Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan
kegiatan manufaktur proses tranformasi atas bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas pabrik untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dalam biaya
produksi terdapat tiga elemen yang berkaitan langsung dalam aktivitas produksi
pada perusahaan manufaktur, antara lain (Rodiana, 2020);
1. Bahan baku langsung (direct materials)
Bahan baku langsung adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan
dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk setengah jadi dan produk
jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong
adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.
2. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses
produksi yang dapat ditelusur ke produk setengah jadi dan produk jadi dan
dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak
langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbnagkan
sebagai biaya tenaga kerja langsung.
3. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi yang tidak dapat dengan
mudah ditelusur ke produk setengah jadi dan produk jadi sehingga termasuk
biaya tidak langsung.
Pengklasifikasian seperti ini diperlukan untuk tujuan pengukuran laba dan
penentuan harga pokok produk yang akurat atau tepat serta pengendalian biaya.
Hasil produksi perusahaan dipengaruhi oleh pengadaan bahan baku, tenaga kerja
serta biaya overhead pabrik. Pengadaan bahan baku adalah variabel yang
memegang peran penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, dengan adanya
bahan baku yang tersedia memudahkan perusahaan untuk menjalankan
operasinya. Variabel lain adalah tenaga kerja yaitu terdiri dari karyawankaryawan
yang melakukan proses produksi. Di samping itu biaya overhead juga merupakan
faktor penting karena pada saat produksi berlangsung terdapat biaya tambahan
selain biaya tiga elemen di atas (Putranto, 2017).
Pada kegiatan produksi perusahaan, efisiensi biaya sangat diperlukan guna
meminimalisasi modal dan peningkatan laba. Untuk menyesuaikan antara biaya
pembelian dengan penjualan, maka diperlukan perhitungan harga pokok
produksinya, sebagai analisa biaya dan pendapatan untuk melihat efisiensi usaha
tersebut. Perusahaan mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan
dengan perusahaan dagang dan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus
mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk jadi atau siap pakai,
sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang-barang yang dibeli tanpa
melakukan perubahan bentuk. Oleh karena itu, untuk memperoleh dan mengolah
bahan-bahan menjadi produk jadi dalam kegiatan proses produksi diperlukan dana
atau biaya-biaya, maka untuk menutup pengeluaran biaya-biaya tersebut biasanya
perusahaan memperhitungkannya dalam penetapan harga jual produk (Putranto,
2017).
Kebijakan manajemen dalam penetapan harga jual produk belum dapat
memadai jika hanya ditujukan untuk mengganti atau menutup semua biaya yang
telah dikeluarkan, tetapi juga harus dapat menjamin adanya laba yang diharapkan,
meskipun keadaan yang dihadapi tidak menguntungkan. Walaupun permintaan
dan penawaran biasanya merupakan faktor yang menentukan dalam penetapan
harga, namun penetapan harga jual produk yang menguntungkan akan tergantung
pula pada pertimbangan mengenai biaya. Untuk itu perusahaan berusaha untuk
menekan atau memperkecil pengeluaran biaya, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang
dikeluarkan untuk bahan pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan
peralatan, pemeliharaan, dan sebagainya (Putranto, 2017).
Dalam menganalisis biaya produksi, analisis biaya produksi dibedakan
menjadi dua, yaitu (Amshari, 2019):
a. Biaya Jangka Pendek
Jangka pendek adalah periode waktu dimana produsen tidak dapat merubah
kuantitas input yang digunakan, bisa ukuran hari, minggu, bulan dan sebagainya.6
Dalam jangka pendek, konsep biaya biaya terdiri atas :
1) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC) Yaitu biaya yang jumlahnya tidak
tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dikeuarkan apabila
produsen dalam waktu sementara produksi dihentikan, maka biaya tetap ini
harus dibayar dalam jumlah yang sama. Contohnya adalah pembelian gedung,
mesin, sewa gedung, pajak, dan lain-lain.
2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / TVC) Yaitu biaya yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang
dihasilkan makin besar kuantitas produksi maka makin besar produk yang
dihasilkan. Contohnya adalah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
sebagainya.
3) Biaya Total (Total Cost / TC) Yaitu jumlah dari biaya tetap total dan biaya
variabel total.
4) Biaya Marjinal (Marginal Cost / MC) Yaitu berapa besar perubahan biaya
total yang dikeluarkan perusahaan apabila jumlah output yang diproduksi
berubah satu unit.
5) Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost /AFC) Yaitu biaya tetap yang
harus dikeluarkan setiap unit output.
6) Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost / AVC) Yaitu biaya variabel
yang dibebankan kepada kepada setiap unit output.
7) Biaya Rata-rata (Average Cost / AC) Yaitu biaya diproduksi yang
diperhitungkan untuk setiap unit output.
b. Biaya Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, memungkinkan produsen untuk mengubah jumlah
semua input yang digunakan sehingga tidak ada input tetap. Produsen dapat
menambah semua faktor produksi yang digunakannya. Sehingga tidak ada
perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, produsen bisa
memilih kombinasi input yang paling efisien untuk mempeoleh biaya terendah.
Untuk memproduksi suatu produk tertentu, dibutuhkan biaya tetap (FC) dan biaya
total (TC). Produk yang dihasilkan akan dijual untuk mendapatkan penerimaan,
maka akan ditemukan total penerimaan penjualan produk atau total revenue (TR).
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.582/
Menkes/SK/IV/1997, tanggal 11 Juni 1997 tentang Pola Tarif Rumah Sakit
Pemerintah berdasarkan analisis biaya (unit cost) khususnya pada pasal 8 ayat 2,
disebutkan bahwa unit cost rata-rata rawat inap dihitung melalui analisis biaya
dengan metode distribusi ganda (double distribution) yaitu satu cara untuk
menghitung satuan (unit cost) dengan mendistribusikan semua biaya yang
terpakai di unit penunjang ke unit produksi (distribusi berganda). Semua biaya
yang akan dianalisis dan diklasifikasikan menjadi biaya tetap (fixed cost), biaya
semi variabel (semi variabel cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya yang
terdapat pada setiap unit penunjang didistribusikan ke setiap unit produktif,
sehingga biaya yang terdapat di unit produktif adalah biaya asli unit produksi itu
sendiri ditambah dengan biaya pindahan dari unit penunjang (Darmawansyah dkk,
2018).
Perhitungan distribusi biaya asli menggunakan metode distribusi ganda
(double distribution). Metode ini melakukan alokasi biaya dalam dua tahapan.
Distribusi tahap I yaitu distribusi biaya asli dari pusat biaya penunjang lainnya ke
pusat biaya produksi. Distribusi tahap II, mendistribusikan biaya hasil distribusi
tahap I dari pusat biaya penunjang keseluruh pusat biaya produksi. Semi variabel
cost adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit yang besarnya
tidak secara langsung tidak dipengaruhi oleh besarnya output produksi pada
masing-masing pusat biaya, yang termasuk dalam kategori biaya ini adalah gaji
pegawai dan pemeliharaan barang investasi yang pemakaiannya lebih dari satu
tahun serta perjalanan dinas. Biaya variabel adalah semua biaya yang dikeluarkan
oleh pihak rumah sakit yang besarnya secara langsung dipengaruhi oleh besarnya
output produksi yang meliputi biaya Bahan Habis Pakai (BHP) medis, dan non
medis, biaya listrik, biaya air dan telepon. Kemudian, biaya total (total cost)
adalah jumlah masing-masing biaya yang terdiri atas biaya tetap, biaya semi
variabel dan biaya variabel sebelumya dilakukan proses Double Distribution
(Darmawansyah dkk, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Amshari MM. 2019. Analisis biaya dan efisiensi produksi dalam ekonomi islam.
Jurnal Balanca 1(1): 133-148.
Darmawansyah, dkk. 2018. Penetapan tarif rasional pelayanan kesehatan RSUD
Tenriawaru Kabupaten Bone. Jurnal MKMI 14(2): 165-173.
Putranto A. 2017. Analisis pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap laba
perusahaan (studi pada usaha mikro kecil dan menengah di Kecamatan
Wonosobo Kabupaten Wonosobo). Jurnal PPKM III 4(3): 280-286.
Rosdiana YM, Iriyadi, dan Diah W. 2020. Pendampingan peningkatan efisiensi
biaya peroduksi umkm Heriyanto melalui analisis biaya kualitas. Jurnal
Abdimas Dedikasi 1(1): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai