Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : HENDRA SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031084468

Tanggal Lahir : 21 Mei 1980

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM 4311/ Hukum Pidana Ekonomi

Kode/Nama Program Studi : FHISIP/ Ilmu Hukum S.1

Kode/Nama UPBJJ : 013/ Batam

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/ 25 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : HENDRA SAPUTRA


NIM : 031084468
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4311/Hukum Pidana Ekonomi
Fakultas : FHISIP/Ilmu Hukum S.1
Program Studi : FHISIP
UPBJJ-UT : 013/ Batam

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Batam, 25 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Hendra Saputra
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.
A. Kejahatan ekonomi (economic crimes) secara umum dirumuskan sebagai kejahatan
yang dilakukan karena atau untuk motif-motif ekonomi (crime undertaken for
economic motives).
Kejahatan ekonomi bisa dilihat secara sempit maupun dalam arti luas.
Tindak pidana di bidang ekonomi dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai semua
tindak pidana di luar Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun 1955 yang bercorak atau
bermotif ekonomi atau yang dapat mempunyai pengaruh negatif terhadap kegiatan
perekonomian dan keuangan Negara yang sehat.
Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau menyamarkan asal
usul Harta Kekayaan yang merupakan hasil dari tindak pidana dengan berbagai cara agar
Harta Kekayaan hasil tindak pidananya susah ditelusuri oleh aparat penegak hukum
sehingga dengan leluasa memanfaatkan Harta Kekayaan tersebut baik untuk kegiatan
yang sah maupun tidak sah.
Sedangkan dalam Hukum Indonesia, tindak pidana pencurian diatur dalam Bab XXII Pasal
362-367 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pencurian merupakan salah satu
jenis kejahatan yang sudah merajalela dikalangan masyarakat.
Pasal 362: Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda
paling banyak enam puluh rupiah.
Menurut analisi saya pencurian merupakan tindak pidana dibidang ekonomi dan bukan
tindak pindana ekonomi karena pencurian tidak termasuk dalam ruang lingkup tindak
pidana ekonomi yaitu :
Ruang lingkup kejahatan ekonomi meliputi bidang yang sangat luas. Seperti kejahatan di
bidang perbankan, money laundering, kejahatan komputer, kejahatan korporasi, dan lain-
lain. Dalam kejahatan ekonomi seringkali terdapat batas yang sempit antara legalitas,
illegalitas dan kriminalitas (mala prohibita) dan bukan “mala in se”. Memiliki karakteristik
khusus karena tergantung pada sistem ekonomi dan tingkat pembangunan suatu
masyarakat. Pengaturan hukum pidana dalam kejahatan ekonomi harus memperhatikan
berbagai kepentingan, jangan sampai menjadi over criminalization yang justru kontra
produktif.
B. Kejahatan ekonomi (economic crimes) secara umum dirumuskan sebagai kejahatan
yang dilakukan karena atau untuk motif-motif ekonomi (crime undertaken for
economic motives). Kejahatan ekonomi bisa dilihat secara sempit maupun dalam
arti luas.
Tindak pidana di bidang ekonomi dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai semua
tindak pidana di luar Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun 1955 yang bercorak atau
bermotif ekonomi atau yang dapat mempunyai pengaruh negatif terhadap kegiatan
perekonomian dan keuangan Negara yang sehat.

2.
1. Yang dianggap sebagai tindak pidana lingkungan hidup adalah (1) pencemaran
lingkungan hidup, (2) perusakan lingkungan hidup, dan (3) perbuatan lain yang melanggar
ketentuan perundang- undangan yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan lain yang dimaksud dalam tindak pidana ini adalah
meliputi peraturan perundang-undangan mengenai lingkungan hidup yang ada sebelum
kemerdekaan (yang masih berlaku berdasarkan Pasal II aturan peralihan UUD 1945), dan
peraturan yang ada setelah kemerdekaan.
Mencabut UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
mencabut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3699) dan dinyatakan tidak berlaku
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup mengatur tentang tindak pidana dalam Pasal 97 sampai dengan Pasal
120. Disamping undang-undang ini, ada pula perundang-undangan pidana lingkungan
yang diatur dalam undang- undang sektoral, yaitu antara lain; Undang-Undang Nomor 5
tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor 11 tahun 1962 tentang
Hygiene Untuk Usaha-Usaha Bagi Umum, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1967 tentang
Pokok Kehutanan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Ekslusif
Indonesia (ZEEI), Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (disebut Undang-
Undang Konservasi Hayati), Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Perda Provinsi dan
Kabupaten Kota yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Upaya penegakan hukum pidana lingkungan dalam menanggulangi kerugian negara,
harus juga meliputi penegakan hukum dalam arti luas. Tentunya hal ini membawa
konsekuensi, bahwa upaya peningkatan kualitas pembangunan dan penegakan hukum
tidak semata-mata menjadi tanggung jawab para aparat penegak hukum dan lembaga
pengadilan, tetapi juga seyogyanya menjadi pusat perhatian dan tanggung jawab semua
aparat dan pemegang peran di seluruh bidang kehidupan (pemerintahan, politik, ekonomi,
perdagangan, perbankan, pertahanan- keamanan dan sebagainya) termasuk masyarakat.
Tindak pidana lingkungan tidak hanya menyebabkan Kerugian secara materi (ekonomi)
disamping itu juga dapat bersifat ancaman kerusakan yang potensial terhadap lingkungan
hidup ataupun kesehatan umum.

3. Pada tanggal 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukan kegiatan usaha
(BKU) PT Bank Global Tbk. Sekitar 8.000 nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang
terpaksa kerepotan mengurus dananya. Bukan hanya itu, ratusan investor publik
pemegang saham juga menjadi tak jelas investasinya. Belum lagi bank dan pihak
lain yang memiliki tagihan. Nasib ratusan karyawan pun menjadi tak menentu di
tengah sulitnya lapangan kerja.
Adapun empat alasan pemerintah menutup Bank Global adalah karena:
a. Memburuknya kondisi keuangan Bank Global.
b. Bank Global tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank
tersebut masuk
c. pengawasan khusus (special surveillance unit) pada 27 Oktober hingga 13
Desember 2004.
d. Direksi Bank Global tidak menunjukkan itikad baik untuk patuh pada aturan.
Bahkan, dalam pengawasan BI dan kepolisian terlihat adanya upaya secara sengaja
dari pihak bank tersebut
e. untuk memusnahkan dan menghilangkan barang bukti.
f. Direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu diduga telah
melakukan
g. tindak pidana perbankan dengan merusak dan menghilangkan dokumen-dokumen
penting bank.
Beberapa hal yang patut dicermati dalam kasus ini adalah:
1. Sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global transparan dan menerapkan
dengan seksama asas good corporate governance.
2. Kehancuran Bank Global diduga disebabkan oleh sebuah kolusi antara pengelola
Bank Global dengan Prudence Asset Management (PAM).
3. Kasus Bank Global merupakan kasus yang mencoreng citra perbankan sekaligus
reksadana sebuah instrumen pasar modal yang mengalami pertumbuhan pesat
selama dua tahun terakhir.

*Dikutip Penulis Soal dari Berbagai Sumber


Pertanyaan:
1) Dalam Kasus diatas Bank Global telah melanggar prinsip transparansi atau
keterbukaan (Misrepresentation atau Misinformmation), termasuk kedalam Tindak
Pidana Perbankan atau Pasar Modalkah Kasus Bank Global diatas? Berikan analisa
saudara dan tentukan nama tindak pidananya!
2) Pada kasus diatas, siapakah yang berwewenang mengawasi pelanggaran terhadap
prinsip keterbukaan di Pasar Modal? Tentukan lalu berikan penjelasan disertai
dasar hukum yang sesuai!
3) Menurut Yulfasmi ada beberapa Teori yang dikenal dalam perdagangan efek di
pasar modal yaitu misappropriation theory, disclose and abstain theory dan
fiduciary duty theory. Dalam kasus diatas direktur Bank Global, pejabat eksekutif
dan karyawan telah melanggar prinsip keterbukaan. Teori apakah yang dilanggar
dalam tindak pidana diatas? Tentukan serta berikan analisis yang sesuai!

4. Gayus Tambunan dinilai melanggar kode etik kepegawaian Kementerian Keuangan


karena menerima uang dari wajib pajak. Gayus pun akan menghadapi sanksi
terberat dari Kemenkeu berupa pemecatan tanpa pesangon, plus tidak akan bisa
menjadi PNS di instansi manapun. Seorang PNS yang dipecat tidak akan
mendapatkan hak-hak apapun.
Gayus Tambunan dinilai melanggar kode etik kepegawaian Kementerian Keuangan
karena menerima uang dari wajib pajak. Gayus pun akan menghadapi sanksi terberat dari
Kemenkeu berupa pemecatan tanpa pesangon, plus tidak akan bisa menjadi PNS di
instansi manapun. Selain menerima suap dari wajib pajak dalam kasus banding pajak,
Gayus juga terlibat kasus makelar kasus hingga Rp 28 miliar (berdasarkan data PPATK).
Pihak Itjen Kemenkeu telah melayangkan panggilan hingga 2 kali kepada Gayus namun
tidak pernah ditanggapi oleh yang bersangkutan.
Perbuatan perbuatan Pidana yang dilakukan Gayus adalah:
1. Mengenai perbuatan mengurangi keberatan pajak PT. Surya Alam Tunggal dengan
total Rp 570.952.000 ,-
2. Gayus terbukti menerima suap sebesar Rp 925.000.000 ,- dari Roberto Santonius,
konsultan pajak terkait dengan kepengurusan gugatan keberatan pajak PT.
Metropolitan Retailmart.
3. Pencucian uang terkait dengan penyimpanan uang yang disimpan di safe deposit
box Bank Mandiri cabang Kelapa Gading serta beberapa rekening lainnya.
4. Gayus menyuap sejumlah petugas Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok,
serta kepala Rutan Iwan Susanto yang jumlahnya sebesar Rp 1.500.000 ,- hingga Rp
4.000.000 ,-.
5. Gayus memberikan keterangan palsu kepada Penyidik perihal uang sebesar Rp
24.600.000.000 didalam rekening tabungannya. Potensi kerugian yang ditanggung
oleh Negara
6. Korupsi yang dilakukan oleh Gayus Tambunan mengakibatkan negara harus
menanggung kerugian sebesar Rp 645,99 Milyar dan US $ 21,1 juta dan dua wajib
pahak yang terkait dengan sunset policy dengan potensi kerugian sebesar Rp 339
Milyar.
Dikutip penulis soal dari berbagai sumber
Pertanyaannya :
1. Sanksi apa saja yang bisa diterapkan pada Gayus Tambunan, baik dalam
kapasitasnya sebagai pegawai pajak, maupun dalam kapasitasnya sebagai pelaku
tindak pidana? Analisis dan tentukan minimal 3 sanksi serta sebutkan dasar
hukumnya!
2. Berdasarkan keterangan pada naskah soal, tindak pidana ekonomi apakah dan
dasar hukum apakah yang dapat diterapkan pada Gayus Tambunan? Berikan
analisis saudara secara lengkap!
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai