Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
PEKANBARU, 25 JUNI 2022
1. A. Tindak pidana ekonomi dalam arti luas juga disebut tindak pidana dibidang ekonomi
(economic crime ). Sunarjati hartono mengemukakan bahwa economic crime lebih luar dari
business crime, karena kerugian yang ditimbulkan bukan saja secara ekonomi tetapi juga
secara social bahkanbisa berdampak politik. Istilah economic crime berbeda dengan istilah
economic Criminality. Istilah economic crime menunjuk kepada kejahatan-kejahatan yang
dilakukan dalam kejahatan-kejahatan yang dilakukan dalam kegiatan atau aktivitas ekonomi
(dalam arti luar). Sedangkan istilah economic criminality menunjukkan kepada kejahatan-
kejahatan konvensional yang mencari keuntungan yang bersifat ekonomis misalnya
pencurian, perampokan, pencopetan, pemalsuan atau penipuan. Economic crime dapat
menimbulkan kerugian negara contohnya kejahatan perpajakan, keuangan, perbankan,
perdagangan dll tetapi kalau economic criminality akibatnya adalah kergian perseorangan.
Oleh sebab itu, kasus pencurian tidak dapat digolongkan sebagai Tindak pidana Ekonomi
yang menggunakan Undang-undang tindak pidana Ekonomi melainkan pidana umum yang
tercantum di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Sementara itu kejahatan di
bidang ekonomi memiliki peraturan dan kitab undang-undang Khusus di luar KUHP.
b. Tindak pidana ekonomi adalah tindak pidana atau kejahatan atau delik dalam bidang ekonomi
yang dapat merugikan negara sehingga sering disebut dengan economic crime yang berbeda
dengan economic criminnality yaitu merupakan kejahatan ekonomi yang bersifat
konvensional. Economic crime dan economic criminallity dapat dibedakan dari akibat yang
ditimbulkan karena akibat dari economic crime dapat mengakibat kerugian negara tetapi
kalau economic criminality akibatnya adalah kerugian perseorangan.
2. a. Tindak pidana lingkungan hidup adalah semua tindak pidana yang diatur dalam Bab. XV
(Pasal 98 sampai pasal 115) UU No. 32 Tahun 2009 (Undang-undang Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup) dan tindak pidana umum lainnya di luar KUHP dan di luar UU
No. 32 tahun 2009 yang menimbulkan dampak negative terhadap upaya pelestarian
lingkungan hidup dan atau perlindungan lingkungan hidup.
.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Dengan demikian yang dimaksud dengan tindak pidana lingkungan hidup tidak hanya
terbatas pada tindak pidana lingkungan hidup yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 1997 jo UU
No. 32 Tahun 2009 (Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) tetapi
juga termasuk beberapa tindak pidana yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup
yang diatur dalam:
- UU No. 11 tahun 1974 tentang pengairan
- UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Eekonomi Ekslusif Indonesia
- UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
- UU No. 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
- UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan Ekosistemnya
- UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
- UU No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
- UU No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Selama ini perhatian, pemahaman dan pengetahuan aparat penyidik, penuntut dan hakim
hanya terfokus pada UU No. 23 Ttahun 1997 jo UU No. 32 Tahun 2009 (Undang-undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) saja, padahal permasalahan lingkungan
hidup bersifat kompleks, meliputi berbagai aspek, seperti air, udara, tanah, hutan, makhluk
hidup, yang bersifat lintas batas dan lintas sectoral. Oleh karena itu dalam menangani berkas
penyidikan tindak pidana lingkungan hidup, perhatian aparat penegak hukum seperti polisi
yang bertugas menyidik, jaksa yang bertugas dalam pra penuntutan dan jaksa penuntut
umum jangan hanya terfokus pada tindak pidana yang diatur dalam UU No 23 Tahun 1997 jo
UU No. 32 Tahun 2009 (Undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup )
saja tetapi harus memperhatikan pula dengan seksama apakah perbuatan-perbuatan pidana
yang diungkapkan dalam berkas perkara juga memenuhi unsur-unsur pasal-pasal pidana di
dalam delapan ketentuan perundang-undangan tersebut diatas yang juga mengatur tindak
pidana umum lain yang dapat mengancam, mengganggu atau menghambat upaya pelestarian
atau perlindungan kelestarian lingkungan hidup.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Untuk kasus pertama, atas perbuatannya, keenam tersangka dikenakan pasal 40 ayat 2 jo
pasal 21 ayat 2 huruf A dan C UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistem jo pasal 55 KUHP Pidana. Sementara itu, untuk kasus kedua, atas
perbuatannya kedua tersangka dikenakan pasal 92 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan sub pasal 93 ayat 2 dan 4 jo pasal 98 dan pasal 69
ayat 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan.
3. a. berdasarkan kasus diatas, maka kasus PT Bank Global tersebut termasuk dalam tindak
pidana perbankan. Dalam kasus Tindak pidana Perbankan PT Bank Global dapat
dikategorikan tindak pidana kerah putih, tindak pidana ekonomi serta tindak pidana binis.
Disamping itu telah memenuhi unsur dari kejahatan perbankan dengan elemen penyesatan
(Misrepresentation atau misinformation). PT Bank global dalam menjalankan usaha pokok
bank telah melakukan penyimpangan-penyimpangan yaitu tindak pidana, pelanggaran dan
pelanggaran kode etik. Salah satu penyimpangan yang dilakukan oleh PT Bank Global adalah
window dressing yang mana PT. Bank Global tidak menyampaikan laporan kepada Bank
Indonesia secara periodic dengan data yang benar. Penyimpangan lain yang dilakukan adalah
tindak pidana pengrusakan dan menghilangkan dokumen-dokumen penting bank. Karena
perbuatannya, PT Bank Global telah terbukti melakukan tindak pidana perbankan ditinjau
dalam UU NO.10 Tahun 1998 tentang perbankan dan berhak mendapatkan sanksi administrasi
dan pidana sesuai yang tertuang dalam Pasal 49 : Pencatatan laporan transaksi atau rekening
menerima sesuatu, langkah-langkah memastikan ketaatan bank. Akibat dari perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh PT Bank Global menimbulkan kergian materiil dan
kerugian immateril baik bagi masyarakat maupun bagi negara.
b. pelanggaran prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait perdagangan saham. Undang –
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur mengenai masalah kewajiban
untuk memenuhi prinsip keterbukaan. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
tentang Pasar Modal menjelaskan bahwa “Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang
mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang
ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi
Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan
pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.” Berdasarkan pasal 3 UU
Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-
hari kegiatan pasar modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang selannjutnya
disebut Bapepam. Bapepam berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
c. Teori yang telah dilanggar oleh Direktur, pejabat eksekutif dan karyawan PT Bank Global
menurut Yulfasmi adalah fiduciary theory yang didasarkan kepada doktrin hukum common
law yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyao fiduciary duty atau hubungan lain
yang berdasarkan kepercayaan (trust or confidence) dengan perusahaan. Berdasarkan teori
tersebut siapa saja yang dibayar oleh perusahaan untuk melaksanakan tugas yang diberikan,
maka dia mempunyai duty kepada perusahaan untuk menjalankan hal tersebut sebaik-
baiknya (due diligence) dengan ukuran etis dan ekoomis yang tinggi. Dalam menjalankan
tugasnya yang bersangkutan tidak boleh mengambil manfaat bahkan harus mengorbankan
kepentingan pribadi untuk kepentingan perusahaan. Orang dalam yang mempunyai informasi
material tetapi tidak membuka kepada public dengan alasan apabila informasi tersebut
dibuka maka dapat merugikan perusahan dan berarti harus bertanggung jawab kepada
perusahaan karena pelanggar breach of fiduciary duty maka itu harus menahan atau tidak
melakukan transaksi.
b. Berdasarkan kasus Gayus Tambunan tersebut hukum pidana perpajakan adalah ilmu yang
tepat untuk diterapkan. Gayus telah melakukan tindak pidana perpajakan karena jabatannya
sebagai pejabat pajak di pemerintahan. Sebagai pegawai pajak Gayus telah melakukan tindak
pidana pajak yang menguntungkan dirinya sendiri melawan hukum degan menyalah gunakan
kekuasaanya sebagaimana dimaksud dalam pasal 368 KUHPP. Penyalahgunaan kekuasaan
oleh pegawai pajak diatur pada pasal 36 A ayat 4 UUKUP. Ketentuan ini menentukan
“pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum
dengan menyalahgunakan kekuasaanya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu ,
untuk
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITS TERBUKA
membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 undang-undang nompr 31
tahun 1999 tentang pemerantasan tindak pidana korupsi dan perubahannya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA