BUKU
PANDUAN
MENTOR
FETP
(Field Epidemiology Training Program)
EDISI 2022
Diterbitkan oleh Sekretariat FETP Indonesia, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes RI
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya “Buku Panduan Mentor
FETP” ini selesai disusun dan dapat diterbitkan kembali setelah
mengalami revisi dari panduan sebelumnya mengikuti penyesuaian
dengan filosofi pembimbingan lapangan FETP.
Buku Pedoman ini dirasakan kebutuhannya sebagai pembaharuan dari edisi sebelumnya
karena filosofi pembimbingan dalam FETP ditingkatkan dari field supervision menjadi
mentorship. Suatu workshop mengenai mentorship yang didahului dengan survei mengenai
pembimbingan telah diselenggarakan pada tanggal 1 dan 2 Desember 2021 di Surabaya.
Kelima universitas penyelenggara FETP di Indonesia hadir dan berpartisipasi. Struktur isi buku
pedoman ini mengalami perubahan untuk memberikan panduan yang lebih terinci kepada para
mentor agar karyasiswa FETP terbantu lebih baik dalam mencapai kompetensi dengan
menjalankan praktik lapangan mereka.
Kami sangat menghargai dan berterima kasih atas dukungan dan kontribusi semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan buku pedoman pembimbingan lapangan FETP ini. Ucapan terima
kasih disampaikan kepada segenap pelaku dalam pembuatan buku pedoman ini termasuk
Sekretariat FETP Indonesia dan Universitas penyelenggara FETP yang sekaligus menjadikan
buku ini dan membentuk komitmen untuk melaksanakannya dengan sepenuhnya dan sebaik-
baiknya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para pendahulu yang telah
menghasilkan Buku Pedoman terdahulu (yang terbit tahun 2014). Terima kasih juga diucapkan
kepada Lembaga-lembaga penyandang dana U.S. CDC melalui Health Security Partners
(HSP) atas bantuan yang memungkinkan buku pedoman ini terbit.
Kami juga mengharapkan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait agar kompetensi
sepenuhnya dan sebaik-baiknya yang dicapai oleh karyasiswa pada waktunya akan membuat
pelayanan FETP dapat berjalan, berhasil sebaik-baiknya untuk peningkatan kesehatan
masyarakat di Indonesia. Semoga Tuhan YME senantiasa menaungi langkah kita semua
untuk dapat bersama-sama berkontribusi dalam menyehatkan bangsa Indonesia.
i
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas perkenan, rahmat dan karunia-Nya buku “Panduan Mentor FETP”
telah selesai disusun. Buku panduan akan menjadi acuan bagi mentor
FETP dalam menjalankan tugasnya sebagai mentor bagi para karyasiswa
FETP yang sedang melaksanakan praktik lapangan agar dapat berjalan
dengan baik.
International Health Regulations (IHR) 2005 merupakan salah satu legal aspek yang dihasilkan
oleh World Health Organization (WHO) yang disepakati oleh negara-negara anggota untuk
memiliki kemampuan mencegah, mendeteksi, dan respon cepat yang adekuat terhadap setiap
ancaman kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar antar negara didasarkan pada
sistem surveilans nasional dan peraturan perundangan yang telah ada di masing-masing
negara.
Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan inisiatif global yang diluncurkan pada
bulan Februari 2014. Inisiatif tersebut muncul sebagai bentuk respon terhadap meningkatnya
kerentanan masyarakat global terhadap kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru
dan pandemi yang diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas
barang, jasa, manusia dan hewan lintas negara serta praktek-praktek pertanian, peternakan
dan industri yang dinilai tidak lagi alamiah dan ramah lingkungan. GHSA mengamanatkan
minimal harus ada 1 (satu) tenaga lulusan FETP/epidemiologi lapangan per 200.000 penduduk
atau minimal 2 per provinsi dan 1 per kabupaten/kota.
Program Pendidikan FETP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan RI untuk menghasilkan tenaga lulusan epidemiologi lapangan yang terampil siap
pakai dan berbasis kompetensi. Kapasitas lulusan dapat memperkuat sistem surveilans bagi
suatu negara termasuk Indonesia agar memiliki kemampuan mencegah, mendeteksi, dan
merespon dengan cepat setiap ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia.
Akhirnya, Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku pedoman ini. Semoga pelaksanakan pembimbingan lapangan FETP
dapat berjalan secara optimal tanpa batas waktu yang ditentukan sehingga menghasilkan
lulusan FETP yang berkualitas.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
FETP DI INDONESIA
1
UI, dan FK UGM membuat sistem rekrutmen, proses pendidikan, dan kegiatan supervisi
yang lebih sistematik dan berkualitas.
Pada tahun 2013, selain dua universitas yang sudah terlibat, universitas lain yaitu
Universitas Airlangga, Universitas Udayana, dan Universitas Hasanuddin dilibatkan
dalam kegiatan FETP sehingga jumlah lulusan FETP meningkat. Diharapkan, secara
kuantitatif, dalam jangka pendek, seluruh program kesehatan masyarakat di Kementerian
Kesehatan RI memiliki lulusan FETP, dan dalam jangka panjang, seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, serta unit-unit pelaksana teknis
terkait memiliki lulusan FETP. Secara kualitatif, diharapkan para lulusan FETP Indonesia
mampu berperan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat baik di tingkat nasional, di
tingkat kementerian atau instansi lain yang memerlukan staf berkompetensi epidemiologi
lapangan, maupun di tingkat internasional.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor: HK.02.02/I/417/2022 tentang Sekretariat Tim Koordinasi Penguatan dan
Penerapan Epidemiologi Lapangan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan dan
penguatan Sekretariat Epidemiologi Lapangan/FETP diperlukan koordinasi yang kuat
dan terpadu secara berkelanjutan:
Sekretariat FETP bertugas membantu, memfasilitasi, dan mendukung pelaksanaan
tugas Tim Koordinasi Penguatan dan Penerapan Epidemiologi Lapangan dalam rangka:
1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program penguatan dan penerapan
epidemiologi lapangan di Indonesia.
2. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan
Kementerian Kesehatan, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan
kegiatan atau operasional program penguatan dan penerapan epidemiologi
lapangan di Indonesia.
3. Kesinambungan program penguatan dan penerapan epidemiologi lapangan di
Indonesia.
4. Pengembangan dan peningkatan mutu/kualitas program penguatan dan penerapan
epidemiologi lapangan di Indonesia.
5. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan universitas dan pemerintah daerah.
6. Pengembangan jejaring program penguatan dan penerapan epidemiologi lapangan,
baik jejaring nasional maupun internasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat FETP berkoordinasi harian dengan Tim
Kerja Surveilans di bawah arahan Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan.
2
Gambar 1. Perjalanan Sejarah FETP di Indonesia
3
B. Visi, Misi, dan Tujuan FETP di Indonesia
5
BAB II
PENDIDIKAN KARYASISWA
A. Pendidikan FETP
6
Pada saat berada di lapangan, karyasiswa akan dibimbing oleh pembimbing
akademik dari universitas, mentor dan ahli lain yang diperlukan dari Kementerian
Kesehatan dan jajarannya. Pada setiap semester karyasiswa mendapat kesempatan
dikunjungi oleh pembimbing akademik. Diskusi-diskusi intensif dapat dilakukan oleh
karyasiswa dengan mentor dan pembimbing akademik baik secara luring maupun
daring supaya mahasiswa melakukan praktik lapangan yang berkualitas dan
memenuhi kompetensi.
Kurikulum yang digunakan pada program pendidikan FETP merupakan adaptasi dari
kurikulum FETP Global yang dikembangkan oleh U.S. CDC untuk mencapai
kompetensi utama seperti tersebut di atas. Kurikulum tersebut akan dilaksanakan
melalui pendidikan di kelas maupun praktik lapangan.
Kompetensi Pilihan:
Laporan Epidemiologi Singkat:
Menulis dan mengajukan suatu laporan ringkas dari suatu investigasi epidemiologi
atau analisis untuk suatu buletin epidemiologi
Mengajar:
7
Memberikan suatu pelajaran dengan topik epidemiologi di kelas
Evaluasi Program:
Melakukan evaluasi atas suatu program kesehatan masyarakat
Kompetensi pilihan yang sedang dikembangkan:
Mentoring:
Bertindak sebagai mentor pada tenaga epidemiologi lapangan yang sedang dilatih
Kepemimpinan dan Manajemen
Riset Operasional/Kegiatan Peningkatan Mutu
Skema berikut memberikan gambaran umum tentang waktu (timeline) proses belajar
mengajar selama dua tahun akademik serta praktik lapangan yang harus dikerjakan,
secara umum dapat dilihat kegiatan setiap semester. Jadwal bisa bervariasi sesuai
pengaturan masing-masing universitas.
A. Kriteria Mentor
Kriteria pemilihan mentor:
Lulusan FETP Advanced/Magister dari lima universitas penyelenggara FETP di
Indonesia yaitu UI, UGM, UNAIR, UNUD, dan UNHAS.
Bekerja dan berdomisili di provinsi dan atau kabupaten/kota yang sama dengan
tempat karyasiswa melakukan praktik lapangan.
Bersedia berbagi ilmu dan keahlian, serta memberikan bimbingan.
Bersedia untuk bekerja dengan karyasiswa sesuai jadwal dan sesuai kebutuhan.
Bersedia menandatangani surat pernyataan atau persetujuan sebagai mentor.
9
Memberi bimbingan dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis serta
interpretasi data hasil praktik lapangan.
Membantu pembimbing akademik dalam menelaah laporan tugas lapangan
terutama mengenai isi, validitas data, struktur laporan dan aplikasinya di
lapangan.
Memberikan umpan balik kepada karyasiswa dengan segera dan dengan cara
yang konstruktif.
Menyetujui laporan hasil praktik lapangan.
Membantu karyasiswa melakukan diseminasi informasi hasil/rekomendasi dari
praktik lapangan kepada pejabat terkait dalam bentuk lokakarya atau seminar.
Memberikan penilaian terhadap tugas dan aktivitas mahasiswa di lapangan.
C. Hak-Hak Mentor
Menerima surat keterangan sebagai mentor dari Direktur Surveilans dan
Kekarantinaan Kesehatan (Koordinator FETP Indonesia) dan/atau SK dari
universitas penyelenggara FETP.
Mendapatkan pelatihan terkait mentorship.
Mendapatkan kesempatan untuk mengikuti konferensi FETP bagi mentor yang
karyasiswanya melakukan presentasi poster atau lisan.
Mendapatkan kesempatan menjadi Co-Author dalam publikasi yang dilakukan
oleh karyasiswa.
Menjadi bagian dari jejaring ahli epidemiologi lapangan.
F. Kesepahaman
Perbedaan latar belakang budaya, kepribadian, dan pengalaman di antara mentor
dan karyasiswa dapat mempengaruhi pemahaman, interaksi dan komunikasi di antara
mereka. Namun secara umum hubungan antara para mentor dengan para karyasiswa
FETP dapat dibina dan diperkuat melalui upaya sebagai berikut:
Mentor menyediakan cukup waktu.
Ketika mentor tidak menguasai suatu aspek masalah kesehatan masyarakat,
mentor dapat memfasilitasi karyasiswa untuk mencari bahan/bimbingan dari
sumber dan para profesional lainnya, termasuk pembimbing akademik.
Karyasiswa perlu memahami bahwa mentor bukanlah orang yang tahu segala-
galanya dan bukan orang yang memecahkan segala masalah.
Karyasiswa perlu banyak berinteraksi dengan para pembimbing (pembimbing
10
akademik dan mentor) untuk secara bersama-sama memecahkan masalah yang
ada.
Mentor yang direkrut umumnya mempunyai pengalaman dan pengetahuan cukup
banyak dalam investigasi KLB, manajemen surveilans dan kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit. Hendaknya para karyasiswa dapat memanfaatkan
dukungan dan bimbingan dari para mentor dalam aspek ini.
Dari semua butir di atas, para mentor berperan sangat besar dalam membimbing
karyasiswa agar mereka dapat memanfaatkan waktu dan kesempatan yang diberikan
untuk belajar banyak dari praktik lapangan sehingga tujuan dari proses pembelajaran
tercapai.
G. Peran Mentor
Sumber informasi
Peran utama dari para mentor adalah sebagai sumber informasi. Mentor dapat
memberi petunjuk kemana dan kepada siapa karyasiswa mendapatkan informasi
yang relevan untuk memenuhi kebutuhan tugas mereka. Namun para karyasiswa
dalam mendapatkan informasi untuk tugas lapangan mereka tidak harus
sepenuhnya tergantung kepada mentor. Mereka bisa mencari sendiri sumber
informasi yang tepat.
Peran dalam memberi bimbingan
Peran mentor adalah mengarahkan karyasiswa untuk memfokuskan diri pada
tujuan praktik lapangan yang ditugaskan kepada mereka. Mentor membantu
karyasiswa dalam memilih permasalahan yang kemudian mendapatkan judul tugas
yang relevan dengan unit program kesehatan masyarakat yang terkait.
Peran sebagai pendidik
Peran sebagai pendidik merupakan peran utama dari staf akademik di universitas,
terutama dalam aspek teknis, memperdalam dan memperluas pengetahuan
karyasiswa melalui kuliah atau melalui perbaikan hasil dan analisis data yang
dilakukan oleh karyasiswa. Namun mentor dapat juga berperan sebagai pendidik,
terutama dalam analisis data lapangan sesuai dengan latar belakang pengalaman
mentor, misalnya dalam analisis hasil investigasi KLB dan surveilans.
Motivator
o Jika lokasi praktik lapangan karyasiswa di luar lokasi tempat asal mereka,
maka secara psikologis, ini merupakan beban berat buat karyasiswa di
samping harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Dalam
situasi seperti ini mentor dapat berperan sebagai motivator, membesarkan
hati karyasiswa untuk menghadapi tantangan ini sehingga karyasiswa dapat
menyelesaikan praktik lapangan mereka sesuai dengan harapan mereka.
o Karyasiswa diwajibkan untuk membuat catatan harian, mencatat apa yang
dilakukan dan yang dialami sebagai bahan monitoring dan evaluasi diri
terhadap kemajuan dan hambatan yang dialami. Mentor dapat
memanfaatkan catatan harian bimbingan ini sebagai bahan untuk
mengevaluasi kinerja karyasiswa agar tugas mereka dapat berjalan dengan
baik. Catatan harian ini dapat membantu memperbaiki penempatan
karyasiswa pada tahun berikutnya.
11
Sebagai evaluator
Mentor berperan sebagai evaluator bagi karyasiswa dalam menyusun laporan dan
menyiapkan bahan presentasi hasil praktik lapangan. Dalam hal ini mentor
berperan sebagai evaluator terhadap hasil kinerja (output) karyasiswa. Mentor
membantu hasil akhir tugas karyasiswa di lapangan sesuai dengan tujuan yang
tercantum dalam panduan praktik lapangan.
Sebagai fasilitator
Mentor mempunyai peran untuk memfasilitasi karyasiswa untuk mengenal area
dan budaya wilayah serta pengenalan instansi tempat praktik lapangan
karyasiswa dan instansi lain yang terkait.
12
BAB IV
MENTOR DAN KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN
1. Latar Belakang
Analisis masalah kesehatan mengidentifikasi masalah kualitas data surveilans dan
mendokumentasikan masalah tersebut dengan menggunakan lembar kerja analisis
masalah dan diagram tulang ikan/fishbone atau metode lain. Karyasiswa
memetakan penyebab masalah dan kemungkinan solusi dalam laporan analisis
masalah kesehatan. Karyasiswa memberikan rekomendasi kepada pihak yang
berwenang dan melaksanakan perbaikan.
Pernyataan masalah:
Menjelaskan masalah menggunakan metode fishboneImetode lain
Pernyataan masalah harus menyatakan masalah, dimana, dan kapan masalah
tersebut terjadi
Penyebab utama:
Mewakili masalah (baik secara total maupun parsial), yang ketika dipecahkan, akan
memecahkan sebagian besar masalah
3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam laporan
analisis masalah kesehatan:
Tidak mencakup masalah-masalah kesehatan setempat secara
menyeluruh/komprehensif dan tidak menggunakan data masalah-masalah
13
kesehatan utama maupun lainnya di daerah setempat.
Melakukan analisis sebab-akibat (antara masalah dan faktor) secara sepintas,
tidak memperhitungkan analisis statistik dan kemasukakalan biologi (biological
plausibility) secara ilmiah, tepat dan cermat. Akibatnya terjadi kesalahan atribut
hubungan sebab-akibat antara masalah dan faktor yang dicari. Lebih jauh ini
akan menjadi kesalahan penanganan.
Tujuan tidak dirumuskan dengan jelas, ruang lingkupnya bisa terlalu luas atau
terlalu sempit.
Kurang jelas rujukan referensi yang digunakan
Mengabaikan ketidaklengkapan data
Kesimpulan dan saran yang meleset
- Status fasilitas
pelayanan
kesehatan
- Pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
- Faktor-faktor perilaku
dan sosial budaya
setempat
14
Analisis Masalah Kesehatan
5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
analisis masalah yang mereka terima.
Skor Keterangan
15
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
16
B. Investigasi KLB
1. Latar Belakang
Investigasi KLB atau respon terhadap ancaman KLB yang dilakukan sesegera
mungkin dapat meminimalkan gangguan ekonomi dan sosial serta mengurangi
kasus penyakit dan kematian. Laporan investigasi KLB adalah laporan teknis yang
merangkum suatu kejadian yang memerlukan respon segera akibat adanya
ancaman kesehatan akut. Melalui investigasi KLB, karyasiswa memperoleh
keahlian dalam:
Membangun keterampilan dalam metode statistik deskriptif
Mengembangkan definisi kasus yang baik
Menghasilkan hipotesis
Menggunakan metode statistik analitik selama keadaan darurat kesehatan
Menyajikan data dalam tabel dan grafik
Menggunakan dukungan laboratorium
Melibatkan pemangku kepentingan untuk merespons keadaan darurat
kesehatan
Merancang studi
Membuat rekomendasi berdasarkan temuan investigasi
17
a. Pendahuluan:
Menjelaskan informasi atau notifikasi terkait dengan KLB (kapan informasi
diterima, dari mana dan dari siapa) atau adanya alert/dugaan KLB dalam
sistem surveilans setempat.
Menjelaskan siapa yang menerima notifikasi KLB atau siapa yang
menemukan ancaman KLB dalam data surveilans setempat
Menjelaskan tindakan yang diambil untuk menyiapkan investigasi
Menjelaskan latar belakang terjadinya KLB atau ancaman KLB (faktor risiko
yang memungkinkan terjadinya KLB dan situasi setempat)
Menjelaskan tujuan investigasi (tujuan harus mencakup agen, sumber
infeksi, cara penularan, dan faktor risiko)
b. Bahan dan Metode
Menjelaskan di mana peristiwa itu terjadi serta populasi yang terdampak
Menjelaskan proses pengumpulan data
Menjelaskan definisi kasus (termasuk gold standard untuk diagnosis yang
digunakan)
Menjelaskan kuesioner, variabel yang dipertimbangkan untuk investigasi,
pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan metode laboratorium (jenis
sampel dan jenis uji)
Menjelaskan desain studi dan analisis statistik yang dilakukan
c. Hasil
Menggambarkan orang, tempat, dan waktu
Menyertakan peta dan grafik jika diperlukan
Mencakup jumlah kasus dan angka serangan
Pada tahap analitik, menjelaskan tabel 2x2 dan hasilnya dengan interval
kepercayaan, Chi-square, dan p-value
Menyajikan diagnosis banding (jika agent belum diketahui), deskripsi faktor
risiko, dan lingkungan.
Menyajikan hasil laboratorium
d. Pembahasan
Sesuai dengan urutan yang disajikan dibagian hasil, masing-masing hasil
dibahas persamaan dan perbedaannya dengan investigasi KLB serupa
Mendukung pembahasan dengan referensi
Tidak mengulang bagian hasil yang telah disajikan sebelumnya
Memaparkan masalah dan hambatan yang dihadapi selama investigasi KLB
Menjelaskan rekomendasi berdasarkan referensi
e. Kesimpulan dan Rekomendasi
Menjelaskan kesimpulan berdasarkan temuan (tidak mengulangi hasil) dan
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil temuan.
3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan
investigasi KLB.
a. Umum
Urutan tidak sesuai dengan struktur Introduction/pendahuluan,
Method/metode, Results/hasil, and Discussion/diskusi (IMRAD)
Judul tidak mencerminkan dan menggambarkan investigasi
Tidak menyertakan daftar pustaka/referensi
18
Menentukan hipotesis yang tidak diubah walaupun proses investigasi
menuntut perubahan.
b. Pendahuluan
Kurang sistematis, serta tidak menyertakan kronologi kejadian dan latar
belakang KLB
Tidak memaparkan tujuan investigasi atau hipotesis KLB
c. Bahan dan Metode
Tidak menjelaskan metode dengan baik (tidak ada atau tidak jelasnya
definisi kasus, tidak menjelaskan rancangan penelitian)
Tidak mencakup deskripsi kontrol pada metode yang relevan
d. Hasil
Tidak mencerminkan metodenya
Tidak menjelaskan hasil utama
e. Pembahasan
Tidak/kurang menjelaskan keterbatasan studi
Memasukkan hasil baru yang tidak disebutkan sebelumnya
Menyajikan kesimpulan secara sangat umum (tidak terkait dengan
investigasi atau mengulangi hasil)
Rekomendasi tidak mencerminkan temuan studi
Kurang referensi
Investigasi KLB
5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
investigasi KLB
Skor Keterangan
21
Kategori Kriteria
22
Kategori Kriteria
23
Kategori Kriteria
Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat
24
C. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Surveilans
1. Latar Belakang
Laporan evaluasi sistem surveilans digunakan untuk mendokumentasikan seberapa
baik sistem surveilans berjalan dan apakah sistem telah memenuhi maksud dan
tujuannya. Laporan ini harus memberikan rekomendasi untuk meningkatkan
kualitas, efisiensi, dan kegunaan sistem. Evaluasi sistem surveilans
mempromosikan penggunaan sumber daya kesehatan masyarakat terbaik dan
memastikan sistem surveilans berjalan sebagaimana dimaksud. Karyasiswa harus
melakukan evaluasi sistem surveilans untuk mengevaluasi satu atau lebih atribut
sistem surveilans. Sebagai alternatif, karyasiswa dapat merancang dan menerapkan
sistem surveilans baru.
Setelah laporan selesai, karyasiswa dapat mempublikasikan laporannya dalam
buletin epidemiologi atau jurnal peer-review. Setelah laporan evaluasi sistem
surveilans selesai, karyasiswa harus menyiapkan abstrak untuk diserahkan ke
konferensi dalam bentuk presentasi lisan maupun poster.
Ringkasan Eksekutif:
Merangkum poin-poin penting dari laporan (seperti Abstrak)
Latar Belakang/Pendahuluan:
Menjelaskan penyakit atau kejadian kesehatan masyarakat yang akan
dievaluasi
Menjelaskan masalah
Mencantumkan tujuan sistem surveilans yang dipilih
Mencatat hasil terpenting dari evaluasi sistem sebelumnya
Membuat daftar keterbatasan pada evaluasi sebelumnya
Memaparkan area studi (misalnya, negara, provinsi, kab/kota)
Memberikan justifikasi evaluasi (yaitu, tidak pernah dievaluasi, atribut tertentu
tidak dievaluasi, sistem tidak dievaluasi setelah pemutakhiran sistem, dll.)
Mencantumkan tujuan evaluasi (yaitu, aspek sistem surveilans yang akan
dievaluasi seperti ketepatan waktu dan kelengkapan data)
Menjelaskan pendekatan keseluruhan untuk evaluasi sistem surveilans
Metode:
Menggunakan panduan dari U.S. Centers for Disease Control (CDC) untuk
mengevaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat
Menjelaskan metode yang disarankan untuk atribut yang akan dievaluasi
o Karyasiswa dapat memilih untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam
terhadap beberapa atribut
o Dalam metode dipaparkan: desain yang digunakan, populasi peneltian,
definisi yang digunakan, sumber yang digunakan, jenis metodologi yang
digunakan dalam evaluasi atribut yang berbeda, populasi atau sampel
yang digunakan.
Jika sampel digunakan, jenis sampel harus dipaparkan
Untuk wawancara dengan petugas kesehatan, lebih tepat menggunakan survei
25
Menunjukkan seberapa bermanfaat evaluasi yang dilakukan berdasarkan data
atau informasi
Menjelaskan indikator yang digunakan untuk mengevaluasi setiap atribut
kualitatif dan/atau kuantitatif yang dipertimbangkan (yaitu, kesederhanaan,
fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, nilai prediktif positif, keterwakilan, dan
ketepatan waktu)
Menciptakan tujuan yang dapat dicapai dengan membuatnya sesuai dan
realistis
Menjelaskan biaya operasi sistem (jika ada)
Hasil:
Laporan tersebut menjelaskan: komponen utama sistem, populasi surveilans,
definisi kasus, jenis sistem, struktur data, indikator yang digunakan, umpan
balik yang diberikan, dan tindakan yang diambil
Menjelaskan hasil analisis secara logis
Mendukung hasil evaluasi dengan bukti untuk setiap komponen atau atribut;
hasil membahas tujuan yang ditetapkan dalam pendahuluan
Pembahasan:
Menyajikan data dalam tabel atau gambar sederhana
Merangkum temuan utama dan menjawab pertanyaan penelitian
o Jika laporan tidak dapat memenuhi tujuan evaluasi, alasan tidak
terpenuhinya harus dijelaskan
o Temuan utama dapat disajikan sebagai analisis SWOT
(Strengths/Kekuatan, Weaknesses/Kelemahan, Opportunities/Kesempatan
dan Threats/ Ancaman).
Menunjukkan apakah tujuan sistem surveilans terpenuhi dan modifikasi apa
yang diperlukan
Menjelaskan keterbatasan evaluasi sistem surveilans (bukan sistem surveilans
itu sendiri)
Menunjukkan alasan keterbatasan, konsekuensi keterbatasan, bagaimana
keterbatasan tersebut diatasi, dan bagaimana evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan
Memberikan rekomendasi berbasis bukti (rekomendasi harus realistis, spesifik,
dan memiliki alur logis)
Referensi:
Menggunakan referensi yang relevan dan informasi yang sesuai mengenai
evaluasi
3. Kesalahan Umum:
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan evaluasi
sistem surveilans:
Tidak memiliki tujuan sistem surveilans yang disajikan dengan jelas
Ruang lingkup evaluasi terlalu sempit
26
Kurang menggambarkan metode yang digunakan
Tidak menggambarkan sistem surveilans
Tidak mengidentifikasi atribut kunci dari sistem surveilans yang akan dievaluasi
Mendokumentasikan atribut yang dievaluasi dengan tidak baik
Ketidakjelasan antara keterbatasan sistem surveilans dan batasan evaluasi
Memberikan kesimpulan dan rekomendasi yang lemah
5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
evaluasi sistem surveilans
Skor Keterangan
5 = Sangat Baik Unsurnya ada, konsisten dengan standar yang dijelaskan dalam
panduan, dan memiliki kualitas yang sangat baik.
2 = Kurang Unsurnya ada namun kurang jelas atau berkualitas kurang baik
28
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
29
Kategori Kriteria
30
Kategori Kriteria
Bentuk Umum Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
dan Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat
31
D. Penelitian Epidemiologi Analitik
1. Latar Belakang
Penelitian epidemiologi analitik merupakan salah satu kompetensi inti FETP.
Masalah penelitian dan tujuan penelitian diikuti dengan metode penelitian
epidemiologi yang sesuai. Kompetensi ini diperlukan untuk menyiapkan bukti ilmiah
yang menunjukkan hubungan kausal ataupun asosiasi.
3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan
penelitian epidemiologi analitik:
Mengutamakan mencari judul daripada mengidentifikasi masalah
Kesalahan mengidentifikasi masalah khususnya terkait orang, tempat dan waktu
Kesalahan dalam tinjauan pustaka hingga mendapatkan landasan teori dan
kerangka konseptual yang salah.
Pemilihan rancangan dan metodologinya
Kesalahan pemilihan uji statistik
Kesalahan penafsiran hasil analisis data
Ketidaksesuaian antara tujuan, hasil, pembahasan, kesimpulan dan
rekomendasi
30
Penelitian Epidemiologi Analitik
5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
penelitian epidemiologi analitik yang mereka terima
Skor Keterangan
31
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
32
Kategori Kriteria
33
Kategori Kriteria
Membuat kesimpulan
Memberikan rekomendasi
34
Kategori Kriteria
Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat
35
E. Evaluasi Program Kesehatan
1. Latar Belakang
Evaluasi program adalah kegiatan terorganisasi yang esensial dalam kesehatan
masyarakat, namun evaluasi program ini tidak dijalankan secara konsisten dan
belum terintegrasi pada semua program. Evaluasi program penting untuk
memenuhi prinsip penyelenggaraan dalam memberikan pedoman kegiatan
kesehatan masyarakat yang meliputi:
Penggunaan ilmu sebagai landasan pengambilan keputusan dan tindakan
kesehatan masyarakat;
Memperluas kesetaraan sosial melalui tindakan kesehatan masyarakat;
Meningkatkan efektivitas kinerja sebagai suatu badan pelayanan;
Mengacu kepada dampak dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ringkasan Eksekutif:
Merangkum poin-poin penting dari laporan (seperti Abstrak)
Pendahuluan:
Alasan pentingnya melakukan evaluasi terhadap program yang memuat:
Apa yang akan dievaluasi
Aspek-aspek penilaian kinerja dalam keberhasilan suatu program
Bukti/indikator yang diperlukan untuk menunjukkan kinerja program
Standar yang dijadikan acuan dalam menilai keberhasilan suatu program
Kesimpulan mengenai kinerja program diperoleh dengan membandingkan bukti
yang ditemukan dan standar yang ditentukan.
36
Manfaat pembelajaran yang diperoleh dari penelitian evaluasi yang dapat
digunakan untuk memperbaiki efektivitas program kesehatan masyarakat
Metode:
Langkah-langkah evaluasi:
o Melibatkan pemangku kepentingan
o Mendeskripsikan program (keperluannya, efek yang diperkirakan, kegiatan,
sumber daya, tahapan-tahapan, konteks, model logikanya)
o Fokus pada rancangan evaluasi (tujuan, pengguna, kegunaan, pertanyaan,
metode, dan persetujuan)
o Pengumpulan bukti (indikator, sumber, kualitas, kuantitas, logistik)
o Landasan kesimpulan (standar, analisis/sintesis, penafsiran, penilaian,
rekomendasi)
o Memastikan manfaat pembelajaran (rancangan, persiapan, umpan balik,
tindak lanjut, diseminasi)
Memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan efektif dengan memenuhi standar:
o Kemanfaatan (utility): informasinya bermanfaat bagi pengguna
o Feasibilitas (feasibility): realistis, berhati-hati (cermat), diplomatis dan
sederhana
o Kelayakan (propriety): taat hukum, etis, memperhatikan kesejahteraan yang
terlibat dan yang terdampak
o Akurasi (accuracy): mengungkap informasi dan menyampaikannya secara
teknis akurat.
Sumber-sumber bukti untuk evaluasi:
o Orang, contohnya: peserta program, pengelola program, masyarakat
umum, petugas dinas kesehatan
o Dokumen, contohnya: proposal, notulen, catatan administrasi, publikasi,
asset, database
o Pengamatan, contohnya: pertemuan, kegiatan, pelayanan
Jika sampel digunakan, jenis sampel harus dijelaskan
Misalnya: Untuk evaluasi program malaria, maka yang menjadi sampel unit
analisisnya adalah puskesmas dengan wilayah kerja endemis malaria dengan
melakukan wawancara terhadap petugas penanggungjawab program malaria.
Teknik-teknik pengumpulan bukti (evidence), contoh:
o Survei tertulis
o Observasi
o Analisis dokumen
o Studi kasus
Hasil:
Laporan evaluasi menjelaskan tentang keterlibatan pemangku kepentingan,
uraian mengenai program, fokus rancangan penelitian, pengumpulan bukti,
landasan penyimpulan, kepastian penggunaan dan pembelajaran.
Menjelaskan hasil analisis secara logis
Mendukung hasil evaluasi dengan bukti untuk setiap komponen atau atribut;
hasil membahas tujuan yang digariskan dalam pendahuluan
Pembahasan:
Menyajikan data dalam tabel atau gambar sederhana (tabel atau gambar harus
37
diberi nomor dan dirujuk langsung dalam laporan atau pada bagian tabel dan
gambar di akhir laporan)
Merangkum temuan utama dan menjawab pertanyaan penelitian
o Jika laporan tidak dapat memenuhi tujuan evaluasi, alasan tidak
terpenuhinya harus dijelaskan
o Temuan utama dapat disajikan sebagai analisis SWOT
(Strengths/Kekuatan, Weaknesses/Kelemahan, Opportunities/Peluang
dan Threats/ Ancaman).
Menunjukkan apakah tujuan program terpenuhi dan rekomendasi perbaikan
apa pun yang diperlukan
Menjelaskan keterbatasan evaluasi program kesehatan masyarakat
Menunjukkan alasan keterbatasan, konsekuensi keterbatasan, bagaimana
keterbatasan tersebut diatasi, dan bagaimana evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan
Memberikan rekomendasi berbasis bukti (rekomendasi harus realistis, spesifik,
dan memiliki alur logis)
Referensi:
Memasukkan referensi yang relevan dan informasi yang sesuai mengenai evaluasi
3. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan pada laporan evaluasi
program kesehatan masyarakat:
Tidak memiliki tujuan program yang disajikan dengan jelas
Program sedang berjalan, belum selesai tahap-tahapannya (lebih sesuai
sebagai suatu hasil pemantauan / monitoring)
Ruang lingkup program tidak tercakup
Kurang menggambarkan metode yang digunakan
Tidak menggambarkan program kesehatan masyarakat
Tidak mengidentifikasi atribut kunci dari program yang akan dievaluasi (utility,
feasibility, propriety, accuracy)
Tidak mendokumentasikan dengan baik atribut yang dievaluasi
Ketidakjelasan antara keterbatasan program dan batasan evaluasi program
Menyajikan kesimpulan dan rekomendasi yang lemah
38
Evaluasi Pelaksanaan Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat
5. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi laporan
evaluasi program kesehatan masyarakat yang mereka terima.
Skor Keterangan
40
Kategori Kriteria
41
Kategori Kriteria
42
Kategori Kriteria
Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat
43
F. Komunikasi Ilmiah
1. Abstrak
a. Latar Belakang
Abstrak adalah ringkasan umum dari keseluruhan laporan dan memberikan
gambaran umum tentang isi dan kesimpulan dari bahan sumber utama. Abstrak
harus masuk ke dalam berbagai laporan tugas atau praktik lapangan FETP
seperti: laporan investigasi KLB, protokol, manuskrip, dan laporan evaluasi
sistem surveilans. Abstrak harus berisi informasi mengenai semua bagian
makalah.
Karyasiswa mempelajari cara untuk:
Merangkum sebuah karya ilmiah yang kompleks dalam paragraf singkat
yang koheren
Menyesuaikan metode berdasarkan pendengar, yang mampu mendorong
untuk berbagi hasil karya ilmiah lebih lanjut
44
Teks Abstrak:
Latar belakang:
o Membahas pentingnya topik dari sudut pandang kebermaknaan dalam
kesehatan masyarakat.
o Membahas latar belakang ilmiah dan alasan penelitian.
Metode:
Mencerminkan deskripsi langkah demi langkah dari kegiatan yang dilakukan
(tidak memasukkan hasil apa pun di bagian ini).
Hasil:
o Menjelaskan hasil (tidak termasuk apa arti hasil tersebut dalam abstrak).
o Berisi data yang diperlukan untuk mendukung hasil (tidak boleh
menyertakan pernyataan seperti “data akan dibahas”).
Kesimpulan:
Menjelaskan bagaimana hasil mendukung hipotesis/pertanyaan utama.
Kata Kunci:
Mencakup 4-6 kata kunci dan menggunakan istilah yang tercantum dalam
Medical Subject Headings (MeSH) dari Index Medicus
(http://www.nlm.nih.gov/mesh/meshhome.html)
c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam abstrak.
1) Umum:
Termasuk judul yang kurang menarik dan hanya mencakup ringkasan
metode
2) Latar Belakang:
Terlalu panjang dan mengulangi apa yang mungkin sudah disebutkan di judul
3) Metode:
Menyebutkan metode tanpa merinci bagaimana metode itu diterapkan
Tidak menyebutkan metode yang digunakan untuk menganalisis data
4) Hasil:
Kurangnya penyajian data pendukung yang memadai
Memasukkan hasil yang muncul pertama kali di bagian kesimpulan
5) Kesimpulan:
Mengulangi data yang sudah disajikan dalam hasil
Memasukkan rekomendasi yang tidak berdasarkan data yang disajikan
6) Format:
Melebihi batas kata
Tidak mengikuti struktur yang direkomendasikan atau format yang
direkomendasikan
Berisi referensi
Tidak lengkap
Tidak ditulis menggunakan kalimat lengkap
45
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
mendukung karyasiswa dalam menyusun abstrak:
Abstrak
e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
abstrak yang mereka terima.
Skor Keterangan
46
Kategori Kriteria
47
Kategori Kriteria
Kajian yang baik (hasil yang jelas dan kuat) dan dapat
menjadi dasar untuk mengambil tindakan kesehatan
masyarakat
48
Kategori Kriteria
2. Presentasi Lisan
a. Latar Belakang
Presentasi lisan digunakan untuk mengomunikasikan temuan utama terkait
pentingnya studi epidemiologi, analisis surveilans, atau evaluasi surveilans
kepada pendengar yang beragam. Untuk karyasiswa, presentasi yang
dipaparkan dalam konferensi nasional atau internasional biasanya didasarkan
pada penerimaan abstrak yang dikirimkan sebelumnya dan sering disampaikan
melalui slide atau dengan menggunakan poster (lihat bagian presentasi poster).
Dengan memberikan presentasi lisan, karyasiswa mengembangkan keterampilan
seperti: merancang dan menyampaikan pesan ilmiah ke banyak pendengar,
mengomunikasikan hubungan antara penelitian dan tindakan, dan menggunakan
49
teknologi untuk menyampaikan pesan.
Di bawah ini adalah struktur untuk presentasi lisan selama 10 menit disertai
dengan presentasi menggunakan slide:
50
Pembahasan (2-3 menit):
Menghubungkan hasil dengan tujuan studi, analisis surveilans, evaluasi
surveilans, investigasi KLB
Menyatakan temuan utama, tidak hanya mengulang kembali penjelasan
tentang hasil
Menggabungkan referensi dari studi lain, analisis, evaluasi, investigasi
Menyebutkan keterbatasan yang penting saja
Membahas pentingnya temuan dari sisi kesehatan masyarakat
Memberikan rekomendasi khusus untuk program dan respons kesehatan
masyarakat di masa depan
Presentasi Lisan
e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
presentasi lisan setelah selesai.
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
52
Kategori Kriteria
53
Kategori Kriteria
Bentuk dan Kejelasan Karya asli dan tidak ada bukti plagiarisme (5 = ya, 1 =
Secara Umum tidak)
Slide yang efektif bersifat sederhana, jelas, dan terlihat oleh orang yang duduk di
baris terakhir. Berikut ini adalah tips untuk membuat slide untuk presentasi lisan:
Batasi setiap slide hanya untuk satu fokus atau pesan yang dapat dibawa
pulang:
Gunakan judul slide untuk menunjukkan pesan
Contoh: “Kasus Campak menurun di Provinsi Kalimantan Timur”
54
bukannya “Hasil” “
Untuk beberapa poin, gunakan beberapa slide
Berikut ini merupakan daftar praktik terbaik untuk menyusun presentasi lisan.
Batasi Humor:
Humor dapat diterima dalam presentasi, tetapi lelucon juga dapat menyinggung
sebagian orang
Berlatih:
Latih presentasi anda di depan pengulas yang kritis
Lihatlah pendengar:
Pertahankan kontak mata
Bicaralah seolah-olah sedang berbicara langsung dengan seseorang
3. Presentasi Poster
a. Latar Belakang
Presentasi poster dilakukan pada konferensi ilmiah untuk membahas temuan
investigasi, analisis, atau kegiatan lain yang dilakukan oleh karyasiswa sebagai
bagian dari pengalaman FETP-nya. Untuk mempersiapkan presentasi poster,
seorang karyasiswa harus menyusun poster dan abstrak mereka sendiri yang
merangkum investigasi, analisis, atau kegiatan lainnya. Abstrak harus diserahkan
sebelum konferensi ilmiah. Selain poster itu sendiri, karyasiswa harus
menyerahkan salinan cetak dari investigasi, analisis, atau temuan kegiatan
lainnya. Presentasi poster harus dilakukan di konferensi regional, nasional, atau
internasional dengan pendengar ilmiah, klinis, atau kesehatan masyarakat selain
FETP dan Kementerian Kesehatan.
c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan di presentasi
poster:
Penyaji terfokus pada poster dan bukan bertatap pandang dengan kelompok
yang menjadi pendengarnya
Tidak jelas menunjuk bagian dari tulisan poster yang sedang dijelaskannya
Ucapan tidak jelas
Poster terlalu banyak teks
56
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
menyusun presentasi poster:
Presentasi Poster
e. Kriteria Evaluasi
Skor Keterangan
57
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
4. Manuskrip
a. Latar Belakang
Manuskrip memaparkan informasi kepada komunitas ilmiah tentang apa yang
terjadi dalam penelitian ilmiah, mengapa hal itu dilakukan, bagaimana hal itu
dilakukan, hasil studi, dan makna penelitian. Manuskrip adalah bagian yang
paling sulit untuk dikembangkan. Manuskrip membutuhkan upaya yang cukup
besar untuk memastikan kelengkapannya. Namun, manuskrip memberikan
manfaat paling besar bagi karyasiswa karena dapat diterbitkan dalam jurnal
peer-review.
Format dan tampilan teks merupakan hal penting untuk sebuah manuskrip dan
harus diputuskan sejak awal penyusunannya. Format yang digunakan harus
sesuai dengan format Vancouver, yang dijabarkan lebih lanjut oleh International
Committee of Medical Journal Editors (ICMJE).
58
Manuskrip yang diterbitkan berkontribusi pada pengetahuan global yang
meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Tampilan Teks:
Untuk jurnal internasional, menggunakan past tense untuk
menggambarkan apa yang telah dilakukan dan menggunakan present
tense untuk fakta yang sudah kuat
Singkat, menggunakan kalimat berurutan
Memilih satu ide per kalimat
Spesifik
Tidak menggunakan huruf tebal atau garis bawah
Tidak mencantumkan catatan kaki yang merujuk pada teks di halaman
(catatan kaki hanya digunakan untuk tabel dan gambar)
Kata Kunci: mencakup kata kunci untuk pencarian Medline atau Medicus Index:
http://www.nlm.nih.gov/mesh/meshhome.html
59
Pendahuluan: menggambarkan situasi saat ini, masalah yang menjadi subjek
penelitian, dan kegiatan yang sudah dilakukan di area yang sama
Mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan saat ini dan
menunjukkan perlunya penelitian
Menguraikan maksud/tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji
Tidak perlu menyebutkan semua referensi
60
Menunjukkan tingkat kebermaknaan (kesalahan tipe I)
Menjelaskan bagaimana ukuran sampel dihitung
Disarankan untuk mendapatkan bantuan dari ahli statistik profesional
Hasil: hanya mencakup data, bukan latar belakang atau metode. Bagian ini harus
mencakup semua hasil utama yang diperoleh, termasuk hasil negatif. Hasil yang
tidak terduga harus dipaparkan di akhir bagian. Karyasiswa harus menguraikan
secara jelas dan ringkas menggunakan tabel dan gambar yang sesuai. Data
yang dicantumkan dalam tabel atau gambar tidak boleh diulang secara mendetail
di badan teks. Data tidak boleh ditafsirkan, atau hasil yang metodenya tidak
dijelaskan di bagian metode tidak boleh dipaparkan.
Paragraf 1 meliputi: uraian tentang keterlibatan sebagai subjek; sub-
kelompok subjek; data yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian
utama
Paragraf 2 meliputi: hasil utama; hasil sekunder atau analisis sub
kelompok
Persyaratan data mencakup pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat; perbandingan univariat; analisis multivariat atau efek interaksi
Ucapan terima kasih (daftar kontributor): daftar semua kontributor yang tidak
memenuhi kriteria sebagai penulis (misalnya, pihak yang telah memberikan
bantuan teknis, bantuan dalam penyusunan manuskrip, atau kepala departemen
yang hanya memberikan dukungan secara umum).
Tabel dan Gambar: menyajikan data dan hubungan yang paling relevan
Tabel dan gambar harus disertakan di dalam manuskrip
Tabel pertama harus menggambarkan karakteristik dasar dari kelompok
sampel penelitian dan kelompok pembanding
Tabel kedua dan tabel serta gambar berikutnya harus menyajikan hasil
penelitian
Tabel dan gambar mungkin tidak diperlukan jika hasilnya terbatas
61
Karyasiswa harus memastikan bahwa angka dalam tabel dan gambar
sesuai dengan angka dalam teks
c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam manuskrip.
Judul:
Tidak memiliki judul yang menarik atau menyertakan judul yang tidak
mencerminkan penelitian
Pendahuluan:
Kurangnya hubungan antara latar belakang, permasalahan, dan tujuan
Hasil:
Bersifat bias
Kajian literatur buruk. (Misalnya, “Penyakit X adalah masalah kesehatan
yang penting.”)
Kajian literatur yang benar berbunyi, "Penyakit X adalah
penyebab kematian X di tingkat global" dan mulai fokus pada
bidang penelitian
Gagal memberikan informasi yang cukup
Meski persentase disajikan, namun tidak menyertakan angka yang
relevan
Melaporkan data dua kali (dalam tabel/gambar dan dalam teks)
Memasukkan pendapat di bagian hasil
Mengulangi informasi dari pendahuluan dalam diskusi, atau data baru
yang tidak termasuk dalam hasil disebutkan dalam diskusi
Pembahasan:
Melakukan spekulasi interpretasi hasil yang tidak dapat dibenarkan
Melebih-lebihkan pentingnya hasil
Memasukkan spekulasi dalam pembahasan tanpa dukungan
Referensi:
Referensi tidak dikutip dan ditulis dalam format dengan benar
Manuskrip
e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
manuskrip
Skor Keterangan
63
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
64
Kategori Kriteria
65
Kategori Kriteria
Format & Kejelasan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang
Umum memadai
66
5. Artikel Buletin
a. Latar Belakang
Artikel buletin merangkum investigasi epidemiologi yang sedang berlangsung
atau baru saja selesai. Artikel buletin (kadang-kadang disebut sebagai laporan
epidemiologi singkat) adalah produk yang dapat ditulis dengan cepat dan
mudah diakses oleh masyarakat dan sejawat kesehatan masyarakat. Meskipun
bagian-bagiannya mirip dengan manuskrip yang ditelaah oleh rekan sejawat
(peer-reviewed), persyaratan untuk artikel buletin tidak begitu ketat dan jauh
lebih pendek. Artikel buletin harus ditulis lebih cepat, dalam waktu hari, bukan
bulan seperti menulis manuskrip. Buletin epidemiologi nasional atau regional
ideal untuk mengirimkan jenis artikel ini.
Artikel buletin tidak boleh mengandung lebih dari 1500 kata; ini yang
membedakannya dari artikel di jurnal peer-reviewed. Artikel harus ringkas dan
mudah dibaca, mencantumkan peristiwa yang terjadi/menyebabkan KLB,
menjelaskan metode dan tindakan pengendalian segera yang telah dilakukan,
dan memberikan justifikasi tindakan pengendalian yang direkomendasikan.
Paragraf Pembuka:
Merangkum poin-poin utama investigasi
Seperti artikel surat kabar, menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana,
dan kapan
Harus menjelaskan tindakan apa pun yang telah diambil
Informasi ini harus dicakup dalam tiga hingga lima kalimat
Pendahuluan:
Memberikan lebih banyak konteks tentang penyakit atau peristiwa
kesehatan masyarakat
Mencakup rincian peristiwa yang mengarah ke KLB dalam urutan
kronologis
Merinci tren terkini dari penyakit atau peristiwa kesehatan masyarakat
Menjelaskan informasi klinis terkait
Menyampaikan kegiatan yang sudah dilakukan
Metode:
Berisi desain penelitian dan bagaimana data diperoleh
Menyertakan penjelasan pengumpulan sampel untuk dianalisis di
laboratorium
Harus ringkas (tidak seteknis manuskrip)
67
Hasil:
Mencakup hasil yang paling relevan dari data deskriptif dan analitik
Mencantumkan hasil yang mendukung kesimpulan dan rekomendasi
pada bagian pembahasan
c. Kesalahan Umum:
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan di artikel buletin.
Umum:
Terlalu panjang
Urutan kejadian tidak logis
Informasi tidak tepat waktu atau tidak relevan
Pendahuluan:
Tidak memiliki paragraf pembuka
Metode:
Tidak menyajikan metode secara ringkas
Tidak menjelaskan aktivitas yang tersisa untuk diselesaikan
Hasil:
Tidak dengan jelas menghubungkan hasil dan rekomendasi
Pembahasan:
Menjelaskan rekomendasi dalam istilah yang sangat umum
Mencampur berbagai bagian (misalnya, hasil ditulis di bagian metode
atau pembahasan)
68
d. Peran dan Tanggung Jawab Mentor:
Berikut adalah daftar kegiatan yang menggambarkan bagaimana mentor dapat
membimbing karyasiswa dalam menyusun artikel buletin:
Artikel Buletin
e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi
artikel bulletin
Skor Keterangan
69
Kategori Kriteria
70
Kategori Kriteria
Ucapan Terima Kasih, Menyertakan tabel, peta, atau grafik lainnya yang
Gambar, dan Referensi jelas dan tepat
Struktur dan Kejelasan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang
Umum memadai
71
G. Protokol
1. Latar Belakang
Protokol adalah seperangkat standar metode ilmiah tertulis yang digunakan sebagai
panduan bagi para peneliti saat melaksanakan penelitian. Terlepas dari disiplin
ilmunya, protokol tertulis mengikuti metode ilmiah standar untuk menggambarkan
penelitian. Protokol juga berfungsi sebagai dasar untuk menulis laporan akhir (atau
manuskrip). Excellence in Science Committee (EISC) memiliki daftar periksa untuk
membantu peneliti menyusun protokol mereka. Saat menggunakan daftar periksa,
peneliti harus memilih unsur-unsur yang berlaku untuk penelitian mereka, karena
dalam satu studi tidak semua unsur bisa dimasukkan dari daftar periksa. Protokol
membantu peneliti dan komite etik dalam memahami masalah kesehatan dan
memberikan justifikasi akan perlunya sebuah penelitian.
Tulis Draf
● Tulis draf protokol secara lengkap
● Masukkan saran dari rekan sejawat dan pakar materi pelajaran yang diterima
di concept paper
Mengumpulkan Data
Membuat instrumen pengumpulan data berdasarkan kebutuhan data
72
Siapkan Formulir Persetujuan
● Susun formulir persetujuan untuk mempresentasikan protokol kepada komite
etik terkait
● Gunakan format yang telah ditentukan sebelumnya (jika perlu)
Kaji Protokol
Mintalah komentar dan saran dari kolega dan pakar materi terkait
Tampilan teks:
Jenis font : Times New Roman
Ukuran huruf: 12 poin
Spasi: 1,5 baris
Justifikasi: kiri
Pendahuluan:
Kajian literatur tentang topik penelitian mensintesis penelitian atau studi
saat ini tentang subjek, dengan tujuan memberi pembaca gambaran tentang
apa yang telah dilakukan sebelumnya
Menyatakan masalah dan mengklarifikasi, menilai dan menafsirkan
masalah kesehatan yang disajikan
Justifikasi penelitian menjelaskan kepentingan ilmiah dan kesehatan
masyarakat dari penelitian dan masalah yang sedang dibahas (yaitu,
besaran masalah, kepentingan menyeluruh, kelayakan, dan persetujuan
untuk intervensi)
Kemungkinan penggunaan hasil penelitian yang diantisipasi
mendefinisikan audiens utama penelitian dan mendiskusikan kegunaan yang
diharapkan dari hasil studi
Desain dan lokasi penelitian menggambarkan desain penelitian dan
memaparkan lokasi tempat studi akan dilakukan
Tujuan mencantumkan tujuan penelitian yang jelas dan ringkas
Hipotesis atau pertanyaan penelitian mencantumkan pertanyaan/hipotesis
73
yang jelas dan terfokus yang akan dibahas dalam penelitian
Fokus umum menggambarkan fokus penelitian, apakah akan bersifat
deskriptif/eksploratif (membuat hipotesis), analitik (menguji hipotesis), atau
fokus pada pengujian implementasi intervensi.
Kepraktisan dan kelayakan penelitian menguraikan ketersediaan sumber
daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia (dan waktu yang
tersedia).
75
kepercayaan, dan kekuatan berdasarkan data studi); metode harus
cukup rinci agar dapat direproduksi. Metode ini juga mencakup
perhitungan ukuran kuantitatif yang relevan dari uji dan instrumen,
seperti sensitivitas dan spesifisitas. Dalam investigasi KLB, biasanya
menggunakan proses berulang dalam analisis (yang terdiri dari
pengembangan dan pengujian hipotesis serta perencanaan dan
evaluasi intervensi) untuk mengidentifikasi sumber KLB dan
pengendaliannya. Untuk proyek yang membuat atau menggunakan
data dari sistem surveilans, metode dapat mencakup bagaimana dan
seberapa sering sistem surveilans akan dievaluasi
o Pengumpulan data menggambarkan prosedur pengumpulan data,
proses, frekuensi, dan dokumentasi
o Perangkat lunak untuk manajemen informasi dan analisis
mencantumkan nama-nama paket perangkat lunak dan bahasa
pemrograman untuk penelitian
o Entri, pengeditan, dan manajemen data (termasuk penanganan
formulir pengumpulan data, versi data yang berbeda, dan
penyimpanan dan pembersihan data) menjelaskan prosedur umum
untuk menangani data yang dikumpulkan. Deskripsi di bagian ini harus
mencakup proses entri dan pengeditan data serta harus menjelaskan
bagaimana bahan studi, termasuk kuesioner, analisis statistik, entri
buku catatan, program komputer dan sistem informasi elektronik
lainnya, baik yang digunakan untuk diterbitkan atau tidak, akan tetap
tersedia untuk memungkinkan akses di masa mendatang untuk
analisis dan revisi. Penulis harus mendokumentasikan prosedur
operasi untuk manajemen dan akses berbagai versi kumpulan data.
Penulis juga harus menentukan milik siapa data tersebut dan hak
akses serta pembatasan semua analisis dan publikasi data primer dan
sekunder. Bagian ini juga harus mendokumentasikan prosedur terkait
kerahasiaan data, termasuk bagaimana kerahasiaan akan dijaga
selama transfer, penggunaan dan penyimpanan data, dan nama atau
posisi mereka yang bertanggung jawab atas manajemen teknis dan
administratif. Terakhir, bagian ini harus mendokumentasikan
pembuangan akhir dari catatan, data, arsip komputer dan sampel,
termasuk lokasi dari setiap informasi yang relevan untuk disimpan.
Catatan harus disimpan sesuai dengan arahan lembaga
o Penjaminan dan pengendalian mutu menjelaskan langkah-langkah
yang diambil untuk memastikan tidak ada konsekuensi tak terduga
yang dapat mempengaruhi kualitas data (yaitu, metode untuk
memasukkan semua data persis seperti yang diterima; memastikan
konsistensi logis di antara semua bagian catatan; memastikan bahwa
penanganan atau transformasi data tidak menghasilkan perubahan
yang tidak diinginkan; dan verifikasi statistik perhitungan dilakukan
seperti yang diusulkan dalam rencana analisis)
Mencakup pula verifikasi diagnosis dan konfirmasi KLB
Mencantumkan prosedur kendali mutu terkini untuk data guna
memastikan bahwa informasi tersebut sesuai; dikumpulkan
dengan kedalaman (depth), keluasan (breadth) dan spesifisitas
76
yang sama; konsisten dalam dan antar personel sepanjang waktu;
dan mencapai tingkat atribut yang dapat diterima seperti validitas,
reliabilitas, kemampuan untuk diulang, sensitivitas dan spesifisitas
o Bias dalam pengumpulan, pengukuran, dan analisis data
menggambarkan jenis bias yang mungkin terjadi selama fase
pengumpulan, pengukuran, atau analisis data; dan langkah-langkah
yang harus diambil untuk menghindari, meminimalkan, atau
memperhitungkan adanya bias ini
Penulis juga harus memasukkan prosedur pengacakan atau
blinding yang digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan
bias oleh peneliti, personel studi lain, atau peserta studi (misalnya,
pemilihan peserta, penugasan kelompok perlakuan, perlakuan
yang diberikan atau diterima)
o Kajian dan analisis selama proses menjelaskan proses yang akan
dipantau dan bagaimana studi akan dievaluasi
o Keterbatasan studi menjelaskan faktor-faktor yang mengurangi
penerapan hasil studi
Mencakup kelemahan atau kritik terhadap penelitian, termasuk
metode alternatif yang bisa digunakan
Tata laksana kejadian yang tidak diinginkan atau tidak terduga
Merespons temuan dan perubahan baru/tidak terduga dalam lingkup
penelitian menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi dan mengelola
hasil baru atau tak terduga dan merespons perubahan di lingkungan studi
Identifikasi, manajemen, dan pelaporan efek samping menjelaskan jenis
efek samping yang mungkin timbul dan bagaimana personel penelitian akan
dilatih untuk merespons
o Termasuk metode yang digunakan untuk melacak reaksi yang tidak
diinginkan dan kemungkinan implikasinya pada penelitian
Perawatan darurat menjelaskan langkah-langkah jika keadaan darurat
terjadi selama penelitian
Diseminasi, Notifikasi, dan Laporan Hasil:
Notifikasi kepada subjek mengenai hasil individualnya
menjelaskan proses yang digunakan untuk memberi tahu subjek
tentang hasil mereka
Termasuk keadaan yang akan mendorong diseminasi hasil yang
mendesak dan apakah konselor akan digunakan
Pemberitahuan kepada subjek mengenai kesimpulan penelitian
menjelaskan bahwa subjek penelitian akan ditawari pilihan untuk
menerima temuan umum penelitian dan bagaimana hal ini akan
dicapai
Produk atau penemuan yang diharapkan sebagai hasil dari
penelitian dan penggunaannya mencantumkan produk, termasuk
penemuan, yang berasal dari studi dan bagaimana produk dan
penemuan tersebut akan digunakan
Diseminasi hasil ke publik mendefinisikan saluran komunikasi yang
efektif dan cara terbaik untuk menyebarkan informasi dan hasil proyek
kepada khalayak tertentu
77
Referensi daftar informasi daftar pustaka untuk semua sumber yang digunakan
dalam protokol
c. Kesalahan Umum
Di bawah ini adalah daftar kesalahan umum yang ditemukan dalam protokol.
Pendahuluan:
Terlalu panjang dan tidak efektif
Rincian tujuan penelitian yang tidak baik
Protokol
78
Protokol
e. Kriteria Evaluasi
Di bawah ini adalah daftar periksa untuk membantu mentor mengevaluasi protokol
Skor Keterangan
Kategori Kriteria
79
Kategori Kriteria
80
Kategori Kriteria
81
Kategori Kriteria
Bentuk Umum dan Menggunakan tanda baca dan tata bahasa yang memadai
Kejelasan
Menggunakan ejaan yang tepat
82
BAB V
KEGIATAN PENDUKUNG UNTUK MENTOR
Para mentor umumnya adalah staf senior yang mempunyai pengalaman dalam
kegiatan surveilans dan penanggulangan penyakit di tingkat provinsi dan/atau
kota/kabupaten. Sebagian besar mentor bekerja sebagai manajer sehingga dalam
tugas sehari-harinya para mentor tidak melakukan tugas-tugas epidemiologi lapangan.
Kemungkinan mentor sangat berpengalaman dalam surveilans dan penanggulangan
penyakit/KLB namun yang bersangkutan tidak selalu menggunakan metode ilmiah
dalam tugasnya sehari-hari.
Kunci sukses karyasiswa FETP di lapangan sangat tergantung dari bimbingan yang
diberikan oleh mentor. Oleh karena pentingnya peran mentor maka Kementerian
Kesehatan dan universitas akan memberikan dukungan secara terus menerus dan
selalu memonitor mentor ini agar yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Pada saat yang sama mentor dapat sekaligus menyegarkan kembali ilmu
yang didapat.
Penyegaran dan penambahan ilmu bagi mentor dan karyasiswa dapat dicapai melalui
interaksi antara mentor dan karyasiswa, melalui pertemuan-pertemuan dan diskusi saat
membahas modul-modul teknis, memantau kemajuan yang dicapai oleh karyasiswa,
dan komunikasi dengan pembimbing akademik serta Sekretariat FETP. Seluruh
kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat yang berkesinambungan.
A. Pertemuan-Pertemuan
Selama dua tahun masa belajar akan diadakan pertemuan tahunan antara mentor,
staf akademik, dan Kementerian Kesehatan untuk:
Membantu memecahkan masalah
Menelaah perkembangan kemajuan karyasiswa
Menelaah tugas lapangan
Mengganti daerah magang karyasiswa bila diperlukan
Menyelesaikan masalah-masalah administrasi
Meminta dukungan teknis apabila diperlukan
Bila diperlukan, sekretariat wajib mengundang para ahli untuk memberikan topik-
topik yang dibutuhkan oleh mentor sebagai penyegaran. Mentor diwajibkan saling
berbagi pengalaman mereka terkait interaksi dengan karyasiswa, proses belajar
mengajar yang terjadi, dan interaksi di lapangan serta pertemuan-pertemuan yang
diadakan sehingga dapat meningkatkan kualitas program dan memberikan umpan
balik bagi semua pihak.
F. Publikasi
Publikasi hasil kegiatan akademik dan praktik lapangan karyasiswa dapat
dilakukan dalam setiap kegiatan ilmiah (seminar, konferensi, dll) atau dapat juga
berupa publikasi pada jurnal ilmiah atau bentuk publikasi lain baik di tingkat
nasional maupun internasional.
84
DAFTAR PUSTAKA
FETP Indonesia. 2014. Buku Panduan Supervisi Lapangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
TEPHINET. 2021. Accreditation Manual for Field Epidemiology Training Programs (FETPs).
Atlanta: Training Programs in Epidemiology and Public Health Interventions Network.
TEPHINET. 2021. Network for FETP globally with case studies: https://www.tephinet.org/case-
studies.
U.S. CDC. 2006. Field Epidemiology Training Program Development Handbook. Atlanta:
Centers for Disease Control and Prevention.
U.S. CDC. 2013. Field Guidelines for the Evaluation of a Surveillance System. Atlanta: Centers
for Disease Control and Prevention.
U.S. CDC. 2016. Recommended Competencies, Activities, and Deliverables for Residents in
FETP-Advanced Programs. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.
U.S. CDC. 2020. Mentor Selection Criteria (Version 1.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.
U.S. CDC. 2020. Mentor Workshop (Version 2.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.
U.S. CDC. 2021. Mentor Handbook (Version 2.0): Field Epidemiology Training Program.
Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.
85
LAMPIRAN 1
Tindakan Perbaikan yang Dianjurkan Perbaikan Spesifik yang Dihasilkan pada Tgl dan TT Tgl dan TT
No: Tahap:
oleh Pembimbing / Mentor: Akhir Tahap: Mentor*) PA*)
1. Proposal
2. Implementasi
3. Penulisan Laporan
4. Seminar Setempat
5. Presentasi Kompetitif
*) Actual date
86
www.fetpindonesia.or.id