Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : DEWI RUMININGSIH

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030040772

Tanggal Lahir : 19-12-1997

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4308 / Hukum Perbankan dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : PALANGKARAYA

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu, 11 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : DEWI RUMININGSIH


NIM : 030040772
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4308 / Hukum Perbankan dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Fakultas : HUKUM
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : PALANGKARAYA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Pangkalan Bun, 11 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Dewi Ruminingsih
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL

1. Indonesia Mengenal 2 Lembaga keuangan, yaitu, Lembaga keuangan Bank (LKB) dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Apa yang anda ketahui mengenai Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB) ? jelaskan jawaban anda dengan mengaitkan Pasal 16 Ayat
(1) UU Perbankan ?

JAWABAN

1. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) berperan penting dalam investasi di Indonesia.
Terutama dalam penerbitan surat berharga/ commercial paper atau pengumpul dana untuk
didistribusikan ke masyarakat. Sejak 1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau
lembaga keuangan non bank sudah dikenal di tanah air. Diatur dalam Pasal 3 UU N0.
10/1998 :“ Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat”. Dari ketentuan ini terlihat fungsi bank sebagai perantara pihak-pihak
yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan
memerlukan dana (lacks of funds).

SOAL

2. 1. Dari merger nya Bank BNP dan Bank Danamon tersebut diatas, menurut anda bagaimana
konsekuensi hukum dari merger kedua bank tersebut ?
2. Menurut anda mengapa suatu bank melakukan merger !
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN

2. 1. Dengan adanya mergeratau penggabungan dua perusahaanatau lebih


tidaklahmenghilangkan seluruh aset, hak dan kewajiban daribadan hukum yang bubar
melainkan diambil alih oleh perusahaan yangmasih tetap ada, sehingga memunculkan
pemegang saham dari perusahaan-perusahaan yangbergabung yang menempatkan
posisi mereka sebagaipemilik bersama entitas yang digabungkan.Dengan begitu
terdapatkesenjangan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang sahamminoritas.
Sehingga memunculkan permasalahan bagaimana perlindunganhukumnya terhadap
kepentingan pihak-pihak yang terkait terhadap mergersaham bank terutama bagi pemilik
saham minoritas, Merger juga tidak luput dari kelemahan atau disebut dengan dangerous
area yang mesti diwaspadai yaitu Account receivables , Inventories, Property, Plan dan
Equipment serta liabilities.

2. 2. Meningkatnya laju perekonomian di Indonesia tidak terlepaas daripesatnya tingkat


pertumbuhandan perkembangan perbankan nasional.Perbankan merupakan salah satu
dari mata rantai bisnis secara macro. Apabial salah satu mata rantai mengalami kesulitan,
maka akan berakibatbanyak bagi pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan, Untuk
menghindari halitu, maka diadakan merger antar bank terutama bank besar terhadap
bank-bank kecil agar bank tersebut dapattumbuh dan berkembang. Banyak manfaat yang
didapat dari merger antar bank.

SOAL

3. 1. Dari kasus laporan transaksi atau rekening PT BPR Multi Artha Mas Sejahtera Bekasi
diatas, bagaimana menurut anda unsur tindak pidana pembukuan dan pencatatan
perbankan? Kaitkan jawaban anda dengan Pasal 49 ayat (1) UU No 10 Tahun 1998
tentang perbankan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. 2. Menurut anda apakah semua bank yang melakukan tindak pidana pembukuan dan
pencatatan perbankan dapat dijerat dengan Pasal 49 ayat (1) UU No 10 Tahun 1998
tentang perbankan? Kaitkan jawaban anda dengan aturan yang berlaku

JAWABAN

3. 1. Pasal 49 Ayat (1) UU Perbankan menyebutkan bahwa, Anggota Dewan Komisaris, Direksi,
atau pegawai bank yang dengan sengaja :
1) Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam
laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau
rekening suatu bank;
2) Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan
dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan
usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank;
3) Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya
suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja
mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan
pembukuan tersebut.
Diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp.200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

3. 2. Saat ini belum ada satu kesepakatan dalam pemakaian istilah mengenai tindak pidana
yang perbuatannya merugikan ekonomi keuamgan yang berhubungan dengan lembaga
perbankan. Ada yang memakai istilah Tindak Pidana Perbankan, dan ada juga yang
memakai istilah Tindak Pidana di bidang perbankan, bahkan ada yang memakai kedua-
keduanya dengan mendasarkan kepada peraturan yang dilanggarnya. Berkaitan dengan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

hal ini Moh Anwar (Muhamad Djumhana, 2003:454), membedakan kedua pengertian
tersebut berdasarkan kepada perbedaan perlakuan peraturan terhadap perbuatan-
perbuatan yang telah melanggar hukum yang sehubungan dengan kegiatan-kegiatan
dalam menjalankan usaha bank.
Berdasarkan hal tersebut diatas, bisa disimpulkan bahwa terdapat dua istilah yang
seringkali dipakai secara bergantian walaupun maksud dan ruang lingkupnya bisa
berbeda. Pertama, adalah “Tindak Pidana Perbankan” dan kedua, “Tindak Pidana di
Bidang Perbankan”. Yang pertama mengandung pengertian tindak pidana itu semata-
mata dilakukan oleh bank atau orang bank, sedangkan yang kedua tampaknya lebih
netral dan lebih luas karena dapat mencakup tindak pidana yang dilakukan oleh orang di
luar dan di dalam bank atau keduanya.

SOAL

4. Dari kasus diatas, jelaskan bagaimana unsur perbuatan melawan hukum dalam tindak
pidana pencucian uang, kaitkan jawaban anda dengan aturan perundang-undangan yang
berlaku ? dengan mendasarkan kepada peraturan yang dilanggarnya. Berkaitan dengan hal
ini Moh

JAWABAN

4. Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU No. 8 Tahun 2010 disebutkan bahwa pencucian
uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan
ketentuan dalam undang-undang tersebut. Dalam pengertian ini, unsur-unsur yang
dimaksud adalah unsur pelaku, unsur perbuatan melawan hukum serta unsur merupakan
hasil tindak pidana., Sedangkan pengertian tindak pidana pencucian uang dapat dilihat
ketentuan dalam pasal (3), (4), dan (5) UU No. 8 Tahun 2010. Intinya dalah bahwa tindak
pidana pencucian uang merupakan suatu bentuk kejahatan yang dilakukan baik oleh
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

seseorang dan/atau korporasi dengan sengaja menempatkan,


mentransfer,mengalihkan,membelanjakan,membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal
usul harta kekayaan itu, termasuk juga yang menerima dan mengusainya. Para pakar telah
menggolongkan proses pencucian uang (money laundering) ke dalam tiga tahap, yakni:

a) Tahap Placement: tahap dimana menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktivitas
kriminal, misalnya dengan mendepositkan uang kotor tersebut ke dalam sistem
keuangan. Sejumlah uang yang ditempatkan dalam suatu bank, akan kemudian uang
tersebut akan masuk ke dalam sistem keuangan negara yang bersangkutan. Jadi
misalnaya melalui penyelundupan, ada penempatan dari uang tunai dari suatu negara
ke negara lain, menggabungkan antara uang tunai yang bersifat ilegal itu dengan uang
diperoleh secara legal. Variasi lain dengan menempatkan uang giral ke dalam deposito
bank, ke dalam saham, mengkonversi dan mentransfer ke dalam valuta asing.

b) Tahap Layering: yang dimaksud dengan tahap layering ialah tahap dengan cara
pelapisan. Berbagai cara dapat dilakukan melalui tahap ini yang tujuannya
menghilangkan jejak, baik ciri-ciri aslinya ataupun asal-usul dari uang tersebut.
Misalnya melakukan transfer dana dari beberapa rekening ke lokasi lainnya atau dari
satu negara ke negara lain dan dapat dilakukan berkali-kali, memecah-mecah jumlah
dananya di bank dengan maksud mengaburkan asal usulnya, mentransfer dalam
bentuk valuta asing, membeli saham, melakukan transaksi derivatif, dan lain-lain.
Seringkali kali pula terjadi bahwa si penyimpan dana itu sudah merupakan lapis-lapis
yang jauh, karena sudah diupayakan berkali-kali simpan menyimpan sebelumnya. Bisa
juga cara ini dilakukan misalnya si pemilik uang kotor meminta kredit di bank dan
dengan uang kotornya dipakai untuk membiayai suatu kegiatan usaha secara legal.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Dengan melakukan cara seperti ini, maka kelihatan bahwa kegiatan usahanya yang
secara legal tersebut tidak merupakan hasil dari uang kotor itu melainkan dari
perolehan kredit bank tadi.

c) Tahap Integration: merupakan tahap menyatukan kembali uang-uang kotor tersebut


setelah melalui tahap-tahap placement atau layering di atas, yang untuk selanjutnya
uang tersebut dipergunakan dalam berbagai kegiatan-kegiatan legal. Dengan cara ini
akan tampak bahwa aktivitas yang dilakukan sekarang tidak berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan ilegal sebelumnya, dan dalam tahap inilah kemudian uang kotor itu
telah tercuci. (sumber,http://72legalogic.wordpress.com).

Dari penjelasan di atas, dapt disimpulkan bahwa tujuan pelaku melakukan pencucian
uang adalah untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil dari predicate offence
agar tidak terlacak untuk selanjutnya dapat digunakan. Jadi bukan untuk tujuan
menyembunyikan saja tapi mengubah performance atau asal usulnya hasil kejahatan
untuk tujuan selanjutnya dan menghilangkan hubungan langsung dengan kejahatan
asalnya. Dengan demikian jelas bahwa dalam berbagai kejahatan di bidang keuangan
(interprise crimes) hampir pasti akan dilakukan pencucian uang untuk
menyembunyikan hasil kejahatan itu agar terhindar dari tuntutan hukum.

Anda mungkin juga menyukai