Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN STROKE HEMIPARESIS

DEXTRA DI RUANG IGD RSUD BREBES

Disusun oleh :

Nama : Siska Sri Mulyani


Nim : C1015029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
Hemiparese adalah kelumpuhan pada sebagian salah satu sisi tubuh. (Kamus
Keperawatan Sue Hinchliff)
Hemiparese dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai dengan adanya tonus yang
abnormal. (www.google.com)
B. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian (Brunner dan Suddarth,
2002. Hal 2130-2144).
Menurut Mansjoer A stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif,
cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non
traumatik.
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular.
Menurut Arif Mutaqin stroke adalah penyakit (kelainan) fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak yang timbul mendadak yang
disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja.
Menurut Marilyn E. Doenges stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa
kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan
patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak.
a. Trombosis
Trombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulan dalam sistem vascular
(yaitu,pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup, serta bekuan darah
didalam pembuluh darah otak atau leher. Koagulan darah dinamakan trombus. Akumulasi
darah yang membeku diluar sistem vaskular, tidak disebut sebagai trombus. Trombosis ini
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema disekitarnya.
b. Embolisme serebral
Embolisme serebral adalah bekuan darah dan material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh lain. Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri serebri.
c. Iskemia serebri
Iskemia  adalah penurunan aliran darah ke area otak. Otak normalnya menerima sekitar
60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit. Jika alirah darah aliran darah serebri 20
ml/menit timbul gejala iskemia dan infark. Yang disebabkan oleh banyak faktor yaitu
hemoragi, emboli, trombosis dan penyakit lain.
d. Hemoragi serebral
Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke
dalam jaringan otak atau ruangan sekitar otak. Pendarahan intraserebral dan intrakranial
meliputi pendarahan didalam ruang subarakhnoid atau didalam jaringan otak sendiri.
Pendarahan ini dapat terjadi karena arterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh
darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak.
Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas
pembuluh darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh darah
mudah pecah.
C. Faktor resiko
Faktor resiko terjadinya stroke ada 2 :
1. Faktor resiko yang dapat diobati/dicegah :

 Perokok.
 Penyakit jantung ( Fibrilasi Jantung )
 Tekanan darah tinggi.
 Peningkatan jumlah sel darah merah ( Policitemia).
 Transient Ischemic Attack ( TIAs)

2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah :


 Usia di atas 65.
 Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya artheriosklerosis yang meningkatkan
resiko serangan stroke).
 DM.
 Keturunan ( Keluarga ada stroke).
 Pernah terserang stroke.
 Race ( Kulit hitam lebih tinggi )
 Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).
D. Patofisiologi

Faktor-faktor resiko stroke

Aterosklerosis, Katup jantung rusak, miokard Aneurisma, malformasi,


hiperkoagulasi, artesis infark, fibrilisasi,endokarditis arterioveneous

Trombosis serebral Penyumbatan pembuluh darah Pendarahan intraserebral


otak oleh bekuan darah,
lemak, dan udara

Pembuluh darah oklusi Perembesan darah ke dalam


 Emboli serebral parenkim otak
Iskemik jaringan otak 
 Penekanan jaringan otak
Edema dan kongesti 
jaringan sekitar Stroke Infark otak, edema dan
(cerebrovacular accident ) herniasi otak
Defisist neurologis

Infark serebral Kehilangan 1. Resiko Kerusakan terjadi Disfungsi


kontrol peningkatan pada lobus frontal bahasa dan
volunter TIK kapasitas, memori, komunikasi
atau fungsi
2. penurunan intelektual kortika
perfunsi
Hemiplegia Disartria,
jaringan Herniasi falks
dan disfagia/afasia,
serebral serebri dan ke Kerusakan fungsi
hemiparesisi apraksia
oramen
kognitif dan efek
magnum
psikologis

4. kerusakan 10. kerusakan
mobilitas Kompresi
batang otak komunikasi
fisik Lapang perhatian verbal
terbatas, kesulitan
dalam pemahaman,
koma Depresi saraf lupa dan kurang
kardiovaskuler motivasi, frustasi,
dan pernafasan kurang kerjasama.
Disfungsi
kandung kemih
Intake nutrisi Kelemahan dan alvi
tidak adekuat fisik umum 11. kopong
Kegagalan individu tidak
kardiovaskular efektif
dan pernapasan
12. perubahan 8. gangguan
5. perubahan 7.ketidakmamp
proses berpikir eliminasi uri
pemenuhan uan perawatan
dan alvi
nutrisi diri kematian
E. Manifestasi Klinis
Gejala - gejala stroke muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh
terganggunya aliran darah ke daerah tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung
bagian otak yang terganggu.
Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri
dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan
bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara, namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini disebut reversible ischemic neurologic
defisit (RIND)
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
d. Sudah menetap/permanen
Hal ini disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut
progressing stroke atau stroke inevolution
F. Komplikasi
a.  Hipoksia serebral karena terjadi sebagai akibat dari oksigen yang ke otak tidak adekuat
b.  Edema cerebri: karena adanya infark di otak menyebabkan Na+ dalam cairan ekstrasel
terdepolarisasi masuk ke intrasel sehingga menarik cairan ke intra sel yang
mengakibatkan terjadinya edema serebri.
c. Disritmia jantung: irama jantung terganggu karena adanya sumbatan di otak.
G. Gangguan yang muncul :
a. Defisit Neurologis
1. Homonimus hemianopsia ( kehilangan setengah lapang penglihatan). Tidak menyadari
orang / objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh,
kesulitan menilai jarak.
2. Kehilangan penglihatan perifer. Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari
objek atau batas objek
3. Diplopia : penglihatan ganda.
b. Defisit Motorik
1. Hemiparese
kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
2. Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
3. Ataksia
Berjalan tidak mantap, tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang
luas.
4. Disartria
Kesulitas dalam membentuk kata
5. Disfagia
Kesulitan dalam menelan
c. Defisit Sensori
1. Afasia ekspresif
Ketidakmampuan menggunakan simbol berbicara
2. Afasia reseptif
Tidak mampu menyusun kata-kata yang diucapkan
3. Afasia global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif
d. Defisit Kognitif
1. Kehilangan memori jangka pendek dan jangka menengah
2. Penurunan lapang perhatian
3. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
4. Alasan abstrak buruk
5. Perubahan penilaian
e. Defisit Emosional
1. Kehilangan control diri
2. Labilitas emosional
3. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress
4. Menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah
5. Perasaan isolasi
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Labolatorium
1. Hitung darah lengkap.
2. Kimia klinik.
3. Masa protombin.
4. Urinalisis.
b. Diagnostik
1. SCAN KEPALA, menunjukkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.
2. Angiografi serebral, membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
3. EEG, untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark segingga menurunnya inpuls listrik dalam jaringan
otak.
4. Pungsi lumbal, tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial.
5. MRI, dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta
besar/luas terjadinya perdarahan otak.
6. X-Ray tengkorak
I. Penatalaksanaan Medik
a. Konservatif.
1. Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus.
2. Mencegah peningkatan TIK.
3. Antihipertensi.
4. Deuritika.
5. Vasodilator perifer.
6. Antikoagulan.
7. Diazepam bila kejang.
8. Anti tukak misal cimetidine.
9. Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan mudah terkena
infeksi, hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung.
10. Manitol : mengurangi edema otak.
b. Operatif.
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan evakuasi
hematom karena hipertensi intrakranial yang menetap akan membahayakan kehidupan
klien.
c. Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari ) perlu :
1. Terapi wicara.
2. Terapi fisik.
3. Stoking anti embolisme.
DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin, Arif.2011.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persarafan.Salemba Medika; jakarta.
2. Kamus Keperawatan Sue Hinchliff
3. www.google.com

4. Brunner dan Suddarth, 2002. Hal 2130-2144


5. http://meliyanatandilawa.blogspot.co.id/2015/09/askep-hemiparese.html

Anda mungkin juga menyukai