Anda di halaman 1dari 94

U.S.

CENTERS FOR DISEASE


CONTROL AND PREVENTION

BUKU
PANDUAN
MENTOR
FETP
(Field Epidemiology Training Program)

“An excellent set of teaching modules with


inadequate mentorship does not result in
well-trained field epidemiologists,”

By Dr. Carl Reddy - Director of TEPHINET

EDISI 2022
Diterbitkan oleh Sekretariat FETP Indonesia, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes RI

Pembina : Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS ;


Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pengarah : dr. Achmad Farchanny Try Adryanto, MKM;
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Penasehat : dr. I Nyoman Kandun, MPH

Tim Penyusun dan Kontributor :


1. drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes; Tim Kerja Surveilans
2. Emita Ajis, S.KM, MPH; Tim Kerja Surveilans
3. Muammar Muslih, S.KM, M.Epid; Tim Kerja Surveilans PD3I dan KIPI
4. drg. C. Yekti Praptiningsih, M.Epid; U.S. CDC
5. Amalya Mangiri, MSc.PH; U.S. CDC
6. dr. RM. Silvester Haripurnomo Kushadiwijaya, Dr. PH; Sekretariat FETP Indonesia
7. Dr. dr. Helda, M.Kes; FETP Universitas Indonesia
8. dr. Risalia Reni Arisanti, MPH; FETP Universitas Gadjah Mada
9. Dr. dr. Atik Choirul Hidajah, M.Kes; FETP Universitas Airlangga
10. Dr. dr. A.A. Sagung Sawitri, MPH; FETP Universitas Udayana
11. Indra Dwinata, S.KM, MPH; FETP Universitas Hasanuddin
12. Husni, S.KM, MPH; Sekretariat FETP Indonesia
13. Menikha Maulida, SKp.G, MPH; Sekretariat FETP Indonesia
14. Orina Melisa Nasution, SE; Sekretariat FETP Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya “Buku Panduan Mentor
FETP” ini selesai disusun dan dapat diterbitkan kembali setelah
mengalami revisi dari panduan sebelumnya mengikuti penyesuaian
dengan filosofi pembimbingan lapangan FETP.

Buku Pedoman ini dirasakan kebutuhannya sebagai pembaharuan dari edisi sebelumnya
karena filosofi pembimbingan dalam FETP ditingkatkan dari field supervision menjadi
mentorship. Suatu workshop mengenai mentorship yang didahului dengan survei mengenai
pembimbingan telah diselenggarakan pada tanggal 1 dan 2 Desember 2021 di Surabaya.
Kelima universitas penyelenggara FETP di Indonesia hadir dan berpartisipasi. Struktur isi buku
pedoman ini mengalami perubahan untuk memberikan panduan yang lebih terinci kepada para
mentor agar karyasiswa FETP terbantu lebih baik dalam mencapai kompetensi dengan
menjalankan praktik lapangan mereka.

Kami sangat menghargai dan berterima kasih atas dukungan dan kontribusi semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan buku pedoman pembimbingan lapangan FETP ini. Ucapan terima
kasih disampaikan kepada segenap pelaku dalam pembuatan buku pedoman ini termasuk
Sekretariat FETP Indonesia dan Universitas penyelenggara FETP yang sekaligus menjadikan
buku ini dan membentuk komitmen untuk melaksanakannya dengan sepenuhnya dan sebaik-
baiknya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para pendahulu yang telah
menghasilkan Buku Pedoman terdahulu (yang terbit tahun 2014). Terima kasih juga diucapkan
kepada Lembaga-lembaga penyandang dana U.S. CDC melalui Health Security Partners
(HSP) atas bantuan yang memungkinkan buku pedoman ini terbit.

Kami juga mengharapkan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait agar kompetensi
sepenuhnya dan sebaik-baiknya yang dicapai oleh karyasiswa pada waktunya akan membuat
pelayanan FETP dapat berjalan, berhasil sebaik-baiknya untuk peningkatan kesehatan
masyarakat di Indonesia. Semoga Tuhan YME senantiasa menaungi langkah kita semua
untuk dapat bersama-sama berkontribusi dalam menyehatkan bangsa Indonesia.

Jakarta, Oktober 2022


Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan

dr. Achmad Farchanny Try Adryanto, MKM

i
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas perkenan, rahmat dan karunia-Nya buku “Panduan Mentor FETP”
telah selesai disusun. Buku panduan akan menjadi acuan bagi mentor
FETP dalam menjalankan tugasnya sebagai mentor bagi para karyasiswa
FETP yang sedang melaksanakan praktik lapangan agar dapat berjalan
dengan baik.
International Health Regulations (IHR) 2005 merupakan salah satu legal aspek yang dihasilkan
oleh World Health Organization (WHO) yang disepakati oleh negara-negara anggota untuk
memiliki kemampuan mencegah, mendeteksi, dan respon cepat yang adekuat terhadap setiap
ancaman kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar antar negara didasarkan pada
sistem surveilans nasional dan peraturan perundangan yang telah ada di masing-masing
negara.

Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan inisiatif global yang diluncurkan pada
bulan Februari 2014. Inisiatif tersebut muncul sebagai bentuk respon terhadap meningkatnya
kerentanan masyarakat global terhadap kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru
dan pandemi yang diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas
barang, jasa, manusia dan hewan lintas negara serta praktek-praktek pertanian, peternakan
dan industri yang dinilai tidak lagi alamiah dan ramah lingkungan. GHSA mengamanatkan
minimal harus ada 1 (satu) tenaga lulusan FETP/epidemiologi lapangan per 200.000 penduduk
atau minimal 2 per provinsi dan 1 per kabupaten/kota.

Program Pendidikan FETP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan RI untuk menghasilkan tenaga lulusan epidemiologi lapangan yang terampil siap
pakai dan berbasis kompetensi. Kapasitas lulusan dapat memperkuat sistem surveilans bagi
suatu negara termasuk Indonesia agar memiliki kemampuan mencegah, mendeteksi, dan
merespon dengan cepat setiap ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia.

Akhirnya, Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku pedoman ini. Semoga pelaksanakan pembimbingan lapangan FETP
dapat berjalan secara optimal tanpa batas waktu yang ditentukan sehingga menghasilkan
lulusan FETP yang berkualitas.

Jakarta, Oktober 2022


Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i.


SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT..... ii.
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I FETP DI INDONESIA.......................................................................................................... 1
A. Sejarah FETP di Indonesia ................................................................................................ 1
B. Visi, Misi, dan Tujuan FETP di Indonesia .......................................................................... 4
BAB II PENDIDIKAN KARYASISWA ............................................................................................ 6
A. Pendidikan FETP ................................................................................................................ 6
B. Kompetensi yang Akan Dicapai ......................................................................................... 6
C. Kurikulum dan Praktik Lapangan ....................................................................................... 7
D. Waktu Pelaksanaan Program FETP .................................................................................. 8
BAB III MENTOR ........................................................................................................................... 9
A. Kriteria Mentor .................................................................................................................... 9
B. Hak-Hak Mentor................................................................................................................ 10
C. Tugas dan Kewajiban Mentor............................................................................................. 9
D. Dokumentasi Kegiatan Mentor ......................................................................................... 10
E. Hubungan Kerja Mentor dan Karyasiswa ........................................................................ 10
F. Kesepahaman................................................................................................................... 10
G. Peran Mentor .................................................................................................................... 11
BAB IV MENTOR DAN KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN ..................................................... 13
A. Analisis Masalah Kesehatan ............................................................................................ 13
B. Investigasi KLB ................................................................................................................. 17
C. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans ........................................................................ 25
D. Penelitian Epidemiologi Analitik ....................................................................................... 30
E. Evaluasi Program Kesehatan ........................................................................................... 36
F. Komunikasi Ilmiah ............................................................................................................ 44
1. Abstrak ......................................................................................................................... 44
2. Presentasi Lisan .......................................................................................................... 49
3. Presentasi Poster......................................................................................................... 56
4. Manuskrip ..................................................................................................................... 58
5. Artikel Buletin ............................................................................................................... 67
G. Protokol ............................................................................................................................. 72
BAB V KEGIATAN PENDUKUNG UNTUK MENTOR ............................................................... 83
A. Pertemuan-Pertemuan ..................................................................................................... 83
B. Lokakarya bagi Mentor ..................................................................................................... 83
C. Reviu Kurikulum FETP ..................................................................................................... 84
D. Pengembangan dan Pembuatan Bahan Ajar Baru ......................................................... 84
E. Presentasi Hasil Praktik Lapangan .................................................................................. 84
F. Publikasi............................................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 85

iii
BAB I
FETP DI INDONESIA

A. Sejarah FETP di Indonesia

Penyelenggaraan FETP di Indonesia dimulai pada tahun 1982 dan pendiriannya


didukung oleh U.S. Centers for Disease Control. Indonesia merupakan negara ke empat
di dunia yang menyelenggarakan FETP setelah Amerika Serikat (CDC Atlanta), Kanada,
dan Thailand.
Pengelolaan FETP saat itu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (Ditjen P3M). FETP di Indonesia adalah suatu
program magang (internship program) dengan masa pelatihan selama 2 tahun. Jumlah
peserta pelatihan per angkatan sekitar 5 – 6 orang, yang kebanyakan dokter dan Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM). Pada saat itu, para peserta pelatihan memperoleh
beasiswa dari World Health Organization (WHO).
Setelah menyelenggarakan empat angkatan dengan metode magang tanpa
melibatkan universitas sampai tahun 1985, minat calon peserta pelatihan untuk
mengikuti pelatihan di FETP semakin berkurang. Untuk mengantisipasi hal itu, Ditjen
P3M kemudian melakukan kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia (FKM UI) untuk menyelenggarakan pendidikan FETP, dengan
gelar setingkat magister.
Untuk memperluas daya tampung, pada tahun 1990, Direktorat Jenderal P3M juga
melakukan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM)
di Yogyakarta, untuk menyelenggarakan pendidikan FETP. Dalam penyelenggaraan
kerjasama ini, FKM UI dan FK UGM melaksanakan kegiatan akademis untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal P3M, termasuk teknis
pembelajaran, yang mempunyai komposisi satu semester di kelas (kampus) dan diikuti
tiga semester kegiatan lapangan. Sekitar tahun 1995, bantuan beasiswa dari WHO yang
dialirkan melalui Ditjen P3M dihentikan, oleh karena itu, Ditjen P3M tidak lagi mempunyai
kendali terhadap proses pembelajaran FETP di FKM UI dan FK UGM. Akan tetapi,
mengingat pentingnya profesi epidemiologi lapangan (field epidemiologist) bagi
pembangunan kesehatan di Indonesia, FKM UI dan FK UGM tetap melaksanakan
pendidikan FETP hingga saat ini.
Pada tahun 1997 – 2002, Direktorat Jenderal P3M melaksanakan proyek Intensified
Communicable Disease Control (ICDC). Salah satu komponen proyek tersebut adalah
pendidikan ahli epidemiologi lapangan setingkat strata dua. Mengingat FKM UI dan FK
UGM tidak mampu memenuhi kebutuhan jumlah lulusan FETP seperti yang diminta oleh
proyek ICDC, maka FK UNAIR diminta oleh Ditjen P3M untuk terlibat dalam pendidikan
FETP ini. Di FKM UI dilaksanakan dalam dua program paralel.
Pada tahun 2007, Departemen Kesehatan RI, melalui Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) menginisiasi suatu
program untuk merevitalisasi FETP di Indonesia, dengan dukungan dari WHO Indonesia
Office. Program ini bertujuan untuk mengembalikan pendidikan FETP kepada tujuan
semula, yakni saat dibentuk pada tahun 1982, serta meningkatkan mutu lulusan, sesuai
kompetensi yang diakui secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan FETP di Indonesia (FKM UI dan FK
UGM) yang dilakukan oleh reviewer eksternal. Selanjutnya, Ditjen P2PL, PPSDM, FKM

1
UI, dan FK UGM membuat sistem rekrutmen, proses pendidikan, dan kegiatan supervisi
yang lebih sistematik dan berkualitas.
Pada tahun 2013, selain dua universitas yang sudah terlibat, universitas lain yaitu
Universitas Airlangga, Universitas Udayana, dan Universitas Hasanuddin dilibatkan
dalam kegiatan FETP sehingga jumlah lulusan FETP meningkat. Diharapkan, secara
kuantitatif, dalam jangka pendek, seluruh program kesehatan masyarakat di Kementerian
Kesehatan RI memiliki lulusan FETP, dan dalam jangka panjang, seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, serta unit-unit pelaksana teknis
terkait memiliki lulusan FETP. Secara kualitatif, diharapkan para lulusan FETP Indonesia
mampu berperan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat baik di tingkat nasional, di
tingkat kementerian atau instansi lain yang memerlukan staf berkompetensi epidemiologi
lapangan, maupun di tingkat internasional.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor: HK.02.02/I/417/2022 tentang Sekretariat Tim Koordinasi Penguatan dan
Penerapan Epidemiologi Lapangan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan dan
penguatan Sekretariat Epidemiologi Lapangan/FETP diperlukan koordinasi yang kuat
dan terpadu secara berkelanjutan:
Sekretariat FETP bertugas membantu, memfasilitasi, dan mendukung pelaksanaan
tugas Tim Koordinasi Penguatan dan Penerapan Epidemiologi Lapangan dalam rangka:
1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program penguatan dan penerapan
epidemiologi lapangan di Indonesia.
2. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan
Kementerian Kesehatan, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan
kegiatan atau operasional program penguatan dan penerapan epidemiologi
lapangan di Indonesia.
3. Kesinambungan program penguatan dan penerapan epidemiologi lapangan di
Indonesia.
4. Pengembangan dan peningkatan mutu/kualitas program penguatan dan penerapan
epidemiologi lapangan di Indonesia.
5. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan universitas dan pemerintah daerah.
6. Pengembangan jejaring program penguatan dan penerapan epidemiologi lapangan,
baik jejaring nasional maupun internasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat FETP berkoordinasi harian dengan Tim
Kerja Surveilans di bawah arahan Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan.

2
Gambar 1. Perjalanan Sejarah FETP di Indonesia

3
B. Visi, Misi, dan Tujuan FETP di Indonesia

Visi : Indonesia memiliki tenaga epidemiologi lapangan yang kompeten,


berkualitas, dan tersebar merata yang mampu menyelesaikan
permasalahan kesehatan masyarakat lokal, nasional, dan global.
Misi : 1. Menyelenggarakan kegiatan FETP Advanced, Intermediate, dan
Frontline sesuai dengan standar nasional dan global
2. Mendukung ketersediaan FETP yang dapat diikuti oleh tenaga
kesehatan yang bertugas di bidang surveilans dan pengendalian
penyakit di seluruh Indonesia
3. Mendukung peningkatan kapasitas berkelanjutan tenaga
epidemiologi lapangan
4. Menjadikan FETP Indonesia sebagai pusat koordinasi pendidikan
dan pelatihan tenaga epidemiologi lapangan di Indonesia
5. Meningkatkan jejaring lokal, nasional, dan global serta dukungan
pemangku kepentingan terkait untuk keberhasilan kegiatan
epidemiologi lapangan
Target : Adanya tenaga epidemiologi lapangan yang kompeten dan berkualitas
yang bertugas di bidang surveilans dan pengendalian penyakit, minimal
satu di setiap dinas kesehatan kabupaten/kota dan dua di setiap dinas
kesehatan provinsi, serta minimal 20% fasilitas pelayanan kesehatan
pada akhir tahun 2027.
Tujuan : 1. Adanya standarisasi untuk memastikan kualitas FETP Advanced,
Intermediate, dan Frontline.
2. Tersedianya FETP sebagai berikut:
2.1. FETP Advanced dilaksanakan dengan 5-20 peserta per
angkatan di setiap universitas penyelenggara per tahun.
2.2. FETP Intermediate dilaksanakan minimal lima angkatan per
tahun dengan maksimal dua puluh peserta per angkatan di
balai pelatihan kesehatan terakreditasi.
2.3. Setiap kabupaten/kota mempunyai lulusan FETP Frontline
minimal 20% dari jumlah fasilitas kesehatan di wilayahnya.
3. Tenaga epidemiologi lapangan mengikuti kegiatan peningkatan
kapasitas berkelanjutan yang berlangsung secara berkala baik di
dalam negeri dan luar negeri.
4. Adanya peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan FETP
di Indonesia.
5. Terwujudnya jejaring dan kerjasama dengan pemangku
kepentingan terkait baik lokal, nasional maupun internasional untuk
keberhasilan FETP.

FETP di Indonesia adalah program pendidikan magister yang dalam pelaksanaannya


merupakan pendidikan gelar purna waktu selama dua tahun. Program pendidikan ini
memadukan pelajaran di kelas dengan pengalaman praktik lapangan. Di Indonesia,
FETP ini merupakan satu dari program sejenis yang dilaksanakan di lebih dari 30
negara di dunia dengan tujuan dan metode pendidikan yang sama.
Tujuan umum dari program pendidikan FETP ini adalah mendidik tenaga
profesional dalam bidang epidemiologi lapangan yang kompeten dalam sistem
4
pelayanan kesehatan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
profesional epidemiologi di Indonesia mulai dari pusat, provinsi, sampai dengan di
kabupaten. Setelah menyelesaikan pendidikan dan memenuhi syarat-syarat yang
diperlukan oleh institusi yang mendidik, peserta didik akan diberi gelar magister sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pendidikan FETP memiliki kekhasan jika dibandingkan dengan program
pendidikan magister di bidang kesehatan lainnya. FETP mengkombinasikan kuliah di
kampus dengan praktik lapangan disertai dengan pembimbingan yang terstandar dari
para pembimbing. Karyasiswa diwajibkan memenuhi persyaratan-persyaratan
akademis dan profesional selama empat semester sebelum mereka lulus. Karyasiswa
menghabiskan rata-rata 25% dari waktu pendidikan mereka di kampus dan 75% di
lapangan untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka.
Para mentor akan memberikan bimbingan, pendampingan, dan menyupervisi
pengerjaan tugas karyasiswa hingga tercapai kompetensinya. Persyaratan yang harus
dipenuhi sebelum mereka lulus antara lain membuat laporan praktik lapangan dalam
beberapa bentuk yang telah disepakati sesuai persyaratan masing-masing universitas.
Laporan praktik lapangan dapat berupa laporan lengkap, manuskrip publikasi ataupun
bentuk publikasi lainnya seperti poster ataupun presentasi lisan disalah satu seminar
ilmiah tentang masalah kesehatan masyarakat yang prioritas dan penting.

5
BAB II
PENDIDIKAN KARYASISWA

A. Pendidikan FETP

Program pendidikan FETP di Indonesia dilaksanakan dengan metode learning by


doing dan berbasis kompetensi dengan tujuan untuk memperkuat sistem surveilans
dan respon kesehatan masyarakat di Indonesia melalui penguatan sumber daya
manusia di bidang epidemiologi lapangan. Penguatan sistem ini dapat dilakukan
melalui penguatan respon terhadap masalah kesehatan masyarakat yang akut
(misalnya KLB, bencana), memberikan bukti ilmiah kepada pengambil keputusan,
memperkuat sistem surveilans dan memperkuat komunikasi informasi epidemiologi.
FETP yang kita kenal selama ini adalah FETP Advanced (Magister) dengan lama
pendidikan dua tahun, dimana 75% (minimal 68 minggu) merupakan kegiatan proyek
lapangan dan sisanya (25%) merupakan kegiatan akademik. Setelah menyelesaikan
program ini, karyasiswa FETP akan mendapat gelar setara magister dan keterampilan
dalam bidang epidemiologi lapangan. Sesuai dengan perkembangannya, saat ini
FETP diselenggarakan oleh lima universitas yaitu Universitas Indonesia (UI),
Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas
Udayana (UNUD), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS). Di masa mendatang
dimungkinkan adanya penambahan universitas sebagai penyelenggara FETP.

B. Kompetensi yang Akan Dicapai


Pada masa pendidikan selama dua tahun para karyasiswa akan berselang-seling
antara pembelajaran di kelas dan pembelajaran di lapangan. Di kampus, para
karyasiswa dibekali dengan teori dan ilmu akademik tentang epidemiologi lapangan
sebagai kompetensi dasar untuk mengerjakan praktik lapangan. Berdasarkan
kompetensi utama Training Programs in Epidemiology and Public Health Interventions
Network (TEPHINET) Global, diharapkan universitas penyelenggara menyediakan
kurikulum minimal:
1. Surveilans kesehatan masyarakat
2. Investigasi kejadian luar biasa (KLB)
3. Studi epidemiologi terencana
4. Komunikasi ilmiah
Selain keempat kompetensi utama di atas karyasiswa juga dibekali dengan
kompetensi lain sesuai dengan kurikulum masing-masing universitas. Kompetensi
tambahan yang direkomendasikan antara lain:
1. Laporan epidemiologi singkat
2. Teknik melatih, memberikan pelatihan, dan bimbingan
3. Evaluasi program
4. Mentoring
5. Kepemimpinan dan manajemen
6. Penelitian operasional
7. Laboratorium dan keamanan hayati (biosafety)
8. Teknik komunikasi
9. Teknologi komputer

6
Pada saat berada di lapangan, karyasiswa akan dibimbing oleh pembimbing
akademik dari universitas, mentor dan ahli lain yang diperlukan dari Kementerian
Kesehatan dan jajarannya. Pada setiap semester karyasiswa mendapat kesempatan
dikunjungi oleh pembimbing akademik. Diskusi-diskusi intensif dapat dilakukan oleh
karyasiswa dengan mentor dan pembimbing akademik baik secara luring maupun
daring supaya mahasiswa melakukan praktik lapangan yang berkualitas dan
memenuhi kompetensi.

C. Kurikulum dan Praktik Lapangan

Kurikulum yang digunakan pada program pendidikan FETP merupakan adaptasi dari
kurikulum FETP Global yang dikembangkan oleh U.S. CDC untuk mencapai
kompetensi utama seperti tersebut di atas. Kurikulum tersebut akan dilaksanakan
melalui pendidikan di kelas maupun praktik lapangan.

Setiap universitas dengan program FETP memiliki persyaratan praktik lapangan


yang berbeda. Namun kegiatan dan hasil praktik lapangan yang direkomendasikan
berdasarkan kompetensi inti adalah sebagai berikut*:
 Analisis data surveilans kesehatan masyarakat dan ringkasannya:
- Menganalisis data surveilans menggunakan metode epidemiologi deskriptif
dan menguraikan penyelenggaraan sistem surveilans untuk
menggambarkan sifat-sifatnya dan menginterpretasikan kejadian dan
persebaran masalah kesehatan.
- Evaluasi Sistem Surveilans
 Investigasi KLB atau investigasi lapangan atas suatu masalah kesehatan
masyarakat yang akut:
Melakukan suatu investigasi lapangan kejadian kesehatan yang berpotensi
menyebabkan suatu masalah kesehatan masyarakat yang serius yang
memerlukan respon cepat (pada waktunya) termasuk KLB.
 Penelitian Epidemiologi Terencana:
Merancang, menulis protokol dan menjalankan penelitian epidemiologi dengan
prinsip-prinsip dan metode epidemiologi analitik.
 Presentasi Lisan pada konferensi ilmiah:
Menulis suatu abstrak kemudian membuat dan menyampaikan presentasi lisan
secara singkat pada suatu konferensi atau seminar ilmiah;
 Presentasi Poster pada konferensi ilmiah:
Menulis suatu abstrak kemudian menyiapkan, menyajikan dan membahas suatu
presentasi poster pada konferensi ilmiah
 Manuskrip Ilmiah:
Menulis dan mengajukan suatu manuskrip ilmiah untuk suatu jurnal (peer-
reviewed)

Kompetensi Pilihan:
 Laporan Epidemiologi Singkat:
Menulis dan mengajukan suatu laporan ringkas dari suatu investigasi epidemiologi
atau analisis untuk suatu buletin epidemiologi
 Mengajar:
7
Memberikan suatu pelajaran dengan topik epidemiologi di kelas
 Evaluasi Program:
Melakukan evaluasi atas suatu program kesehatan masyarakat
Kompetensi pilihan yang sedang dikembangkan:
 Mentoring:
Bertindak sebagai mentor pada tenaga epidemiologi lapangan yang sedang dilatih
 Kepemimpinan dan Manajemen
 Riset Operasional/Kegiatan Peningkatan Mutu

*Sumber: Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in


FETP-Advanced Programs (28 October 2016)

D. Waktu Pelaksanaan Program FETP

Skema berikut memberikan gambaran umum tentang waktu (timeline) proses belajar
mengajar selama dua tahun akademik serta praktik lapangan yang harus dikerjakan,
secara umum dapat dilihat kegiatan setiap semester. Jadwal bisa bervariasi sesuai
pengaturan masing-masing universitas.

Gambar 2. Periode Pendidikan FETP


Keterangan:
N = Jumlah
8
BAB III
MENTOR

Mentor adalah seorang ahli epidemiologi lapangan berpengalaman yang memberikan


dukungan dan bimbingan teknis kepada karyasiswa FETP, utamanya untuk praktik
lapangan. Mentor ditunjuk oleh universitas pengelola program FETP dan disetujui oleh
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan (Koordinator FETP Indonesia).
Mentor harus memiliki empati, yang memandu orang lain dalam mengembangkan
dan memeriksa kembali gagasan-gagasan, pembelajaran, pengembangan pribadi, dan
pengembangan profesionalnya. Seorang mentor tidak hanya berkontribusi pada
pertumbuhan dan pengembangan karier individu bimbingan mereka, tetapi juga membantu
membangun tenaga epidemiologi lapangan yang kompeten. Oleh karena itu, peran mentor
tidak hanya penting dalam keberhasilan bimbingan dan program FETP, tetapi juga dalam
peningkatan kapasitas epidemiologi secara nasional dan global.

A. Kriteria Mentor
Kriteria pemilihan mentor:
 Lulusan FETP Advanced/Magister dari lima universitas penyelenggara FETP di
Indonesia yaitu UI, UGM, UNAIR, UNUD, dan UNHAS.
 Bekerja dan berdomisili di provinsi dan atau kabupaten/kota yang sama dengan
tempat karyasiswa melakukan praktik lapangan.
 Bersedia berbagi ilmu dan keahlian, serta memberikan bimbingan.
 Bersedia untuk bekerja dengan karyasiswa sesuai jadwal dan sesuai kebutuhan.
 Bersedia menandatangani surat pernyataan atau persetujuan sebagai mentor.

B. Tugas dan Kewajiban Mentor


Keterlibatan mentor bersama dengan pembimbing akademik dan koordinator FETP
dalam penyelenggaraan pendidikan FETP didorong oleh semangat dan idealisme
untuk memenuhi kebutuhan tenaga epidemiologi lapangan di Indonesia yang
berkualitas.
Tugas dan kewajiban mentor adalah sebagai berikut:
 Melakukan advokasi dan koordinasi dengan pejabat kesehatan
provinsi/kabupaten/kota dengan mentor lainnya agar karyasiswa memperoleh
kemudahan mendapatkan akses terhadap data dan informasi.
 Memberi bimbingan untuk mengidentifikasi kebutuhan daerah dan
mengembangkan/membuat/mendesain, melaksanakan, dan menyelesaikan
praktik lapangan agar sesuai dengan situasi dan kebutuhan program kesehatan
daerah setempat.
 Melakukan diskusi secara rutin dan sesuai kebutuhan dapat dilakukan minimal
seminggu sekali dengan karyasiswa.
 Mengomunikasikan tujuan dengan jelas dan menetapkan standar kualitas yang
tinggi.
 Menyetujui proposal praktik lapangan yang disusun bersama dengan
karyasiswa terutama dari aspek teknis dan administratif.
 Membantu karyasiswa dalam aspek teknis yang terkait dengan praktik
lapangan.

9
 Memberi bimbingan dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis serta
interpretasi data hasil praktik lapangan.
 Membantu pembimbing akademik dalam menelaah laporan tugas lapangan
terutama mengenai isi, validitas data, struktur laporan dan aplikasinya di
lapangan.
 Memberikan umpan balik kepada karyasiswa dengan segera dan dengan cara
yang konstruktif.
 Menyetujui laporan hasil praktik lapangan.
 Membantu karyasiswa melakukan diseminasi informasi hasil/rekomendasi dari
praktik lapangan kepada pejabat terkait dalam bentuk lokakarya atau seminar.
 Memberikan penilaian terhadap tugas dan aktivitas mahasiswa di lapangan.

C. Hak-Hak Mentor
 Menerima surat keterangan sebagai mentor dari Direktur Surveilans dan
Kekarantinaan Kesehatan (Koordinator FETP Indonesia) dan/atau SK dari
universitas penyelenggara FETP.
 Mendapatkan pelatihan terkait mentorship.
 Mendapatkan kesempatan untuk mengikuti konferensi FETP bagi mentor yang
karyasiswanya melakukan presentasi poster atau lisan.
 Mendapatkan kesempatan menjadi Co-Author dalam publikasi yang dilakukan
oleh karyasiswa.
 Menjadi bagian dari jejaring ahli epidemiologi lapangan.

D. Dokumentasi Kegiatan Mentor


Membuat dokumentasi tentang kinerja karyasiswa dan kemajuan praktik lapangan
sesuai dengan format tertentu (Lampiran 1).

E. Hubungan Kerja Mentor dan Karyasiswa


Hubungan antara mentor dan karyasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan untuk
mencapai kompetensi yang diharuskan. Mentor mengharapkan karyasiswa bisa
belajar dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari lapangan. Sebaliknya
karyasiswa mengharapkan bimbingan penuh dari mentor sesuai dengan kebutuhan
karyasiswa dan mendapatkan ilmu serta pengalaman sebanyak-banyaknya dari para
mentor.

F. Kesepahaman
Perbedaan latar belakang budaya, kepribadian, dan pengalaman di antara mentor
dan karyasiswa dapat mempengaruhi pemahaman, interaksi dan komunikasi di antara
mereka. Namun secara umum hubungan antara para mentor dengan para karyasiswa
FETP dapat dibina dan diperkuat melalui upaya sebagai berikut:
 Mentor menyediakan cukup waktu.
 Ketika mentor tidak menguasai suatu aspek masalah kesehatan masyarakat,
mentor dapat memfasilitasi karyasiswa untuk mencari bahan/bimbingan dari
sumber dan para profesional lainnya, termasuk pembimbing akademik.
 Karyasiswa perlu memahami bahwa mentor bukanlah orang yang tahu segala-
galanya dan bukan orang yang memecahkan segala masalah.
 Karyasiswa perlu banyak berinteraksi dengan para pembimbing (pembimbing
10
akademik dan mentor) untuk secara bersama-sama memecahkan masalah yang
ada.
 Mentor yang direkrut umumnya mempunyai pengalaman dan pengetahuan cukup
banyak dalam investigasi KLB, manajemen surveilans dan kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit. Hendaknya para karyasiswa dapat memanfaatkan
dukungan dan bimbingan dari para mentor dalam aspek ini.

Dari semua butir di atas, para mentor berperan sangat besar dalam membimbing
karyasiswa agar mereka dapat memanfaatkan waktu dan kesempatan yang diberikan
untuk belajar banyak dari praktik lapangan sehingga tujuan dari proses pembelajaran
tercapai.

G. Peran Mentor
 Sumber informasi
Peran utama dari para mentor adalah sebagai sumber informasi. Mentor dapat
memberi petunjuk kemana dan kepada siapa karyasiswa mendapatkan informasi
yang relevan untuk memenuhi kebutuhan tugas mereka. Namun para karyasiswa
dalam mendapatkan informasi untuk tugas lapangan mereka tidak harus
sepenuhnya tergantung kepada mentor. Mereka bisa mencari sendiri sumber
informasi yang tepat.
 Peran dalam memberi bimbingan
Peran mentor adalah mengarahkan karyasiswa untuk memfokuskan diri pada
tujuan praktik lapangan yang ditugaskan kepada mereka. Mentor membantu
karyasiswa dalam memilih permasalahan yang kemudian mendapatkan judul tugas
yang relevan dengan unit program kesehatan masyarakat yang terkait.
 Peran sebagai pendidik
Peran sebagai pendidik merupakan peran utama dari staf akademik di universitas,
terutama dalam aspek teknis, memperdalam dan memperluas pengetahuan
karyasiswa melalui kuliah atau melalui perbaikan hasil dan analisis data yang
dilakukan oleh karyasiswa. Namun mentor dapat juga berperan sebagai pendidik,
terutama dalam analisis data lapangan sesuai dengan latar belakang pengalaman
mentor, misalnya dalam analisis hasil investigasi KLB dan surveilans.
 Motivator
o Jika lokasi praktik lapangan karyasiswa di luar lokasi tempat asal mereka,
maka secara psikologis, ini merupakan beban berat buat karyasiswa di
samping harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Dalam
situasi seperti ini mentor dapat berperan sebagai motivator, membesarkan
hati karyasiswa untuk menghadapi tantangan ini sehingga karyasiswa dapat
menyelesaikan praktik lapangan mereka sesuai dengan harapan mereka.
o Karyasiswa diwajibkan untuk membuat catatan harian, mencatat apa yang
dilakukan dan yang dialami sebagai bahan monitoring dan evaluasi diri
terhadap kemajuan dan hambatan yang dialami. Mentor dapat
memanfaatkan catatan harian bimbingan ini sebagai bahan untuk
mengevaluasi kinerja karyasiswa agar tugas mereka dapat berjalan dengan
baik. Catatan harian ini dapat membantu memperbaiki penempatan
karyasiswa pada tahun berikutnya.

11
 Sebagai evaluator
Mentor berperan sebagai evaluator bagi karyasiswa dalam menyusun laporan dan
menyiapkan bahan presentasi hasil praktik lapangan. Dalam hal ini mentor
berperan sebagai evaluator terhadap hasil kinerja (output) karyasiswa. Mentor
membantu hasil akhir tugas karyasiswa di lapangan sesuai dengan tujuan yang
tercantum dalam panduan praktik lapangan.
 Sebagai fasilitator
Mentor mempunyai peran untuk memfasilitasi karyasiswa untuk mengenal area
dan budaya wilayah serta pengenalan instansi tempat praktik lapangan
karyasiswa dan instansi lain yang terkait.

12
BAB IV
MENTOR DAN KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN

A. Analisis Masalah Kesehatan

1. Latar Belakang
Analisis masalah kesehatan mengidentifikasi masalah kualitas data surveilans dan
mendokumentasikan masalah tersebut dengan menggunakan lembar kerja analisis
masalah dan diagram tulang ikan/fishbone atau metode lain. Karyasiswa
memetakan penyebab masalah dan kemungkinan solusi dalam laporan analisis
masalah kesehatan. Karyasiswa memberikan rekomendasi kepada pihak yang
berwenang dan melaksanakan perbaikan.

2. Format yang Direkomendasikan


Komponen laporan analisis masalah kesehatan meliputi:

Pernyataan masalah:
 Menjelaskan masalah menggunakan metode fishboneImetode lain
 Pernyataan masalah harus menyatakan masalah, dimana, dan kapan masalah
tersebut terjadi

Kontribusi kategori terkait masalah:


Termasuk bidang-bidang berikut (digambarkan sebagai fishbone pada diagram):
 Masalah sumber daya manusia (SDM)/staf
 Isu yang berkaitan dengan lingkungan
 Proses, prosedur, aturan, peraturan administratif
 Peralatan/logistik/bahan/perangkat keras, dll.

Masalah disetiap kategori:


Melakukan analisis total/parsial/tidak sama sekali untuk membantu menentukan
masalah mana yang dapat diselesaikan (contoh: ketidakcukupan jumlah termometer
yang berfungsi di daerah X pada tahun Y, dapat digunakan sebagai suatu
pernyataan masalah)

Penyebab utama:
Mewakili masalah (baik secara total maupun parsial), yang ketika dipecahkan, akan
memecahkan sebagian besar masalah

Rekomendasi untuk perbaikan:


● Menyarankan tindakan kepada pihak terkait untuk memecahkan penyebab
utama dan 1-2 penyebab lainnya
● Menyajikan rekomendasi yang dapat dicapai dan dengan jelas memberikan
solusi untuk pernyataan masalah

3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam laporan
analisis masalah kesehatan:
 Tidak mencakup masalah-masalah kesehatan setempat secara
menyeluruh/komprehensif dan tidak menggunakan data masalah-masalah
13
kesehatan utama maupun lainnya di daerah setempat.
 Melakukan analisis sebab-akibat (antara masalah dan faktor) secara sepintas,
tidak memperhitungkan analisis statistik dan kemasukakalan biologi (biological
plausibility) secara ilmiah, tepat dan cermat. Akibatnya terjadi kesalahan atribut
hubungan sebab-akibat antara masalah dan faktor yang dicari. Lebih jauh ini
akan menjadi kesalahan penanganan.
 Tujuan tidak dirumuskan dengan jelas, ruang lingkupnya bisa terlalu luas atau
terlalu sempit.
 Kurang jelas rujukan referensi yang digunakan
 Mengabaikan ketidaklengkapan data
 Kesimpulan dan saran yang meleset

4. Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Berikut adalah daftar kegiatan yang menjelaskan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun laporan analisis masalah kesehatan:

Analisis Masalah Kesehatan

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

Melakukan identifikasi dan Membimbing karyasiswa


1
merumuskan tujuan khusus merumuskan tujuan
analisis situasi yang dilakukan khusus analisis situasi

2 Memilih metode dan teknik yang Membimbing karyasiswa memilih


paling tepat dan spesifik untuk metode dan teknik analisis situasi
melakukan analisis situasi yang paling tepat

Mengidentifikasi sumber data Memberikan saran dan


3
yang relevan dengan tujuan masukan kepada karyasiswa
analisis situasi dan determinan tentang sumber- sumber
kesehatan antara lain: informasi yang dapat diakses,
- Data demografi berkualitas, dan dipercaya
serta memfasilitasi karyasiswa
- Data sosio-ekonomi untuk mendapatkan informasi
- Determinan lingkungan tersebut.

- Status fasilitas
pelayanan
kesehatan
- Pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
- Faktor-faktor perilaku
dan sosial budaya
setempat

Melakukan analisis deskriptif Membimbing pelaksanaan


4
terhadap data yang dikumpulkan analisis data secara deskriptif
yang dilakukan oleh karyasiswa

14
Analisis Masalah Kesehatan

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

Membuat prioritas masalah Menelaah hasil analisis


5
berdasarkan hasil analisis data data karyasiswa
dan indikator-indikator
kesehatan

Merumuskan hipotesis Membantu menelaah kesesuaian


6
kemungkinan penyebab dasar teori terhadap hipotesis
masalah kesehatan prioritas yang dibuat oleh karyasiswa

Merumuskan rekomendasi Menelaah kesesuaian antara


7
berdasarkan hasil analisis analisis masalah kesehatan,
masalah kesehatan hipotesis, dan rekomendasi

Membuat laporan akhir ● Membimbing dan


8
memberikan motivasi
kepada karyasiswa untuk
membuat laporan akhir
● Mengevaluasi laporan
analisis masalah
kesehatan berdasarkan
kriteria evaluasi

Menyajikan hasil analisis masalah Memfasilitasi pelaksanaan


9
kesehatan seminar untuk penyajian hasil
analisis masalah kesehatan
kepada pemangku kepentingan

5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
analisis masalah yang mereka terima.

Skor Keterangan

Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan


5 = Sangat Baik
dalam panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.

Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang dijelaskan


4 = Baik
dalam panduan.

Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun mungkin tidak


3 = Memuaskan sepenuhnya mengikuti standar yang dijelaskan dalam
instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang


baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

15
Skor Keterangan

NA = Tidak Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.


Berlaku

Kategori Kriteria

Pernyataan Menjelaskan masalah dan di mana masalah terjadi secara


masalah akurat

Jumlah dan jenis penyebab menunjukkan pembahasan


Kategori Masalah
menyeluruh tentang masalah

Masalah setiap Menggunakan proses TPN (Totally/Partially/Not) dengan


Kategori benar

Bukti pendukung menambah penyebab penting atau utama


Penyebab Utama
dari masalah yang dinyatakan

Berhubungan langsung dengan masalah yang dinyatakan

Rekomendasi Mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang dapat dicapai


untuk Perbaikan
Mencakup rekomendasi yang mungkin dapat meningkatkan
surveilans

Analisis masalah meliputi masalah, konteks, kekuatan, dan


Struktur secara hambatan
Umum Mengeksekusi teknik diagram tulang ikan/ teknik lain dengan
benar

Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai

Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme* (5 = ya, 1 = tidak)


Bentuk Umum
dan Kejelasan Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan poin-
poin seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya, 1


= tidak)

*Contoh link aplikasi anti plagiarisme:


https://www.duplichecker.com;
https://www.turnitin.com;
https://www.plagiarismchecker.com

16
B. Investigasi KLB

1. Latar Belakang
Investigasi KLB atau respon terhadap ancaman KLB yang dilakukan sesegera
mungkin dapat meminimalkan gangguan ekonomi dan sosial serta mengurangi
kasus penyakit dan kematian. Laporan investigasi KLB adalah laporan teknis yang
merangkum suatu kejadian yang memerlukan respon segera akibat adanya
ancaman kesehatan akut. Melalui investigasi KLB, karyasiswa memperoleh
keahlian dalam:
 Membangun keterampilan dalam metode statistik deskriptif
 Mengembangkan definisi kasus yang baik
 Menghasilkan hipotesis
 Menggunakan metode statistik analitik selama keadaan darurat kesehatan
 Menyajikan data dalam tabel dan grafik
 Menggunakan dukungan laboratorium
 Melibatkan pemangku kepentingan untuk merespons keadaan darurat
kesehatan
 Merancang studi
 Membuat rekomendasi berdasarkan temuan investigasi

Mentor harus mendampingi karyasiswa setidaknya pada satu investigasi KLB


baik pada fase deskriptif dan analitik hingga investigasi selesai. Karyasiswa harus
melakukan investigasi KLB minimal satu kali dan berpartisipasi sebanyak mungkin
dalam investigasi KLB lainnya. Karyasiswa harus berperan aktif dalam lebih dari
satu aspek dari setiap penugasan lapangan (tidak hanya mewawancarai pasien,
memasukkan data, dll) melainkan juga menyarankan pemeriksaan penunjang
(termasuk pengelolaan spesimen).
Peran yang dapat dilakukan oleh karyasiswa dalam Investigasi KLB adalah
sebagai peneliti utama atau bagian dari tim investigasi. Karyasiswa harus
merencanakan untuk terlibat setidaknya selama lima hari kerja dalam setiap
investigasi (dapat mencakup perencanaan, pengumpulan data, analisis data, dan
tindak lanjut). Karyasiswa harus berkonsultasi dengan mentor mereka secara rutin
untuk memilih investigasi KLB yang dapat berdampak besar pada kesehatan
masyarakat.
Laporan Investigasi KLB memaparkan penyebab KLB dan merinci cara
mengendalikan/mencegah KLB serupa di masa mendatang melalui aspek penting
sistem surveilans yang perlu diperbaiki. Laporan tersebut juga menganalisis strategi
pencegahan yang ada untuk memahami apa yang berhasil/tidak berhasil.
Investigasi KLB harus fokus pada identifikasi agen etiologi, sumber KLB, cara
penularan, dan faktor risiko penyakit atau kejadian kesehatan masyarakat. Laporan
tersebut harus memberikan rekomendasi khusus agar berdampak pada kesehatan
masyarakat.

2. Format yang Direkomendasikan


Karyasiswa harus melakukan investigasi KLB dan membuat laporan teknis, abstrak
yang menyertai laporan, dan presentasi lisan yang konsisten dengan unsur-unsur
berikut:

17
a. Pendahuluan:
 Menjelaskan informasi atau notifikasi terkait dengan KLB (kapan informasi
diterima, dari mana dan dari siapa) atau adanya alert/dugaan KLB dalam
sistem surveilans setempat.
 Menjelaskan siapa yang menerima notifikasi KLB atau siapa yang
menemukan ancaman KLB dalam data surveilans setempat
 Menjelaskan tindakan yang diambil untuk menyiapkan investigasi
 Menjelaskan latar belakang terjadinya KLB atau ancaman KLB (faktor risiko
yang memungkinkan terjadinya KLB dan situasi setempat)
 Menjelaskan tujuan investigasi (tujuan harus mencakup agen, sumber
infeksi, cara penularan, dan faktor risiko)
b. Bahan dan Metode
 Menjelaskan di mana peristiwa itu terjadi serta populasi yang terdampak
 Menjelaskan proses pengumpulan data
 Menjelaskan definisi kasus (termasuk gold standard untuk diagnosis yang
digunakan)
 Menjelaskan kuesioner, variabel yang dipertimbangkan untuk investigasi,
pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan metode laboratorium (jenis
sampel dan jenis uji)
 Menjelaskan desain studi dan analisis statistik yang dilakukan
c. Hasil
 Menggambarkan orang, tempat, dan waktu
 Menyertakan peta dan grafik jika diperlukan
 Mencakup jumlah kasus dan angka serangan
 Pada tahap analitik, menjelaskan tabel 2x2 dan hasilnya dengan interval
kepercayaan, Chi-square, dan p-value
 Menyajikan diagnosis banding (jika agent belum diketahui), deskripsi faktor
risiko, dan lingkungan.
 Menyajikan hasil laboratorium
d. Pembahasan
 Sesuai dengan urutan yang disajikan dibagian hasil, masing-masing hasil
dibahas persamaan dan perbedaannya dengan investigasi KLB serupa
 Mendukung pembahasan dengan referensi
 Tidak mengulang bagian hasil yang telah disajikan sebelumnya
 Memaparkan masalah dan hambatan yang dihadapi selama investigasi KLB
 Menjelaskan rekomendasi berdasarkan referensi
e. Kesimpulan dan Rekomendasi
Menjelaskan kesimpulan berdasarkan temuan (tidak mengulangi hasil) dan
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil temuan.

3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan
investigasi KLB.
a. Umum
 Urutan tidak sesuai dengan struktur Introduction/pendahuluan,
Method/metode, Results/hasil, and Discussion/diskusi (IMRAD)
 Judul tidak mencerminkan dan menggambarkan investigasi
 Tidak menyertakan daftar pustaka/referensi
18
 Menentukan hipotesis yang tidak diubah walaupun proses investigasi
menuntut perubahan.
b. Pendahuluan
 Kurang sistematis, serta tidak menyertakan kronologi kejadian dan latar
belakang KLB
 Tidak memaparkan tujuan investigasi atau hipotesis KLB
c. Bahan dan Metode
 Tidak menjelaskan metode dengan baik (tidak ada atau tidak jelasnya
definisi kasus, tidak menjelaskan rancangan penelitian)
 Tidak mencakup deskripsi kontrol pada metode yang relevan
d. Hasil
 Tidak mencerminkan metodenya
 Tidak menjelaskan hasil utama
e. Pembahasan
 Tidak/kurang menjelaskan keterbatasan studi
 Memasukkan hasil baru yang tidak disebutkan sebelumnya
 Menyajikan kesimpulan secara sangat umum (tidak terkait dengan
investigasi atau mengulangi hasil)
 Rekomendasi tidak mencerminkan temuan studi
 Kurang referensi

4. Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Berikut adalah daftar kegiatan yang menjelaskan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun laporan investigasi KLB. Langkah-langkah
di bawah dapat dikerjakan secara bersamaan.

Investigasi KLB

No Kegiatan Khusus Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Memahami panduan Membantu karyasiswa


investigasi KLB untuk berbagai memahami panduan investigasi
penyakit di lapangan KLB untuk berbagai penyakit di
lapangan

2 Merumuskan tujuan umum dan Bertemu dengan karyasiswa


tujuan khusus investigasi KLB sebelum mereka mulai mengkaji,
yang dilakukan merumuskan tujuan, dan strategi
investigasi lapangan

3 Melakukan konfirmasi KLB Membimbing karyasiswa untuk


(apabila ada rumor atau melakukan langkah-langkah
peningkatan kasus) konfirmasi KLB

4 Melakukan persiapan investigasi ● Memfasilitasi dan


KLB (pengetahuan, peralatan, membimbing persiapan
transportasi, kebutuhan logistik, karyasiswa serta diharapkan
kontak, administrasi) ikut hadir di lokasi KLB.
● Menyepakati seberapa sering
19
Investigasi KLB

No Kegiatan Khusus Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor


dan kapan harus
berkomunikasi saat
karyasiswa berada di
lapangan

5 Mengembangkan/menelaah Menelaah instrumen yang


instrumen investigasi KLB dikembangkan oleh karyasiswa

6 Membuat definisi kasus penyakit Membimbing karyasiswa dalam


yang diduga sebagai penyebab menetapkan definisi kasus
KLB (confirmed, probable, suspect)

7 Mencari kasus Membimbing karyasiswa


tambahan secara aktif melakukan investigasi dan
mencari kasus tambahan
secara aktif

8 Membantu petugas Memfasilitasi karyasiswa


laboratorium mengumpulkan, bagaimana bekerja sama dan
mengemas, dan mengirim memanfaatkan dukungan
spesimen ke laboratorium laboratorium

9 Mengumpulkan dan mengentri Memberikan masukan proses


data dengan menggunakan pengumpulan dan entri data
perangkat lunak yang sesuai serta memastikan kualitas data

10 Melakukan analisis deskriptif Menelaah proses dan hasil analisis

11 Merumuskan hipotesis Membimbing karyasiswa


tentang kemungkinan berdasarkan pengalaman
sumber penularan mentor di masa lalu

12 Melakukan studi analitik Membimbing karyasiswa dalam


membuat desain studi analitik dan
penerapannya di lapangan

13 Melakukan analisis data Membimbing karyasiswa


menggunakan perangkat lunak dalam analisis data
yang tepat

14 Menyusun alternatif kegiatan Membantu penyusunan


penanggulangan KLB dengan alternatif penanggulangan
melibatkan pemangku KLB
kepentingan

15 Melakukan penanggulangan Memfasilitasi karyasiswa


KLB (jangka pendek dan jangka berkomunikasi dengan pejabat
kesehatan setempat, institusi
20
Investigasi KLB

No Kegiatan Khusus Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor


panjang) terkait, dan masyarakat

16 Membuat laporan hasil kegiatan ● Membimbing dan


investigasi memberikan motivasi
kepada karyasiswa untuk
membuat laporan akhir
● Mengevaluasi dan mengkaji
laporan investigasi KLB
berdasarkan kriteria
evaluasi

17 Menyajikan laporan akhir Membantu/ memfasilitasi


pelaksanaan seminar untuk
penyajian hasil

5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
investigasi KLB

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan


dalam panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun mungkin


tidak sepenuhnya mengikuti standar yang dijelaskan dalam
instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang


baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA=Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

21
Kategori Kriteria

Pendahuluan Menggambarkan peristiwa yang menyebabkan terjadinya


KLB

Menggambarkan bagaimana KLB awalnya dilaporkan

Menggambarkan bagaimana tim dibentuk

Menggambarkan kapan investigasi dimulai

Menggambarkan situasi (orang, tempat, waktu)

Menggambarkan penyakit atau kejadian kesehatan


masyarakat (agen, karakteristik klinis, endemisitas atau
musiman)

Menjelaskan alasan untuk menyelidiki KLB atau


menentukan hipotesis investigasi

Menggambarkan dengan jelas tujuan investigasi KLB

Bahan dan metode Memaparkan desain studi dan temporalitas (retrospektif,


prospektif, dua arah)

Mencakup definisi kasus dan kriteria kelayakan

Menjelaskan metode penemuan kasus/rekruitmen subjek

Menjelaskan metode pengumpulan data dari subjek

Metode menghindari bias

Menjelaskan jenis teknik pengambilan sampel dan


menghitung besaran sampel

Menjelaskan prosedur analisis data, termasuk metode


statistik dan perangkat lunak yang digunakan

Menjelaskan pengambilan sampel klinis dan lingkungan


serta metode uji laboratorium

22
Kategori Kriteria

Mencakup proses yang digunakan untuk melindungi subjek


manusia (kerahasiaan, risiko, persetujuan berdasarkan
informasi/informed consent)

Hasil Menyajikan angka partisipasi (respon rate), jika relevan

Mencakup informasi deskriptif dan klinis, termasuk distribusi


tempat/geografis

Memaparkan kurva epidemiologi atau deskripsi berdasarkan


waktu

Memaparkan tingkat serangan berdasarkan usia, jenis


kelamin, dan variabel lain yang relevan

Memaparkan ukuran efek dengan ukuran presisi (interval


kepercayaan) dan disesuaikan dengan faktor
pengganggu/confounding (yang relevan)

Pembahasan Berdasarkan temuan utama pada hasil

Mendukung kesimpulan dengan literatur dan menjelaskan


data yang tidak mendukung kesimpulan

Menjelaskan keterbatasan data, desain penelitian, lokasi


penelitian

Mencatat kemungkinan bias

Melaporkan tindakan pengendalian langsung yang


digunakan untuk mencegah kasus tambahan

Membahas validitas eksternal dari temuan studi intervensi


(yaitu, sejauh mana hasilnya dapat digeneralisasikan ke
populasi atau tempat lain)

Membahas kelayakan dan keberlanjutan intervensi jangka


panjang

Memberikan saran tentang cara mencegah KLB serupa di


masa mendatang, atau studi tambahan yang diperlukan
untuk mengatasi KLB saat ini

23
Kategori Kriteria

Struktur Mencakup judul yang secara singkat dan akurat


mencerminkan KLB

Daftar penulis dan kontributor (termasuk institusi)

Menggunakan format IMRAD

Tidak memasukkan metode ke dalam hasil

Tidak mengulangi hasil dalam diskusi atau kesimpulan

Mendasarkan rekomendasi pada temuan

Referensi Referensi angka dan urutan sesuai dengan yang ada di


dalam teks

Mencakup jumlah referensi yang sesuai untuk isi laporan

Menggabungkan referensi yang up-to-date dan terkait


dengan konten

Menulis referensi dengan menggunakan format Vancouver

Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 = tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan poin


seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya,


1 = tidak)

24
C. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans

1. Latar Belakang
Laporan evaluasi sistem surveilans digunakan untuk mendokumentasikan seberapa
baik sistem surveilans berjalan dan apakah sistem telah memenuhi maksud dan
tujuannya. Laporan ini harus memberikan rekomendasi untuk meningkatkan
kualitas, efisiensi, dan kegunaan sistem. Evaluasi sistem surveilans
mempromosikan penggunaan sumber daya kesehatan masyarakat terbaik dan
memastikan sistem surveilans berjalan sebagaimana dimaksud. Karyasiswa harus
melakukan evaluasi sistem surveilans untuk mengevaluasi satu atau lebih atribut
sistem surveilans. Sebagai alternatif, karyasiswa dapat merancang dan menerapkan
sistem surveilans baru.
Setelah laporan selesai, karyasiswa dapat mempublikasikan laporannya dalam
buletin epidemiologi atau jurnal peer-review. Setelah laporan evaluasi sistem
surveilans selesai, karyasiswa harus menyiapkan abstrak untuk diserahkan ke
konferensi dalam bentuk presentasi lisan maupun poster.

2. Format yang Direkomendasikan:


Karyasiswa harus menulis laporan evaluasi sistem surveilans sesuai format berikut:

Ringkasan Eksekutif:
Merangkum poin-poin penting dari laporan (seperti Abstrak)

Latar Belakang/Pendahuluan:
 Menjelaskan penyakit atau kejadian kesehatan masyarakat yang akan
dievaluasi
 Menjelaskan masalah
 Mencantumkan tujuan sistem surveilans yang dipilih
 Mencatat hasil terpenting dari evaluasi sistem sebelumnya
Membuat daftar keterbatasan pada evaluasi sebelumnya
 Memaparkan area studi (misalnya, negara, provinsi, kab/kota)
 Memberikan justifikasi evaluasi (yaitu, tidak pernah dievaluasi, atribut tertentu
tidak dievaluasi, sistem tidak dievaluasi setelah pemutakhiran sistem, dll.)
 Mencantumkan tujuan evaluasi (yaitu, aspek sistem surveilans yang akan
dievaluasi seperti ketepatan waktu dan kelengkapan data)
 Menjelaskan pendekatan keseluruhan untuk evaluasi sistem surveilans

Metode:
 Menggunakan panduan dari U.S. Centers for Disease Control (CDC) untuk
mengevaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat
 Menjelaskan metode yang disarankan untuk atribut yang akan dievaluasi
o Karyasiswa dapat memilih untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam
terhadap beberapa atribut
o Dalam metode dipaparkan: desain yang digunakan, populasi peneltian,
definisi yang digunakan, sumber yang digunakan, jenis metodologi yang
digunakan dalam evaluasi atribut yang berbeda, populasi atau sampel
yang digunakan.
 Jika sampel digunakan, jenis sampel harus dipaparkan
Untuk wawancara dengan petugas kesehatan, lebih tepat menggunakan survei

25
 Menunjukkan seberapa bermanfaat evaluasi yang dilakukan berdasarkan data
atau informasi
 Menjelaskan indikator yang digunakan untuk mengevaluasi setiap atribut
kualitatif dan/atau kuantitatif yang dipertimbangkan (yaitu, kesederhanaan,
fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, nilai prediktif positif, keterwakilan, dan
ketepatan waktu)
 Menciptakan tujuan yang dapat dicapai dengan membuatnya sesuai dan
realistis
 Menjelaskan biaya operasi sistem (jika ada)

Hasil:
 Laporan tersebut menjelaskan: komponen utama sistem, populasi surveilans,
definisi kasus, jenis sistem, struktur data, indikator yang digunakan, umpan
balik yang diberikan, dan tindakan yang diambil
 Menjelaskan hasil analisis secara logis
 Mendukung hasil evaluasi dengan bukti untuk setiap komponen atau atribut;
hasil membahas tujuan yang ditetapkan dalam pendahuluan

Pembahasan:
 Menyajikan data dalam tabel atau gambar sederhana
 Merangkum temuan utama dan menjawab pertanyaan penelitian
o Jika laporan tidak dapat memenuhi tujuan evaluasi, alasan tidak
terpenuhinya harus dijelaskan
o Temuan utama dapat disajikan sebagai analisis SWOT
(Strengths/Kekuatan, Weaknesses/Kelemahan, Opportunities/Kesempatan
dan Threats/ Ancaman).
 Menunjukkan apakah tujuan sistem surveilans terpenuhi dan modifikasi apa
yang diperlukan
 Menjelaskan keterbatasan evaluasi sistem surveilans (bukan sistem surveilans
itu sendiri)
Menunjukkan alasan keterbatasan, konsekuensi keterbatasan, bagaimana
keterbatasan tersebut diatasi, dan bagaimana evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan
 Memberikan rekomendasi berbasis bukti (rekomendasi harus realistis, spesifik,
dan memiliki alur logis)

Referensi:
Menggunakan referensi yang relevan dan informasi yang sesuai mengenai
evaluasi

Tabel dan Gambar:


 Maksimum lima tabel dan gambar
 Format setiap tabel dan gambar mengikutsertakan judul dengan waktu, tempat
dan orang

3. Kesalahan Umum:
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan evaluasi
sistem surveilans:
 Tidak memiliki tujuan sistem surveilans yang disajikan dengan jelas
 Ruang lingkup evaluasi terlalu sempit
26
 Kurang menggambarkan metode yang digunakan
 Tidak menggambarkan sistem surveilans
 Tidak mengidentifikasi atribut kunci dari sistem surveilans yang akan dievaluasi
 Mendokumentasikan atribut yang dievaluasi dengan tidak baik
 Ketidakjelasan antara keterbatasan sistem surveilans dan batasan evaluasi
 Memberikan kesimpulan dan rekomendasi yang lemah

4. Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun laporan evaluasi sistem surveilans:

Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor dan Bertemu dengan karyasiswa dan


memilih sistem surveilans membimbingnya dalam memilih
yang akan dievaluasi sesuai sistem surveilans yang akan
kebutuhan lokal dievaluasi

2 Mengidentifikasi dan Menelaah perumusan tujuan evaluasi


merumuskan tujuan khusus
evaluasi

3 Mengidentifikasi metode dan  Membimbing karyasiswa dalam


teknik untuk mencapai tujuan memilih metode dan teknik
khusus evaluasi evaluasi yang tepat
 Menelaah kemampulaksanaan
metode dan teknik yang dipilih
karyasiswa

4 Mengembangkan Menelaah kesesuaian instrumen


instrumen sesuai dengan yang akan digunakan
teknik yang dipilih

5  Melakukan evaluasi Memfasilitasi pelaksanaan


terhadap sistem evaluasi sistem surveilans
surveilans
 Mengevaluasi respon
terhadap ancaman KLB
dan KLB yang pernah
terjadi

6 Melakukan analisis terhadap Menelaah data dan informasi yang


data yang dikumpulkan telah dikumpulkan

7 Menjelaskan kekuatan dan Menelaah kesesuaian antara data


kelemahan dari sistem yang dikumpulkan dan hasil yang
surveilans yang dievaluasi didapatkan

8 Merumuskan hipotesis tentang Membimbing karyasiswa


penyebab kekuatan dan dalam pengidentifikasian
kelemahan sistem penyebab kelemahan sistem
surveilans
27
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

9 Merumuskan rekomendasi untuk Menelaah ketepatan


memperbaiki kelemahan sistem rekomendasi dapat
surveilans diimplementasikan

10 Membuat laporan  Membimbing dan memberikan


motivasi kepada karyasiswa
untuk membuat laporan akhir
 Mengkaji draft laporan sebelum
final
 Mendiskusikan umpan balik
pengembangan laporan dengan
karyasiswa

11 Menyajikan hasil  Mengatur waktu dan


evaluasi sistem memfasilitasi karyasiswa untuk
surveilans mempresentasikan temuan
kepada mereka yang
bertanggung jawab untuk
memelihara sistem
 Memastikan bahwa pejabat yang
bertanggung jawab atas sistem
surveilans menerima salinan
laporan

5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
evaluasi sistem surveilans

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan dalam
panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang dijelaskan


dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun mungkin tidak


sepenuhnya mengikuti standar yang dijelaskan dalam instruksi
dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

28
Skor Keterangan

NA=Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Ringkasan Memberikan deskripsi singkat tentang sistem surveilans

Menyatakan tujuan evaluasi

Merangkum metode yang digunakan dalam beberapa kalimat

Menyajikan hasil evaluasi

Memberikan kesimpulan, termasuk rekomendasi untuk


meningkatkan sistem surveilans

Pendahuluan Menjelaskan sistem surveilans, termasuk penyakit atau kejadian


kesehatan masyarakat yang menjadi target surveilans dan
alasan dilakukannya surveilans

Menyediakan sumber data surveilans dan menjelaskan


bagaimana data tersebut digunakan

Menyajikan hasil evaluasi sebelumnya dari sistem surveilans ini


atau potensi keterbatasan sistem surveilans

Menunjukkan tujuan yang diinginkan (2-5 tujuan yang


disarankan) dari evaluasi saat ini (aspek sistem surveilans yang
akan dievaluasi, misalnya ketepatan waktu)

Metode Menjelaskan metode untuk evaluasi sistem dengan


memperhatikan atribut berikut: kualitas data, stabilitas,
kesederhanaan, penerimaan, fleksibilitas, sensitivitas, nilai
prediktif positif, keterwakilan, ketepatan waktu

Menyajikan secara sistematis bagaimana cara memperoleh


informasi (misalnya menggunakan instrumen survei)

Menyajikan langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab


pertanyaan evaluasi

29
Kategori Kriteria

Menguraikan dengan jelas sumber-sumber data yang digunakan


untuk menjawab pertanyaan evaluasi

Mendefinisikan metode yang digunakan untuk menganalisis data


evaluasi dengan jelas

Memaparkan metode dengan tepat dan realistis untuk mencapai


tujuan evaluasi yang telah ditetapkan

Hasil Menjelaskan komponen utama sistem, populasi surveilans,


definisi kasus, jenis sistem, struktur data, indikator yang
digunakan, umpan balik yang diberikan, dan tindakan yang
diambil

Menyajikan hasil analitik dengan cara yang logis

Meliputi perhitungan yang bebas dari kesalahan

Mendukung semua temuan yang dinyatakan dengan bukti untuk


atribut yang dievaluasi (kesederhanaan, penerimaan,
fleksibilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, keterwakilan,
ketepatan waktu, biaya, kegunaan)

Menyajikan data dengan tepat dan merangkumnya dalam tabel


atau gambar

Pembahasan Memberikan kesimpulan yang fokus pada pertanyaan evaluasi


dan didukung oleh temuan

Merumuskan rekomendasi dengan alur secara logis dari hasil


evaluasi

Menyertakan rekomendasi yang realistis dan dapat dicapai

Merinci rekomendasi yang spesifik, termasuk jangka waktu yang


diusulkan dan hal lain dari referensi

Mengatasi keterbatasan dalam desain dan implementasi


evaluasi

Referensi Referensi dalam bentuk angka dan diurutkan sesuai


kemunculan dalam teks

30
Kategori Kriteria

Memasukkan jumlah referensi yang sesuai untuk isi laporan

Menggabungkan referensi yang mutakhir dan terkait dengan


konten

Menuliskan referensi dengan menggunakan format Vancouver

Bentuk Umum Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
dan Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 = tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan poin


seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya, 1 =


tidak)

31
D. Penelitian Epidemiologi Analitik

1. Latar Belakang
Penelitian epidemiologi analitik merupakan salah satu kompetensi inti FETP.
Masalah penelitian dan tujuan penelitian diikuti dengan metode penelitian
epidemiologi yang sesuai. Kompetensi ini diperlukan untuk menyiapkan bukti ilmiah
yang menunjukkan hubungan kausal ataupun asosiasi.

2. Format yang Direkomendasikan


Bimbingan mengidentifikasi masalah yang dipecahkan dengan penelitian
menggunakan metode penelitian analitik yang tepat dan kemampulaksanaan dalam
program pendidikan FETP.

3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan
penelitian epidemiologi analitik:
 Mengutamakan mencari judul daripada mengidentifikasi masalah
 Kesalahan mengidentifikasi masalah khususnya terkait orang, tempat dan waktu
 Kesalahan dalam tinjauan pustaka hingga mendapatkan landasan teori dan
kerangka konseptual yang salah.
 Pemilihan rancangan dan metodologinya
 Kesalahan pemilihan uji statistik
 Kesalahan penafsiran hasil analisis data
 Ketidaksesuaian antara tujuan, hasil, pembahasan, kesimpulan dan
rekomendasi

4. Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentordapat
mendukung karyasiswadi bawah tanggung jawabnya dalam menyusun laporan
penelitian epidemiologi analitik:

Penelitian Epidemiologi Analitik

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Membuat proposal penelitian Membimbing karyasiswa untuk


yang sesuai permasalahan merumuskan permasalahan
kesehatan masyarakat yang kesehatan masyarakat yang akan
sudah diidentifikasi diteliti

2 Membuat tujuan umum dan Menelaah tujuan penelitian yang telah


tujuan khusus penelitian dirumuskan apakah mampu untuk
dilaksanakan

3 Memilih metodologi penelitian Menelaah metodologi yang dipilih oleh


yang tepat (desain, teknik karyasiswa apakah sesuai dan bisa
sampling, instrumen diterapkan, ketersediaan sumber daya
pengumpulan data, dan dan kemungkinan bisa tidaknya
analisis data) dilaksanakan

30
Penelitian Epidemiologi Analitik

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

4 Menyajikan dan Memfasilitasi pelaksanaan seminar


mempertahankan proposal proposal
dalam suatu seminar

5 Melaksanakan penelitian Membimbing dan memfasilitasi


sesuai metodologi yang telah pelaksanaan penelitian
disusun

6 Menganalisis data hasil Memfasilitasi proses analisis data


penelitian

7 Menyusun pembahasan Membimbing dalam pembuatan


pembahasan dengan
membandingkan dan merujuk dari
referensi terbaru dan temuan
penelitian terdahulu

8 Menyusun kesimpulan Menelaah kesesuaian tujuan,


hasil dan kesimpulan

9 Merumuskan rekomendasi Menelaah kesesuaian antara


permasalahan dan rekomendasi

10 Membuat laporan  Membimbing dan memberikan


motivasi kepada mahasiswa
untuk membuat laporan akhir
 Mengkaji draft laporan final

11 Menyajikan hasil Membantu dan memfasilitasi


pelaksanaan seminar untuk
penyajian hasil penelitian
epidemiologi analitik

5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
penelitian epidemiologi analitik yang mereka terima

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Konsistensi dari masalah, tujuan, landasan teori, kerangka


konsep, metodologi, pembahasan, kesimpulan dan
rekomendasi yang sempurna.

4 = Baik Konsistensi dari masalah, tujuan, landasan teori, kerangka


konsep, metodologi, pembahasan, kesimpulan dan
rekomendasi yang kurang sempurna akan tetapi dengan
mudah bisa disempurnakan.

31
Skor Keterangan

3 = Memuaskan Unsur-unsurnya terpenuhi dan konsisten dengan standar


namun mengandung ketidakjelasan di berbagai unsur yang
masih bisa diperbaiki hingga memberikan pengertian yang
utuh.

2 = Kurang Unsur-unsur terpenuhi akan tetapi ada kesenjangan logika


diantara salah satu atau sebagian unsurnya

1 = Tidak Ada Tidak ada hubungan di antara unsur-unsur dari masalah


sampai dengan rekomendasi

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Ringkasan Memberikan deskripsi singkat tentang penelitian epidemiolgi


analitik

Menyatakan tujuan penelitian

Merangkum metode yang digunakan dalam beberapa kalimat

Menyajikan inti pembahasan

Memberikan kesimpulan, termasuk rekomendasi untuk


memecahkan masalah

Pendahuluan Menjelaskan kondisi kesehatan, termasuk penyakit atau


kejadian kesehatan masyarakat serta faktor-faktor yang
disurvei, alasan dan tujuan dilakukannya penelitian
epidemiologi analitik

Mencari dan mengumpulkan temuan-temuan terdahulu yang


relevan, menyusun landasan teori, dan kerangka konsep
penelitian

Mengemukakan hipotesis yang sesuai

Prosedur dan Menyertakan bagaimana desain penelitian bisa menjawab


Metode:Desain hipotesis atau memenuhi tujuan

32
Kategori Kriteria

Prosedur dan Menyertakan deskripsi populasi dan sampel penelitian


Metode: Populasi
Penelitian
Menjelaskan definisi kasus

Menjelaskan kriteria eksklusi

Menjelaskan kriteria inklusi

Menjelaskan perkiraan jumlah populasi dan sampel

Menejelaskan metode pengambilan sampel, termasuk besaran


sampel dan kekuatan statistik

Menguraikan prosedur pengambilan sampel yang sesuai

Menjelaskan proses persetujuan (consent)

Prosedur dan Memberikan deskripsi variabel


Metode: Variabel
dan Intervensi
Menjelaskan instrumen penelitian, termasuk kuesioner,
instrumen laboratorium, dan uji analitik

Memberikan prosedur intervensi atau pengobatan yang tepat

Menjelaskan hasil yang diantisipasi dan perbedaan minimal


yang signifikan

Menjelaskan pelatihan personel penelitian

Prosedur dan Memaparkan rencana analisis, termasuk metodologi statistik


Metode: Analisis
dan Manajemen
Data Menguraikan prosedur pengumpulan data dengan jelas

Menjelaskan prosedur manajemen dan analisis data serta


perangkat lunak yang akan digunakan

Menguraikan garis besar prosedur yang digunakan untuk entri,


edit, dan manajemen data, termasuk penanganan formulir
pengumpulan data, versi data yang berbeda, dan
penyimpanan serta pembersihan data

33
Kategori Kriteria

Menjelaskan prosedur penjaminan dan pengendalian mutu

Mencatat potensi bias dalam pengumpulan, pengukuran, dan


analisis data

Menjelaskan keterbatasan penelitian

Prosedur dan Menjelaskan pengelolaan dan pelaporan potensi efek


Metode: samping, jika ada
Manajemen
Kejadian yang
Tidak Diinginkan
atau Tidak Terduga

Prosedur dan Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada subjek penelitian


Metode:
Sosialisasi,
Pemberitahuan, Memberitahukan kepada subjek tentang hasil penelitian
dan Pelaporan
Hasil Menguraikan dengan jelas temuan yang didapat dari penelitian
dan manfaatnya

Melakukan diseminasi hasil kepada publik

Hasil Menyajikan hasil analisis statistik deskriptif

Menyajikan hasil analitik statistik bivariat

Menyajikan analisis statistik multivariat

Pembahasan Membandingkan hasil analisis dengan hasil terdahulu dan teori


yang ada

Menguraikan keterbatasan-keterbatasan penelitian ini

Membuat kesimpulan

Memberikan rekomendasi

Referensi Referensi dalam bentuk angka dan diurutkan sesuai


kemunculan dalam teks

34
Kategori Kriteria

Memasukkan jumlah referensi yang sesuai untuk isi laporan

Menggabungkan referensi yang mutakhir dan terkait dengan


konten

Menuliskan referensi dengan menggunakan format Vancouver

Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 = tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan poin


seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya, 1 =


tidak)

35
E. Evaluasi Program Kesehatan

1. Latar Belakang
Evaluasi program adalah kegiatan terorganisasi yang esensial dalam kesehatan
masyarakat, namun evaluasi program ini tidak dijalankan secara konsisten dan
belum terintegrasi pada semua program. Evaluasi program penting untuk
memenuhi prinsip penyelenggaraan dalam memberikan pedoman kegiatan
kesehatan masyarakat yang meliputi:
 Penggunaan ilmu sebagai landasan pengambilan keputusan dan tindakan
kesehatan masyarakat;
 Memperluas kesetaraan sosial melalui tindakan kesehatan masyarakat;
 Meningkatkan efektivitas kinerja sebagai suatu badan pelayanan;
 Mengacu kepada dampak dan dapat dipertanggungjawabkan.

Karyasiswa dapat memfokuskan evaluasi mereka pada edukasi kesehatan,


promosi kesehatan, pencegahan penyakit aktif (misalnya, gizi, imunisasi), skrining,
pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja untuk program di tingkat nasional,
regional, provinsi, atau kota/kabupaten. Program yang dievaluasi dapat ditujukan
kepada individu, lembaga, lingkungan, dll, tetapi tidak boleh yang sudah pernah
dievaluasi sebelumnya dalam tiga tahun terakhir atau menjadi subjek evaluasi
surveilans. Program yang dievaluasi juga harus memenuhi kebutuhan lembaga
penempatan lapangan, dan karyasiswa harus berbagi laporan dengan pejabat yang
bertanggung jawab untuk mengarahkan program.
Prinsip penyelenggaraan ini melibatkan beberapa cara untuk memperbaiki
kegiatan kesehatan masyarakat sehingga harus terencana dan terkelola dengan
baik. Oleh sebab itu, evaluasi program menjadi penting untuk diimplementasikan
ketika karyasiswa FETP melaksanakan kegiatan praktik lapangan di institusi
setempat.
Setelah kegiatan evaluasi program, karyasiswa harus membuat laporan dan
mendiseminasikan melalui rapat kedinasan, buletin epidemiologi atau jurnal peer-
review. Disamping itu, karyasiswa juga harus menyiapkan abstrak untuk presentasi
lisan maupun poster dalam suatu konferensi ilmiah.

2. Format yang Direkomendasikan


Karyasiswa harus menulis laporan evaluasi program kesehatan masyarakat mereka
sesuai format berikut:

Ringkasan Eksekutif:
Merangkum poin-poin penting dari laporan (seperti Abstrak)

Pendahuluan:
Alasan pentingnya melakukan evaluasi terhadap program yang memuat:
 Apa yang akan dievaluasi
 Aspek-aspek penilaian kinerja dalam keberhasilan suatu program
 Bukti/indikator yang diperlukan untuk menunjukkan kinerja program
 Standar yang dijadikan acuan dalam menilai keberhasilan suatu program
 Kesimpulan mengenai kinerja program diperoleh dengan membandingkan bukti
yang ditemukan dan standar yang ditentukan.
36
 Manfaat pembelajaran yang diperoleh dari penelitian evaluasi yang dapat
digunakan untuk memperbaiki efektivitas program kesehatan masyarakat

Metode:
 Langkah-langkah evaluasi:
o Melibatkan pemangku kepentingan
o Mendeskripsikan program (keperluannya, efek yang diperkirakan, kegiatan,
sumber daya, tahapan-tahapan, konteks, model logikanya)
o Fokus pada rancangan evaluasi (tujuan, pengguna, kegunaan, pertanyaan,
metode, dan persetujuan)
o Pengumpulan bukti (indikator, sumber, kualitas, kuantitas, logistik)
o Landasan kesimpulan (standar, analisis/sintesis, penafsiran, penilaian,
rekomendasi)
o Memastikan manfaat pembelajaran (rancangan, persiapan, umpan balik,
tindak lanjut, diseminasi)
 Memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan efektif dengan memenuhi standar:
o Kemanfaatan (utility): informasinya bermanfaat bagi pengguna
o Feasibilitas (feasibility): realistis, berhati-hati (cermat), diplomatis dan
sederhana
o Kelayakan (propriety): taat hukum, etis, memperhatikan kesejahteraan yang
terlibat dan yang terdampak
o Akurasi (accuracy): mengungkap informasi dan menyampaikannya secara
teknis akurat.
 Sumber-sumber bukti untuk evaluasi:
o Orang, contohnya: peserta program, pengelola program, masyarakat
umum, petugas dinas kesehatan
o Dokumen, contohnya: proposal, notulen, catatan administrasi, publikasi,
asset, database
o Pengamatan, contohnya: pertemuan, kegiatan, pelayanan
 Jika sampel digunakan, jenis sampel harus dijelaskan
Misalnya: Untuk evaluasi program malaria, maka yang menjadi sampel unit
analisisnya adalah puskesmas dengan wilayah kerja endemis malaria dengan
melakukan wawancara terhadap petugas penanggungjawab program malaria.
 Teknik-teknik pengumpulan bukti (evidence), contoh:
o Survei tertulis
o Observasi
o Analisis dokumen
o Studi kasus

Hasil:
 Laporan evaluasi menjelaskan tentang keterlibatan pemangku kepentingan,
uraian mengenai program, fokus rancangan penelitian, pengumpulan bukti,
landasan penyimpulan, kepastian penggunaan dan pembelajaran.
 Menjelaskan hasil analisis secara logis
 Mendukung hasil evaluasi dengan bukti untuk setiap komponen atau atribut;
hasil membahas tujuan yang digariskan dalam pendahuluan

Pembahasan:
 Menyajikan data dalam tabel atau gambar sederhana (tabel atau gambar harus
37
diberi nomor dan dirujuk langsung dalam laporan atau pada bagian tabel dan
gambar di akhir laporan)
 Merangkum temuan utama dan menjawab pertanyaan penelitian
o Jika laporan tidak dapat memenuhi tujuan evaluasi, alasan tidak
terpenuhinya harus dijelaskan
o Temuan utama dapat disajikan sebagai analisis SWOT
(Strengths/Kekuatan, Weaknesses/Kelemahan, Opportunities/Peluang
dan Threats/ Ancaman).
 Menunjukkan apakah tujuan program terpenuhi dan rekomendasi perbaikan
apa pun yang diperlukan
 Menjelaskan keterbatasan evaluasi program kesehatan masyarakat
 Menunjukkan alasan keterbatasan, konsekuensi keterbatasan, bagaimana
keterbatasan tersebut diatasi, dan bagaimana evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan
 Memberikan rekomendasi berbasis bukti (rekomendasi harus realistis, spesifik,
dan memiliki alur logis)

Referensi:
Memasukkan referensi yang relevan dan informasi yang sesuai mengenai evaluasi

Tabel dan Gambar:


 Format setiap tabel dan gambar mengikutsertakan judul dengan waktu, tempat
dan orang
 Setiap tabel dan gambar harus dirujuk dalam laporan dan diberi nomor sesuai
urutan kemunculannya

3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan evaluasi
program kesehatan masyarakat:
 Tidak memiliki tujuan program yang disajikan dengan jelas
 Program sedang berjalan, belum selesai tahap-tahapannya (lebih sesuai
sebagai suatu hasil pemantauan / monitoring)
 Ruang lingkup program tidak tercakup
 Kurang menggambarkan metode yang digunakan
 Tidak menggambarkan program kesehatan masyarakat
 Tidak mengidentifikasi atribut kunci dari program yang akan dievaluasi (utility,
feasibility, propriety, accuracy)
 Tidak mendokumentasikan dengan baik atribut yang dievaluasi
 Ketidakjelasan antara keterbatasan program dan batasan evaluasi program
 Menyajikan kesimpulan dan rekomendasi yang lemah

4. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun laporan evaluasi program kesehatan
masyarakat:

38
Evaluasi Pelaksanaan Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor Bertemu dengan karyasiswa dan


dan memilih program membimbingnya dalam memilih
kesehatan masyarakat program kesehatan masyarakat yang
yang akan dievaluasi akan dievaluasi
sesuai dengan kebutuhan
lokal

2 Mengidentifikasi dan Menelaah perumusan tujuan evaluasi


merumuskan tujuan khusus
evaluasi

3 Mengidentifikasikan metoda Membimbing karyasiswa dalam


dan teknik untuk mencapai memilih metode dan teknik evaluasi
tujuan khusus evaluasi yang tepat, menelaah
kemampulaksanaan (feasibility)
metoda dan teknik yang dipilih
karyasiswa

4 Mengembangkan Menelaah kesesuaian instrumen


instrumen sesuai yang akan digunakan
dengan teknik yang
dipilih

5 Melakukan evaluasi Memfasilitasi pelaksanaan


terhadap program evaluasi program kesehatan
kesehatan masyarakat masyarakat

6 Melakukan analisis terhadap Menelaah data dan informasi yang


data yang dikumpulkan telah dikumpulkan

7 Menjelaskan kekuatan dan Menelaah kesesuaian antara data


kelemahan dari program yang dikumpulkan dan hasil yang
kesehatan masyarakat didapatkan
yang dievaluasi

8 Merumuskan hipotesis tentang Membimbing karyasiswa


penyebab kekuatan dan dalam mengidentifikasi
kelemahan program penyebab kelemahan
program kesehatan
masyarakat

9 Merumuskan rekomendasi Menelaah ketepatan


untuk memperbaiki kelemahan rekomendasi untuk dapat
program kesehatan masyarakat diimplementasikan

10 Membuat laporan  Membimbing dan memberikan


motivasi kepada karyasiswa
untuk membuat laporan akhir
 Mengkaji draf laporan sebelum
final
39
Evaluasi Pelaksanaan Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

 Mendiskusikan umpan balik


pengembangan laporan dengan
karyasiswa

11 Menyajikan hasil  Mengatur waktu dan


evaluasi program memfasilitasi karyasiswa untuk
kesehatan mempresentasikan temuan
masyarakat kepada mereka yang
bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan program
 Memastikan bahwa pejabat yang
bertanggung jawab atas program
kesehatan masyarakat menerima
salinan laporan

5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
evaluasi program kesehatan masyarakat yang mereka terima.

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan


dalam panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun mungkin


tidak sepenuhnya mengikuti standar yang dijelaskan
dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang


baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

40
Kategori Kriteria

Ringkasan Memberikan deskripsi singkat tentang program kesehatan


masyarakat

Menyatakan tujuan evaluasi

Merangkum metode yang digunakan dalam beberapa


kalimat

Menyajikan hasil evaluasi

Memberikan kesimpulan, termasuk rekomendasi untuk


meningkatkan program kesehatan masyarakat

Pendahuluan Menjelaskan program kesehatan masarakat, termasuk


penyakit atau kejadian kesehatan masyarakat yang
dijadikan sasaran dan alasan dilakukannya evaluasi

Menyediakan sumber data evaluasi program dan


menjelaskan bagaimana data tersebut digunakan

Menyajikan hasil evaluasi sebelumnya dari program ini


atau potensi keterbatasan penyelenggaraan program

Menunjukkan tujuan yang diinginkan (2-5 tujuan yang


disarankan) dari evaluasi saat ini (aspek program yang
akan dievaluasi, misalnya kelayakan)

Metode Menjelaskan metode untuk evaluasi program dengan


memperhatikan atribut berikut: kegunaan, feasibilitas,
kelayakan, kecermatan (akurasi)

Menyajikan cara sistematis untuk memperoleh informasi


(misalnya menggunakan instrumen survei)

Menyajikan langkah-langkah yang digunakan untuk


menjawab pertanyaan evaluasi

Menentukan dengan jelas sumber data yang digunakan


untuk menjawab pertanyaan evaluasi

Mendefinisikan metode yang digunakan untuk


menganalisis data evaluasi dengan jelas

41
Kategori Kriteria

Memaparkan metode dengan tepat dan realistis untuk


mencapai tujuan evaluasi yang telah ditetapkan

Hasil Menjelaskan komponen utama program, populasi sasaran


program, atribut program

Menyajikan hasil analisis dengan cara yang logis

Memasukkan perhitungan yang bebas dari kesalahan

Mendukung semua temuan yang dinyatakan dengan bukti


untuk atribut yang dievaluasi

Menyajikan data dengan tepat dan merangkumnya dalam


tabel atau gambar

Pembahasan Memberikan kesimpulan yang fokus pada pertanyaan


evaluasi dan didukung oleh temuan

Merumuskan rekomendasi yang mengalir secara logis dari


temuan evaluasi

Menyertakan rekomendasi yang realistis dan dapat dicapai

Merinci rekomendasi yang spesifik, termasuk jangka waktu


yang diusulkan dan referensi lainnya

Mengatasi keterbatasan dalam rancangan dan


implementasi evaluasi

Referensi Referensi dalam bentuk angka dan diurutkan sesuai


kemunculan dalam teks

Memasukkan jumlah referensi yang sesuai untuk isi


laporan

Menggabungkan referensi yang mutakhir dan terkait


dengan konten

Menuliskan referensi dengan menggunakan format


Vancouver

42
Kategori Kriteria

Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 =


tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan


poin-poin seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya,


1 = tidak)

43
F. Komunikasi Ilmiah

1. Abstrak

a. Latar Belakang
Abstrak adalah ringkasan umum dari keseluruhan laporan dan memberikan
gambaran umum tentang isi dan kesimpulan dari bahan sumber utama. Abstrak
harus masuk ke dalam berbagai laporan tugas atau praktik lapangan FETP
seperti: laporan investigasi KLB, protokol, manuskrip, dan laporan evaluasi
sistem surveilans. Abstrak harus berisi informasi mengenai semua bagian
makalah.
Karyasiswa mempelajari cara untuk:
 Merangkum sebuah karya ilmiah yang kompleks dalam paragraf singkat
yang koheren
 Menyesuaikan metode berdasarkan pendengar, yang mampu mendorong
untuk berbagi hasil karya ilmiah lebih lanjut

Abstrak membantu memfasilitasi dan menelaah bagian teknis laporan


secara cepat. Abstrak mengidentifikasi hal-hal utama dari laporan bagi pembaca
sehingga pembaca dapat memutuskan apakah makalah layak dibaca secara
lengkap. Abstrak juga membantu pembaca untuk memahami temuan
epidemiologi melalui garis besar hal-hal utama untuk pencarian cepat dan
memperoleh bahan ilmiah dari basis data elektronik.

b. Format yang Direkomendasikan


Abstrak panjangnya antara 250-275 kata (tidak termasuk subjudul, judul, dan
penulis). Abstrak yang baik harus memuat kriteria berikut: 1) latar belakang dan
alasan penelitian, 2) ketepatan metode, 3) penyajian hasil, 4) kesimpulan dan
interpretasi hasil, 5) kebermaknaan bagi kesehatan masyarakat, 6) intervensi
dan estimasi yang direkomendasikan untuk dampak kesehatan masyarakat, dan
7) jelas secara menyeluruh.
Penulis:
 Mencantumkan nama lengkap penulis pertama (penyaji): dengan urutan
nama depan lengkap, inisial untuk nama tengah, nama belakang (misalnya,
Karlina L. Laksono)
 Mencantumkan rekan penulis dan daftar setiap rekan penulis dalam urutan
kontribusi dengan mengetikkan satu inisial diikuti dengan nama belakang
(misalnya, G. Dirjo, S. Baramuli)
Judul:
 Harus singkat
 Hindari sub judul jika memungkinkan
 Mengapitalisasi kata-kata utama dan komponen kedua dari istilah yang
ditulis dengan tanda hubung
 TIDAK menggunakan singkatan atau akronim
 Mencantumkan lokasi geografis (negara, negara bagian atau kota) dan
tanggal studi atau investigasi
Tidak menyingkat lokasi geografis dan memisahkannya dari judul lainnya
dengan tanda hubung, (misalnya, “Kejadian Luar Biasa Pneumonia –
Purwokerto, 1995.”)

44
Teks Abstrak:
 Latar belakang:
o Membahas pentingnya topik dari sudut pandang kebermaknaan dalam
kesehatan masyarakat.
o Membahas latar belakang ilmiah dan alasan penelitian.
 Metode:
Mencerminkan deskripsi langkah demi langkah dari kegiatan yang dilakukan
(tidak memasukkan hasil apa pun di bagian ini).
 Hasil:
o Menjelaskan hasil (tidak termasuk apa arti hasil tersebut dalam abstrak).
o Berisi data yang diperlukan untuk mendukung hasil (tidak boleh
menyertakan pernyataan seperti “data akan dibahas”).
 Kesimpulan:
Menjelaskan bagaimana hasil mendukung hipotesis/pertanyaan utama.

Kata Kunci:
Mencakup 4-6 kata kunci dan menggunakan istilah yang tercantum dalam
Medical Subject Headings (MeSH) dari Index Medicus
(http://www.nlm.nih.gov/mesh/meshhome.html)

c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam abstrak.
1) Umum:
Termasuk judul yang kurang menarik dan hanya mencakup ringkasan
metode
2) Latar Belakang:
Terlalu panjang dan mengulangi apa yang mungkin sudah disebutkan di judul
3) Metode:
 Menyebutkan metode tanpa merinci bagaimana metode itu diterapkan
 Tidak menyebutkan metode yang digunakan untuk menganalisis data
4) Hasil:
 Kurangnya penyajian data pendukung yang memadai
 Memasukkan hasil yang muncul pertama kali di bagian kesimpulan
5) Kesimpulan:
 Mengulangi data yang sudah disajikan dalam hasil
 Memasukkan rekomendasi yang tidak berdasarkan data yang disajikan
6) Format:
 Melebihi batas kata
 Tidak mengikuti struktur yang direkomendasikan atau format yang
direkomendasikan
 Berisi referensi
 Tidak lengkap
 Tidak ditulis menggunakan kalimat lengkap

45
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun abstrak:

Abstrak

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Menyusun abstrak Mengevaluasi abstrak berdasarkan


kriteria evaluasi dan mendiskusikan
umpan balik pengembangan dengan
karyasiswa

2 Mengirim abstrak ke konferensi Membantu karyasiswa dalam


ilmiah mengirimkan abstrak ke konferensi
ilmiah

e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
abstrak yang mereka terima.

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan, dan memiliki kualitas yang
sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun


mungkin tidak sepenuhnya mengikuti standar yang
dijelaskan dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas


kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

46
Kategori Kriteria

Latar belakang Menyatakan dengan jelas masalah atau pertanyaan


kesehatan masyarakat yang akan dibantu untuk
diselesaikan.

Menyajikan data atau masalah utama di awal untuk


membentuk dasar penelitian (jika perlu).

Menyatakan tujuan penelitian dengan jelas

Metode Menyatakan perbandingan epidemiologi dengan jelas

Menyatakan definisi-definisi penting dengan jelas


(misalnya, definisi kasus, paparan utama)

Tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian sesuai


dengan metode yang dipilih

Mengartikulasikan urutan metode dengan jelas dan


sederhana

Menjelaskan metode dengan akurat dan tidak


menggunakan istilah atau jargon yang belum
didefinisikan sebelumnya

Hasil Hasil dan metode studi dijelaskan secara logis

Merangkum hasil studi secara kuantitatif (misalnya,


jumlah individu dalam studi, temuan utama pada
waktu, tempat, dan orang)

Menggunakan langkah-langkah epidemiologi untuk


semua perbandingan langsung atau tersirat

Menggunakan perbandingan epidemiologi yang benar


untuk membatasi salah tafsir (misalnya, tingkat atau
frekuensi proporsional, estimasi numerik dari tindakan
risiko dan dampak, "tinggi" atau "rendah")

Menyajikan data yang cukup memadai sehingga


pembaca dapat mencapai suatu kesimpulan

Menyusun hasil untuk membantu pembaca mencapai


kesimpulan

47
Kategori Kriteria

Kesimpulan dan Kesimpulan didasarkan pada data


Interpretasi Hasil
Terintegrasi dengan hasil utama

Menjawab masalah dan tujuan yang dinyatakan di


latar belakang

Menyajikan temuan yang konsisten dengan


pengetahuan ilmiah yang ada

Kebermaknaan Studi ini merinci aplikasi yang jelas untuk


Kesehatan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan aplikasinya
Masyarakat jelas bagi pembaca tanpa perlu penjelasan atau
ekstrapolasi yang rumit

Kajian yang baik (hasil yang jelas dan kuat) dan dapat
menjadi dasar untuk mengambil tindakan kesehatan
masyarakat

Temuan memecahkan masalah langsung atau


membangun di atas pengetahuan yang ada (jangan
mengulangi apa yang sudah diketahui)

Menggunakan kriteria yang jelas untuk menekankan


pentingnya masalah kesehatan masyarakat

Mencakup tindakan praktis/rekomendasi/tindakan


Rekomendasi pengendalian yang diperoleh langsung dari hasil studi
Intervensi dan
Estimasi Dampak Merekomendasikan atau melaporkan tindakan
Kesehatan kesehatan masyarakat (misalnya, memulai atau
Masyarakat meningkatkan pencegahan atau program kesehatan
masyarakat lainnya, mengembangkan prosedur,
kebijakan atau undang-undang, menerapkan dan
memperkuat sistem surveilans kesehatan masyarakat)

Studi secara efektif mendokumentasikan dampak


kesehatan masyarakat potensial atau aktual
(misalnya, pelaporan indikator proses atau hasil:
jumlah orang yang dirawat, jumlah peningkatan
sumber daya yang ditujukan untuk kegiatan
pencegahan, bukti perbaikan dalam pengoperasian
sistem surveilans, estimasi morbiditas atau kematian
yang dicegah, atau cara tindakan kesehatan

48
Kategori Kriteria

masyarakat yang inovatif)

Struktur dan Memperlihatkan tulisan yang jelas dan singkat


Kejelasan Umum
Menunjukkan urutan logis dan keterpaduan di antara
semua bagian abstrak

Menggunakan kalimat lengkap

Menggunakan istilah yang tepat dan sederhana untuk


menggambarkan metode dan mendiskusikan temuan

Abstrak berjumlah 275 kata atau kurang? (5 = ya, 1 =


tidak)

Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang


memadai

Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 =


tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan


poin seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5


= ya, 1 = tidak)

2. Presentasi Lisan

a. Latar Belakang
Presentasi lisan digunakan untuk mengomunikasikan temuan utama terkait
pentingnya studi epidemiologi, analisis surveilans, atau evaluasi surveilans
kepada pendengar yang beragam. Untuk karyasiswa, presentasi yang
dipaparkan dalam konferensi nasional atau internasional biasanya didasarkan
pada penerimaan abstrak yang dikirimkan sebelumnya dan sering disampaikan
melalui slide atau dengan menggunakan poster (lihat bagian presentasi poster).
Dengan memberikan presentasi lisan, karyasiswa mengembangkan keterampilan
seperti: merancang dan menyampaikan pesan ilmiah ke banyak pendengar,
mengomunikasikan hubungan antara penelitian dan tindakan, dan menggunakan

49
teknologi untuk menyampaikan pesan.

b. Format yang Direkomendasikan:


Presentasi lisan biasanya berlangsung selama 10-15 menit, tetapi lama
presentasi ditentukan oleh waktu yang diberikan. Selama presentasi lisan,
temuan-temuan terpenting dari karya ilmiah dibahas. Bergantung pada waktu
yang diberikan untuk presentasi, setiap komponen harus disesuaikan agar
sesuai dengan panjang keseluruhan diskusi. Untuk presentasi yang lebih lama,
waktu tambahan harus disediakan untuk sesi tanya jawab. Presentasi lisan yang
efektif mencakup kategori berikut: 1) latar belakang, 2) metode, 3) hasil, 4)
pembahasan dan kesimpulan, 5) sesi tanya jawab, dan 6) tampilan dan teknik
penyampaian secara keseluruhan.

Di bawah ini adalah struktur untuk presentasi lisan selama 10 menit disertai
dengan presentasi menggunakan slide:

Judul slide (10-15 detik):


 Memberikan deskripsi singkat tentang topik (misalnya: analisis surveilans,
evaluasi surveilans, investigasi KLB), lokasi, dan tanggal penelitian
 Sebutkan pembicara dan afiliasinya, termasuk rekan penulis
 Jangan tertukar dengan slide ucapan terima kasih
 Menampilkan logo institusi atau lembaga yang terkait

Pendahuluan (1-2 menit):


 Melibatkan pendengar
 Memberikan alasan
 Menetapkan relevansi topik dengan kesehatan masyarakat
 Mengomunikasikan informasi penting tentang patogen, penyakit, dan
informasi latar belakang lainnya
 Menjelaskan tujuan studi, misalnya analisis surveilans, evaluasi
surveilans, investigasi KLB

Metode (1-2 menit):


 Menjelaskan desain studi, analisis surveilans, evaluasi surveilans,
investigasi KLB
 Menyoroti metode statistik untuk studi, analisis surveilans, evaluasi
surveilans, investigasi KLB
 Menjelaskan metode dengan akurat dan menghindari bahasa atau jargon
yang tidak jelas
 Menggunakan gambar (misalnya, diagram alir, tabel, bagan) untuk
mengomunikasikan hal-hal penting

Hasil (3-4 menit):


 Menekankan temuan yang paling penting dari studi, analisis surveilans,
evaluasi surveilans, investigasi KLB
 Mencakup teks, tabel, gambar, dan terkadang foto
 Menggunakan teks dan poin-poin untuk hasil kualitatif
 Menggunakan tabel dan gambar untuk data kuantitatif

50
Pembahasan (2-3 menit):
 Menghubungkan hasil dengan tujuan studi, analisis surveilans, evaluasi
surveilans, investigasi KLB
 Menyatakan temuan utama, tidak hanya mengulang kembali penjelasan
tentang hasil
 Menggabungkan referensi dari studi lain, analisis, evaluasi, investigasi
 Menyebutkan keterbatasan yang penting saja
 Membahas pentingnya temuan dari sisi kesehatan masyarakat
 Memberikan rekomendasi khusus untuk program dan respons kesehatan
masyarakat di masa depan

Slide ucapan terima kasih (10-15 detik):


 Mengidentifikasi kontributor yang tidak tercantum pada slide judul
 Menampilkan logo yang sama yang digunakan pada slide judul
 Ucapan terima kasih kepada pendengar
·
c. Kesalahan Umum
 Terlambat mempersiapkan dan ada kesalahan pada slide
 Tidak melatih presentasi lisan terlebih dahulu dengan rekan kerja untuk
dikritik sebelum presentasi formal
 Tidak mengatur waktu presentasi untuk memastikan presentasi tidak
terlalu lama
 Membaca slide alih-alih menggambarkan penelitian
 Berbicara terlalu cepat
 Tidak mengenakan pakaian sopan yang sesuai dengan konferensi
 Tidak mengecek sistem suara dan podium sebelum presentasi
 Tidak memastikan bahwa ada lampu di podium untuk merujuk ke catatan
 Bersiaplah untuk presentasi jika slide tiba-tiba tidak dapat ditayangkan
 Datang terlambat ke konferensi
 Tidak melihat ke arah pendengar
 Selama tanya jawab, pastikan jika anda berbicara dalam bahasa ke-2
bahwa penerjemah tersedia untuk anda

d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor
membimbing karyasiswa dalam menyusun presentasi lisan:

Presentasi Lisan

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mendiskusikan topik presentasi mendiskusikan topik yang sesuai
lisan dengan presentasi lisan

2 Menyusun draf bahan Memberikan bimbingan dan menelaah


presentasi draf saat karyasiswa mempersiapkan
presentasi lisan

3 Latihan presentasi lisan Mengatur latihan dengan Tim FETP


51
Presentasi Lisan

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Sekretariat di Kementerian Kesehatan

Mengevaluasi presentasi lisan


berdasarkan kriteria evaluasi dan
mendiskusikan umpan balik
pengembangan dengan karyasiswa

e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
presentasi lisan setelah selesai.

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan, dan memiliki kualitas yang
sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun


mungkin tidak sepenuhnya mengikuti standar yang
dijelaskan dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas


kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Pendahuluan Dengan jelas mengidentifikasi pertanyaan (atau


masalah) kesehatan masyarakat

Menguraikan tujuan dengan jelas

Pembicara menangkap minat pendengar

52
Kategori Kriteria

Metode Menjelaskan studi, analisis surveilans, desain evaluasi


surveilans, investigasi KLB

Menggunakan metode statistik yang sesuai untuk


studi, analisis surveilans, desain evaluasi surveilans,
investigasi KLB

Menjelaskan metode penting secara akurat dan


menghindari kata-kata atau jargon yang tidak jelas

Hasil Mengurutkan temuan secara logis dan jelas

Tidak memasukkan hasil di bagian metode

Pembahasan/ Membahas temuan dalam konteks tujuan penelitian,


Kesimpulan analisis surveilans, evaluasi surveilans, investigasi
KLB

Mengutip studi, analisis, atau evaluasi lain

Menyatakan kesimpulan dengan jelas dan


menyusunnya secara logis (misalnya, dimulai dari
yang terpenting)

Mencakup kesimpulan yang konsisten dengan data


yang disajikan

Menjelaskan keterbatasan yang paling penting

Tidak memasukkan unsur bagian pembahasan di


bagian hasil

Rekomendasi merupakan pemikiran logis dari data


yang disajikan

Rekomendasi didasarkan pada interpretasi data

Ucapan terima kasih Mengucapkan terima kasih kepada rekan penulis,


kontributor, dan berterima kasih kepada pendengar

Sesi tanya jawab Menjawab pertanyaan dengan lengkap dan tepat

53
Kategori Kriteria

Jawaban menunjukkan pengetahuan tentang subjek

Tampilan dan Teknik Pembicara mengikuti batas waktu yang ditentukan


Penyampaian
Keseluruhan
Penyajiannya sudah dilatih dengan baik sehingga
pembicara tidak terlihat sedang membaca

Pemapar berbicara dengan jelas, dengan volume


yang memadai, dan kecepatan yang sesuai

Pembicara membangun dan mempertahankan kontak


mata yang baik dengan pendengar

Slide disajikan dengan baik, mudah dibaca, dan diikuti

Menampilkan grafik dan gambar yang relevan dan


sesuai

Bentuk dan Kejelasan Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 =
Secara Umum tidak)

Menggunakan ejaan yang tepat

Sumber:1 Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in


FETP-Advanced Programs (28 October 2016)

f. Tips untuk Menyusun Slide

Slide yang efektif bersifat sederhana, jelas, dan terlihat oleh orang yang duduk di
baris terakhir. Berikut ini adalah tips untuk membuat slide untuk presentasi lisan:

Gunakan tipografi dan ukuran huruf yang direkomendasikan:


 Gunakan huruf Sans Serif, seperti Arial, Calibri dan Tahoma
o Ukuran huruf dapat bervariasi sesuai dengan jenis huruf yang
digunakan
o Contoh: Arial
 Judul 36-40 pt.
 Poin utama 28-32 pt.
 Poin berikutnya 24-28 pt.

Batasi setiap slide hanya untuk satu fokus atau pesan yang dapat dibawa
pulang:
 Gunakan judul slide untuk menunjukkan pesan
Contoh: “Kasus Campak menurun di Provinsi Kalimantan Timur”

54
bukannya “Hasil” “
 Untuk beberapa poin, gunakan beberapa slide

Hindari terlalu banyak:


 Informasi
 Warna
 Penggunaan simbol yang tidak perlu
 Animasi dan clip art
Saat menggunakan poin, pastikan slide:
 Mengikuti urutan naskah
 Menjaga agar bentuk kata kerja tetap konsisten
 Menggunakan poin dan jarak yang konsisten untuk setiap tingkatan
 Kapitalisasi kata pertama dari setiap poin utama dan poin berikutnya
 Gunakan efek khusus (miring, warna khusus) hanya untuk penekanan

Ingatlah hal-hal berikut saat menggunakan slide dengan warna:


 Kontraskan warna huruf dengan warna latar belakang (misalnya, latar
belakang biru tua dengan judul kuning dan teks putih)
 Pertahankan jumlah total warna yang digunakan seminimal mungkin
 Gunakan warna untuk meningkatkan interpretasi data dan bukan untuk
dekorasi
 Hindari menggabungkan latar belakang merah dengan teks hijau

Hindari unsur tambahan berikut:


 Judul yang tidak berada di lokasi yang sama pada setiap slide
 Terlalu banyak poin utama dan poin berikutnya, hanya gunakan tidak lebih
dari 8-10 baris per slide
 Kata kunci atau frasa, gunakan kalimat lengkap
 Huruf Serif (seperti Times New Roman)
 Kotak dan garis kisi yang tidak diperlukan dalam tabel dan bagan
 Gaya teks berbeda dari satu slide ke slide lainnya
 Simbol dekoratif, seperti poin yang terlalu canggih
 Teks bayangan dan huruf dekoratif
 Grafik 3-D digunakan secara tidak tepat

g. Tips Menyampaikan Presentasi Lisan

Berikut ini merupakan daftar praktik terbaik untuk menyusun presentasi lisan.

Batasi Humor:
Humor dapat diterima dalam presentasi, tetapi lelucon juga dapat menyinggung
sebagian orang

Berlatih:
Latih presentasi anda di depan pengulas yang kritis

Bicaralah perlahan dan perkirakan volume suara anda:


 Bicaralah dengan kecepatan yang mudah diikuti
 Bernafaslah di antara kalimat, frasa, atau sebelum melanjutkan ke slide
berikutnya untuk menjaga kecepatan yang baik
55
 Mengartikulasi pidato, berbicara dengan semangat, dan memproyeksikan
untuk menjangkau pendengar

Lihatlah pendengar:
 Pertahankan kontak mata
 Bicaralah seolah-olah sedang berbicara langsung dengan seseorang

Jelaskan semua gambar kepada pendengar:


Jelaskan interpretasi dari angka-angka yang ditampilkan dan kebermaknaannya

Ucapkan terima kasih kepada pendengar:


Ucapkan terima kasih kepada pendengar atas waktunya

Jawab pertanyaan secara singkat dan langsung:


 Antisipasi pertanyaan dan pikirkan jawabannya sebelum presentasi
 Luangkan waktu untuk memastikan pertanyaannya benar-benar dipahami
 Hindari dorongan untuk memberi tahu pendengar segalanya
 Jangan berikan informasi yang tidak terkait
 Jangan takut untuk mengatakan "Saya tidak tahu"

3. Presentasi Poster

a. Latar Belakang
Presentasi poster dilakukan pada konferensi ilmiah untuk membahas temuan
investigasi, analisis, atau kegiatan lain yang dilakukan oleh karyasiswa sebagai
bagian dari pengalaman FETP-nya. Untuk mempersiapkan presentasi poster,
seorang karyasiswa harus menyusun poster dan abstrak mereka sendiri yang
merangkum investigasi, analisis, atau kegiatan lainnya. Abstrak harus diserahkan
sebelum konferensi ilmiah. Selain poster itu sendiri, karyasiswa harus
menyerahkan salinan cetak dari investigasi, analisis, atau temuan kegiatan
lainnya. Presentasi poster harus dilakukan di konferensi regional, nasional, atau
internasional dengan pendengar ilmiah, klinis, atau kesehatan masyarakat selain
FETP dan Kementerian Kesehatan.

b. Format yang Direkomendasikan


Presentasi Poster harus mengikuti format standar IMRAD dan menyertakan
rekomendasi kesehatan masyarakat atau implikasi potensial. Struktur format
yang tepat harus sesuai dengan abstrak.

c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan di presentasi
poster:
 Penyaji terfokus pada poster dan bukan bertatap pandang dengan kelompok
yang menjadi pendengarnya
 Tidak jelas menunjuk bagian dari tulisan poster yang sedang dijelaskannya
 Ucapan tidak jelas
 Poster terlalu banyak teks

56
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
menyusun presentasi poster:

Presentasi Poster

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mendiskusikan topik presentasi mendiskusikan topik yang sesuai
poster dengan presentasi poster

2 Menyusun draf bahan Memberikan panduan dan mengkaji


presentasi draf saat karyasiswa mempersiapkan
presentasi poster

3 Latihan presentasi poster Mengatur latihan dengan Tim FETP


Sekretariat di Kementerian Kesehatan

Mengevaluasi presentasi poster


berdasarkan kriteria evaluasi dan
mendiskusikan umpan balik
pengembangan dengan karyasiswa

e. Kriteria Evaluasi

Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi


presentasi poster

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan, dan memiliki kualitas yang
sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun


mungkin tidak sepenuhnya mengikuti standar yang
dijelaskan dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas


kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

57
Skor Keterangan

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Struktur dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang


Kejelasan Umum memadai

Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 =


tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5


= ya, 1 = tidak)

Sumber: 4 Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in


FETP-Advanced Programs (28 October 2016)

4. Manuskrip

a. Latar Belakang
Manuskrip memaparkan informasi kepada komunitas ilmiah tentang apa yang
terjadi dalam penelitian ilmiah, mengapa hal itu dilakukan, bagaimana hal itu
dilakukan, hasil studi, dan makna penelitian. Manuskrip adalah bagian yang
paling sulit untuk dikembangkan. Manuskrip membutuhkan upaya yang cukup
besar untuk memastikan kelengkapannya. Namun, manuskrip memberikan
manfaat paling besar bagi karyasiswa karena dapat diterbitkan dalam jurnal
peer-review.

Format dan tampilan teks merupakan hal penting untuk sebuah manuskrip dan
harus diputuskan sejak awal penyusunannya. Format yang digunakan harus
sesuai dengan format Vancouver, yang dijabarkan lebih lanjut oleh International
Committee of Medical Journal Editors (ICMJE).

Dengan menyusun manuskrip, karyasiswa belajar tentang bagaimana:


 Mengomunikasikan pencapaian ilmiah dalam format yang diakui secara
internasional
 Mengomunikasikan pertimbangan etis dan logistik dari penulisan
bersama dengan sesama ilmuwan
 Menjelaskan isu-isu kompleks dengan artikulasi yang jelas dan ringkas
 Berkomunikasi dengan editor jurnal

58
Manuskrip yang diterbitkan berkontribusi pada pengetahuan global yang
meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

b. Format yang Direkomendasikan


Komponen struktur format berikut harus diterapkan ke semua manuskrip.
Format:
 Menggunakan struktur IMRAD
 Menggunakan spasi ganda, kolom dalam desain vertikal, ukuran huruf
12 , kertas putih ukuran letter (21,59*27,94 cm)
 Tidak lebih dari 3.000 kata
 Ini sama dengan sekitar 8-10 halaman
 Tidak menyertakan lebih dari lima tabel dan/atau gambar
 Berisi referensi
 Halaman bernomor

Tampilan Teks:
 Untuk jurnal internasional, menggunakan past tense untuk
menggambarkan apa yang telah dilakukan dan menggunakan present
tense untuk fakta yang sudah kuat
 Singkat, menggunakan kalimat berurutan
 Memilih satu ide per kalimat
 Spesifik
 Tidak menggunakan huruf tebal atau garis bawah
 Tidak mencantumkan catatan kaki yang merujuk pada teks di halaman
(catatan kaki hanya digunakan untuk tabel dan gambar)

Format yang Direkomendasikan:


Berikut ini adalah format yang disarankan dalam menulis manuskrip:

Judul: mencerminkan penelitian dengan tepat.


 Menarik pembaca untuk membaca manuskrip
 Membantu pembaca memahami desain penelitian

Penulis: mencakup para kontributor yang telah memberikan kontribusi intelektual


substansial untuk penelitian yang akan diterbitkan. ICMJE merekomendasikan
kriteria kepenulisan berikut:
 Memberikan kontribusi pada ide dan desain, perolehan data, atau
analisis dan interpretasi data
 Membuat draft artikel atau melakukan revisi konten secara kritis
 Memberikan persetujuan akhir dari versi yang diterbitkan
 Memperoleh hibah atau dana, pengumpulan data, atau mengawasi
kelompok penelitian secara umum tidak masuk sebagai yang berhak
dinyatakan sebagai penulis.

Abstrak: Biasanya, 250-275 kata diperbolehkan (lihat petunjuk dan panduan di


bagian Abstrak)

Kata Kunci: mencakup kata kunci untuk pencarian Medline atau Medicus Index:
http://www.nlm.nih.gov/mesh/meshhome.html
59
Pendahuluan: menggambarkan situasi saat ini, masalah yang menjadi subjek
penelitian, dan kegiatan yang sudah dilakukan di area yang sama
 Mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan saat ini dan
menunjukkan perlunya penelitian
 Menguraikan maksud/tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji
 Tidak perlu menyebutkan semua referensi

Metode: memberikan rincian yang cukup kepada pembaca sehingga mereka


dapat mereplikasi penelitian. Komponen metode meliputi:
 Desain penelitian menggambarkan desain yang digunakan dalam
penelitian dan harus mencakup metode pengambilan sampel misalnya
convenience atau acak
 Pertimbangan etis memenuhi standar persetujuan dari Komite Etik atau
Institutional Review Board (IRB) dan menjelaskan bagaimana
persetujuan diterima untuk penelitian
 Karyasiswa merinci kriteria inklusi dan eksklusi
 Karakteristik demografis disertakan (misalnya, usia, jenis kelamin, etnis,
dan status kesehatan)
 Besar sampel yang pasti, usia, etnis, dan jenis kelamin masuk ke bagian
hasil
 Situasi yang menggambarkan konteks tempat penelitian dilakukan
(pedesaan atau perkotaan; akademik atau berbasis masyarakat; tingkat
perawatan seperti rawat jalan, rumah sakit, atau gawat darurat)
 Dalam penelitian yang dilakukan di unit gawat darurat, situasi harus
menunjukkan jumlah pasien yang masuk setiap tahun
 Diperlukan lebih banyak rincian untuk metode atau model baru (penulis
harus menetapkan validitas model baru dalam artikel terpisah)
 Karyasiswa harus mencantumkan nama generik obat yang digunakan,
produsen, dosis dan konsentrasinya
 Karyasiswa harus menjelaskan metode sedasi yang digunakan untuk
hewan
 Intervensi menggambarkan protokol eksperimental untuk memungkinkan
replikasi penelitian oleh peneliti lain
 Memaparkan daftar metode sebelumnya jika penelitian telah dilakukan
sebelumnya
 Menjelaskan kondisi dasar/ukuran/manipulasi variabel bebas dan
kondisi/ukuran/manipulasi variabel terikat
 Menjelaskan prosedur klinis yang tidak dikendalikan oleh protokol
 Menyatakan asumsi prosedur eksperimental
 Perhitungan dan pengukuran menjelaskan variabel-variabel yang diukur
dan bagaimana pengukuran dilakukan
 Daftar instrumen yang digunakan dan produsen instrumen tersebut
(termasuk kota dan provinsi, serta instrumen dan model)
 Memaparkan justifikasi mengapa dan bagaimana variabel diukur
 Rencana analisis data menjelaskan bagaimana data akan dianalisis dan
disajikan (misalnya, rata-rata atau median) dan uji statistik apa yang
digunakan untuk membuat kesimpulan dari data

60
 Menunjukkan tingkat kebermaknaan (kesalahan tipe I)
 Menjelaskan bagaimana ukuran sampel dihitung
 Disarankan untuk mendapatkan bantuan dari ahli statistik profesional

Hasil: hanya mencakup data, bukan latar belakang atau metode. Bagian ini harus
mencakup semua hasil utama yang diperoleh, termasuk hasil negatif. Hasil yang
tidak terduga harus dipaparkan di akhir bagian. Karyasiswa harus menguraikan
secara jelas dan ringkas menggunakan tabel dan gambar yang sesuai. Data
yang dicantumkan dalam tabel atau gambar tidak boleh diulang secara mendetail
di badan teks. Data tidak boleh ditafsirkan, atau hasil yang metodenya tidak
dijelaskan di bagian metode tidak boleh dipaparkan.
 Paragraf 1 meliputi: uraian tentang keterlibatan sebagai subjek; sub-
kelompok subjek; data yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian
utama
 Paragraf 2 meliputi: hasil utama; hasil sekunder atau analisis sub
kelompok
 Persyaratan data mencakup pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat; perbandingan univariat; analisis multivariat atau efek interaksi

Pembahasan: menjelaskan kebermaknaan hasil dan menyertakan rangkuman


temuan utama
 Mendukung bagian hasil
 Menghubungkan hasil dengan penelitian serupa & bagaimana penelitian
ini berbeda dari penelitian serupa
 Meyakinkan pembaca tentang manfaat penelitian
 Memilih referensi terkait
 Menguraikan penjelasan alternatif untuk temuan
 Menyatakan relevansi klinis atau implikasi dari temuan
 Menghubungkan hipotesis, hasil, dan kesimpulan secara langsung
dengan data

Ucapan terima kasih (daftar kontributor): daftar semua kontributor yang tidak
memenuhi kriteria sebagai penulis (misalnya, pihak yang telah memberikan
bantuan teknis, bantuan dalam penyusunan manuskrip, atau kepala departemen
yang hanya memberikan dukungan secara umum).

Referensi: menyusun daftar sumber yang dikutip dalam teks


 Penulis harus membatasi daftar referensi pada yang paling relevan untuk
penelitian yang dipaparkan saja
 Sistem Vancouver adalah metode yang paling umum digunakan untuk
mengutip referensi dalam jurnal medis

Tabel dan Gambar: menyajikan data dan hubungan yang paling relevan
 Tabel dan gambar harus disertakan di dalam manuskrip
 Tabel pertama harus menggambarkan karakteristik dasar dari kelompok
sampel penelitian dan kelompok pembanding
 Tabel kedua dan tabel serta gambar berikutnya harus menyajikan hasil
penelitian
 Tabel dan gambar mungkin tidak diperlukan jika hasilnya terbatas
61
 Karyasiswa harus memastikan bahwa angka dalam tabel dan gambar
sesuai dengan angka dalam teks

c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam manuskrip.

Judul:
Tidak memiliki judul yang menarik atau menyertakan judul yang tidak
mencerminkan penelitian

Pendahuluan:
Kurangnya hubungan antara latar belakang, permasalahan, dan tujuan

Hasil:
 Bersifat bias
 Kajian literatur buruk. (Misalnya, “Penyakit X adalah masalah kesehatan
yang penting.”)
Kajian literatur yang benar berbunyi, "Penyakit X adalah
penyebab kematian X di tingkat global" dan mulai fokus pada
bidang penelitian
 Gagal memberikan informasi yang cukup
 Meski persentase disajikan, namun tidak menyertakan angka yang
relevan
 Melaporkan data dua kali (dalam tabel/gambar dan dalam teks)
 Memasukkan pendapat di bagian hasil
 Mengulangi informasi dari pendahuluan dalam diskusi, atau data baru
yang tidak termasuk dalam hasil disebutkan dalam diskusi

Pembahasan:
 Melakukan spekulasi interpretasi hasil yang tidak dapat dibenarkan
 Melebih-lebihkan pentingnya hasil
 Memasukkan spekulasi dalam pembahasan tanpa dukungan

Referensi:
Referensi tidak dikutip dan ditulis dalam format dengan benar

Tabel dan Gambar:


 Ukuran asosiasi tidak menggunakan interval kepercayaan 95%
 Tabel dan gambar tidak sesuai dengan angka pada teks

Format dan Tampilan teks:


 Menggunakan kalimat pasif yang menunjukkan kurangnya kepemilikan
dan tidak jelas
o Penulis harus menggunakan kalimat aktif
o Kalimat aktif tepat dan mencerminkan tanggung jawab atas tindakan
yang diambil
 Menggunakan frasa umum “Diperlukan penelitian lebih lanjut”
Frasa ini menunjukkan bahwa penelitian ini belum final sehingga harus
dihindari
62
Frasa yang harus dihindari dalam manuskrip:
 Kualifikasi (misalnya, "Ini adalah KLB besar.")
 Berlebihan (misalnya, "Ini adalah KLB terbesar hingga saat ini di mana
ribuan orang telah terdampak.")
 Tuduhan (misalnya, “Perilaku petugas kesehatan yang tidak bertanggung
jawab mendorong penyebaran KLB demam kuning ini.”)
 Permintaan maaf (misalnya, "Karena kurangnya sumber daya, saya tidak
dapat ....")

d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
membimbing karyasiswa dalam menyusun manuskrip:

Manuskrip

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mendiskusikan topik manuskrip mendiskusikan topik yang sesuai
dengan manuskrip

2 Menyusun draf manuskrip Mengkaji manuskrip dan memberikan


umpan balik tentang konten ilmiah,
penulisan yang efektif, dan implikasi
kebijakan

Mengevaluasi manuskrip berdasarkan


kriteria evaluasi dan mendiskusikan
umpan balik pengembangan dengan
karyasiswa

e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
manuskrip

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan, dan memiliki kualitas
yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun


mungkin tidak sepenuhnya mengikuti standar yang

63
Skor Keterangan

dijelaskan dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas


kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Halaman Awal Mencakup judul singkat dan mencerminkan format


penelitian yang tepat

Daftar penulis dan kolaborator (termasuk peran


mereka)

Abstrak mengikuti format IMRAD

Pendahuluan Mengikuti struktur singkat (tiga atau empat paragraf)

Menjelaskan keadaan saat ini dan memberikan


gambaran singkat tentang masalah

Memasukkan kesenjangan dalam pengetahuan saat


ini dan justifikasi penelitian

Meliputi pernyataan tujuan penelitian atau hipotesis


yang akan diuji

Mendokumentasikan fakta dengan referensi

Metode Mendiskusikan desain penelitian dan temporalitas

Membahas subjek penelitian (kriteria inklusi dan


eksklusi serta informasi demografi dasar)

Menjelaskan lokasi/latar tempat penelitian dilakukan

Menjelaskan apa yang dilakukan dengan cukup rinci


agar dapat digunakan untuk mereplikasi penelitian

64
Kategori Kriteria

Memberikan deskripsi variabel yang diukur dan


bagaimana pengukuran terjadi

Mendefinisikan variabel terikat beserta


kesesuaiannya dengan tujuan penelitian

Menjelaskan bagaimana data dianalisis; dan jika ada


prosedur atau alat standar, referensi disediakan

Hasil Menjelaskan hasil secara sederhana

Merinci jumlah total dan persentase

Mendukung pernyataan dengan data (bukan “Insiden


tinggi” tetapi “Insiden tinggi, sebesar X%”)

Tidak menyajikan informasi dua kali (hasil disajikan


dalam tabel dan gambar tidak diulang dalam teks)

Tidak mengulangi metode atau menyertakan analisis


apa pun

Menjelaskan informasi dari tabel sebagai subjudul


teks - misalnya, "Kasus dan kontrol tidak berbeda
dalam hal karakteristik dasar "

Diskusi Menekankan temuan yang paling penting dan


menjelaskannya

Mendiskusikan secara terfokus (membahas tiga atau


empat poin)

Membandingkan hasil dengan penulis lain

Menyajikan kesimpulan yang tepat dan spesifik

Menyajikan keterbatasan penelitian

Membahas pentingnya penelitian dengan saran ide-


ide baru untuk penelitian

Referensi Referensi menggunakan angka dan mengurutkan


berdasarkan kemunculan dalam teks

Termasuk jumlah referensi yang sesuai untuk isi


laporan

Menggabungkan referensi yang mutakhir dan terkait


dengan konten

65
Kategori Kriteria

Menulis referensi menggunakan format Vancouver

Tabel & Gambar Menyajikan jumlah total bersama dengan persentase

Menggunakan tabel gabungan – misalnya,


prevalensi ditunjukkan berdasarkan jenis kelamin
dan usia

Nomornya bertepatan dengan yang disediakan


dalam teks, dan baris tabel dijumlahkan

Penggunaan catatan kaki dalam format standar ( * ,


†, ‡, §)

Menampilkan grafik dalam warna hitam dan putih

Struktur Menyertakan judul (secara singkat dan akurat


mencerminkan KLB)

Menyertakan penulis dan kontributor (termasuk


institusi)

Menggunakan format IMRAD

Tidak menyertakan metode dalam hasil

Tidak mengulangi hasil dalam pembahasan atau


kesimpulan

Mendasarkan rekomendasi pada hasil

Format & Kejelasan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang
Umum memadai

Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1


= tidak)

Artikel ditulis dalam bentuk paragraf, dan tidak


menggunakan poin seperti presentasi (5 = ya, 1 =
tidak)

Akronim dijelaskan sebelum digunakan (5 = ya, 1 =


tidak)

Sumber:4 Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in


FETP-Advanced Programs (28 October 2016)

66
5. Artikel Buletin
a. Latar Belakang
Artikel buletin merangkum investigasi epidemiologi yang sedang berlangsung
atau baru saja selesai. Artikel buletin (kadang-kadang disebut sebagai laporan
epidemiologi singkat) adalah produk yang dapat ditulis dengan cepat dan
mudah diakses oleh masyarakat dan sejawat kesehatan masyarakat. Meskipun
bagian-bagiannya mirip dengan manuskrip yang ditelaah oleh rekan sejawat
(peer-reviewed), persyaratan untuk artikel buletin tidak begitu ketat dan jauh
lebih pendek. Artikel buletin harus ditulis lebih cepat, dalam waktu hari, bukan
bulan seperti menulis manuskrip. Buletin epidemiologi nasional atau regional
ideal untuk mengirimkan jenis artikel ini.
Artikel buletin tidak boleh mengandung lebih dari 1500 kata; ini yang
membedakannya dari artikel di jurnal peer-reviewed. Artikel harus ringkas dan
mudah dibaca, mencantumkan peristiwa yang terjadi/menyebabkan KLB,
menjelaskan metode dan tindakan pengendalian segera yang telah dilakukan,
dan memberikan justifikasi tindakan pengendalian yang direkomendasikan.

Dengan membuat artikel buletin, karyasiswa belajar bagaimana:


 Secara ringkas mengomunikasikan data kesehatan masyarakat untuk
menginformasikan tindakan
 Menerjemahkan penelitian menjadi rekomendasi yang bermanfaat bagi
publik
 Secara efektif menggunakan tabel dan grafik untuk menampilkan data

b. Format yang Direkomendasikan


Struktur berikut direkomendasikan:

Paragraf Pembuka:
 Merangkum poin-poin utama investigasi
 Seperti artikel surat kabar, menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana,
dan kapan
 Harus menjelaskan tindakan apa pun yang telah diambil
 Informasi ini harus dicakup dalam tiga hingga lima kalimat

Pendahuluan:
 Memberikan lebih banyak konteks tentang penyakit atau peristiwa
kesehatan masyarakat
 Mencakup rincian peristiwa yang mengarah ke KLB dalam urutan
kronologis
 Merinci tren terkini dari penyakit atau peristiwa kesehatan masyarakat
 Menjelaskan informasi klinis terkait
 Menyampaikan kegiatan yang sudah dilakukan

Metode:
 Berisi desain penelitian dan bagaimana data diperoleh
 Menyertakan penjelasan pengumpulan sampel untuk dianalisis di
laboratorium
 Harus ringkas (tidak seteknis manuskrip)

67
Hasil:
 Mencakup hasil yang paling relevan dari data deskriptif dan analitik
 Mencantumkan hasil yang mendukung kesimpulan dan rekomendasi
pada bagian pembahasan

Diskusi dan Rekomendasi:


 Merinci interpretasi data
 Mengidentifikasi keterbatasan dan pelajaran yang dipetik
 Memberikan rekomendasi yang jelas dan ringkas
 Jika investigasi masih belum selesai, menjelaskan sisa kegiatan yang
direncanakan atau yang sudah terjadi

Ucapan terima kasih, referensi dan tabel:


Bagian ini sesuai dengan situasi pada waktu publikasi

c. Kesalahan Umum:
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan di artikel buletin.

Umum:
 Terlalu panjang
 Urutan kejadian tidak logis
 Informasi tidak tepat waktu atau tidak relevan

Pendahuluan:
Tidak memiliki paragraf pembuka

Metode:
 Tidak menyajikan metode secara ringkas
 Tidak menjelaskan aktivitas yang tersisa untuk diselesaikan

Hasil:
Tidak dengan jelas menghubungkan hasil dan rekomendasi

Pembahasan:
 Menjelaskan rekomendasi dalam istilah yang sangat umum
 Mencampur berbagai bagian (misalnya, hasil ditulis di bagian metode
atau pembahasan)

Ucapan terima kasih, gambar, dan referensi:


Kurang ucapan terima kasih

68
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
membimbing karyasiswa dalam menyusun artikel buletin:

Artikel Buletin

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mendiskusikan topik artikel mendiskusikan topik yang sesuai
dengan artikel

2 Menyusun draf artikel Mengkaji artikel dan memberikan


umpan balik tentang konten ilmiah,
penulisan yang efektif, dan implikasi
kebijakan

Mengevaluasi artikel buletin


berdasarkan kriteria evaluasi dan
mendiskusikan umpan balik
pengembangan dengan karyasiswa

e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
artikel bulletin

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan, dan memiliki kualitas
yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun


mungkin tidak sepenuhnya mengikuti standar yang
dijelaskan dalam instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas


kurang baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

69
Kategori Kriteria

Umum Artikel dikirim untuk publikasi tepat waktu (5 =


dalam sebulan, 4 = dalam 2 bulan, 3 = dalam 3
bulan, 2 = dalam 6-12 bulan, 1 = setelah satu
tahun)

Artikel berisi tidak lebih dari 1.500 kata (5 = ya, 1 =


tidak)

Artikel telah diterbitkan (5 = ya, 1 = tidak)

Artikel memiliki kejelasan dan susunan yang baik


secara umum

Unsur-unsur di setiap bagian sudah benar


(misalnya, hasilnya tidak disebutkan untuk
pertama kalinya di bagian pembahasan)

Paragraf Pembuka Menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana, dan


kapan dalam 4-5 kalimat

Menjelaskan tindakan kesehatan masyarakat yang


telah terjadi

Menangkap perhatian pembaca sehingga


pembaca termotivasi untuk melanjutkan membaca

Pendahuluan Menjelaskan urutan kejadian secara rinci

Menempatkan peristiwa dalam konteks yang


sesuai (yaitu, menggambarkan peristiwa terkait
sebelumnya atau kecenderungan penyakit baru-
baru ini)

Metode Memberikan definisi kasus yang jelas

Menyatakan desain penelitian dengan jelas

Menjelaskan metode yang digunakan untuk


mengumpulkan data

Menjelaskan partisipasi laboratorium dalam


menguji sampel

Menyajikan metode secara ringkas dan tidak


terlalu teknis

Hasil Membatasi hasil pada temuan positif atau negatif


yang paling relevan

Berisi informasi deskriptif dan analitik

Menjelaskan hasil laboratorium dengan baik dan


mengidentifikasi apa yang masih perlu dilakukan

70
Kategori Kriteria

Diskusi Membahas bagaimana hasil terkait dengan


hipotesis penelitian

Menjelaskan keterbatasan penelitian

Dengan jelas menyajikan rekomendasi yang


praktis

Memberikan justifikasi yang jelas untuk


rekomendasi mengenai interpretasi hasil

Membahas upaya yang tertunda terkait


pengendalian dan pencegahan kesehatan
masyarakat

Jika penelitian investigasi masih sedang dalam


proses, menjelaskan apa yang perlu dilakukan
untuk menyelesaikan penelitian

Ucapan Terima Kasih, Menyertakan tabel, peta, atau grafik lainnya yang
Gambar, dan Referensi jelas dan tepat

Memaparkan ucapan terima kasih (5 = ya, 1 =


tidak)

Menyajikan referensi dalam format yang konsisten

Struktur dan Kejelasan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang
Umum memadai

Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya,


1 = tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak


menggunakan bullet seperti pada presentasi (5 =
ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan


(5 = ya, 1 = tidak)

Sumber: 4 Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for


Residents in FETP-Advanced Programs (28 October 2016)

71
G. Protokol

1. Latar Belakang
Protokol adalah seperangkat standar metode ilmiah tertulis yang digunakan sebagai
panduan bagi para peneliti saat melaksanakan penelitian. Terlepas dari disiplin
ilmunya, protokol tertulis mengikuti metode ilmiah standar untuk menggambarkan
penelitian. Protokol juga berfungsi sebagai dasar untuk menulis laporan akhir (atau
manuskrip). Excellence in Science Committee (EISC) memiliki daftar periksa untuk
membantu peneliti menyusun protokol mereka. Saat menggunakan daftar periksa,
peneliti harus memilih unsur-unsur yang berlaku untuk penelitian mereka, karena
dalam satu studi tidak semua unsur bisa dimasukkan dari daftar periksa. Protokol
membantu peneliti dan komite etik dalam memahami masalah kesehatan dan
memberikan justifikasi akan perlunya sebuah penelitian.

Melalui penyusunan protokol, karyasiswa belajar:


 Untuk mengikuti metode EISC yang diakui secara internasional
 Nilai dari tujuan studi yang jelas
 Bekerja dengan pemangku kepentingan untuk mengembangkan pertanyaan
penelitian
 Menggunakan metode epidemiologi secara tepat untuk menjawab pertanyaan
penelitian
 Nilai dan proses komite etik

Langkah-langkah dalam penyusunan protokol:


Langkah-langkah berikut menunjukkan proses penyusunan protokol:

Identifikasi Tujuan Protokol


Identifikasi topik penelitian, pertanyaan, dan tujuan dalam konteks kebutuhan
kesehatan masyarakat

Tulis Concept Paper


● Buat daftar unsur dasar penelitian menggunakan format EISC
● Dapatkan saran dari rekan kerja serta pakar materi terkait

Tentukan Kebutuhan Data


● Antisipasi data yang dibutuhkan dan bagaimana data tersebut akan
digunakan
● Buat tabel data sebelum mengembangkan instrumen pengumpulan data

Tulis Draf
● Tulis draf protokol secara lengkap
● Masukkan saran dari rekan sejawat dan pakar materi pelajaran yang diterima
di concept paper

Mengumpulkan Data
Membuat instrumen pengumpulan data berdasarkan kebutuhan data

72
Siapkan Formulir Persetujuan
● Susun formulir persetujuan untuk mempresentasikan protokol kepada komite
etik terkait
● Gunakan format yang telah ditentukan sebelumnya (jika perlu)

Kaji Protokol
Mintalah komentar dan saran dari kolega dan pakar materi terkait

Ajukan ke Komite Etik


● Masukkan saran dari rekan kerja dan pakar materi terkait
● Validasi protokol dengan mitra untuk membuat versi akhir

b. Format yang Direkomendasikan


Format dan struktur berikut harus diterapkan pada semua protokol.

Tampilan teks:
 Jenis font : Times New Roman
 Ukuran huruf: 12 poin
 Spasi: 1,5 baris
 Justifikasi: kiri

Gambaran Umum Penelitian:


 Judul merangkum gagasan utama penelitian dan harus mampu “berdiri
sendiri” dalam menjelaskan penelitian
o Singkat, spesifik, dan konsisten dengan topik penelitian
o Berisi tidak lebih dari 15 kata
 Abstrak protokol menggambarkan penelitian dan mencakup tujuan,
pertanyaan/hipotesis penelitian yang akan diuji, populasi, dan metode
o Termasuk manfaat yang diharapkan dari penelitian
 Investigator/kolaborator/sumber pendanaan mencakup nama dan gelar semua
peneliti dan peran mereka untuk proyek serta lembaga yang berpartisipasi.
o Kemungkinan konflik kepentingan harus dicantumkan

Pendahuluan:
 Kajian literatur tentang topik penelitian mensintesis penelitian atau studi
saat ini tentang subjek, dengan tujuan memberi pembaca gambaran tentang
apa yang telah dilakukan sebelumnya
 Menyatakan masalah dan mengklarifikasi, menilai dan menafsirkan
masalah kesehatan yang disajikan
 Justifikasi penelitian menjelaskan kepentingan ilmiah dan kesehatan
masyarakat dari penelitian dan masalah yang sedang dibahas (yaitu,
besaran masalah, kepentingan menyeluruh, kelayakan, dan persetujuan
untuk intervensi)
 Kemungkinan penggunaan hasil penelitian yang diantisipasi
mendefinisikan audiens utama penelitian dan mendiskusikan kegunaan yang
diharapkan dari hasil studi
 Desain dan lokasi penelitian menggambarkan desain penelitian dan
memaparkan lokasi tempat studi akan dilakukan
 Tujuan mencantumkan tujuan penelitian yang jelas dan ringkas
 Hipotesis atau pertanyaan penelitian mencantumkan pertanyaan/hipotesis

73
yang jelas dan terfokus yang akan dibahas dalam penelitian
 Fokus umum menggambarkan fokus penelitian, apakah akan bersifat
deskriptif/eksploratif (membuat hipotesis), analitik (menguji hipotesis), atau
fokus pada pengujian implementasi intervensi.
 Kepraktisan dan kelayakan penelitian menguraikan ketersediaan sumber
daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia (dan waktu yang
tersedia).

Prosedur dan Metode:


 Desain penelitian membahas pertanyaan penelitian dan tujuan yang
ditetapkan sebelumnya. Bagian ini memberi justifikasi untuk desain
penelitian yang diusulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. Penjelasan ini membedakan antara prosedur
yang eksperimental dan yang telah dilakukan sebelumnya. Bagian ini juga
mengidentifikasi unsur spesifik yang menjadi ciri desain penelitian (misalnya,
survei potong lintang, kasus-kontrol, kohor, kelompok fokus, pengkajian
catatan klinis, dll.)
o Masyarakat dan pemangku kepentingan mendefinisikan audiens untuk
penelitian. Bagian ini mengidentifikasi siapa pemangku kepentingan
dan menjelaskan cara-cara bagaimana mereka dapat (atau tidak
dapat) berpartisipasi dalam penelitian ini. Bagian ini juga menjelaskan
proses yang dapat digunakan pemangku kepentingan untuk dapat
mengekspresikan pendapat mereka, menyatakan kebutuhan mereka,
dan berkontribusi pada proyek
o Linimasa penelitian mencantumkan kalender dengan perkiraan tanggal
untuk memulai dan menyelesaikan kegiatan utama penelitian
o Protokol kajian dipercepat menjelaskan perlunya kajian cepat terhadap
protokol (misalnya, jika ada KLB yang sedang berlangsung, ada
bencana, atau keadaan darurat lainnya)
 Populasi yang Diteliti:
o Deskripsi dan sumber populasi dan area target penelitian
mendefinisikan populasi partisipan penelitian, sampel, atau subjek
yang disurvei (termasuk demografi)
o Definisi kasus memaparkan kriteria untuk penyakit atau kejadian
kesehatan masyarakat
o Kriteria inklusi menggambarkan karakteristik atau kondisi yang
digunakan untuk mengidentifikasi, memilih, dan menyertakan
karyasiswa untuk studi
o Kriteria pengecualian menggambarkan karakteristik yang
mendiskualifikasi subjek studi potensial untuk berpartisipasi
o Justifikasi untuk pengecualian kelompok populasi memberikan
alasan untuk setiap subkelompok populasi (misalnya, ditentukan oleh
ras/etnis, jenis kelamin, atau usia) dikeluarkan dari penelitian.
o Perkiraan jumlah subjek memperkirakan jumlah subjek dalam
penelitian
o Pengambilan sampel (termasuk besaran sampel dan kekuatan
statistik) menjelaskan metode pengambilan sampel (misalnya metode
convenience, berbasis populasi, atau metode tertentu lainnya),
menentukan unit pengambilan sampel (misalnya, individu, cluster,
74
lingkungan, dll), dan memperkirakan besar sampel yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan/hipotesis penelitian berdasarkan informasi
yang tersedia dari penelitian terdahulu atau laporan sebelumnya.
Bagian ini juga memperkirakan kekuatan statistik dan menjelaskan
kondisi di mana perkiraan pengambilan sampel harus direvisi
o Perekrutan menjelaskan bagaimana calon karyasiswa akan
dihubungi, diidentifikasi untuk memenuhi kriteria inklusi, dan
perekrutan dalam penelitian ini
 Menjelaskan prosedur pelacakan jumlah drop out
 Menjelaskan prosedur untuk menempatkan subjek ke kelompok
yang berbeda
o Proses persetujuan berdasarkan informasi menjelaskan prosedur
yang digunakan untuk menginformasikan karyasiswa tentang
penelitian dan untuk mendapatkan persetujuan (informed consent)
 Variabel/Intervensi:
o Variabel mencakup daftar dan menggambarkan kategori, topik, atau
bidang informasi yang akan dieksplorasi dan variabel yang harus
dikumpulkan
 Menjelaskan konsistensi variabel yang ditentukan diantara data
yang diperoleh dari berbagai sumber
 Mendefinisikan variabel dan menjelaskan bagaimana variabel-
variabel tersebut yang secara teori akan digunakan menjadi
variabel perancu (confounder)
o Instrumen penelitian (termasuk kuesioner, instrumen laboratorium
dan tes analitik) menjelaskan strategi yang digunakan untuk
memperoleh informasi (yaitu, teknik laboratorium, instrumen) dan
penjelasan tentang bagaimana informasi ini akan digunakan. Bagian
ini harus menggambarkan atribut dari strategi/instrumen ini seperti
yang ditunjukkan dalam penelitian lain; meliputi kesesuaian, validitas
dan reliabilitas antar populasi penelitian serta sensitivitas dan
spesifisitas instrumen antar penelitian yang telah memperoleh hasil
yang dapat direplikasi; dan apakah ada kontroversi tentang metode
yang digunakan. Bagian ini juga mencakup deskripsi tentang
bagaimana perubahan dalam instrumen studi akan ditangani dan
didokumentasikan
o Hasil dan perbedaan signifikan minimum mencantumkan hasil yang
diantisipasi dari paparan atau intervensi yang menjadi topik penelitian
(yaitu, hasil) dan perbedaan klinis atau epidemiologis dalam
pengukuran hasil yang penting untuk dideteksi
o Pelatihan untuk semua personil penelitian menjelaskan jenis
pelatihan yang diberikan kepada personel penelitian (misalnya, teknik
wawancara, metode pengumpulan dan pemrosesan data, atau
persetujuan berdasarkan informasi/informed consent)
 Analisis dan Manajemen Data:
o Rencana analisis data (termasuk metodologi statistik) menjelaskan
metode pengambilan sampel; prosedur untuk pengumpulan informasi,
metode yang digunakan untuk memaksimalkan tingkat respons,
prosedur pengujian dan statistik yang relevan (yaitu, varians, interval

75
kepercayaan, dan kekuatan berdasarkan data studi); metode harus
cukup rinci agar dapat direproduksi. Metode ini juga mencakup
perhitungan ukuran kuantitatif yang relevan dari uji dan instrumen,
seperti sensitivitas dan spesifisitas. Dalam investigasi KLB, biasanya
menggunakan proses berulang dalam analisis (yang terdiri dari
pengembangan dan pengujian hipotesis serta perencanaan dan
evaluasi intervensi) untuk mengidentifikasi sumber KLB dan
pengendaliannya. Untuk proyek yang membuat atau menggunakan
data dari sistem surveilans, metode dapat mencakup bagaimana dan
seberapa sering sistem surveilans akan dievaluasi
o Pengumpulan data menggambarkan prosedur pengumpulan data,
proses, frekuensi, dan dokumentasi
o Perangkat lunak untuk manajemen informasi dan analisis
mencantumkan nama-nama paket perangkat lunak dan bahasa
pemrograman untuk penelitian
o Entri, pengeditan, dan manajemen data (termasuk penanganan
formulir pengumpulan data, versi data yang berbeda, dan
penyimpanan dan pembersihan data) menjelaskan prosedur umum
untuk menangani data yang dikumpulkan. Deskripsi di bagian ini harus
mencakup proses entri dan pengeditan data serta harus menjelaskan
bagaimana bahan studi, termasuk kuesioner, analisis statistik, entri
buku catatan, program komputer dan sistem informasi elektronik
lainnya, baik yang digunakan untuk diterbitkan atau tidak, akan tetap
tersedia untuk memungkinkan akses di masa mendatang untuk
analisis dan revisi. Penulis harus mendokumentasikan prosedur
operasi untuk manajemen dan akses berbagai versi kumpulan data.
Penulis juga harus menentukan milik siapa data tersebut dan hak
akses serta pembatasan semua analisis dan publikasi data primer dan
sekunder. Bagian ini juga harus mendokumentasikan prosedur terkait
kerahasiaan data, termasuk bagaimana kerahasiaan akan dijaga
selama transfer, penggunaan dan penyimpanan data, dan nama atau
posisi mereka yang bertanggung jawab atas manajemen teknis dan
administratif. Terakhir, bagian ini harus mendokumentasikan
pembuangan akhir dari catatan, data, arsip komputer dan sampel,
termasuk lokasi dari setiap informasi yang relevan untuk disimpan.
Catatan harus disimpan sesuai dengan arahan lembaga
o Penjaminan dan pengendalian mutu menjelaskan langkah-langkah
yang diambil untuk memastikan tidak ada konsekuensi tak terduga
yang dapat mempengaruhi kualitas data (yaitu, metode untuk
memasukkan semua data persis seperti yang diterima; memastikan
konsistensi logis di antara semua bagian catatan; memastikan bahwa
penanganan atau transformasi data tidak menghasilkan perubahan
yang tidak diinginkan; dan verifikasi statistik perhitungan dilakukan
seperti yang diusulkan dalam rencana analisis)
 Mencakup pula verifikasi diagnosis dan konfirmasi KLB
 Mencantumkan prosedur kendali mutu terkini untuk data guna
memastikan bahwa informasi tersebut sesuai; dikumpulkan
dengan kedalaman (depth), keluasan (breadth) dan spesifisitas

76
yang sama; konsisten dalam dan antar personel sepanjang waktu;
dan mencapai tingkat atribut yang dapat diterima seperti validitas,
reliabilitas, kemampuan untuk diulang, sensitivitas dan spesifisitas
o Bias dalam pengumpulan, pengukuran, dan analisis data
menggambarkan jenis bias yang mungkin terjadi selama fase
pengumpulan, pengukuran, atau analisis data; dan langkah-langkah
yang harus diambil untuk menghindari, meminimalkan, atau
memperhitungkan adanya bias ini
 Penulis juga harus memasukkan prosedur pengacakan atau
blinding yang digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan
bias oleh peneliti, personel studi lain, atau peserta studi (misalnya,
pemilihan peserta, penugasan kelompok perlakuan, perlakuan
yang diberikan atau diterima)
o Kajian dan analisis selama proses menjelaskan proses yang akan
dipantau dan bagaimana studi akan dievaluasi
o Keterbatasan studi menjelaskan faktor-faktor yang mengurangi
penerapan hasil studi
 Mencakup kelemahan atau kritik terhadap penelitian, termasuk
metode alternatif yang bisa digunakan
 Tata laksana kejadian yang tidak diinginkan atau tidak terduga
 Merespons temuan dan perubahan baru/tidak terduga dalam lingkup
penelitian menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi dan mengelola
hasil baru atau tak terduga dan merespons perubahan di lingkungan studi
 Identifikasi, manajemen, dan pelaporan efek samping menjelaskan jenis
efek samping yang mungkin timbul dan bagaimana personel penelitian akan
dilatih untuk merespons
o Termasuk metode yang digunakan untuk melacak reaksi yang tidak
diinginkan dan kemungkinan implikasinya pada penelitian
Perawatan darurat menjelaskan langkah-langkah jika keadaan darurat
terjadi selama penelitian
 Diseminasi, Notifikasi, dan Laporan Hasil:
 Notifikasi kepada subjek mengenai hasil individualnya
menjelaskan proses yang digunakan untuk memberi tahu subjek
tentang hasil mereka
Termasuk keadaan yang akan mendorong diseminasi hasil yang
mendesak dan apakah konselor akan digunakan
 Pemberitahuan kepada subjek mengenai kesimpulan penelitian
menjelaskan bahwa subjek penelitian akan ditawari pilihan untuk
menerima temuan umum penelitian dan bagaimana hal ini akan
dicapai
 Produk atau penemuan yang diharapkan sebagai hasil dari
penelitian dan penggunaannya mencantumkan produk, termasuk
penemuan, yang berasal dari studi dan bagaimana produk dan
penemuan tersebut akan digunakan
 Diseminasi hasil ke publik mendefinisikan saluran komunikasi yang
efektif dan cara terbaik untuk menyebarkan informasi dan hasil proyek
kepada khalayak tertentu

77
Referensi daftar informasi daftar pustaka untuk semua sumber yang digunakan
dalam protokol

Lampiran mengumpulkan informasi berlebih yang tidak dibutuhkan secara langsung


 Formulir pengumpulan data mencakup semua formulir dan dokumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau mengekstraksi data (misalnya
kuesioner, rekam medis, dll.)
 Tabel dan gambar yang disarankan menyediakan tabel kesehatan, contoh data
yang disajikan, dan hasil belajar
 Dokumen terkait lainnya termasuk dokumentasi pelengkap lainnya

c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam protokol.

Pendahuluan:
 Terlalu panjang dan tidak efektif
 Rincian tujuan penelitian yang tidak baik

Prosedur dan Metode:


 Mendefinisikan populasi penelitian dengan tidak baik
 Menggunakan desain penelitian yang tidak tepat
 Gagal menjelaskan definisi operasional yang tidak jelas
 Menggunakan strategi pengambilan sampel yang tidak memadai dan/atau
perhitungan ukuran sampel yang tidak baik
 Dokumentasi pengumpulan data tidak dipaparkan secara memadai (yaitu,
data apa yang harus dikumpulkan dan metode apa yang harus digunakan
untuk mengumpulkan data)
 Tidak memiliki rencana analisis yang solid dan telah ditentukan sebelumnya
 Tidak memasukkan langkah-langkah penjaminan mutu
 Tidak cukup mendokumentasikan langkah-langkah yang diambil untuk
melindungi subjek manusia

d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor


Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam mengembangkan protokol:

Protokol

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor

1 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mendiskusikan topik dan jenis mendiskusikan topik dan jenis
penelitian analitik penelitian analitik

2 Bertemu dengan mentor untuk Bertemu dengan karyasiswa untuk


mengkaji proposal dan rencana mengkaji proposal dan rencana
analitik, dan memberikan umpan analitik, dan memberikan umpan balik
balik

3 Menyusun protokol Mengevaluasi protokol berdasarkan

78
Protokol

No Kegiatan Spesifik Karyasiswa Peran dan Tanggung Jawab Mentor


kriteria evaluasi dan mendiskusikan
umpan balik pengembangan dengan
karyasiswa

4 Mengajukan protokol ke komite Memfasilitasi karyasiswa dalam


etik untuk mendapatkan ethical pengajuan protokol ke komite etik
clearance

e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi protokol

Skor Keterangan

5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan


dalam panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.

4 = Baik Unsurnya ada dan konsisten dengan standar yang


dijelaskan dalam panduan.

3 = Memuaskan Unsurnya ada dan dapat digunakan meskipun mungkin


tidak sepenuhnya mengikuti standar yang dijelaskan dalam
instruksi dan disediakan di kelas.

2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang


baik

1 = Tidak Ada Unsurnya tidak ada dalam laporan.

NA = Tidak Berlaku Unsurnya tidak relevan dengan penelitian ini.

Kategori Kriteria

Ringkasan Memberikan deskripsi singkat tentang penelitian epidemiolgi


analitik

Menyatakan tujuan penelitian

Merangkum metode yang digunakan dalam beberapa


kalimat

Menyajikan inti pembahasan

79
Kategori Kriteria

Memberikan kesimpulan, termasuk rekomendasi untuk


memecahkan masalah

Pendahuluan Menjelaskan kondisi kesehatan, termasuk penyakit atau


kejadian kesehatan masyarakat serta faktor-faktor yang
disurvei, alasan dan tujuan dilakukannya penelitian
epidemiologi analitik

Mencari dan mengumpulkan temuan-temuan terdahulu yang


relevan, menyusun landasan teori, dan kerangka konsep
penelitian

Mengemukakan hipotesis yang sesuai

Prosedur dan Menyertakan bagaimana desain penelitian bisa menjawab


Metode:Desain hipotesis atau memenuhi tujuan

Prosedur dan Menyertakan deskripsi populasi dan sampel penelitian


Metode: Populasi
Penelitian
Menjelaskan definisi kasus

Menjelaskan kriteria eksklusi

Menjelaskan kriteria inklusi

Menjelaskan perkiraan jumlah populasi dan sampel

Menejelaskan metode pengambilan sampel, termasuk


besaran sampel dan kekuatan statistik

Menguraikan prosedur pengambilan sampel yang sesuai

Menjelaskan proses persetujuan (consent)

Prosedur dan Memberikan deskripsi variabel


Metode: Variabel
dan Intervensi
Menjelaskan instrumen penelitian, termasuk kuesioner,
instrumen laboratorium, dan uji analitik

Memberikan prosedur intervensi atau pengobatan yang


tepat

80
Kategori Kriteria

Menjelaskan hasil yang diantisipasi dan perbedaan minimal


yang signifikan

Menjelaskan pelatihan personel penelitian

Prosedur dan Memaparkan rencana analisis, termasuk metodologi statistik


Metode: Analisis
dan Manajemen
Data Menguraikan prosedur pengumpulan data dengan jelas

Menjelaskan prosedur manajemen dan analisis data serta


perangkat lunak yang akan digunakan

Menguraikan garis besar prosedur yang digunakan untuk


entri, edit, dan manajemen data, termasuk penanganan
formulir pengumpulan data, versi data yang berbeda, dan
penyimpanan serta pembersihan data

Menjelaskan prosedur penjaminan dan pengendalian mutu

Mencatat potensi bias dalam pengumpulan, pengukuran,


dan analisis data

Menjelaskan keterbatasan penelitian

Prosedur dan Menjelaskan pengelolaan dan pelaporan potensi efek


Metode: samping, jika ada
Manajemen
Kejadian yang
Tidak Diinginkan
atau Tidak Terduga

Prosedur dan Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada subjek


Metode: penelitian
Sosialisasi,
Pemberitahuan,
dan Pelaporan Memberitahukan kepada subjek tentang hasil penelitian
Hasil
Menguraikan dengan jelas temuan yang didapat dari
penelitian dan manfaatnya

Melakukan diseminasi hasil kepada publik

Ethical Clearance Menjelaskan proses pengajuan ethical clearance

81
Kategori Kriteria

Referensi Referensi dalam bentuk angka dan diurutkan sesuai


kemunculan dalam teks

Memasukkan jumlah referensi yang sesuai untuk isi laporan

Menggabungkan referensi yang mutakhir dan terkait dengan


konten

Menuliskan referensi dengan menggunakan format


Vancouver

Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat

Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 = tidak)

Penulisan berbentuk paragraf dan tidak menggunakan poin


seperti pada presentasi (5 = ya, 1 = tidak)

Memberikan deskripsi akronim sebelum digunakan (5 = ya,


1 = tidak)

82
BAB V
KEGIATAN PENDUKUNG UNTUK MENTOR

Para mentor umumnya adalah staf senior yang mempunyai pengalaman dalam
kegiatan surveilans dan penanggulangan penyakit di tingkat provinsi dan/atau
kota/kabupaten. Sebagian besar mentor bekerja sebagai manajer sehingga dalam
tugas sehari-harinya para mentor tidak melakukan tugas-tugas epidemiologi lapangan.
Kemungkinan mentor sangat berpengalaman dalam surveilans dan penanggulangan
penyakit/KLB namun yang bersangkutan tidak selalu menggunakan metode ilmiah
dalam tugasnya sehari-hari.

Kunci sukses karyasiswa FETP di lapangan sangat tergantung dari bimbingan yang
diberikan oleh mentor. Oleh karena pentingnya peran mentor maka Kementerian
Kesehatan dan universitas akan memberikan dukungan secara terus menerus dan
selalu memonitor mentor ini agar yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Pada saat yang sama mentor dapat sekaligus menyegarkan kembali ilmu
yang didapat.

Penyegaran dan penambahan ilmu bagi mentor dan karyasiswa dapat dicapai melalui
interaksi antara mentor dan karyasiswa, melalui pertemuan-pertemuan dan diskusi saat
membahas modul-modul teknis, memantau kemajuan yang dicapai oleh karyasiswa,
dan komunikasi dengan pembimbing akademik serta Sekretariat FETP. Seluruh
kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat yang berkesinambungan.

A. Pertemuan-Pertemuan

Selama dua tahun masa belajar akan diadakan pertemuan tahunan antara mentor,
staf akademik, dan Kementerian Kesehatan untuk:
 Membantu memecahkan masalah
 Menelaah perkembangan kemajuan karyasiswa
 Menelaah tugas lapangan
 Mengganti daerah magang karyasiswa bila diperlukan
 Menyelesaikan masalah-masalah administrasi
 Meminta dukungan teknis apabila diperlukan

Bila diperlukan, sekretariat wajib mengundang para ahli untuk memberikan topik-
topik yang dibutuhkan oleh mentor sebagai penyegaran. Mentor diwajibkan saling
berbagi pengalaman mereka terkait interaksi dengan karyasiswa, proses belajar
mengajar yang terjadi, dan interaksi di lapangan serta pertemuan-pertemuan yang
diadakan sehingga dapat meningkatkan kualitas program dan memberikan umpan
balik bagi semua pihak.

B. Lokakarya bagi Mentor

Sekretariat FETP dan/atau universitas memberikan lokakarya bagi mentor sesuai


dengan keperluan. Lokakarya diutamakan untuk meningkatkan kemampuan para
83
mentor dalam membimbing karyasiswa guna menyelesaikan tugas-tugas lapangan.
Contoh-contoh tema lokakarya yang bisa disediakan:

 Teknik komunikasi dan penulisan ilmiah


 Penggunaan komputer dalam investigasi KLB dan interpretasi hasil
investigasi
 Penyegaran metode analisis dan interpretasi data surveilans
 Peran laboratorium dalam surveilans dan dalam investigasi KLB
 Penilaian cepat pada kedaruratan kesehatan masyarakat
 Survei cepat

Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan oleh Sekretariat FETP dan/atau


universitas.

C. Reviu Kurikulum FETP


Pengembangan dan perbaikan kurikulum FETP merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang dilakukan secara berkala baik secara internal dengan
melibatkan universitas, umpan balik dari karyasiswa dan mentor, dan juga secara
eksternal dengan melibatkan para ahli nasional dan internasional.

Oleh karena proses belajar karyasiswa sebagian besar dilakukan di lapangan,


dimana mentor menilai keberhasilan/kegagalan program FETP maka umpan balik
dari para mentor tentang kurikulum dan struktur program menjadi komponen yang
paling penting dalam menjaga kualitas FETP. Umpan balik dapat diberikan pada
waktu reviu kurikulum FETP, namun umpan balik yang memerlukan penanganan
segera dapat dilakukan setiap saat. Reviu kurikulum dilakukan bersama antara
universitas dan Kementerian Kesehatan, mentor akan diundang untuk memberi
masukan yang berguna.

D. Pengembangan dan Pembuatan Bahan Ajar Baru


Mentor mempunyai posisi strategis karena memiliki pengalaman lapangan yang
banyak dalam tugas sehari-hari. Mentor dapat memberikan masukan dengan cara
menuangkan pengalaman ke dalam bentuk studi kasus yang dapat digunakan
untuk proses belajar mengajar.

E. Presentasi Hasil Praktik Lapangan


Presentasi yang dilakukan oleh karyasiswa untuk menyampaikan hasil praktik
lapangan dilakukan secara terjadwal dan dihadiri oleh pejabat institusi setempat,
mentor, pembimbing akademik, pejabat/staf Kementerian Kesehatan, dan
pemangku kepentingan yang terkait.

F. Publikasi
Publikasi hasil kegiatan akademik dan praktik lapangan karyasiswa dapat
dilakukan dalam setiap kegiatan ilmiah (seminar, konferensi, dll) atau dapat juga
berupa publikasi pada jurnal ilmiah atau bentuk publikasi lain baik di tingkat
nasional maupun internasional.

84
DAFTAR PUSTAKA

FETP Indonesia. 2014. Buku Panduan Supervisi Lapangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.

TEPHINET. 2021. Accreditation Manual for Field Epidemiology Training Programs (FETPs).
Atlanta: Training Programs in Epidemiology and Public Health Interventions Network.

TEPHINET. 2021. Network for FETP globally with case studies: https://www.tephinet.org/case-
studies.

U.S. CDC. 2006. Field Epidemiology Training Program Development Handbook. Atlanta:
Centers for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2013. Field Guidelines for the Evaluation of a Surveillance System. Atlanta: Centers
for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2016. Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in
FETP-Advanced Programs. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2020. Mentor Selection Criteria (Version 1.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2020. Mentor Workshop (Version 2.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2021. Mentor Handbook (Version 2.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.

U.S. CDC. 2021. Journal Emerging Infectious Disease: https://wwwnc.cdc.gov/eid

Para pembimbing lapangan dapat mengakses referensi melalui staf akademik,


Sekretariat FETP atau Kemenkes.

85
LAMPIRAN 1

Dokumentasi Kegiatan Mentor


(Contoh: Surveilans Malaria di
Nama Proyek Lapangan: Bidang Kompetensi: (Contoh: Surveilans)
Menoreh)
(Contoh:
Nama Mahasiswa: NIM: Universitas: Angkatan:
2017)
(Contoh: Kab.
Nama Mentor: Lapangan:
Magelang, Jateng)
Nama Pembimbing Akademik:

Tindakan Perbaikan yang Dianjurkan Perbaikan Spesifik yang Dihasilkan pada Tgl dan TT Tgl dan TT
No: Tahap:
oleh Pembimbing / Mentor: Akhir Tahap: Mentor*) PA*)

1. Proposal

2. Implementasi

3. Penulisan Laporan

4. Seminar Setempat

5. Presentasi Kompetitif

*) Actual date

86
www.fetpindonesia.or.id

Anda mungkin juga menyukai