di PT KAI ada kekeliruan direksi dalam mencatat
penerimaan perusahaan selama tahun 2005. Masalah piutang PPN per 31
16
Desember 2005 senilai RP 95,2 Miliar, menurut komite audit harus
dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan
kolektibilitasnya tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi
oleh auditor.
4. Masalah uang muka gaji yang dibayar sebesar Rp 28 Milyar merupakan gaji
bulan Januari 2006 dan seharusnya yang dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi
telah dibayar per 31 Desember 2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya
gaji menurut Komite Audit harus dibebankan pada tahun 2005
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah karena
rumitnya laporan keuangan PT. KAI. Hal ini karena terdapat ratusan stasiun, puluhan
depo dan gudang yang seluruhnya memiliki laporan keuangan yang terpisah,
sehingga yang berpotensi menyebabkan masalah maupun perbedaan pendapat di
kemudian hari. Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa baru sebagian kecil
proses akuntansi dilaksanakan dengan komputer. Sebenarnya sistem akuntansi PT.
KAI cukup modern untuk penyusunan laporan keuangan dan informasi manajemen,
namun karena kedua hal tersebut diatas maka sistem akuntansi tersebut tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Selain beberapa hal teknis tersebut diatas, beberapa hal yang diidentifikasi
turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan PT. Kereta Api adalah:
1. Auditor Internal tidak berperan aktif dalam proses audit, yang berperan hanya
Auditor Eksternal.
2. Komite Audit tidak ikut dalam proses penunjukan auditor sehingga tidak
terlibat dalam proses audit.
17
Sanksi dan denda sesuai Pasal 5 huruf N Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, maka:
18
2.5.1 Evaluasi atas Kasus PT. KAI
19
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Simpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Soemarso Slamet. 2018. Etika dan Tata Kelola Perusahaan dalam Bisnis
dan Profesi Akuntan. Jakarta: Salemba Empat.
21