Disusun oleh:
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Akuntansi Keuangan” ini.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Menengah 1 yang diampu
oleh Ibu Adeng Pustikaningsih, M.Si. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan selesai dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dukungan moril maupun materiil.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan semua pembaca
makalah ini pada umumnya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan
untuk kesempurnaan makalah berikutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini sistem pembukuan atau yang sering disebut dengan akuntansi sangat
membantu atau bahkan dibutuhkan di dalam suatu perusahaan. Pengolahan keuangan
yang membutuhkan beberapa proses pembukuan itu hendaknya dibuat berdasarkan pada
suatu konsep yang telah dierima secara universal. Sebelum ditemukan konsep tersebut,
selama bertahun-tahun berbagai organisasi telah mengembangkan serta
mempublikasikan kerangka kerja konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja
yang diterima secara universal.
Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang baik dan dapat dipahami oleh pihak
investor maupun pihak lainnya yang membutuhkan, hendaknya mengikuti konsep yang
telah ada. Oleh karena itu, di dalam makalah ini dijelaskan kerangka kerja konseptual
dalam menyusun laporan keuangan yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1976 FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi
pelaporan keuangan, setelah bertahun-tahun organisasi mempublikasikan kerangka kerja
konseptualnya sendiri yang tidak diterima secara universal dan diandalkan dalam
praktek.
3
Sejak dokumen tersebut dipublikasikan, FASB telah menerbitkan enam Statetments of
Financial Accounting Concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas
bisnis, yaitu:
a. SFAC No 1,”objective of financial reporting by business enterprise,” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
b. SFAC No.2,” qualitative characteristics of accounting information,” yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
c. SFAC No.3, “elements of financial statements of bussiness enterprises,” yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti,
aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
d. SFAC No.5, “recognition and measurement in financial statements of business
enterprises,” yang menempatkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam
laporan keuangan dan kapan waktunya.
e. SFAC No.6, “elements of financial statements,” yang menggantikan SFAC No 3
dan memperluas lingkup SFAC No 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi
nirlaba.
f. SFAC No. 7, “ using cash flow information and present value in accounting
measurements,” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
4
D. Tujuan Dasar
Semua itu berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis, yaitu, arus kas
yang menjadi harapan investor dan kreditur. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan
keputusan.
E. Konsep-Konsep Fundamental
Metode akuntansi yang tepat, saat jumlah dan jenis informasi yang harus
diungkapkan, serta format penyajian melibatkan penetuan alternatif yang memyediakan
informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan. Informasi yang baik
adalah yang relevan dan handal bagi tujuan pengambilan keputusan.
5
Reabilitas suatu informasi bisa dilihat memalui:
Daya uji, ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang samam mendapatkan hasil yang
serupa.
Ketepatan penyajian, angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi.
Netralitas, informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu.
b) Kualitas Sekunder
- Komparabilitas, informasi dipandang memiliki komparabilitas jika telah
diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama.
- Konsistensi, apabila suatu entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang
sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka
entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu
tidak berarti perusahaan tidak dapat mengganti metode dengan metode
lainnya. Perusahaan dapat mengganti metode tetapi perusahaan harus dapat
menunjukkan bahwa metode yang baru itu lebih baik daripada metode
sebelumnya. Kemudian sifat dan pengaruh perubahan serta alasannya harus
diunggkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.
2. Unsur-Unsur Dasar
a) AKTIVA
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh
atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau
kejadian-kejadian masa lalu.
b) KEWAJIBAN
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul
dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu, kewajiban yang ditimbulkan oleh
transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa
kepada entitas-entitas lain di masa depan.
c) EKUITAS
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan
kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan
kepemilikan.
6
d) INVESTASI OLEH PEMILIK
Kenaikan aktiva bersih sebah perusahaan yang ditimbulkann oelh trnasfer
sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk
mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan (ekuitas) di dalamnya.
Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik,
tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban
perusahaan.
e) DISTRIBUSI KEPADA PEMILIK
Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh
pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan
kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan
kepemilikan (ekuitas) dalam perusahaan
f) LABA KOMPREHENSIF
Perusahaan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode
yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari
pemilik. Hal ini termasuk semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali
perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
g) PENDAPATAN
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain
yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
h) BEBAN
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
i) KEUNTUNGAN
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan
oleh transaksi peripheral atau insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali
yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
7
j) KERUGIAN
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan
oleh transaksi peripheral atau insidental dan dari semua transaksi serta kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali
yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
1. Asumsi-asumsi Dasar
a. Asumsi Entitas Ekonomi
8
bahwa unit oneter adalah cara yang paliang efektif untuk menunjukkan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran
barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia
secara universal, dapat dipahami, dan berguna. Aplikasi asumsi ini tergantung
pada asumsi-asumsi yang lebih dasar bahwa data kuantitatif akan berguna dalam
mengomunikasikan informasi ekonomi dan membuat keputusan ekonomi yang
rasional.
d. Asumsi Perioditas
9
menentukan nilai jual dari setiap aktiva ketika mereka ingin menentukan laba.
Kesulitan serupa juga dimiliki oleh metode-metode biaya berjalan lainnya (biaya
pengganti, nilai sekarang dari arus kas masa depan) dan setiap dasar penilaian
lainnya kecuali biaya historis.
Pada akuisisi awal, biaya historis sama dengan nilai wajar. Dalam periode
selanjutnya, ketika kondisi pasar dan ekonomi berubah, biaya historis dan nilai
wajar sering kali berbeda. Akibatnya, ukuran atau estimasi nilai wajar sering kali
menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas masa depan yang
diharapkan terkait dengan aktiva atau kewajiban. Sebagai contohnya, ketika aktiva
berumur panjang menurun nilainnya, ukuran nilai wajar menentukan kerugian
penurunan nilai.
10
kas atau klaim atas kas. Aktiva dikatakan dapat dikonversi menjadi kas apabila
dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat
ditentukan dengan mudah tanpa biaya tambahan yang signifikan.
1) Selama Produksi.
Pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai dibolehkan untuk
kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. Dalam metode ini,
pendapatan diakui secara periodik berdasarkan persentase pekerjaan yang
telah diselesaikan. Walaupun secara teknis transfer kepemilikan belum terjadi,
namun pendapatan dianggap telah diterima pada berbagai tahap proses
konstruksi. Jika tidak dimungkinkan untuk mengetimasi biaya dan kemajuan
konstruksi secara akurat, pengakuan pendapatan akan ditunda samapi
pekerjaan selesai.
2) Akhir Produksi
Pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi sebelum
penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika produk atau aktiva lainnya dapat
dijual dalam pasar yang aktif dengan harga tertentu tanpa biaya tambahan
yang signifikan.
3) Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan dasar pengakuan pendapatan lainnya.
Pendekatan dasar kas hanya akan digunakan apabila tidak dimungkinkan
untuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan karena
ketidakpastian penagihan. Salah satu bentuk dasar kas adalah metode
11
penjualan cicilan dimana pembayaran dilakukan melalui cicilan periodik
sepanjang periode waktu yang cukup lama.
Kesimpulannya, pendapatan dicatat pada periode ketika pendapatan itu
direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Hal ini terjadi pada tanggal
penjualan, tetapi keadaannya mungkin mengahruskan pemakaian metode
persentase penyelesaian, metode akhir-produksi, atau pendekatan penerimaan-
kas
c. Prinsip Penandingan
Tenaga kerja
Dibebankan pada saat
12
terjadinya.
Overhead Tidak ada hubungan
langsung antara biaya
Biaya periode:
dan pendapatan
Gaji
Biaya administrative
13
pemakai, dengan 2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat
dipahami. Disamping itu, penyusun laporan keuangan juga harus
memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan.
Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat
ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1) dalam bagian utama laporan
keuangan, 2) catatan atas laporan keuangan, atau 3) informasi suplementer.
Laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan ekuitas pemilik. Laporan keuangan (financial statement) merupakan
cara mengkomunikasikan informasi yang frmal dan terstruktur. Agar bisa
ditempatkan dalam bagian utama laporan keuangan, suatu item harus memenuhi
definisi unsur dasar, dapat diukur dengan tingkat kepastian yang memadai, dan
relevan serta handal.
14
dimasukkan dalam bagian utama laporan. Catatan atas laporan keuangan tidak
hanya membantu tetapi juga penting untuk memahami kinerja dan posisi
keuangan perusahaan.
3. Kendala
Dalam menyediakan infrmasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar
membuatnya menjadi berguna, dua kendala (constraints) yang dominan harus
diperhitungkan yaitu:
a. Hubungan Biaya-Manfaat
15
manfaat yang bisa didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan tersebut.
b. Materialistis
16
Pertimbangan praktis lainnya adalah praktek-praktek industri (industry
practices). Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan kadang-kadang
memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Dalam industri utilitas publik, aktiva
tidak lancar dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan
karakteristik industri utilitas yang padat modal. Tanaman pertanian umumnya
dilaporkan pada nilai pasar karena sulit untuk menentukan angka-angka biaya
yang akurat atas tanaman individual itu.
d. Konservatisme
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka kerja konseptual merupakan sistem koheren yang terdiri dari tujuan
dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang meliputi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penetuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. FASB (Financial Accounting Standard
Board) telah membentuk suatu konsep kerangka kerja akuntansi keuangan yang telah
diakui secara universal. Konsep kerangka kerja ini didasarkan pada beberapa asumsi
dasar, yaitu 1) entitas ekonomi, 2) kelangsungan hidup. 3) unit moneter, dan 4)
periodisitas. Prinsip dasar yang dipegang dalam penyusunan pelaporan adalah prinsip
biaya historis, prinsip pengakuan pendapatan, prinsip penandingan, serta prinsip
pengungkapan penuh. Konsep dasar yang telah dibentuk tersebut tentu saja dapat
memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan keuangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19