Anda di halaman 1dari 12

1.

JENIS DATA
a. Data Menurut Penelitian
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang digunakan
oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Penentuan metode pengumpulan data
dipengaruhi oleh jenis dan sumber data penelitian yang dibutuhkan. Data penelitian pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Data Subyek (Self-Report Data)
Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian
(responden data subyek diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon) yang
diberikan, yaitu : lisan (verbal), tertulis dan ekspresi. Respon verbal diberikan sebagai
tanggapan atas pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Respon ekspresi diperoleh
peneliti dari proses observasi.
2. Data Fisik (Physical Data)
Data fisik merupakan jenis data penelitian berupa obyek atau benda-benda fisik,
antara lain dalam bentuk: bangunan atau bagian dari bangunan, pakaian,buku, dan
senjata. Data fisik dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.
3. Data Dokumenter (Documentary Data)
Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur, jurnal,
surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data ini
memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam
suatu kejadian. Data dokumenter dalam penelitian dapat menjadi bahan atau dasar
analisis yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis
dokumen yang dikenal dengan content analysis, antara lain berupa: kategori isi, telaah
dokumen, pemberian kode berdasarkan karakteristik kejadian atau transaksi.
b. Data Menurut Jenis
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak dapat
diwujudkan dalam bentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kualitatif
adalah data yang berskala ukuran nominal dan ordinal, seperti jenis kelamin, jenis
pekerjaan, status pekerjaan, motivasi karyawan, dan lain sebagainya.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, yang
termasuk dalam data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
Contohnya, jumlah karyawan, jumlah penjualan, jumlah piutang, jumlah hutang, dan
lain-lain.
c. Data Menurut Dimensi Waktu
1. Data runtut waktu (time-series)
Data time series atau data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari beberapa
tahapan waktu secara kronologis. Data deret waktu pada umumnya merupakan
kumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval
waktu tertentu, misalnya dalam mingguan, bulanan, triwulan, catur wulan, semesteran,
dan tahunan.
2. Data silang tempat (cross-section)
Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu
saja. Data ini umumnya mencerminkan suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun
waktu tertentu saja. Data silang digunakan untuk mengamati respons dalam periode
yang sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan. Misalnya data tentang
perilaku konsumen pengguna ponsel merk tertentu, data tentang tanggapan konsumen
untuk menabung di suatu bank.
3. Data pooling
Data pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang tempat.
Misalnya, kita ingin mengamati perilaku Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk masing-
masing kabupaten/kota selama 10 tahun terakhir. Misal jumlah data silang tempat
terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kota, sedangkan data runtut waktu yang diamati 10 tahun,
maka jumlah observasi yang dimiliki sebanyak 50 (5 kali 10).
d. Data Menurut Sumber
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini
subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

2. SUMBER DATA
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Data ini diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer menjadi data
sekunder bila dipergunaan orang yang tidak berhubungan langsung dengan peneliti yang
bersangkutan.
Adapun manfaat dari data primer adalah dikumpulkan untuk mencapai tujuan
penelitian, tidak ada risiko kedaluwarsa karena dikumpulkan setelah proyek penelitian
dirumuskan, semua data yang dipegang oleh peneliti, mengetahui kualitas dari metode-
metode yang dipakainya karena dialah yang mengatur sejak awal.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan sumber data kepada
pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat lewat dokumen, data dari biro
statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder berasal
dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Bentuk data sekunder ada 2 kategori yaitu :
- Internal
Dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan di
dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal. Beberapa contoh data internal
misalnya faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan penjualan periodik, surat-surat,
notulen hasil rapat, dan memo manajemen.
- Eksternal
Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh satu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Data eksternal diperoleh dari sumber-sumber luar
misalnya data sensus penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari badan atau
perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan keterangan-keterangan yang relevan
dalam berbagai masalah. Misalnya, indeks atau pedoman referensi, data sensus, data
statistik, data pasar, data industri, direktori perusahaan, data investasi.

3. METODE PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


Sugiarto dkk, menyebutkan bahwa metode pengumpulan data sekunder sering disebut
metode pengumpulan bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mangambil data
sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak
lain. Metode penelitian yang umumnya menggunakan data sekunder adalah penelitian arsip
yang memuat kejadian masa lalu.
Beberapa aspek dari data sekunder yang harus dievaluasi oleh peneliti, antara lain berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau pertanyaan.
b. Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode waktu yang diinginkan
dalam penelitian.
c. Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang menjadi perhatian peneliti.
d. Relevansi dan konsistensi unti pengukur yang digunakan.
e. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder.
f. Kemungkinan bias yang ditimbulkan data sekunder.
g. Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan data.

Ada 2 kategori tujuan penelitian bisnis yang umumnya menggunakan data sekunder yaitu :

1. Pengungkapan fakta
Tujuan penelitian untuk memungkapkan fakta merupakan salah satu kategori penelitian
bisnis yang memerlukan data sekunder. Misal, penelitian yang mengungkapkan kinerja dan
kondisi keuangan suatu perusahaan atau beberapa perusahaan dalam satu industri
memerlukan data sekunder berupa informasi keuangan.
2. Penyusunan model
Tujuan penelitian untuk menyusun model yang menunjukkan hubungan antara dua
variabel atau lebih, merupakan kategori penelitian dengan data sekunder yang lebih
kompleks dibandingkan dengan pengungkapan fakta. Contohnya, penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.
Penelusuran data sekunder dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan
Data sekunder yang disajikan format kertas hasil cetakan diperoleh melalui
penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini relatif lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan komputer. Data sekunder yang disajikan dalam format kertas
hasil cetakan antara ain berupa: jurnal, majalah, buletin dan sumber data lainnya.
2. Penelusuran dengan komputer untuk data dalam format elektronik
Penelusuran data sekunder dengan komputer relatif lebih cepat, lengkap dan efektif.
Data sekunder yang memerlukan penelusuran dengan komputer adalah data yang
disajikan dalam format elektronik. Data elektronik (database) dapat berupa numeric
dan text database. Data sekunder yang tersedia antara lain berupa: katalog
perpustakaan, database informasi, laporan-laporan atau artikel hasil penelitian.

4. METODE PENGUMPULAN DATA PRIMER


1. Metode Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang mengunakan
pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara
peneliti dengan subyek penelitian (responden) untuk memperoleh data yang diperlukan.
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi
antara peneliti dengan responden. Ada 2 teknik pengumpulan data dalam metode survei
yaitu :
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sangat sedikit. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan interview dan juga
kuisioner adalah sebagai beikut:
1. Bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan
diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama dan alternatif jawaban yang sama.
2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka,
sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih
mendalam terhadap responden.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo (2014) dalam bukunya Metodologi Penelitian
Bisnis menyatakan teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Wawancara Tatap Muka
Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, di rumah
responden, atau di tempat lain. Teknik wawancara tatap muka mempunyai
kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner. Teknik
ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan memerlukan waktu
lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui telepon. Teknik ini
memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan
menjelaskan maksud penelitian kepada responden. Di sisi lain teknik ini
memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden penelitian relatif
banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.
2. Wawancara Dengan Telepon
Teknik ini dapat mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat
mengumpulkan data dari responden yang letak geografisnya terpencar dengan
biaya relatif lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Kelemahannya, pewawancara
tidak dapat mengamati ekspresi wajah responden ketika menjawab pertanyaan pada
kondisi tertentu diperlukan untuk meyakinkan apakah responden menjawab
pertanyaan sesuai fakta.
3. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti mengetahui variabel-variabel yang akan diukur.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip penulisan angket
sebagai metode pengumpulan data yaitu:
- Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor, yaitu:
1. Isi dan tujuan pertanyaan
2. Bahasa mudah
3. Pertanyaan tertutup, terbuka, positif, negatif
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak mengarahkan
7. Panjang pertanyaan
8. Acuan pertanyaan
- Penampilan fisik
Dicetak dalam kertas bagus sehingga direspon oleh responden. Bila
menggunakan kertas buram akan kurang direspon oleh responden.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo (2014) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Bisnis menyatakan kuisioner dapat didistribusikan dengan berbagai
cara, antara lain :
1. Kuisioner secara Personal
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan, penggunaan teknik
kuisioner yang disampaikan dan dikumpulkan langsung peneliti merupakan
cara yang sesuai. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden
dan memberikan penjelasan seperlunya.
2. Kuisioner lewat Pos
Teknik ini memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden
yang letak geografisnya terpencar. Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif
banyak yang tidak efisien jika pertanyaan tersebut diajukan lewat telepon.
Kelemahannya, seringnya responden menolak menjawab dan tidak
mengirimkan kembali kuisioner kepada peneliti.
4. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
dibandingkan dengan metode yang lain. Metode pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi dua yakni :
a. Observasi Partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak. Sambil mengamati, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data. Misalnya, mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangant kerjanya, bagaimana hubungan karyawan
dengan karyawan lain, dan sebagainya.
b. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini
tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat
makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang
terucapkan dan yang tertulis. Misalnya, mengamati perilaku pembeli,
mengamati barang-barang apa saja yang diminati pembeli.
Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati dimana tempatnya. Peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
b. Observasi tidak terstruktur
Merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo (2014) dalam bukunya Metodologi Penelitian
Bisnis menyatakan ada 2 tipe observasi yaitu :
a. Observasi Langsung
Observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan
data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi
langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati. Pengamat
hanya mencatat apa yang terjadi sehngga mempunyai peran pasif. Banyak tipe
data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini hasilnya lebih
akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan
teknik wawancara dalam metode survei. Data yang diperoleh melalui observasi
langsung kadang digunakan untuk melengkapi data yang diperleh melalui
wawancara/kuisioner.
b. Observasi Mekanik
Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk mengukur dan
mengevaluasi reaksi fisik atau bagian dari tubuh manusia. Ada 4 macam
peralatan mekanik yang dapat diunakan untuk mengukur reaksi fisik, yaitu (1)
pengukuran gerakan mata, (2) pengukuran pergerakan biji atau manik mata, (3)
pengukur reaksi kulit, (4) pengukur perubahan suara.
Alat-alat mekanik yang digunakan dalam observasi saat ini mengalami
perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan teknologi komputer. Misal
penggunaan sistem kode produk universal (barcode) pada produk yang dijual di
supermarket.

5. METODE WAWANCARA/WAWANCARA MENDALAM


Wawancara Mendalam (Indepth – Interview) dalam Penelitian Kualitatif.
Wawancara Mendalam (Indepth-Interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam
adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.
a. Pewawancara
Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak
sebagai ”pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia juga berhak menentukan
materi yang akan diwawancarakan serta kapan dimulai dan di akhiri. Namun seringkali
informan pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu
wawancara mulai dilaksanakan dan di akhiri.
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara .
informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi,
ataupun fakta dari suatu obyek penelitian.
b. Materi dan Jalannya Wawancara Mendalam (Indepth-Interview)
Materi wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar antara
masalah atau tujuan penelitian. Materi wawancara yang baik terdiri dari: pembukaan, isi
dan penutup. Pembukaan wawancara adalah kata-kata tegur sapa, seperti nama ibu siapa,
alamatnya dimana, berapa anaknya, umurnya berapa dsb. Isi wawancara sudah jelas, yaitu
pokok pembahasan yang menjadi masalah atau tujuan penelitian. Sedangkan, penutup
adalah bagian akhir dari suatu wawancara. Bagian ini dihiasa dengan kalimat-kalimat
penutup pembicaraan, antara lain: saya kira cukup sampai disini wawancara kita,
terimakasih atas bantuan bapak, bapak sudah banyak membantu saya, dsb. Bagian penutup
biasanya dihiasi dengan janji untuk ketemu lagi pada waktu lain.

Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode


wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan
cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara
mendalam dilakukukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lam bersama informan
di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak terjadi pada wawancara pada umumnya.
REFERENSI

Indrianto, Nur. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen, BPFE-
Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2014. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:Erlangga.

Rahyuda, Murjana Yasa, Yuliarmi. 2004. Metodologi Penelitian. FEB Unud.

Anda mungkin juga menyukai