Dengan adanya persaingan di bisnis SPBU, Pertamina harus menjaga kepuasan konsumen agar tidak beralih.
Berbagai standar diterapkan, di antaranya standar pelayanan, di mana petugas SPBU harus melayani dengan Senyum,
Salam, dan Sapa (3S) di samping memiliki keterampilan melayani dengan baik, kualitas dan kuantitas dipastikan dengan
pengecekan density dan tera nol dispenser setiap hari. Estetika juga menjadi salah satu strategi untuk menarik
pelanggan, yaitu dengan menetapkan standar format fisik yang konsisten, bersih, dan terawat.
Untuk menunjukkan bahwa sebuah SPBU sudah memenuhi standar-standar diatas, Pertamina memberikan
sertifikat dan tanda “Pasti Pas” di SPBU tersebut. Pada tahap awal, SPBU yang sudah mendapat sertifikat, akan di audit
secara ketat setiap bulannya. Apabila dalam proses audit SPBU tidak berhasil mempertahankan standarnya, maka SPBU
tersebut dapat kehilangan sertifikat Pasti Pas nya. Apabila dalam tiga bulan SPBU dapat mempertahankan standarnya,
maka kepercayaan terhadap SPBU tersebut meningkat sehingga audit dilakukan setiap tiga bulan. SPBU yang sudah di
audit tiga bulan sekali ini pun tidak bias bersantai-santai karena sekali saja tidak dapat memenuhi standar, maka SPBU
tersebut akan kembali masuk ke daftar SPBU yang diaudit setiap bulan dan memiliki resiko kehilangan sertifikat Pasti Pas
nya.
Ternyata Program pasti pas pun memiliki tingkatan yang berbeda – beda. Berikut ini perbedaannya :
1. SPBU Biasa
SPBU tetap melakukan cara lama. Ini terlihat dari bangunannya yang masih mengikuti model lama. dalam
pengambilanmargin setiap liternya sebesar Rp. 180.-.Margin ini terhitng kecil dari pada model yang lainnya.
Rata-rata spbu ini sudah berumur 15 tahun dan bagi pengusaha sendiri spbu ini sudah balik modal.