Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Konsep Biaya Produksi

Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok barang yang dihasilkan. Bila produksi merujuk kepada sejumlah input yang
dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, biaya produksi merujuk kepada biaya
perolehan output tersebut (nilai uangnya) (Sugiarto, 2007). Sebelum kita membahas lebih
lanjut mengenai biaya produksi dan bagaimana cara pengambilan keputusan dalam
menerima atau menolak suatu pesanan khusus maka perlu dibahas mengenai pengertian
biaya produksi. Berikut adalah definisi yang dikutip dari berbagai sumber.

a. Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan


oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksi perusahaan tersebut (Sukirno, 2005).
b. Menurut Sutrisno (2001: 3) biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh
departemen produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
c. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang atau jasa (Soeharno, 2009).
Dari beberapa definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa biaya produksi
adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumber-sumber daya atau ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu di masa mandatang.
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak
hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan
harga dari input-input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Menetapkan
biaya produksi berdasarkan pengertian diatas memerlukan kecermatan karena ada
yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan
hitungannya (Pindyck,2014). Biaya produksi dapat meliputi beberapa unsur
sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak
Secara umum unsur daru biaya produksi dapat dikelompokan menjadi tiga
komponen biaya sebagai berikut (Sari, 2014)

1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung


dengan produksi
2. Komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
3. Komponen biaya umum (biaya overhead pabrik) meliputi semua
pengorbanan yang menjunjang terselenggaranya proses produksi

Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu
diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.)
1. Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output
yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya
membeli bahan baku, biaya tenaga kerja, yang langsung menangani
produksi. Adapun biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan,
tetapi tidak bisa dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena
adanya unsur-unsur biaya penggunaan fasilitas bersama.
2. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi atau
sebagainya. Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki
perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai
pengeluaran yang nyata yang dikeluarkan perusahaan.
3. Biaya Kesempatan dan Biaya Historis
Biaya kesempatan (Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber
ekonomi termasuk faktor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja,
dapat digunakan secara alternatif. Misalnya bahan baku tadi berupa kayu,
apabila kayu tersebut telah digunakan untuk menghasilkan suatu barang
lain. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu
membeli factor produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu
dikemudian hari digunakan dalam proses produksi maka menurut biaya
historis adalah sama pada waktu factor produksi itu dibeli. Sebagai
contoh harga satu sak semen yang saat dibeli adalah Rp. 25.000. Satu
bulan kemudian semen digunakan saat harga satu sak semen dipasaran
adalah Rp. 30.000. Menurut konsep biaya historis, biaya perhitungan
pada saat semen di beli Rp. 25.000. Namun menurut konsep biaya
kesempatan biaya diperhitungkan pada saat semen digunakan Rp. 30.000.
4. Biaya Incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya
keputusan yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya
total, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau
kedua-duanya. Sama halnya dengan biaya relevan yakni merupakan
biaya-biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan.
Dengan demikian, biaya relevan adalah incremental cost.
5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk.
Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan
yan digunakan sehingga biayanya semakin besar. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang
dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan ini tidak
bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah
kapasitas, atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan
sebesar penyusutan yang ditetapkan pertahunnya.
1.1.1 Pusat biaya

Pusat biaya atau cost centre merupakan unit fungsional, dimana biaya-
biaya tersebut digunakan. Bagi rumah sakit pusat biaya secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pusat biaya penunjang


Merupakan unit-unit yang tidak langsung memproduksi produk dari
rumah sakit tersebut. Misalnya unit pimpinan, laundry, administrasi,
cleaning service.
2. Pusat biaya produksi
Unit dimana produk dari rumah sakit tersebut dihasilkan. Misalnya unit
rawat inap, unit rawat jalan, laboratorium, dan lain sebagainya.

Peta dari biaya rumah sakit akan dapat digambarkan sebagai berikut.

Unit Penunjang Unit Produksi


Biaya investasi 1. Biaya gedung 1. Biaya medis
2. Biaya kendaraan 2. Biaya non medis
3. Biaya pendidikan pegawai
Biaya pemeliharaan 1. Biaya pemeliharaan gedung 1. Biaya pemeliharaan alat
2. Biaya pemeliharaan medis
kendaraan 2. Biaya pemeliharaan alat
non medis
Biaya operasional 1. Biaya pegawai 1. Biaya obat
2. Biaya utilities (telepon, air,
listrik)
3. Biaya perjalanan
4. Biaya umum

Berdasarkan tabel diatas rumah sakit dapat mengalokasikan biaya dari


unit penunjang dan unit produksi.
Daftar pustaka

Pindyck, Robert S. & Danirl L. Rubinfeld. 2014 Mikroekonomi. Terjemahan


Devri Barnadi Putera.. Jakarta : Erlangga.
Sari, Eka Nur Yunita. 2014. Review Biaya Produksi Dan Aplikasinya Di Industri
Pelayanan Kesehatan. (Online),
(https://www.academia.edu/9627576/Kelompok-5-review-biayaproduksi-
dan-aplikasinya-di-industri-pelayanan-kesehatan), Diakses 12 September
2017
Soeharno. 2006. Teori Mikroekonomi. Yogyakarta: Andi.
Sukirno, Sadono. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar.2009. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai