Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok barang yang dihasilkan. Bila produksi merujuk kepada sejumlah input yang
dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, biaya produksi merujuk kepada biaya
perolehan output tersebut (nilai uangnya) (Sugiarto, 2007). Sebelum kita membahas lebih
lanjut mengenai biaya produksi dan bagaimana cara pengambilan keputusan dalam
menerima atau menolak suatu pesanan khusus maka perlu dibahas mengenai pengertian
biaya produksi. Berikut adalah definisi yang dikutip dari berbagai sumber.
Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu
diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.)
1. Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output
yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya
membeli bahan baku, biaya tenaga kerja, yang langsung menangani
produksi. Adapun biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan,
tetapi tidak bisa dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena
adanya unsur-unsur biaya penggunaan fasilitas bersama.
2. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi atau
sebagainya. Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki
perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai
pengeluaran yang nyata yang dikeluarkan perusahaan.
3. Biaya Kesempatan dan Biaya Historis
Biaya kesempatan (Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber
ekonomi termasuk faktor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja,
dapat digunakan secara alternatif. Misalnya bahan baku tadi berupa kayu,
apabila kayu tersebut telah digunakan untuk menghasilkan suatu barang
lain. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu
membeli factor produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu
dikemudian hari digunakan dalam proses produksi maka menurut biaya
historis adalah sama pada waktu factor produksi itu dibeli. Sebagai
contoh harga satu sak semen yang saat dibeli adalah Rp. 25.000. Satu
bulan kemudian semen digunakan saat harga satu sak semen dipasaran
adalah Rp. 30.000. Menurut konsep biaya historis, biaya perhitungan
pada saat semen di beli Rp. 25.000. Namun menurut konsep biaya
kesempatan biaya diperhitungkan pada saat semen digunakan Rp. 30.000.
4. Biaya Incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya
keputusan yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya
total, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau
kedua-duanya. Sama halnya dengan biaya relevan yakni merupakan
biaya-biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan.
Dengan demikian, biaya relevan adalah incremental cost.
5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk.
Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan
yan digunakan sehingga biayanya semakin besar. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang
dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan ini tidak
bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah
kapasitas, atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan
sebesar penyusutan yang ditetapkan pertahunnya.
1.1.1 Pusat biaya
Pusat biaya atau cost centre merupakan unit fungsional, dimana biaya-
biaya tersebut digunakan. Bagi rumah sakit pusat biaya secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Peta dari biaya rumah sakit akan dapat digambarkan sebagai berikut.