Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KOMUNIK ASI PEMASARA N KESEHATAN

COMBI

OLEH:
GHAISANI IKRAMINA A 101711123003
SINTA PRAMITASARI 101611123045
Pengertian COMBI
COMBI adalah kegiatan mobilisasi sosial yang ditujukan pada tugas menggerakkan seluruh
individu dan masyarakat yang berpengaruh pada individu dan keluarga dalam mendorong aksi
individu dan keluarga. Kegiatan ini merupakan starategi dalam proses penggabungan beraneka
intervensi komunikasi dengan maksud mengajak individu dan keluarga dalam untuk
mempertimbangkan perilaku sehat yang direkomendasikan dan menganjurkan agar perilaku
tersebut diadopsi dan dipertahankan. (WHO, 2009)

Tujuan COMBI
Tujuan dari COMBI adalah untuk mencapai hasil suatu tindakan.
COMBI
10 Langkah COMBI Menurut WHO, 2009

LANGKAH 4
LANGKAH 2 LANGKAH 8
Membuat strategi
Objektif Perilaku LANGKAH 6
COMBI Penilaian dampak
Tatalaksana LANGKAH 10
Anggaran

LANGKAH 1 LANGKAH 5
Objektif Umum Rencana Aksi LANGKAH 7
LANGKAH 3 COMBI Monitoring dan LANGKAH 9
SMACK Evaluasi Penjadwalan
rencana kerja
STUDI KASUS
Sumber : Hendrayanti, 2008. Analisis Manajemen Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
dengan Metode COMBI (Communication for Behavioural Impact) di Pekanbaru, Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Timur. [skripsi].
Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Langkah 1 - Penetapan objektif umum


 Menurut WHO, 2009 obyektive umum adalah suatu pernyataan yang bersifat jangka
panjang dari program dimana COMBI akan membantu pencapaiannya.
 Dari penelitian Hendrayanti, 2008 tidak disebutkan secara khusus objektif umum dari
program PSN COMBI yang diterapkan.

Seharusnya :
Berkontribusi mengurangi xx% insiden DBD di Kelurahan Sidomulyo Timur Pekanbaru
pada tahun 2008 dengan melaksanakan program komunikasi dan mobilisasi sosial
yang akan mendorong warga untuk segera membersihkan tempat perindukan
nyamuk disekeliling rumahnya.
Langkah 2 - Menentukan objektif perilaku
 Menurut WHO, 2009 objektif perilaku adalah suatu pernyataan objektif perilaku yang
spesifik, sesuai, realistik, dapat diukur dan terikat waktu
 Dari penelitian Hendrayanti, tidak disebutkan secara khusus objektif perilaku dari
program PSN COMBI yang diterapkan.

Seharusnya:
Mengajak 112.429 individu menguras bak penampungan air pada hari Minggu
tanggal 24 Maret 2008 jam 8 pagi.
AREA UTAMA YANG AKAN DIGALI DALAM MELAKSANAKAN
ANALISIS SITUASI PASAR :

1. Situasi saat ini


 Menurut WHO, 2009 yang dimaksud dengan situasi saat ini adalah situasi dari penyakit
berkenan dengan besarnya beban kesehatan, tingkat pengetahuan, sikap, persepsi
mengenai risiko, perilaku saat ini dan kecenderungan perilaku. (Menggunakan pendekatan
HIC-DARM)
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 tidak disebutkan secara khusus sitiasi saat ini dari
program PSN COMBI yang diterapkan, namun dijelaskan sedikit bahwa masyarakat
cenderung menanggapi positif terhadap adanya PSN COMBI tapi ada juga masyarakat
yang belum mau melakukan PSN dan ada juga masyarakat yang menolak rumahnya
diperiksa oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Seharusnya :

H ear (mendengar) tentang perilaku yang baru


I nformed (mengetahui) mengenai hal itu
C onvincend (meyakini) bahwa hal itu berguna Posisi Masyarakat saat ini

D ecision (keputusan) untuk melakukan apa yang telah diyakini


A ction (aksi) pada perilaku yang baru
R e-confirmation (rekonfirmasi) bahwa aksi kita adalah yang terbaik jika semuanya bagus
M aintain (memelihara) perilaku yang baru
2. Segmentasi Pasar
 Menurut WHO, 2009 segmentasi pasar adalah kelompok – kelompok sasaran mana yang
akan dilibatkan, apa yang menjadi prioritas dari segmen pasar.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 telah disebutkan bahwa sasaran kegiatan PSN COMBI
untuk tahap awal adalah masyarakat di Kelurahan Sidomulyo Timur terutama kelompok
rumah tangga.

3. Konteks dan Perilaku yang Mempengaruhi


 Menurut WHO, 2009, konteks dan perilaku yang mempengaruhi adalah kekuatan-kekuatan
apa yang sekarang ada sebagai faktor-faktor penghambat dan atau pendukung untuk
menerima perilaku sehat yang direkomendasikan terhadap penyakit. (Menggunakan
pendekatan analisis SWOT)
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 belum dijelaskan secara khusus mengenai konteks dan
perilaku yang mempengaruhi
S e h a r u s nya :
Internal
Strenght Weakness
1. Masyarakat sudah pernah 1. Ada beberapa masyarakat
mendengar program PSN yang malas menguras bak
(karena sebelum program mandinya
PSN COMBI ada program 2. Ada beberapa masyarakat
PSN) yang curiga kepada kader
2. Masyarakat sudah tau jumatik sehingga tidak
tentang program PSN mau bak mandi rumahnya
3. Masyarakat sudah tau diperiksa.
bahwa program PSN
dapat mengurangi jentik
nyamuk

Opportunities
1. Ada kegiatan bersih desa S-O Analysis W-O Analysis
pada hari Minggu
Threats
1. Kesulitan dalam
Eksternal menginformasikan
kegiatan PSN COMBI
pada hari minggu kepada S-T Analysis W-T Analysis
seluruh warga di
Kelurahan Sidomulyo
Timur
4. Persepsi perilaku yang direkomendasikan
 Menurut WHO, 2009 hal ini didefinisikan sebagai apa yang menjadi ke butuhan/inginan/minat konsumen dan
bagaimana hal itu dapat diterima, apa persepsi nya tentang biaya (uang, waktu, dan usaha) yang terlibat dalam
pelaksanaan perilaku yang direkomendasikan sehubungan dengan nilai yang dijanjikan bila perilaku tersebut
dijalankan. (Menggunakan pendekatan 4C dan DILO MILO)
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 belum dijelaskan secara khusus mengenai persepsi perilaku yang
direkomendasikan

Seharusnya :
4C:
1. Consumer need/want/desire : Tidak ada keluarganya yang terjangkit penyakit DBD
2. Cost : Gratis, dibiayai oleh pemerintah, program dilaksanakan minggu
pagi bertepatan dengan kerja bakti warga dan hari libur kerja.
3. Convenience : Mudah dilakukan, di rumah masing-masing
4. Communication : Ada penyuluhan menggunakan media promosi kesehatan berupa
poster, spanduk, leaflet, dan brosur.
DILO MILO :
DILO (Day in Life Of) : program PSN COMBI dilakukan pada hari minggu karena
para warga tidak bekerja dan berada di rumah sehingga
dapat berpartisipasi dalam program.
MILO (Moment in Life Of) : program dilaksanakan pada pagi hari karena di pagi hari
warga melakukan kerja bakti dan warga berkumpul jadi
satu sehingga mudah untuk menjalankan program.
5. Pesaing/Kompetitor
 Menurut WHO, 2009 hal ini didefinisikan sebagai perilaku apa yang dapat berperan sebagai
kompetitor terhadap perilaku yang direkomendasikan.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 telah disebutkan bahwa ada beberapa masyarakat
yang malas menguras bak mandinya. Hal ini merupakan kompetitor program PSN COMBI.
6. Situasi Komunikasi
 Menurut WHO, 2009 situasi komunikasi adalah saluran/media komunikasi apa yang paling populer dan berpengaruh, media
tradisional apa yang digunakan, siapa sumber informasi terpercaya, media apa yang dapat menjadi pemicu yang berguna dan
mendorong aksi, apa pola komunikasi sosial saat ini, apa metode komunikasi konsumen saat ini, dsb. (Menggunakan
pendekatan MS CREF)
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 belum dijelaskan.

Seharusnya :
Message : Pesan yang tertulis jelas, menggunakan bahasa Indonesia dengan jargon tertentu. Contoh : Sidomulyo Timur
BATIK (Bebas Jentik). BISA!
Source : Sumber informasi yaitu tenaga kesehatan, perangkat desa dan kader jumantik di kelurahan Sidomulyo Timur.
Channel : Televisi, grup paguyupan, diskusi antar komunitas, penyuluhan dan sosialisasi ibu di balai RW, spanduk di
warung kopi dan warteg serta yang ditempel mengenai jadwal menguras bak penampungan air.
Receiver : Seluruh masyarakat kabupaten Sidomulyo Timur
Effect : Masyarakat Kelurahan Sidomulyo Timur menguras bak penampungan air minimal satu kali seminggu.
Feedback : Masyarakat yang melakukan kegiatan menguras bak penampungan air minimal satu kali seminggu mendapat
manfaat terbebas dari jentik sehingga tak perlu membeli bubuk abate
7. Riset lebih lanjut
 Menurut WHO, 2009 riset lebih lanjut adalah aspek-aspek apa dari perilaku yang
direkomendasikan dan komunikasi sosial, yang memerlukan riset lanjutan untuk
memudahkan rancangan COMBI yang lebih baik.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 tentang Kegiatan PSN COMBI di Kelurahan Sidomulyo
Timur Pekanbaru tidak dijelaskan mengenai riset lebih lanjut
Langkah 4,5,6 - Membuat strategi COMBI untuk mencapai pernyataan objektive perilaku, Menampilkan rencana aksi
COMBI, Tatalaksana
Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 dilakukan langkah-langkah:

1. Pertemuan awal petugas kesehatan pengelola program P2 DBD dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kota
Pekanbaru Membentuk tim COMBI
2. Menyusun rencana aksi atau plan of action (POA) PSN COMBI dan menyusun penjadwalan rencana kegiatan
3. Sosialisasi dan perizinan kepada RT/RW
4. Mengadakan pelatihan Kader Jumantik
5. Melakukan Pelatihan Tenaga Survey Pengetahuan, Sikap dan Perilaku serta sosial budaya masyarakat dalam PSN
DBD kepada tenaga survey
6. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan Jentik Berkala setiap hari Minggu jam 8 pagi dan sekaligus
pemberian penyuluhan singkat oleh kader kepada masyarakat di Kelurahan Sidomulyo Timur. Selama kegiatan
PSN ini dilakukan pendampingan terhadap kader Jumantik di lapangan sekaligus pelaksanaan monitoring dan
supervisi kegiatan
7. Evaluasi kegiatan PSN COMBI di Kelurahan Sidomulyo Timur
Langkah 7 - Monitoring dan Evaluasi
 Menurut WHO, 2009 Pada tahap ini kita perlu berpikir melalui bagaimana kita
memonitor kemajuan pelaksanaan dan perkembangan dampak perilaku dan
menawarkan proses untuk melakukan seperti menggunakan jadwal rencana kerja
sebagai alat monitoring dan rencana untuk memantau suatu survei.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 telah disebutkan mengenai monitoring dan evaluasi
penerapan program PSN DBD yaitu:

Monitoring : Setiap seminggu sekali pada hari Rabu pagi kader jumantik melakukan
survey bak mandi di rumah warga Kelurahan Sidomulyo Timur
Evaluasi : Penilaian akhir kegiatan apakah dapat mencapai target yang telah
ditetapkanyaitu meningkatkan angka bebas jentik sehingga
menurunkan kasus DBD di wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur.
Langkah 8 - Penilaian Dampak
 Menurut WHO, 2009 Program COMBI menjanjikan hasil sebuah perilaku. Pada tahap ini kita
akan menunjukkan suatu tindakan yang dicapai.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 telah disebutkan bahwa:

1. Setelah diadakan kegiatan PSN COMBI di Kelurahan Sidomulyo Timur dengan pengerahan
kader Jumantik, perilaku masyarakat dalam melaksanakan kegiatan 3 M Plus dalam rangka
PSN DBD meningkat dari yang semula tidak mau atau tidak rutin melakukan PSN menjadi
rutin melakukan PSN bersama sekali seminggu.
2. Meningkatnya angka bebas jentik setelah dilakukan kegiatan PSN terhadap kontainer
potensial
Langkah 9 - Penjadwalan Rencana Kerja
 Menurut WHO, 2009 memasukkan kegiatan-kegiatan aksi ke dalam jadwal rencana kerja yang menjadi alat
implemetasi dan manajemen dalam melaksanakan program COMBI.
 Berikut jadwal rencana kerja dalam penelitian Hendrayanti, 2008
Langkah 10 - Anggaran
 Menurut WHO, 2009 pada langkah ini disajikan rincian anggaran untuk berbagai kegiatan yang diajukan
pada rencana COMBI.
 Dalam penelitian Hendrayanti, 2008 tentang Kegiatan PSN COMBI di Kelurahan Sidomulyo Timur
Pekanbaru, telah sedikit disebutkan bahwa sumber dana dari APBD Dinkes tahun 2008, belum ada
penjelasan secara rinci. Seharusnya, dijelaskan secara rinci sesuai format berikut:

No. Kegiatan Barang Jumlah unit Biaya satuan Total

1.

2.

3.

Total
REFERENSI
Hendrayanti, 2008. Analisis Manajemen Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan Metode COMBI (Communication for Behavioural
Impact) di Pekanbaru, Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Timur. [skripsi]. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia.
WHO. 2009. Manual Perencanaan Program Komunikasi Dampak Perilaku Kesehatan. Geneva:
WHO.

Anda mungkin juga menyukai