Anda di halaman 1dari 30

PROSES PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN

PERTEMUAN 3 & 4

Disusun oleh :
Kelompok 2
Ega Ivatul Nadiro Anake Putri 1707531034
Ni Putu Yuni Kusuma Dewi 1707531126
Meike Lina Munthe 1707531132
Ni Wayan Nonik Anggita 1707531137
Vebyeta Listiani 1707531139

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


REGULER PAGI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
PETA KONSEP ................................................................................................ii
1. PROSES PENELITIAN .............................................................................. 1
1.1 Identifikasi dan Pemilihan Masalah Penelitian ........................................ 1
1.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 2
1.3 Kajian Pustaka .......................................................................................... 2
1.4 Hipotesis ................................................................................................. 3
1.5 Populasi dan Sampel ................................................................................ 3
2. METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................... 4
2.1 Metode Survei ......................................................................................... 4
2.2 Metode Observasi .................................................................................... 6
3. RENCANA ANALISIS DATA ...................................................................... 7
4. PENULISAN LAPORAN ............................................................................. 8
5. PROPOSAL PENELITIAN .......................................................................... 9
5.1 Pengertian Proposal Penelitian ................................................................ 9
5.2 Tujuan Proposal Penelitian ...................................................................... 9
5.3 Jenis Proposal Penelitian ........................................................................ 10
5.4 Manfaat Proposal Penelitian ................................................................... 12
5.5 Struktur Proposal Penelitian .................................................................. 14
5.6 Evaluasi Proposal .................................................................................. 16
6. CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL ............................................ 7
7. MASALAH PENELITIAN .......................................................................... 16
7.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian ..................................................... 17
7.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian .................................................. 17
8. PEDOMAN MERUMUSKAN PENELITIAN ........................................... 20
9. PERTANYAAN PENELITIAN, MANAJEMEN, INVESTIGATIF,
DAN PENGUKURAN ................................................................................. 22
SIMPULAN ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25
PETA KONSEP

Identifikasi dan
Pemilihan
Masalah

PROSES Studi Pustaka


PENELITIAN
Populasi &
Sampel
Perumusan
Masalah
Hipotesis

Wawancara
Metode
Wawancara Tatap Mata
Survey
Kuisioner
METODE Wawancara dengan Telepon
PENGUMPULAN
DATA Observasi Langsung
Metode Tipe-tipe
Observasi Observasi Observasi terhadap Perilaku
dan Lingkungan Sosial

Proses Penulisan
PENULISAN
LAPORAN
Teknik Penulisan
Penyuntingan Data
Pengembangan Variabel
Pengkodean Data
RENCANA ANALISIS Cek Kesalahan Data
DATA
Pembentukan Struktur Data
Pra-Analisis Cek Komputer
Tabulasi

Pengertian Proposal
Penelitian
Tujuan Proposal
Penelitian
Proposal Internal
Jenis Proposal
Penelitian Proposal
Eksternal
PROPOSAL PENELITIAN
Manfaat Bagi
Manfaat Proposal Peneliti
Penelitian Manfaat Bagi
Struktur Proposal Manajer
Penelitian

Evaluasi Proposal

Kutipan Langsung
CARA SITASI YANG BENAR DAN
LEGAL
Kutipan Tidak Langsung
Literatur Yang
Sumber Dipublikasikan
Masalah
Penelitian Literatur Yang Tidak
Dipublikasikan

Masalah/Topik
Menarik

Mempunyai
Signifikansi Teoritis
Kriteria Atau Praktis
Pemilihan
Masalah Dapat Diuji Melalui
Pengumpulan Dan
Analisis
Sesuai Dengan
MASALAH
Waktu Dan Biaya
PENELITIAN
Yang Tersedia

Syarat Merumuskan
Masalah
Pedoman
Kesalahan Umum
Dalam Perumusan
Masalah

Penelitian

Manajemen
Pertanyaan
Investigatif

Pengukuran
1. PROSES PENELITIAN

1.1 Identifikasi dan Pemilihan Masalah Penelitian


Sebelum mengidentifikasi masalah, tentunya pertama-tama harus terlebih
dahulu ditentukan topik penelitiannya. Ada beberapa pertanyaan mendasar yang
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyeleksi topik penelitian:
1. Apakah ada permasalahan?
2. Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian?
3. Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan?
4. Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan?

Untuk mengidentifikasi apakah terdapat permasalah di dalam suatu topik,


peneliti umumnya mengidentifikasi dari permasalahan umum yang berhubungan
dengan keahlian yang dimilikinya dan menarik baginya untuk dipecahkan. Dari
permasalahan umum yang telah ditentukan, diambil suatu permasalahan yang
lebih spesifik dan lebih memungkinkan untuk diteliti.
Terdapat dua sumber permasalahan yang dapat digunakan untuk penelitian:
- Literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan
pengetahuan peneliti. Dari bahan bacaan ini peneliti dapat memperoleh
permasalahan yang menarik minat perhatiannya, dapat dipecahkan melalui
penelitian, dan bermanfaat untuk dipecahkan.
- Pengalaman pribadi. Semakin banyak pengalaman seseorang, akan semakin
banyak permasalahan yang didapatkannya untuk suatu penelitian.

Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang dirasakan


baik oleh peneliti, dalam artian: peneliti mempunyai keahlian dalam bidang
tersebut, tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang ada,
peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan, dan peneliti telah
mempertimbangkan kendala waktu, dana, dan berbagai kendala lainnya dalam
pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian, alasan mengapa
penelitian diperlukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian.
Perumusan masalah juga merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis
nantinya. Terdapat dua jalan untuk merumuskan masalah :
1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang ada, seperti masalah
pada penelitian eksperimental
2. Dari observasi langsung di lapangan, seperti yang sering dilakukan
oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dari lapangan, maka
sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori
yang ada, sebelum masalah itu dirumuskan. Namun bukan berarti
penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama
sekali.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah:


- Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau
moral, karena pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bisa
dijawab secara ilmiah
- Perumusan masalah harus disertai dengan latar belakang masalah, yaitu
segala informasi yang diperlukan untuk memahami perumusan masalah yang
disusun oleh peneliti.

1.3 Kajian Pustaka

Pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai sebagai ringkasan atau


rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada
kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian. Kajian pustaka sangat
diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang
luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable–
variable yang akan diteliti serta untuk menghindari pengulangan penelitian yang
telah dilakukan orang lain (menjaga Originalitas penelitian). Disamping itu,
kajian pustaka ini juga dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi
masalah yang ingin diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Studi
kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka
teoritis yang komprehensif.

1.4 Hipotesis
Setelah peneliti melakukan kajian pustaka dan peneliti sudah memilih
dan merumuskan masalah penelitian yang ingin dipecahkan, maka langkah
selanjutnya adalah merumuskan hipotesis-hipotesis untuk diuji. Hipotesis
adalah pernyataan yang diterima sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya. Dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara
empiris.
Secara garis besar kegunaan hipotesis:
- Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian
- Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang tercerai-berai
tanpaa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
- Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antarfakta
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya
ilmu pengetahuan
4. Hipotesis harus dapat diuji
5. Hipotesis harus sederhana
6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta

1.5 Populasi dan Sampel


Selanjutnya adalah pemilihan data yang merupakan kegiatan awal dan
tahap pengujian fakta penelitian, sebelum pengumpulan dan analisis data.
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam istilah statistik khususnya
yang berkenaan dengan penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yang
berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta penelitian yang dicakup.
Tujuan diadakannya populasi ialah agar dapat ditentukan besarnya anggota
sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.

Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus)


atau meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi yang disebut dengan
sampel. Kendala yang dihadapi peneliti pada umumnya mengenai masalah
waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia, sehingga peneliti secara teknis akan
mengalami kesulitan untuk melakukan sensus jika jumlah elemen populasinya
relatif banyak. Karena alasan praktis, peneliti dapat meneliti sebagian dari
elemen-elemen populasi sebagai sampel.

2. METODE PENGUMPULAN DATA


2.1 Metode Survei (Survey methods)
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya
kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian
untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode survei merupakan metode
pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan
responden. Data penelitian berupa data subjek yang menyatakan opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik subjek penelitian secara individual atau secara
kelompok. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif.
Meskipun demikian, pengumpulan data dengan metode survei dapat dirancang
untuk menjelaskan sebab-akibat atau mengungkapkan ide-ide. Peneliti umumnya
menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data yang sama dan banyak
subjek. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu: 1)
wawancara, dan 2) kuesioner
1) Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik
wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan
dengan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang
tidak dapat membaca-menulis atau jenis pertanyaan yang memerlukan
penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan. Hasil wawancara
selanjutnya dicatat oleh pewawancara sebagai data penelitian. Teknik
wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui tatap muka atau
melalui telepon.
 Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interview),
Teknik wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuesioner. Teknik ini
memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan yang
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui
telepon. Teknik ini memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami
kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada
responden. Partisipasi responden penelitian relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan teknik kuesioner. Teknik ini memerlukan banyak
biaya dan tenaga jika jumlah responden penelitian relatif banyak dan
lokasi wawancara secara geografis terpencar.
 Wawancara dengan Telepon (Telephone Interview), Teknik ini dapat
mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat
mengumpulkan data dari responden yang letak geografisnya terpencar
dengan biaya relatif lebih murah dan diperoleh dengan waktu yang relatif
cepat. Kelemahannya, pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi
wajah responden ketika menjawab pertanyaan yang pada kondisi tertentu
diperlukan untuk meyakinkan apakah responden menjawab pertanyaan
sesuai dengan fakta. Wawancara dengan telepon juga memiliki
kelemahan pada terbatasnya jumlah pertanyaan yang dapat diajukan.

2) Kuesioner (Questionnaires)
Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak
memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden
dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner. Teknik ini
memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab
pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain
kuesioner disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama-sama dengan
pengirima paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat yang ramai
dikunjungi banyak orang, dikirim melalui pos, faksimile atau menggunakan
teknologi komputer.

2.2 Metode Observasi (Observation Methods)


Metode observasi yaitu pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek
(benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode observasi
dibandingkan dengan metode survei bahwa data yang dikumpulkan umumnya
tidak terdistorsi, lebih akurat, dan bebas dari response bias. Metode observasi
dapat menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau
kejadian (objek) dibandingkan dengan metode survei. Meskipun demikian,
metode observasi tidak bebas dari kesalahan-kesalahan.
Tipe-tipe Observasi :
 Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan teknik observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk
mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Pengamat
hanya mencatat apa yang terjadi, sehingga mempunyai peran yang pasif. Banyak
tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini, hasilnya lebih
akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan
teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode survei. Data
yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk melengkapi
data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner.
 Observasi Terhadap Perilaku dan Lingkungan Sosial
Tujuan observasi dalam banyak hal untuk memahami perilaku dan kejadian-
kejadian dalam lingkungan sosial. Ada dua teknik observasi yang dapat
digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, yaitu: (1) participant
observation dan (2) nonparticipant observation
1. Participant Observation, Peneliti melakukan observasi dengan cara
melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi
yang diamati. Peneliti melalui teknik ini dapat memperoleh data yang relatif
lebih banyak dan akurat karena peneliti dapat secara langsung mengamati
perilaku dan kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti.
2. Nonparticipant Observation, Peneliti dapat melakukan observasi sebagai
pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan
sosial atau organisasi yang diamati. Misalnya, seorang peneliti dapat berada
di sudut ruangan suatu kantor untuk melihat dan mencatat bagaimana
seorang manajer menggunakan waktunya. Kegiatan ini umumnya
memerlukan waktu yang relatif lama, apalagi jika manajer yang diamati
jumlahnya relatif banyak.

3. RENCANA ANALISIS DATA


a. Penyuntingan Data
Penyuntingan data adalah proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan
memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan lengkap. Penyuntingan
data agar jelas dan terbaca akan membuat data dengan mudah dapat
dimengerti.
b. Pengembangan Variabel
Dalam praktek, peneliti sering kali tertarik untuk menciptakan indeks,
variable komposit, atau melakukan analisis tertentu yang berkaitan dengan
tujuan studi. Pengembangan variable dapat berupa transformasi matematika
(misalnya diubah menjadi bentuk logaritma) atau prosedur statisik atau
analitik yang terencana terhadap sejumlah data dasar.
c. Pengkodean Data
Pengkodean data berarti menerjemahkan data kedalam kode, biasanya kode
angka, yang bertujuan untuk memindahkan data tersebut ke dalam media
penyimpanan data dan analisis computer lebih lanjut. Sebagai contoh,
jawaban “ya” atau “tidak” dapat diberi kode 1 = ya dan 2 = tidak.
d. Cek kesalahan Data
Cek kesalahan mempunyai dua tugas. Pertama, meyakinkan bahwa semua
tahapan rencana analisis yang sebelumnya telah dilakukan dengan benar dan
yang kedua, data yang telah diberi kode harus di cek kembali untuk
mendeteksi kemungkinan adanya salah ketik.
e. Pembentukan Struktur Data
Struktur data disusun untuk memasukkan semua data yang dibutuhkan untuk
analisis dan kemudian mentransfernya ke dalam media penyimpanan data.
Dengan kata lain, struktur data adalah cara bagaimana informasi-informasi
responden ditempatkan dalam media penyimpanan.
f. Pra-Analisis Cek Komputer
Pada tahap ini data yang disimpan perlu dicek ulang baik kekompletan
maupun konsistensinya. Umumnya hal ini dilakukan dengan menampilkan
tabulasi frekuensi. Kesalahan yang sering dijumpai adalah salah kode,
ketidakkonsistenan, dan kesalahan kode yang lain. Bila kesalahan ditemukan
maka dapat dikoreksi baik oleh pemberi kode atau dalam kasus data yang
hilang oleh program computer.
g. Tabulasi
Tabulasi menyajikan hitungan frekuensi dari satu hal atau perkiraan numerik
tentang distribusi sesuatu. Tabulasi bermanfaat bagi peneliti sebagai alat
menyusun kategori ketika mengubah variable interval menjadi klasifikasi
nominal. Dengan kata lain tabulasi mendeskripsikan jumlah individu yang
menjawab pertanyaan tertentu.

4. PENULISAN LAPORAN (REPORT WRITING)


 Proses Penulisan (Writing Process)
Tahap-tahap pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh peneliti dalam penulisan
laporan yaitu yang pertama peneliti menyiapkan data dan materi yang akan
dimuat dalam laporan, setelah itu peneliti mempertimbangkan penyusunan
format laporan secara keseluruhan. Tahap selanjutnya berdasarkan format
laporan yang ditentukan, peneliti membuat garis besar materi, sebelum mulai
menulis draft atau konsep laporan. Setelah menyusun draft laporan, peneliti
perlu mengedit penggunaan kalimat yang tidak efektif dan tidak efisien,
kekeliruan tata bahasa dan istilah-istilah yang digunakan. Sebelum sampai
pada penyusunan laporan final, peneliti perlu mengevaluasi proporsi bagian-
bagian dalam laporan dan relevansi pembahasan dari bagian awal sampai
dengan akhir laporan.
 Teknik Penulisan (Technical Writing)
Laporan penelitian disusun untuk memberikan informasi dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak lain. Penulisan laporan penelitian
mempunyai variasi teknik dan gaya (style) yang berpengaruh pada
pembacanya. Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan gelar biasanya
menerbitkan ketentuan yang mengatur teknik dan gaya penulisan laporan
penelitian mahasiswa (skripsi, tesis atau disertasi). Ketentuan tersebut, antara
lain mengatur jenis kertas sampul dan isi laporan, ukuran kertas, panjang
halaman, catatan, kutipan, gambar (tabel dan grafik), penulisan huruf, tanda
baca, pemisahan kalimat, dan pemberian nomor.

5. PROPOSAL PENELITIAN
5.1 Pengertian Proposal Penelitian
Proposal penelitian adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh
seseorang atau suatu badan/perusahaan/organisasi untuk menghasilkan suatu
output tertentu atau memberikan jasa penelitian kepada sponsor/pendukung.
Usulan penelitian dikenal sebagai rencana kerja, prospektus, skema (outline),
pernyataan maksud yang berisikan apa yang akan dilakukan, mengapa suatu
penelitian dilakukan, bagaimana hal itu dilakukan, di mana hal itu dilakukan,
terhadap siapa hal itu dilakukan, dan manfaat apa yang akan didapat dari apa
yang kita lakukan. Singkatnya, proposal penelitian merupakan pernyataan
tertulis yang rinci mengenai desain penelitian (Gay & Diehl, 1996; Zikmund,
2000:95).
5.2 Tujuan Proposal Penelitian
1. Untuk merumuskan masalah apa yang akan diteliti dan mengapa masalah
tersebut penting.
2. Untuk mengkaji upaya penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan
penelitian dalam masalah serupa.
3. Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah
dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data, serta
menganalisisinya.

5.3 Jenis Proposal Penelitian


Jenis proposal penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Proposal Internal
Proposal internal yang kebanyakan dibuat oleh sebuah
perusahaan pada umumnya lebih ringkas dibandingkan dengan proposal
eksternal. Untuk menyusun sebuah proposal studi eksploratif cukup
dengan satu sampai tiga halaman yang berisi catatan garis besar
permasalahan, tujuan studi, desain penelitian, dan jadwal penelitian.
Untuk menyusun proposal studi skala kecil, tinjauan pustaka dan
bibliografi dapat dicantumkan secara singkat dalam desain penelitian.
Anggaran dan jadwal penelitian diperlukan untuk memperoleh dana.
Sedangkan ringkasan eksekutif biasanya dicantumkan pada semua jenis
proposal kecuali proposal yang paling sederhana.
2. Proposal Eksternal
Jenis proposal eksternal dapat dibedakan menjadi proposal
pesanan dan proposal bukan pesanan. Proposal pesanan biasanya harus
melalui sebuah persaingan untuk mendapatkan kontrak atau dana dengan
proposal yang diajukan pihak lain. Contohnya adalah penelitian hibah
bersaing yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Proposal bukan pesanan menggambarkan saran dan anjuran peneliti
untuk sebuah penelitian yang mungkin akan dilaksanakan. Contoh
proposal jenis ini adalah proposal yang diusulkan oleh sebuah lembaga
penelitian kepada perusahaan perdagangan untuk meneliti masalah yang
muncul akibat adanya perubahan lingkungan politik dan hukum.
Keuntungan proposal bukan pesanan adalah tidak perlu bersaing dengan
proposal lain, tetapi kerugiannya adalah peneliti harus berspekulasi pada
percabangan pilihan manajemen yang dihadapi oleh manajemen sebuah
perusahaan.
Bagian yang paling penting pada proposal eksternal adalah tujuan,
desain, kualifikasi peneliti, jadwal, dan anggaran. Dalam penelitian
kontrak, bagian tujuan penelitian dan hasil penelitian merupakan standar
yang harus ada dalam proposal. Ringkasan eksekutif proposal eksternal
dapat dimasukkan ke dalam kata pengantar.
Lalu bagaimana dengan penggunaan sponsor yang membiayai
penelitian? Sponsor, yang berkepentingan dengan penelitian yang akan
dilakukan, biasanya secara cermat menilai kesungguhan maksud dari
peneliti, latar belakang, kejelasan desain, luasnya materi, dan
kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan penelitian sampai selesai.
5.4 Manfaat Proposal Penelitian
Manfaat proposal penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Bagi Peneliti
Suatu usulan penelitian lebih bermanfaat bagi peneliti pemula maupun
mahasiswa daripada sponsor.
Dari segi peneliti, penulisan proposal penelitian yang baik mempunyai
beberapa keuntungan tertentu, yaitu:
a. Persamaan Persepsi Permasalahan: Proposal penelitian yang telah
mendapat persetujuan manajer, menunjukkan bahwa sudah terdapat
persamaan persepsi tentang permasalahan penelitian antara peneliti dengan
manajer.
b. Orientasi Penelitian Keseluruhan: Penulisan proposal membuat peneliti
harus berpikir secara kritis tentang seluruh aspek penelitian sebelum
melakukan penelitian.
c. Pedoman Pelaksanaan Penelitian: Proposal penelitian yang telah disetujui
oleh manajer dapat dipergunakan sebagai perencanaan studi dan menjadi
pedoman pelaksanaan studi.
d. Kejelasan Kegiatan Penelitian: Dengan menggunakan proposal yang baik,
kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih jelas.
e. Kemudahan Evaluasi Penelitian: Proposal akan memudahkan evaluasi
penelitian yang diusulkan baik bagi peneliti maupun pihak lain yang terkait.
f. Proteksi Pelaksanaan Penelitian: Proposal dapat memberikan
perlindungan dari ”campur tangan” pihak lain ketika penelitian sedang
berlangsung.
g. Persetujuan Peneliti dan Manajer: Proposal dapat juga berfungsi sebagai
dokumen persetujuan anatara peneliti dengan manajer.

2. Manfaat Bagi Manajer


Manajer juga mendapatkan beberapa keuntungan dari proposal penelitian
yang dipersiapkan dengan baik. Dari sisi manajer, beberapa keuntungan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Jaminan Kualitas Peneliti: Proposal penelitian dapat menjadi jaminan
bahwa peneliti sudah mengetahui dengan benar tentang masalah yang
dihadapi manajer dalam perusahaan.
b. Persetujuan Metode Penelitian: Manajer dapat melihat dan mempelajari
metode dan teknik penelitian yang diusulkan oleh peneliti.
c. Kendali Penelitian: Apabila proposal penelitian telah diterima dan disetujui
manajer, proposal tersebut akan menjadi pernyataan resmi dari peneliti
tentang apa yang akan diperoleh manajer dari penelitian yang dilaksanakan.
d. Prioritas Penelitian: Proposal akan sangat membantu manajemen dalam
melakukan penyusunan nilai relatif dari masing-masing usulan penelitian
sehingga dapat disusun daftar preferensi penelitian.
e. Penilaian Informasi: Dalam rangka penentuan biaya penelitian yang akan
dikeluarkan oleh manajemen, nilai informasi penelitian merupakan masukan
yang sangat penting.

5.5 Struktur Proposal Penelitian


1. Halaman Judul
Judul penelitian sebaiknya disusun ringkas-padat dan menarik. Judul
sering kali bersifat tentative, yang bisa saja berubah sesuai hasil penelitian.
“Ringkas-padat” mengandung arti judul harus mencerminkan hakikat
penelitian dan informatif bagi pembaca, sponsor, ataupun dosen pembimbing.
“Menarik” mengandung arti bahwa topik ini layak dan perlu untuk diteliti.
2. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Ringkasan eksekutif diperlukan untuk penelitian eksternal yang dibiayai
oleh sponsor. Dilihat dari tujuannya, maka ringkasan eksekutif ini
merupakan suatu abstraksi yang informatif yang memungkinkan para
eksekutif (sponsor penelitian) untuk dapat menangkap inti usulan penelitian
tanpa harus membaca secara keseluruhan, dan kemudian mereka menilainya,
dan selanjutnya memutuskan mengenai kelanjutan penelitian tersebut.
Oleh karena itu, isi dari ringkasan ini antara lain:
- Rumusan singkat masalah penelitian
- Rumusan singkat tujuan penelitian
- Rumusan singkat mengenai metodologi yang digunakan
3. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian singkat mengenai “lingkungan” di seputar
masalah yang akan diteliti.
4. Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan hal yang penting untuk mendapatkan perhatian,
sebab bagian ini sebenarnya merupakan pintu bagi para pembacanya untuk
dapat masuk ke bagian selanjutnya. Oleh karena itu, bagian ini harus ditulis
dengan semenarik mungkin.
5. Tujuan Penelitian
Bagian ini menjabarkan secara jelas apa saja yang direncanakan untuk
dilakukan dalam usulan penelitian.
6. Studi Pustaka
Bagian ini melihat kembali semua penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya ataupun yang sedang dilakukan, yang memiliki hubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Pengumpulan tersebut meliputi
berbagai hal seperti data-data, laporan, dan hasil.
7. Manfaat Penelitian
Penekanan pentingnya dilakukan penelitian, dapat dijabarkan dalam
bagian ini. Biasanya bagian ini hanya terdiri dari beberapa paragrap saja.
8. Desain Penelitian
Desain penelitian menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam terminologi teknis.
9. Analisis Data
Dalam bagian ini perlu dijabarkan mengenai metode yang direncanakan
dan dasar teoretis untuk memakai teori tersebut (dalam analisis data).
10. Bentuk Laporan
Format laporan yang akan ditampilkan sebagai bentuk akhir
penyampaian hasil penelitian juga perlu dijelaskan dalam usulan
penelitian ini.
11. Kualifikasi Penelitian
Latar belakang peneliti perlu dijelaskan dalam usulan penelitian. Dengan
demikian, pada bagian ini akan menyebutkan siapa saja yang terlibat
dalam pelaksanaan proses penelitian ini.
12. Anggaran
Penyusunan anggaran sangat diperlukan dalam rangka pendanaan
penelitian.
13. Jadwal
Jadwal ini perlu dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai kapan
dan berapa lama jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap langkah dalam penelitian.
14. Daftar Pustaka
Semua kegiatan penelitian memerlukan referensi atau kepustakaan dari
banyak sumber. Salah satu cara untuk dapat mempertanggungjawabkan
penggunaannya dan menghindari unsur penjiplakan, maka diperlukan
daftar pustaka ini.
15. Lampiran
Lampiran ditujukan untuk memuat hal-hal yang perlu dijelaskan dalam
penelitian.

5.6 Evaluasi Proposal


Suatu usulan dapat dievaluasi secara formal maupun tidak formal. Evaluasi
formal didasarkan pada kriteria yang dibuat oleh sponsor berdasarkan kebutuhan
mereka sebelum mereka menilai. Evaluasi secara tidak formal penilaiannya
didasarkan pada sejauh mana usulan tersebut sesuai dengan kebutuhan suatu
proyek beserta kriterianya, tanpa harus didokumentasikan secara baik. Dalam
penulisannya proposal penelitian harus ditampilkan secara rapi, terstruktur,
terorganisasi, dan topik utama dari proposal hendaknya dapat ditemukan dan
dipahami dengan cepat dan mudah. Untuk itu proposal harus memiliki panduan
yang spesifik.
Adapun aspek penting dalam teknik penulisan proposal adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah harus mudah dipahami.
2. Desain penelitian hendaknya memiliki skema dan didasarkan atas
metodologi yang jelas.
3. Mengemukakan pentingnya penelitian tersebut agar sponsor tertarik untuk
memberikan dukungan.
4. Tujuan dan hasil penelitian hendaknya dapat mengkomunikasikan hasil
kongkrit yang akan diperoleh dan kegunaannya secara tepat dari hasil studi
yang akan dilakukan.
6. CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL
Sitasi atau kutipan merupakan pinjaman pendapat atau kalimat yang diambil dari
seseorang, baik berupa tulisan atau lisan yang bertujuan untuk memperkokoh
argumentasi di sebuah karya tulis. Terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan
dalam menulis sebuah kutipan:
a. Penulis harus mempertimbangkan bahwa kutipan tersebut diperlukan
b. Penulis harus bertanggung jawab secara penuh terhadap ketepatan kutipan
c. Penulis harus mempertimbangkan jenis kutipan, baik itu kutipan langsung atau
kutipan tidak langsung
d. Jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung
Terdapat dua jenis kutipan yang umumnya digunakan, yaitu kutipan langsung
dan tidak langsung:
1. Kutipan langsung merupakan kutipan yang diambil secara identik atau sama
persis dengan sumber aslinya. Kutipan langsung dibagi lagi menjadi dua:
a) Kutipan langsung kurang dari empat baris
Cara menulis kutipan langsung kurang dari empat baris:
i. Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks
ii. Jarak antar baris kutipan dua spasi
iii. Kutipan diapit dengan tanda kutip (“…”)
iv. Setiap kutipan, tulis sumber yang berupa nama pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman dalam tanda kurung
b) Kutipan langsung lebih dari empat baris
Cara menulis kutipan langsung lebih dari empat baris
i. Penulisan kutipan dipisahkan dengan jarak tiga spasi dari teks
ii. Jarak antar baris kutipan satu spasi
iii. Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip (“…”) atau tidak
iv. Setelah kutipan diberi keterangan sumber
2. Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang mengambil inti sari tanpa
mengurangi makna sebenarnya. Cara menulis kutipan tidak langsung:
i. Kutipan diintegrasikan dengan teks
ii. Jarak antar baris kutipan adalah spasi ganda
iii. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip (“…”)
iv. Setelah kutipan, ditulis sumber kutipan atau dengan menyebutkan
sumber di depan kutipan

7. MASALAH PENELITIAN
Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan
masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi
identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan
perumusan atau formulasi masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian
yang paling sulit dan krusial karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang
diterapkan dalam pemecahan penelitian.
Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang
menjadi minat dan perhatian peneliti. Masalah penelitian pada dasarnya merupakan
suatu keadaan yang memerlukan solusi. Empat kemungkinan tipe masalah dalam
penelitian bisnis: masalah-masalah yang ada saat ini di suatu lingkungan organisasi
yang memerlukan solusi, area-area tertentu dalam suatu organisasi yang
memerlukan pembenahan atau perbaikan, persoalan-persoalan teoritis yang
memerlukan penelitian untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena, dan
pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.

7.1 Sumber-Sumber Masalah Penelitian


Sumber masalah penelitian yang utama berasal dari pengalaman dan literatur.
Sumber penelitian yang berasal dari:
1. Literatur yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk buku teks, jurnal,
atau text-database.
2. Literature yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa skripsi, tesis, disertasi,
paper atau makalah-makalah seminar.

7.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


1. Bidang masalah dan topik yang menarik
Inisiatif penelitian dapat berasal dari peneliti atau pihak sponsor yang
membiayai proyek penelitian. Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang
masalah yang dipilih umumnya adalah yang menarik perhatian dan
merupakan bidang keahlian yang dikuasai oleh peneliti. Lingkungan peneliti
termasuk latar belakang, pendidikan, pemikiran, dan disiplin yang ditekuni
merupakan factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang masalah dan
pemahaman terhadap masalah yang diteliti.
2. Signifikasi secara teoritis atau praktis
Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang masalah dan topik
penelitian yang menarik untuk diteliti mempunyai signifikasi secara teoritis
(untuk penelitian dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan).
Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan signifikasi masalah
penelitian yang berkaitan dengan tiga hal sebagai berikut:
a. Adanya dukungap-konsep teoritis dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang mempunyai topik sejenis.
b. Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topik
penelitian.
c. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan
masalah praktis.

3. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data


Masalah penelitian yang baik tidak cukup sekadar memenuhi kristeria
sebagai topik yang menarik dan mempunyai signifikasi secara teoritis atau
praktis. Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan
analisis data. Masalah yang terlalu umum cenderung akan melibatkan
banyak variable dan jumlah data yang harus dikumpulkan sehingga peneliti
akan sulit untuk menginterpretasikan hasilnya. Agar dapat diuji, peneliti
perlu mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel masalah spesifik yang
diteliti dan unit analisis. Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis,
misalnya individu, kelompok, atau industri.

4. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia


Spesifikasi masalah yang diteliti, selain berdasarkan pertimbangan agar
masalahnya dapat diuji, juga karena pertimbangan waktu dan biaya.
Pembatasan skop masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek, antara lain
periode waktu pengamatan, variable-variabel yang diteliti, dan lingkungan
subjek penelitian. Selain itu, peneliti perlu mempertimbangkan biaya yang
diperlukan untuk melakukan penelitian.

8. PEDOMAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN


Setelah masalah diketahui, selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah. Rumusan
masalah dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah (suryabrata,2008). Lebih lanjut menurut Notohadiprawiro (2006)
merumuskan masalah berarti mendekripsikan dengan jelas masalah yang dihadapi
atau diproses penyederhanaan masalah yang kompleks, menjadi masalah yang
dapat diteliti atau dapat juga diartikan sebagai merumuskan kaitan kaitan antara
kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan diteliti dengan
kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas.
Rumusan masalah penelitian biasanya terdiri atas beberapa kalimat pertanyaan
yang dibuat secara jelas dan tegas yang dapat mengarahkan solusi atau alternatif
solusinya. Perumusan persoalan sangat penting dan justru merupakan syarat untuk
bisa memakai prosedur ilmiah, hal ini disebabkan karena dapat mempermudah
dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh relevant
data. Merumuskan masalah berarti merinci lebih lanjut masalah yang masih umum
sifatnya, kalau perlu masalah masalah tersebut dipersempit agar menjadi lebih
professional serta membuat daftar soal-soal untuk mempermudah pembuatan data.
Menurut Subiyanto (1999) tujuan dari merumuskan masalah adalah untuk
memperjelas ruang lingkup penelitian, agar peneliti maupun pengguna hasil
penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang dihasilkan.
Menurut Indrianto dan Supomo, ada beberapa syarat yang sangat berguna untuk
mendalami persoalan yang sedang dalam penyelidikan sehingga dapat merumuskan
dengan mudah. Syarat – syarat tersebut diantaranya :
1. Mendapat informasi dari tanggapan pertama (first hand information).
Maksudnya agar peneliti memperoelh ide ide baru atau memperjelas persoalan
yang sedang dihadapi dengan menanyakan langsung kepada orang yang
berkepentingan atau yang paling mengetahui masalahnya. Misalnya : persoalan
perdagangan ditanyakan kepada pejabat dari departemen perdagangan.
2. Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literalur-
literatur (by reading). Literatur-literatur yang dapat digunakan diantaranya buku,
majalah, jurnal, atau bentuk publikasi lainnya. Selain itu dapat juga diperoleh
dari pengalaman pengalaman yang sudah dilalui oleh orang lain. Didalam usaha
mengenal literature, pedoman pedoman yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Pelajari hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang
bersangkutan atau bidang yang hamper bersamaan.
b. Pelajari metode – metode yang telah dipergunakan. Kumpulkan data dari
sumber-sumber yang telah ada. Pelajari analisis – analisis yang telah dibuat.
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat, dan padat serta tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Hendaknya dilakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian dapat
mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya, maka diperlukan pembatasan
penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan lebih focus dan tajam.
5. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
6. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat Tanya.
7. Memberi petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya metode
pemecahannya.

Rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.


Beberapa penelitian merumuskan masalah penelitiannya ke dalam pernyataan tujuan
penelitian. Meskipun demikian, tujuan penelitian tidak harus sama dengan masalah
yang diteliti. Missal, tujuan penelitian adalah “mengungkapkan penerapan system
insentif di perguruan tinggi”. Masalah atau pernyataan yang dirumuskan sebagai
berikut : “ apakah sistem mempunyai pengaruh terhadap kinerja dosen?”.
Ada beberapa kesalahan umum dalam penemuan masalah, dimana Issac dan
Michael mengemukakan beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan peneliti
diantaranya :
a) Penelitian mengumpulkan data tanpa rencana atau bertujuan yang jelas.
b) Penelitian memperoleh sejumlah data dan berusaha untuk merumuskan
masalah penelitian sesuai dengan data yang tersedia.
c) Penelitian merumuskan masalah penelitian terlalu umum dan ambigu
sehingga menyulitkan interptretasi hasil dan pembuatan kesimpulan
penelitian.
d) Peneliti mengungkapkan masalah tanpa menelaah hasil – hasil penelitian
sebelumnya dengan topic sejenis, sehingga masalah penelitian tidak
didukung oleh kerangka teoritis yang baik.
e) Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan
kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah.

9. PERTANYAAN PENELITIAN, PERTANYAAN MANAJEMEN,


PERTANYAAN INVESTIGATIF, DAN PERTANYAAN PENGUKURAN
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari
pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih
khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4
tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan
penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.
1) Pertanyaan Penelitian
Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai
suatu permasalahan, dia harus menterjemahkannya dalam masalah penelitian,
yakni permasalahan pengumpulan informasi. Suatu permasalahan penelitian
merupakan pertanyaan tunggal atau hipotesis yang secara terbaik
menyatakan tujuan dar studi riset. Kadang kadang , mungkin juga lebih dari
satu pertanyaan, namun seringkali hanya satu. Misalnya pada pertanyaan
penelitian bagaimana hubungan tingkat promsi pada prfitabilitas?
2) Pertanyaan Manjemen
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu
keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang
menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu pertanyaan yang menunjukkan
pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana meningkatkan
keuntungan usaha. Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian yang akan
dilakukan. Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah manajerial.
3) Pertanyaan Investigasi
Begitu pertanyaan umum telah dipilih, pikiran bergerak ke tingkat yang
lebih khusus, yakni pertanyaan investigasi. Pertanyaan investigasi adalah
pertanyaan dimana peneliti harus menjawab untuk menjawab secara
memuaskan pertanyaan penelitian secara umum. Suatu pertanyaan yang
menunjukkan pertanyaan investigasi Bagaimana pengaruh kinerja karyawan
terhadap laba perusahaan? Tujuannya adalah untuk menangani pertanyaan
yang lebih umum dan memecahnya menjadi pertanyaan yang lebih khusus
mengenai hal mana kita perlu mengumpulkan data. Proses pemecahan ini
bisa berlangsung melalui berbagai tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik
secara progresif.
4) Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran merupakan tingkat pembagian yang terakhir.
Dalam survey, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar-benar
ditanyakan kepada responden. Pertanyaan tersebut muncul pada kuesioner.
Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus
dijawab oleh para peneliti mengenai setiap subyek yang diteliti. Misalnya
pertanyaan yang diberikan konsumen mengenai pelayanan dan kenyaman
dari perusahaan ataupun segi kekurangan yang terdapat di perusahaan
tersebut.
SIMPULAN

Dalam proses penelitian, terdapat tiga langkah awal yang perlu dilakukan, yaitu
mengidentifikasi bidang masalah, pencarian data awal melalui studi pustaka, dan
perumusan masalah secara jelas dan tepat. Pada saat mengidentifikasi masalah, diambil
suatu permasalahan yang lebih spesifik dan lebih memungkinkan untuk diteliti. Ada
empat kriteria dalam pemilihan masalah penelitian: (1) bidang masalah dan topik yang
menarik, (2) signifikasi secara teoritis atau praktis, (3) dapat diuji melalui pengumpulan
dan analisis data, dan (4) penelitian dilakukan esuai dengan waktu dan biaya yang
tersedia.
Dalam meneliti, diperlukan metode pengumpulan data untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah. Dua metode yang digunakan
dalam pengumpulan data ialah metode survey dan metode observasi. Setelah data
terkumpul, maka dapat dibuat rencana proses analisis data, yang terdiri dari
penyuntingan data, pengembangan variable, pengkodean data, memeriksa kesalahan
data, membentuk struktur data, pra-analisis cek computer, dan tabulasi. Masalah yang
akan dipecahkan harus diusulkan terlebih dahulu menggunakan proposal penelitian
sesuai dengan kaidah atau standar baku penulisan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Muis, Saludin dan Sidik Priadana. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Bali: Udayana University Press

Anda mungkin juga menyukai