Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi
stekeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi,
handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab
akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan
laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi
memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan
tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan informasi di sektor publik
lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran
output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Dalam bab ini, akan dibahas tentang pentingnya akuntansi untuk menghasilkan
laporan keuangan sektor publik. Secara spesifik dibahas tujuan laporan keuangan
sektor publik, identifikasi pengguna laporan keuangan, hak, kebutuhan masing-
masing pengguna laporan keuangan dan perbedaannya dengan sektor swasta, serta
menyampaikan Pelaporan Keuangan Sektor Publik secara singkat, padat dan jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dan jenis laporan keuangan sektor publik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik?
3. Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
5. Bagaimana teknik pelaporan keuangan sektor publik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan jenis laporan keuangan publik.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk laporan keuangan sektor publik.
3. Untuk memahami sistem pelaporan keuangan sektor publik.
4. Untuk memahami siklus akuntansi keuangan sektor publik.
5. Untuk mengetahui teknik pelaporan keuangan sektor publik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting
untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Laporan Keuangan Sektor publik
merupakan representasi informasi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas sektor publik. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan ini
yang nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Adanya
tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabiltas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik,
salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.

Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik Dengan Sektor Swasta


Laporan keuangan pemerintahan dalam beberapa hal berbeda dengan laporan
keuangan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis – jenis
laporan keuangan, elemen laporan keuangan, tujuan pelaporan keuangan, dan teknik
akuntansi yang digunakan. Selain memiliki perbedaan, keduanya juga memiliki
persamaan yaitu kedua–duanya membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai
pedoman untuk membuat laporan keuangan.
Perbandingan Laporan Keuangan Pemerintah dengan Sektor Swasta

PERBEDAAN
Laporan Departemen Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta
Fokus Finansial dan Politik Fokus Finansial
Kinerja diukur secara finansial dan non- Sebagian besar diukur secara finansial.
finansial.
Pertanggungjawaban kepada parlemen dan Pertanggungjawaban kepada pemegang
masyarakat luas. saham dan kreditur.

Berfokus pada bagian organiasasi. Berfokus pada organisasi secara keseluruhan.


Melihat ke masa depan secara detail. Tidak dapat melihat masa depan secara detail.
Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen Aturan pelaporan ditentukan oleh undang–
keuangan. undang, standar akuntansi, pasar modal, dan
praktik akuntansi
Laporan diperiksa oleh Treasury. Laporan keuangan diperiksa oleh auditor
independen
Cash Accounting. Accrual Accounting
Persamaan
Dokumen – dokumen sumber
Berperan sebagai hubungan masyarakat

Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan
Kinerja dan Pelaporan Keuangan.
 Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses
akuntabilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini
antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan,
unit pelaksana teknis, LSM, Partai Politik, Yayasan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.
 Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi
yang telah dilakukan suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu.

2.1.1 Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik


2.1.1.1 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah:
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna
laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah
ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective


reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik,
untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk
mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan,
dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta
memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan
jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya organisasi.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan daar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang dan untuk memberikan informasi pendukung
mengenai otorisasi penggunaan dana.

4. Kelangsungan Organisasi (viability)


Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan
apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang
dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

5. Hubungan Masyarakat (publik relation)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi,
untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemilik
yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi dengan
publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)


Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

2.1.1.2 Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik


Bagi organisasi Sektor Publik seperti halnya pemerintahan, tujuan umum
laporan keuangan adalah :
 Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
(accontability) dan pengelolaan (stewardship).
 Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional.

2.1.1.3 Tujuan Khusus Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik


Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor Publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan
menunjukkan akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber
daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan
yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

2.1.1.4 Kebutuhan Informasi Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah


Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat
diringkas sebagai berikut :
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya,
harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
mengetahui apakah pemerintah melakukan etaatan fiskal dan ketaatan pada
peraturan perundangan atas pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat
risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, encegah terjadinya laporan yang bias atas
kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja
organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

2.1.2 Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik


Jenis laporan keuangan sektor publik yang minimal dan terintegrasi meliputi:
2.1.2.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan Neraca, adalah laporan
keuangan yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama suatu
periode tertentu. Secara minimum, laporan keuangan harus memasukkan akun-akun
yang menyajikan jumlah berikut:
a. Properti, Pabrik, dan Peralatan
b. Aktiva tidak berwujud
c. Aktiva Keuangan (selain pada point (d), (f), dan (h))
d. Investasi yang diperlakuakan dengan metode ekuitas
e. Persediaan
f. Pemulihan transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer
g. Piutang dari transaksi Pertukaran
h. Kas dan setara kas
i. Utang pajak dan transfer
j. Utang karena transaksi pertukaran
k. Cadangan (provision)
l. Kewajiban tidak lancer
m. Partisipasi minoritas
n. Aktiva atau ekuitas neto

2.1.2.2 Laporan Kinerja Keuangan (Lapoan Surplus-Defisit)


Laporan kinerja keuangan atau disebut juga Laporan Pendapatan dan Biaya,
Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi, Laporan laba-Rugi, adalah laporan
keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
Laporan ini harus mencakup minimum.
a. Pendapatan dari aktivitas operasi
b. Surplus atau defisit dari aktivitas operasi
c. Biaya keuangan (Biaya pinjaman)
d. Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
e. Surplus atau defisit dari aktivitas biasa
f. Pos-pos luar biasa
g. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h. Surplus atau defisit neto untuk periode

2.1.2.3 Laporan Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto


Menggambarkan kenaikan ataupun penurunan kekayaan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan.
Perubahan aktiva atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total
surplus/defisit neto selama periode tertentu. Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui
secara langsung sebagai perubahan aktiva/ekuitas neto dari tiap kontribusi dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan ini mencakup :

a. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
b. Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan,
dan pergerakan selama periode
c. Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi
antara nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan setiap perubahan

2.1.2.4 Laporan Arus Kas


Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investigasi. Informasi arus kas sangat
bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi
kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.

2.1.2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan Sektor Publik


Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dari setiap laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan
akun-akun laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CALK
bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan.

Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006


Juncto Permendagri No.59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan entitas
publik harus mencakup hal-hal berikut:
1. Informasi tentang Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian
Target Undang-undang APBN/Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target.
2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Kerja Keuangan yang harus mencakup:
a. Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan
b. Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja
keuangan dalam satu pelaporan entitas pelaporan.
c. Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen agar dapat
memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan
yang dilaporkan itu relevan dan andal.
3. Kebijakan Akuntansi yang memuat :
a. Entitas Pelaporan
b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d. Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-
ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan
e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
4. Penjelasan tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas
A. Laporan Realisasi Anggaran
a) Pendapatan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pendapatanperiode berjalan dan pendapatan periode yang
lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan
b) Belanja
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara belanja periode berjalan dan belanja periode yang lalu.

c) Transfer
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran transfer.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara transfer periode berjalan dan transfer periode yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis transfer.

d) Pembiayaan
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan.
- Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas
selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan periode
yang lalu.
- Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan.

B. Neraca
Pengungkapan akun-akun neraca yaitu :

a) Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset
lancer seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang.
b) Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan
modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
c) Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini
diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada)
perbedaan pencatatan perolehan aset tetap yang terjadi antara bagian
keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset tetap juga
harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
d) Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan
Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
e) Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka
dari Kas Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian
Lancar Utang Jangka Panjang dan Utang Bunga.
f) Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam
Negeri Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar
Negeri.
g) Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang
dan Cadangan Persediaan.
h) Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan
jangka Panjang dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap.

C. Laporan Arus Kas


a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas operasi seperti
Pendapatan Pajak dan belanja Pegawai.
b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan, menjelaskan
penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari
aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan seperti Pendapatan Penjualan Aset
tetap dan Belanja Aset
c) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, menjelaskan penerimaan dan
pengeluaran kas (arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas Pembiayaan
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi ekuitas dan
pinjaman pemerintah sehubungan dengan defisit/surplus anggaran.
d) Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran, penerimaan dan pengeluaran kas
yang tidak mempengaruhi anggaran pemerintah yaitu perhitungan pihak
ketiga yang berasal dari potongan SPM Khusus seperti potongan iuran
Taspen, Askes, Jamsostek, dan potongan PPN/Pajak lainnya yang menjadi
hak pemerintah pusat.

D. Pengungkapan Lainnya
Berisi beberapa hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan.
b. Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi manajemen
pemerintah yang baru.
c. Kontijensi, yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada tanggal
neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan atas neraca.
d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
e. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
f. Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti pemogokan yang harus
diatasi pemerintah.
g. Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang
berpengaruh secara signifikan pada akun yang tersaji di neraca.
2.1.3 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik

Tabel: Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20X8 (dalam ribuan rupiah)

20X8 20X8 20X5 20X5


AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas × ×
Piutang × ×
Persediaan × ×
Uang Muka × ×
Investasi × ×
Total Aktiva Lancar × ×
Aktiva Tidak Lancar
Piutang × ×
Investasi × ×
Aktiva Keuangan Lainnya × ×
Infrastruktur, Pabrik dan Peralatan × ×
Tanah dan Bangunan × ×
Aktiva Tidak Berwujud × ×
Aktiva Nonkeuangan Lainnya × ×
Total Aktiva Tidak Lancar × ×
Aktiva total × ×
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman Jangkan-Pendek × ×
Bagian-lancar Pinjaman Jangka Panjang × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Lancar × ×
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Usaha × ×
Pinjaman × ×
Penyisihan (Provision) × ×
Employee Benefits × ×
Pensiun × ×
Total Kewajiban Tidak Lancar × ×
Kewajiban Total × ×
20X8 20X8 20X5 20X5
Aktiva Neto × ×
AKTIVA/ EKUITAS NETO
Modal Sumbangan × ×
Enitas Pemerintah × ×
Cadangan (Reserve) × ×
Akumulasi Surplus/(Defisit) × ×
Partisipasi Minoritas × ×
Aktiva/ Ekuitas Neto Total × ×

Tabel: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT FUNGSI


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Jasa publik umum × ×
Pertahanan × ×
Keteraturan dan keamanan publik × ×
Pendidikan × ×
Kesehatan × ×
Proteksi/ jaring pengaman sosial × ×
Fasilitas masyarakat dan perumahan × ×
Rekreasi, budaya dan agama × ×
Masalah ekonomi × ×
Proteksi lingkungan × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari aktiva operasi × ×
Biaya bunga (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total non-operasi × ×
Surplus/ (defisit) dari Aktivitas Biasa × ×
20X8 20X7
Surplus/ (defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/ (Defisit) Neto sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/ (Defisit); Neto selama Periode Berjalan × ×

Tabel: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HAKIKAT


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak × ×
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan × ×
Pendapatan dari transaksi pertukaran × ×
Transfer dari entitas pemerintah lain × ×
Pendapatan operasi lainnya × ×
Pendapatan operasi total × ×
Biaya operasi
Gaji, upah dan employee benefits × ×
Grants dan pembayaran transfer lain × ×
Perlengkapan dan barang konsumsi yang dipakai × ×
Biaya penyusutan dan amortisasi × ×
Biaya operas lainnya × ×
Biaya operasi total × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi × ×
Biaya keuangan (×) (×)
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan × ×
Pendapatan (biaya) total monoperasi × ×
Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa × ×
Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas × ×
Surplus/(Defisit) Neto Sebelum
Pos Luar Biasa × ×
Pos Luar Biasa × ×
Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan × ×
Tabel: Laporan Arus Kas menurut Metode Tidak Langsung

ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Surplus/(defisit) dari aktivitas biasa Rp ×××
Perubahan Nonkas Rp ×××
Penyusutan ×××
Amortisasi ×××
Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu ×××
Peningkatan utang ×××
Peningkatan pinjaman ×××
Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya karyawan ×××
Laba/rugi penjualan properti, pabrik, dan peralatan ×××
Laba/rugi penjualan investasi (×××)
Peningkatan aktivitas lancar lainnya (×××)
Peningkatan investasi karena evaluasi (×××)
Peningkatan piutang (×××)
Pos luar biasa
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian bangunan dan peralatan (×××)
Hasil penjulanan bangunan dan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen kepada pemerintah (×××)
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××
Tabel: Laporan Arus Kas menurut Metode Langsung

ENTITAS SEKTOR PUBLIK


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuah rupiah)

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Penerimaan
Perpajakan ×××
Penjualan barang dan jasa ×××
Hibah ×××
Penerimaan bunga ×××
Pembayaran
Biaya Karyawan (×××)
Pensiunan (×××)
Penerima bunga (×××)
Penerima lainnya (×××)
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp ×××
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian peralatan (×××)
Hasil penjualan peralatan ×××
Hasil penjualan investasi ×××
Pembelian sekuritas mata uang asing (×××)
Arus kas neto dari aktivitas investasi (×××)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penermaan dari pinjaman ×××
Pembayaran kembali pinjaman (×××)
Distribusi/ dividen dari BUMD ×××
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp ×××
Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas ×××
Kas dan setara kas awal periode ×××
Kas dan setara kas akhir periode Rp ×××

2.2 Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


2.2.1 Dasar kas (Cash Base)
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas
keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan
tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang
ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga
tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada
utang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan
pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk
pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock
figure.

2.2.2 Dasar akrual (Accrual Base)


Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah
sebagai berikut:
Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan
bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang
sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan
berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.
Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang
digunakan seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan.
Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk
kepentingan kreditor dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa yang
meminjami uang dan berapa banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang
dipinjami dan berapa banyak”. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan
membuat catatan yang sangat teliti dari para debitor dan kreditor. Jadi, sistem
akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang berorientasi utang dan mana yang
berorientasi piutang.

2.2.3 Akuntansi Dana (Accounting Fund)


Akuntansi dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sektor
publik yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di
sector swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang
disimpan. Namun, bagi sector publik dana kas sector publik cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran organisasi sector publik, sehingga sistem akuntansi lebih
memprioritaskan pengelolaan dana.
2.3 Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik
2.3.1 Transaksi
Pengertian transaksi adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan
pihak lain. Dalam hal ini, transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi
sektor publik dan pihak lain. Transaksi-transaksi yang terjadi inilah yang nantinya
akan dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi.
2.3.2 Analisis Bukti Transaksi
Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi
informasi tentang kegiatan transaksi tersebut. Dari bukti transaksi ini, nantinya akan
dianalisis kemudian digunakan untuk dasar pencatatan.
2.3.3 Mencatat Data Transaksi
Pencatatan data transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.
2.3.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang dicatat
(Posting)
Dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akun yang ada pada suatu
organisasi. Berdasarkan nama akun yang ada, catatan atas transaksi tersebut
dikelompokkan sesuai dengan namanya masing-masing. Hal inilah yang disebut
posting.
2.3.5 Penerbitan Laporan dan Catatannya
Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan dalam
buku besar yang kemudian sesuai dengan catatan tersebut, dibuat laporan keuangan
yang nantinya disampaikan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan Sektor Publik yang telah disusun tersebut kemudian dianalisi untuk menilai
kebenaran dan reliabilitasnya.

2.4 Teknik Pelaporan Keuangan Sektor Publik


2.4.1 Tahap Pencatatan dan Penggolongan
Yaitu kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti
transaksi dan bukti pencatatan yang dicatat dalam buku jurnal. Jurnal adalah media
pencatatan transaksi secara urut waktu (kronologis). Manfaat jurnal adalah
menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh transaksi, dapat memberikan
gambaran secara kronologis, jurnal dapat dibagi menjadi berberapa jurnal khusus
yang memungkinkan pengerjaan oleh beberapa orang dalam waktu yang bersamaan,
apabila terjadi kesalahan maka akan lebih mudah menemukannya dalam jurnal
daripada mencari pada buku besar.
2.4.2 Tahap Pengikhtisaran
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal,
diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu
tertentu. Buku besar dibagi menjadi buku besar umum dan buku besar pembantu.
Adapun fungsi dari buku besar umum adalah mengumpulkan data transaksi
kemudian mengklasifikasikannya untuk divalidasi, mencatat penyesuaian terhadap
akun untuk mempersiapkan laporan keuangan.

2.4.3 Tahap pelaporan


Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan
keuangan biasanya dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja.
Sistem pencatatan dalam akuntansi terbagi menjadi dua yaitu single book
keeping entry dan double book keeping entry. Single book keeping entry adalah
sistem pencatatan yang hanya melibatkan satu buku besar untuk pencatatan seluruh
transaksi yang terjadi. Sedangkan, double book keeping entry adalah sistem pencatat
transaksi pada lebih dari satu akun buku besar. Pemilihan sistem pencatatan ini
tergantung pada karakteristik entitas, pada entitas yang tidak begitu kompleks tidak
terlalu memerlukan double book keeping entry.
2.5 Laporan Keuangan Sektor Publik dan Unsur-unsurnya di
Negara-negara Lain
2.6.1 Jepang
Formasi Laporan Keuangan Pemerintah Jepang yaitu:
(1) Laporan neraca publik.
(2) Laporan biaya-biaya administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan).
(3) Laporan pendukung penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak.
(4) Laporan penerimaan dan pengeluaran kas.
Hingga kini,pemerintah Jepang hanya menggunakan laporan pemerimaan dan
pengeluarankas untuk menghitung pengelolaan keuangan.
a. Laporan Neraca Publik
 Berdasarkan “Provisional Concept and standart for the Japanese
Government balance Sheet”.
 The Japanese Government Balance Sheet memberikan tinjauan mengenai
keseluruhan posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai
alat penjelas posisi fiscal pemerintah kepada penduduk jepang.
 Memperbaiki akuntabilitas pemerintah terkait dengan kabijakan.
b. Ruang Lingkup Neraca:
 Seluruh aset dan kewajibanpemerintah adalah subjek dari neraca
pemerintah,yakni semua general account dan 310 special account
government (termasuk akun internal accounting dan dana juga merupakan
subjek).
 General account and special accounts dikonsolidasi dan semua kredit serta
utang diantara akun-akun tersebut di-offseta jumlah asset dan kewajiban
yang dimiliki pemerintah ditunjukkan.
c. Tanggal Neraca
 Tanggal neraca merupakan hari terakhir pada tahun fiscal.
 Meskipun demikian,tetap ada akun-akun pada periode penyelesaian
(settlement periods). Jumlah akun-akun ini menunjukkan penyelesaian
pembayaran dan penerimaan kas selama settlement periods.
 Terkait dengan present value of future pension benefits,karena jumlah yang
dievaluasi pada revaluasi actuarial (actuarial revaluation) hanya lima tahun
sekali dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan.
d. Aset
Kas dan deposito, sekuritas, piutang usaha, kenaikan pendapatan, aktiva tidak
berwujud.

e. Utang
Utang usaha kenaikan utang, sekuritas jangka pendek yang dipegang oleh
masyarakat, obligasi pemerintah yang dipegang oleh masyarakat.

Laporan biaya administrasi (laporan pengeluaran tahun berjalan):


 Biaya operasi.
 Peningkatan bonus yang diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan.
 Peluang
Isi spesifik dari pernyataan ini adalah:
1) Biaya administrasi pada laporan laba rugi lembaga-lembaga independen,dan
pendapatan lain-lain yang berasala dari bantuan yang lebih sedikit ketimbang
untuk biaya operasi.
2) Jumlah penyusutan asset telah dihitung berdasarkan prosedur akuntansi yang
sesuai untuk penyusutan asset khusus.
3) Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi untuk
manfaat yang dikembalikan.
4) Peningkatan biaya oportunitas (opportunity cost) dari penggunaan asset
pemerintah.

Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik Jepang


Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil,Gas and Metal National Corporation)
meliputi:
 Neraca
 Laporan Laba/Rugi
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan
2.6.2 India
Pelaporan keuangan di India meliputi:
 Rekening penerimaan modal.
 Rekening pembayaran modal.
 Dana Kontinjensi.
 Rekening penerimaan pendapatan.
 Rekening pengeluaran pendapatan.
 Rekening penerimaan publik.
 Rekening pembayaran publik.
 Penerimaan pembalanjaan Negara bagian.
 Pengeluaran biaya untuk masing-masing departemen
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar
untuk mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan
keuangan pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai