Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi
stekeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi,
handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab
akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan
laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi
memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan
tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan informasi di sektor publik
lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran
output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Dalam bab ini, akan dibahas tentang pentingnya akuntansi untuk menghasilkan
laporan keuangan sektor publik. Secara spesifik dibahas tujuan laporan keuangan
sektor publik, identifikasi pengguna laporan keuangan, hak, kebutuhan masing-
masing pengguna laporan keuangan dan perbedaannya dengan sektor swasta, serta
menyampaikan Pelaporan Keuangan Sektor Publik secara singkat, padat dan jelas.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dan jenis laporan keuangan sektor publik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik?
3. Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
5. Bagaimana teknik pelaporan keuangan sektor publik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan jenis laporan keuangan publik.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik.
3. Untuk memahami sistem pelaporan keuangan sektor publik.
4. Untuk memahami siklus akuntansi keuangan sektor publik.
5. Untuk mengetahui teknik pelaporan keuangan sektor publik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting
untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Laporan Keuangan Sektor publik
merupakan representasi informasi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas sektor publik. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan ini
yang nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Adanya
tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabiltas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik,
salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.

Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik Dengan Sektor Swasta


Laporan keuangan pemerintahan dalam beberapa hal berbeda dengan laporan
keuangan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis – jenis
laporan keuangan, elemen laporan keuangan, tujuan pelaporan keuangan, dan teknik
akuntansi yang digunakan. Selain memiliki perbedaan, keduanya juga memiliki
persamaan yaitu kedua–duanya membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai
pedoman untuk membuat laporan keuangan.

Perbandingan Laporan Keuangan Pemerintah dengan Sektor Swasta


PERBEDAAN
Laporan Departemen Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta
Fokus Finansial dan Politik Fokus Finansial
Kinerja diukur secara finansial dan non- Sebagian besar diukur secara finansial.
finansial.
Pertanggungjawaban kepada parlemen dan Pertanggungjawaban kepada pemegang
masyarakat luas. saham dan kreditur.

Berfokus pada bagian organiasasi. Berfokus pada organisasi secara keseluruhan.


Melihat ke masa depan secara detail. Tidak dapat melihat masa depan secara detail.
Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen Aturan pelaporan ditentukan oleh undang–
keuangan. undang, standar akuntansi, pasar modal, dan

3
praktik akuntansi
Laporan diperiksa oleh Treasury. Laporan keuangan diperiksa oleh auditor
independen
Cash Accounting. Accrual Accounting
Persamaan
Dokumen – dokumen sumber
Berperan sebagai hubungan masyarakat

Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan
Kinerja dan Pelaporan Keuangan.
 Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses
akuntabilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini
antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan,
unit pelaksana teknis, LSM, Partai Politik, Yayasan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.
 Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi
yang telah dilakukan suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu.

2.2 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah:
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna
laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah
ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective


reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik,
untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk

4
mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan,
dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta
memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan
jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya organisasi.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan daar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang dan untuk memberikan informasi pendukung
mengenai otorisasi penggunaan dana.

4. Kelangsungan Organisasi (viability)


Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan
apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang
dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

5. Hubungan Masyarakat (public relation)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi,
untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemilik
yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi dengan
publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)


Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC No 4

Financial Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statement


of Financial Accounting Concepts No.4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan keuangan
untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness
organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut
adalah:

5
1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai
dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai
alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan
yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan
member pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja
manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta
aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian
ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber
kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil
pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi
yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran
kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.

2.2.2 Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik


Bagi organisasi Sektor Publik seperti halnya pemerintahan, tujuan umum
laporan keuangan adalah :

6
 Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
(accontability) dan pengelolaan (stewardship).
 Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional.

2.2.3 Tujuan Khusus Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik


Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor Publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan
menunjukkan akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber
daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan
yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

2.2.4 Hak dan Kebutuhan Informasi Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah

Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah,


yaitu:
1. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu:
- Mengetahui kebijakan pemerintah
- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan
tertentu

7
2. Hak untuk diberi informasi (right to be informed ) yang meliputi hak untuk
diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan – permasalahan tertentu
yang menjadi perdebatan publik.
3. Hak untuk didengar aspirasinya ( right to be heard and to be listen to ).

Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat


diringkas sebagai berikut :

1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya,


harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
mengetahui apakah pemerintah melakukan etaatan fiskal dan ketaatan pada
peraturan perundangan atas pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat
risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas
kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja
organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

2.3 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya


Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasikan dengan
menelusur siapa yang menjadi stakeholder organisasi. Pada bab ini akan dilakukan
pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan masing-masing
kelompok pengguna laporan keuangan sektor publik tersebut.

8
Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai
laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok
pemakai laporan keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh
kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
5. Karyawan/pegawai
6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar


pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan
sumber penyedia keuangan organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia
tenaga kerja dan sumber daya material; dewan legislative dan manajemen membuat
keputusan alokasi sumber daya; dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan
badan pengawas, termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi.
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor publik menjadi
lima kelompok, yaitu:
1. Lembaga pemerintah (governing bodies)
2. Investor dan kreditor
3. Pemberi sumber daya (resource providers)
4. Badan pengawas (oversight bodies)
5. Konstituen

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah


dengan mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi

9
pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan pemakai laporan
keuangan untuk sektor pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin
et al., Anthony memasukkan pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu
kelompok yang ia sebut konstituen; ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan
pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya; investor dan kreditor dikelompokkan
menjadi satu.
Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan
keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:

1. Anggota terpilih (elected members)


2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing (competitors)
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman (lenders)
10. Donor dan sponsor
11. Investor atau patner bisnis
12. Kelompok penekan lainnya

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi


dan Anessi-Pessina (1997):

1. Masyarakat pengguna jasa public


2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan
publik sebagai input atas aktivitas organisasi
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6. Investor asing dan Country Analyst

10
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga Negara.
9. Kelompok Politik (partai politik)
10. Manajer public (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
11. Pegawai pemerintah

Serikat dagang sektor public GASB (1999, p. B184) mengidentifikasikan


pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab


2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat
3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam
proses pemberian pinjaman.

2.4 Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik


Jenis laporan keuangan sektor publik yang minimal dan terintegrasi meliputi:

2.4.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan Neraca, adalah laporan
keuangan yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama suatu
periode tertentu. Secara minimum, laporan keuangan harus memasukkan akun-akun
yang menyajikan jumlah berikut:
a. Properti, Pabrik, dan Peralatan
b. Aktiva tidak berwujud
c. Aktiva Keuangan (selain pada point (d), (f), dan (h))
d. Investasi yang diperlakuakan dengan metode ekuitas
e. Persediaan
f. Pemulihan transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer
g. Piutang dari transaksi Pertukaran
h. Kas dan setara kas
i. Utang pajak dan transfer
j. Utang karena transaksi pertukaran

11
k. Cadangan (provision)
l. Kewajiban tidak lancer
m. Partisipasi minoritas
n. Aktiva atau ekuitas neto

2.4.2 Laporan Kinerja Keuangan (Lapoan Surplus-Defisit)


Laporan kinerja keuangan atau disebut juga Laporan Pendapatan dan Biaya,
Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi, Laporan laba-Rugi, adalah laporan
keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
Laporan ini harus mencakup minimum.
a. Pendapatan dari aktivitas operasi
b. Surplus atau defisit dari aktivitas operasi
c. Biaya keuangan (Biaya pinjaman)
d. Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
e. Surplus atau defisit dari aktivitas biasa
f. Pos-pos luar biasa
g. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h. Surplus atau defisit neto untuk periode

2.4.3 Laporan Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto


Menggambarkan kenaikan ataupun penurunan kekayaan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan.
Perubahan aktiva atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total
surplus/defisit neto selama periode tertentu. Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui
secara langsung sebagai perubahan aktiva/ekuitas neto dari tiap kontribusi dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan ini mencakup :
a. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik

12
b. Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan,
dan pergerakan selama periode
c. Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi
antara nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan setiap perubahan

2.4.4 Laporan Arus Kas


Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investasi. Informasi arus kas sangat
bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi
kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.

2.4.5 Catatan Atas Laporan Keuangan Sektor Publik


Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dari setiap laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan
akun-akun laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CALK
bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan.
Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006
Juncto Permendagri No.59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan entitas
publik harus mencakup hal-hal berikut:
1. Informasi tentang Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian
Target Undang-undang APBN/Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target.
2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Kerja Keuangan yang harus mencakup:
a. Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan
b. Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja
keuangan dalam satu pelaporan entitas pelaporan.

13
c. Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen agar dapat
memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan
yang dilaporkan itu relevan dan andal.
3. Kebijakan Akuntansi yang memuat :
a. Entitas Pelaporan
b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d. Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-
ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan
e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
4. Penjelasan tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas
A. Laporan Realisasi Anggaran
a) Pendapatan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pendapatanperiode berjalan dan pendapatan periode yang
lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan
b) Belanja
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara belanja periode berjalan dan belanja periode yang lalu.
c) Transfer
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran transfer.

14
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara transfer periode berjalan dan transfer periode yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis transfer.
d) Pembiayaan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan periode
yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan.

B. Neraca
Pengungkapan akun-akun neraca yaitu :
a) Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset
lancer seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang.
b) Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan
modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
c) Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini
diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada)
perbedaan pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara bagian
keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset tetap juga
harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
d) Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan
Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
e) Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka
dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian
Lancar Utang Jangka Panjang dan Utang Bunga.

15
f) Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam
Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar
Negeri.
g) Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang
dan Cadangan Persediaan.
h) Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan
jangka Panjang dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap.

C. Laporan Arus Kas


a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas operasi seperti
Pendapatan Pajak dan belanja Pegawai.
b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan, menjelaskan
penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari
aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan seperti Pendapatan Penjualan Aset
tetap dan Belanja Aset
c) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas Pembiayaan
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi ekuitas dan
pinjaman pemerintah sehubungan dengan defisit/surplus anggaran.
d) Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran, penerimaan dan pengeluaran kas
yang tidak mempengaruhi anggaran pemerintah yaitu perhitungan pihak
ketiga yang berasal dari potongan SPM Khusus seperti potongan iuran
Taspen, Askes, Jamsostek, dan potongan PPN/Pajak lainnya yang menjadi
hak pemerintah pusat.

D. Pengungkapan Lainnya
Berisi beberapa hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan.

16
b. Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi manajemen
pemerintah yang baru.
c. Kontijensi, yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada tanggal
neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan atas neraca.
d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
e. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
f. Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti pemogokan yang harus
diatasi pemerintah.
g. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang
berpengaruh secara signifikan pada akun yang tersaji di neraca.

2.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik


Tabel: Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20X8 (dalam ribuan rupiah)

20X8 20X8 20X5 20X5


AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas × ×
Piutang × ×
Persediaan × ×
Uang Muka × ×
Investasi × ×
Total Aktiva Lancar × ×
Aktiva Tidak Lancar
Piutang × ×
Investasi × ×
Aktiva Keuangan Lainnya × ×
Infrastruktur, Pabrik dan Peralatan × ×
Tanah dan Bangunan × ×
Aktiva Tidak Berwujud × ×
Aktiva Nonkeuangan Lainnya × ×
Total Aktiva Tidak Lancar × ×
Aktiva total × ×

17
20X8 20X8 20X5 20X5
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman Jangkan-Pendek × ×
Bagian-lancar Pinjaman Jangka Panjang × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Lancar × ×
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Tidak Lancar × ×
Kewajiban Total × ×

Aktiva Neto × ×
AKTIVA/ EKUITAS NETO
Modal Sumbangan × ×
Enitas Pemerintah × ×
Cadangan (Reserve) × ×
Akumulasi Surplus/(Defisit) × ×
Partisipasi Minoritas × ×
Aktiva/ Ekuitas Neto Total × ×

Tabel: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT FUNGSI


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×

18
20X8 20X7
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Jasa publik umum × ×
Pertahanan × ×
Keteraturan dan keamanan publik × ×
Pendidikan × ×
Kesehatan × ×
Proteksi/ jaring pengaman sosial × ×
Fasilitas masyarakat dan perumahan × ×
Rekreasi, budaya dan agama × ×
Masalah ekonomi × ×
Proteksi lingkungan × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari aktiva operasi × ×
Biaya bunga (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total non-operasi × ×
Surplus/ (defisit) dari Aktivitas Biasa × ×
Surplus/ (defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/ (Defisit) Neto sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/ (Defisit); Neto selama Periode Berjalan × ×

Tabel: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HAKIKAT


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Gaji, upah dan employee benefits × ×
Grants dan pembayaran transfer lain × ×

19
20X8 20X7
Perlengkapan dan barang konsumsi yang dipakai × ×
Biaya penyusutan dan amortisasi × ×
Biaya operas lainnya × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi × ×
Biaya keuangan (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total monoperasi × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa × ×
Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/(Defisit) Neto Sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan × ×

Tabel: Laporan Arus Kas menurut Metode Tidak Langsung

ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Surplus/(defisit) dari aktivitas biasa Rp ×××
Perubahan Nonkas Rp ×××
Penyusutan ×××
Amortisasi ×××
Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu ×××
Peningkatan utang ×××
Peningkatan pinjaman ×××
Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya karyawan ×××
Laba/rugi penjualan properti, pabrik, dan peralatan ×××
Laba/rugi penjualan investasi (×××)
Peningkatan aktivitas lancar lainnya (×××)
Peningkatan investasi karena evaluasi (×××)
Peningkatan piutang (×××)
Pos luar biasa
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian bangunan dan peralatan (×××)
Hasil penjulanan bangunan dan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××

20
20X8
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen kepada pemerintah (×××)
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××

Tabel: Laporan Arus Kas menurut Metode Langsung

ENTITAS SEKTOR PUBLIK


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuah rupiah)

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Penerimaan
Perpajakan ×××
Penjualan barang dan jasa ×××
Hibah ×××
Penerimaan bunga ×××
Pembayaran
Biaya Karyawan (×××)
Pensiunan (×××)
Penerima bunga (×××)
Penerima lainnya (×××)
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian peralatan (×××)
Hasil penjualan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi (×××)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penermaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen dari BUMD ×××

21
20X8
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××

2.6 Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


2.6.1 Dasar kas (Cash Base)
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas
keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan
tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang
ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga
tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada
utang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan
pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk
pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock
figure.

2.6.2 Dasar akrual (Accrual Base)


Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah
sebagai berikut:
Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan
bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang
sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan
berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.
Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang
digunakan seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan.
Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk
kepentingan kreditor dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa yang
meminjami uang dan berapa banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang
dipinjami dan berapa banyak”. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan
membuat catatan yang sangat teliti dari para debitor dan kreditor. Jadi, sistem

22
akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang berorientasi utang dan mana yang
berorientasi piutang.

2.6.3 Akuntansi Dana (Accounting Fund)


Akuntansi dana merupakan salah satu alternative sistem akuntansi di sektor
publik yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di
sektor swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang
disimpan. Namun, bagi sektor publik dana kas sektor publik cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik, sehingga sistem akuntansi lebih
memprioritaskan pengelolaan dana.

2.7 Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik LSM dan


Organisasi Nirlaba
2.7.1 LSM
Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk mengambil keputusan, di samping untuk menunjukan akuntabilitas
organisasi serta menjaga tingkat kepercayaan sumber dana dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan;
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM mendanai
aktivitasnya dan memenuhi persyaratannya;
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan
organisasi LSM dalam mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban
serta komitmennya;
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM
dan perubahan di dalamnya; dan
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian
tujuan.

23
Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan prediktif dan prospektif
yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber
daya yang diisyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat
dihasilkan oleh operasi yang berkelanjutan, dan risiko ketidakpastian di masa depan.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakainya, seperti:
a. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan
sesuai dengan anggaran yang ditetapkan; dan
b. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan
sesuai dengan persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh
pengambil kebijakan di masing-masing LSM.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas dasar
akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
terjadinya (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode
bersangkutan.
Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan. Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM
dapat menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha
organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu,
organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala pelayanannya.
Laporan keuangan LSM mencakup :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi (Aktivitas)
3. Laporan Arus Kas

24
2.7.2 Organisasi Nirlaba (Yayasan)
Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan
utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain
yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat
dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan
bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut,
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja
manajer.
c. Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di antara
unsur-unsur tersebut.
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan
aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih.

Laporan Posisi Keuangan


Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara
unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

25
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai
likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen.
Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva
dalam kelompok yang homogen, seperti:
a. kas dan setara kas;
b. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c. persediaan;
d. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
e. surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
f. tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus
disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva
bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap (1) aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2)
aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara

26
permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf
dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu,
(2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu
dimasa depan, atau (4) pemerolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer
atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu
atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan
barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak
terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi
yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan
pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan.

Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini:
Aktivitas pendanaan:
1. penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.

27
2. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
3. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa,
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk :
(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa, dan
(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih
dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan
posisi keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan
beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam
hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang

28
sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara
konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva
bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian dalam kelompok
aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan
aktivitas.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto.
Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat
beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi,
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang
berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian
organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah
dan gedung yang tidak digunakan lagi.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan
jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai
tujuan atau misi organisasi. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil
utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa.
Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian
dana, dan pengembangan anggota.
Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis,
pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua
aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian
dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana;
pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana;
pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan

29
aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan
lain-lain.
Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan
pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar
untuk mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan
keuangan pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

31

Anda mungkin juga menyukai