PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dan jenis laporan keuangan sektor publik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik?
3. Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
5. Bagaimana teknik pelaporan keuangan sektor publik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan jenis laporan keuangan publik.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik.
3. Untuk memahami sistem pelaporan keuangan sektor publik.
4. Untuk memahami siklus akuntansi keuangan sektor publik.
5. Untuk mengetahui teknik pelaporan keuangan sektor publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
praktik akuntansi
Laporan diperiksa oleh Treasury. Laporan keuangan diperiksa oleh auditor
independen
Cash Accounting. Accrual Accounting
Persamaan
Dokumen – dokumen sumber
Berperan sebagai hubungan masyarakat
Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan
Kinerja dan Pelaporan Keuangan.
Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses
akuntabilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini
antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan,
unit pelaksana teknis, LSM, Partai Politik, Yayasan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.
Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi
yang telah dilakukan suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu.
4
mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan,
dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta
memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan
jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya organisasi.
5
1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai
dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai
alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan
yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan
member pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja
manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta
aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian
ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber
kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil
pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi
yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran
kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.
6
Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
(accontability) dan pengelolaan (stewardship).
Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional.
7
2. Hak untuk diberi informasi (right to be informed ) yang meliputi hak untuk
diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan – permasalahan tertentu
yang menjadi perdebatan publik.
3. Hak untuk didengar aspirasinya ( right to be heard and to be listen to ).
8
Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai
laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok
pemakai laporan keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh
kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
5. Karyawan/pegawai
6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)
9
pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan pemakai laporan
keuangan untuk sektor pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin
et al., Anthony memasukkan pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu
kelompok yang ia sebut konstituen; ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan
pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya; investor dan kreditor dikelompokkan
menjadi satu.
Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan
keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:
10
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga Negara.
9. Kelompok Politik (partai politik)
10. Manajer public (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
11. Pegawai pemerintah
11
k. Cadangan (provision)
l. Kewajiban tidak lancer
m. Partisipasi minoritas
n. Aktiva atau ekuitas neto
12
b. Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan,
dan pergerakan selama periode
c. Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi
antara nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan setiap perubahan
13
c. Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen agar dapat
memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan
yang dilaporkan itu relevan dan andal.
3. Kebijakan Akuntansi yang memuat :
a. Entitas Pelaporan
b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d. Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-
ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan
e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
4. Penjelasan tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas
A. Laporan Realisasi Anggaran
a) Pendapatan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pendapatanperiode berjalan dan pendapatan periode yang
lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan
b) Belanja
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara belanja periode berjalan dan belanja periode yang lalu.
c) Transfer
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran transfer.
14
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara transfer periode berjalan dan transfer periode yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis transfer.
d) Pembiayaan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan periode
yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan.
B. Neraca
Pengungkapan akun-akun neraca yaitu :
a) Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset
lancer seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang.
b) Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan
modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
c) Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini
diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada)
perbedaan pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara bagian
keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset tetap juga
harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
d) Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan
Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
e) Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka
dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian
Lancar Utang Jangka Panjang dan Utang Bunga.
15
f) Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam
Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar
Negeri.
g) Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang
dan Cadangan Persediaan.
h) Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan
jangka Panjang dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
D. Pengungkapan Lainnya
Berisi beberapa hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan.
16
b. Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi manajemen
pemerintah yang baru.
c. Kontijensi, yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada tanggal
neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan atas neraca.
d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
e. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
f. Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti pemogokan yang harus
diatasi pemerintah.
g. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang
berpengaruh secara signifikan pada akun yang tersaji di neraca.
17
20X8 20X8 20X5 20X5
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman Jangkan-Pendek × ×
Bagian-lancar Pinjaman Jangka Panjang × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Lancar × ×
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Tidak Lancar × ×
Kewajiban Total × ×
Aktiva Neto × ×
AKTIVA/ EKUITAS NETO
Modal Sumbangan × ×
Enitas Pemerintah × ×
Cadangan (Reserve) × ×
Akumulasi Surplus/(Defisit) × ×
Partisipasi Minoritas × ×
Aktiva/ Ekuitas Neto Total × ×
20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×
18
20X8 20X7
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Jasa publik umum × ×
Pertahanan × ×
Keteraturan dan keamanan publik × ×
Pendidikan × ×
Kesehatan × ×
Proteksi/ jaring pengaman sosial × ×
Fasilitas masyarakat dan perumahan × ×
Rekreasi, budaya dan agama × ×
Masalah ekonomi × ×
Proteksi lingkungan × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari aktiva operasi × ×
Biaya bunga (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total non-operasi × ×
Surplus/ (defisit) dari Aktivitas Biasa × ×
Surplus/ (defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/ (Defisit) Neto sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/ (Defisit); Neto selama Periode Berjalan × ×
20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Gaji, upah dan employee benefits × ×
Grants dan pembayaran transfer lain × ×
19
20X8 20X7
Perlengkapan dan barang konsumsi yang dipakai × ×
Biaya penyusutan dan amortisasi × ×
Biaya operas lainnya × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi × ×
Biaya keuangan (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total monoperasi × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa × ×
Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/(Defisit) Neto Sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan × ×
20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Surplus/(defisit) dari aktivitas biasa Rp ×××
Perubahan Nonkas Rp ×××
Penyusutan ×××
Amortisasi ×××
Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu ×××
Peningkatan utang ×××
Peningkatan pinjaman ×××
Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya karyawan ×××
Laba/rugi penjualan properti, pabrik, dan peralatan ×××
Laba/rugi penjualan investasi (×××)
Peningkatan aktivitas lancar lainnya (×××)
Peningkatan investasi karena evaluasi (×××)
Peningkatan piutang (×××)
Pos luar biasa
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian bangunan dan peralatan (×××)
Hasil penjulanan bangunan dan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××
20
20X8
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen kepada pemerintah (×××)
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××
20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Penerimaan
Perpajakan ×××
Penjualan barang dan jasa ×××
Hibah ×××
Penerimaan bunga ×××
Pembayaran
Biaya Karyawan (×××)
Pensiunan (×××)
Penerima bunga (×××)
Penerima lainnya (×××)
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian peralatan (×××)
Hasil penjualan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi (×××)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penermaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen dari BUMD ×××
21
20X8
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××
22
akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang berorientasi utang dan mana yang
berorientasi piutang.
23
Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan prediktif dan prospektif
yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber
daya yang diisyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat
dihasilkan oleh operasi yang berkelanjutan, dan risiko ketidakpastian di masa depan.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakainya, seperti:
a. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan
sesuai dengan anggaran yang ditetapkan; dan
b. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan
sesuai dengan persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh
pengambil kebijakan di masing-masing LSM.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas dasar
akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
terjadinya (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode
bersangkutan.
Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan. Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM
dapat menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha
organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu,
organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala pelayanannya.
Laporan keuangan LSM mencakup :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi (Aktivitas)
3. Laporan Arus Kas
24
2.7.2 Organisasi Nirlaba (Yayasan)
Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan
utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain
yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat
dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan
bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut,
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja
manajer.
c. Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di antara
unsur-unsur tersebut.
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan
aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih.
25
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai
likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen.
Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva
dalam kelompok yang homogen, seperti:
a. kas dan setara kas;
b. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c. persediaan;
d. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
e. surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
f. tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus
disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva
bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap (1) aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2)
aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara
26
permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf
dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu,
(2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu
dimasa depan, atau (4) pemerolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer
atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu
atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan
barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak
terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi
yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan
pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan.
27
2. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
3. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa,
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk :
(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa, dan
(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih
dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan
posisi keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan
beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam
hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang
28
sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara
konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva
bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian dalam kelompok
aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan
aktivitas.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto.
Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat
beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi,
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang
berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian
organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah
dan gedung yang tidak digunakan lagi.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan
jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai
tujuan atau misi organisasi. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil
utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa.
Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian
dana, dan pengembangan anggota.
Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis,
pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua
aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian
dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana;
pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana;
pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan
29
aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan
lain-lain.
Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan
pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar
untuk mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan
keuangan pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.
31