Anda di halaman 1dari 18

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : BONUS YUDISTIRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :044202692

Tanggal Lahir : 31/12/2002

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210 HUKUM LINGKUNGAN

Kode/Nama Program Studi : ILMU HUKUM S1

Kode/Nama UPBJJ :UT SURAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : 21-21-2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : BONUS YUDISTIRA


NIM : 044202692
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210 HUKUM LINGKUNGAN
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU HUKUM S1
UPBJJ-UT : SURAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
SURAKARTA,21-12-2021
BONUS YUDISTIRA
1. A dijabarkan 3 tiang utama dalam pembangunan
berkelanjutan yang meliputi bidang sosial,

ekonomi, dan lingkungan, dimana ketiganya memiliki


hubungan yang saling bergantung dan menguatkan. Mungkin
bagi sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan
erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari
jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang tanpa
menghabiskan modal alam. Namun bagi sebagian orang
lainnya, konsep “pertumbuhan ekonomi” itu sendiri
bermasalah karena sumber daya bumi yang semakin
terbatas dari hari ke hari.
B. Syarat pembangunan berkelanjutan diantaranya sebagai
berikut :

1. Menempatkan kegiatan serta proyek pembangunan


pada wilayah dan juga perwilayahan yang benar dengan
secara ekologis.
2. Pemanfaatan sumber daya terbarukan yang tidak boleh
melebihi kapasitas yang diberikan.
3. Pembuangan beragam limbah industri serta rumah
tangga yang dapat/bisa menyebabkan pencemaran
lingkungan.
4. Perubahan ekologis yang terjadi di dalam, sangatlah
tidak diperbolehkan untuk melebihi kapasitas dari
serangkaian daya dukung terhadap lingkungan.

2. A. RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat


potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu
tertentu. RPPLH disusun oleh pemerintah di tingkat
nasional, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota. Untuk menyusun RPPLH sesuai
dengan UU No. 32/2009 disyaratkan ada instumen
KLHS dan analisis dampak lingkungan hidup (Amdal).
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. Sedangkan Amdal adalah kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

B. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu


usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan [2]. KLHS
mulai diwajibkan salah satunya untuk merespon kebutuhan
analisis lingkungan yang lebih global dan mempertimbangkan
efek kumulatif dalam penyusunan KRP. Partidário (1999)
merumuskan kekurangan AMDAL, sebagai instrumen
pengkajian lingkungan, antara lain [3]:

1. Waktu pengambilan keputusan. AMDAL


berlangsung pada tahap yang dapat dikatakan sudah
terlambat untuk mempertimbangkan dampak
kebijakan dan merencanakan keputusan. AMDAL
terjadi tanpa adanya penilaian dampak sistematis
yang hasilnya dapat mempengaruhi perencanaan dan
desain proyek/kegiatan.

2. Sifat keputusan. AMDAL merupakan instrumen


yang bersifat lebih teknis. Sementara itu, dalam
pembangunan nasional diperlukan alat penilaian
dampak yang pada dasarnya dapat diadaptasi untuk
tingkat pengambilan keputusan yang lebih strategis
dan bertahap.
3. Tingkat informasi. Pada tingkat kebijakan dan
perencanaan seringkali ada keterbatasan dalam
ketersediaan informasi. AMDAL membutuhkan
tingkat informasi dan kepastian yang lebih mendetail,
sehingga seringkali menyulitkan pemerintah daerah
dalam melaksanakan analisis dan implementasinya.

3 . A Dengan demikian, berdasarkan sistem KUHAP,


PPNS tidak berwenang menyerahkan berkas hasil
penyidikan secara langsung kepada penuntut umum,
tetapi harus melewati Polri. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup telah mengubah ketentuan yang
selama ini memberikan kewenangan kepada Polri
sebagai institusi satu-satunya yang dapat menyerahkan
berkas hasil penyidikan kepada penuntut umum
sebagaimana dinyatakan dalam Pasa l8 ayat (2) KUHAP.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup telah menimbulkan perubahan.
B. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH) menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2)
adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian,

4. A. mudahnya kepala daerah memberikan izin konsesi hutan


untuk tambang dan perkebunan. Sehingga terjadi laju deforestasi
atau alih fungsi hutan mencapai 1,1 juta hektar per tahun.
B. Ekologi adalah bagian dari Biologi yang mempelajari hubungan
makhluk hidup satu sama lain dan dengan lingkungan tempat
mereka hidup. Oleh karena itu, ilmu ekologi ini berkaitan dengan
semua faktor yang mempengaruhi suatu organisme, baik itu kimia,
fisik atau biologis. Seperti namanya, Ekologi mempelajari “rumah”
dari setiap organisme.

Pada saat Indonesia dilanda ketidakpastian besar dalam bidang


ekonomi, politik dan ekologi, otonomi daerah menjadi salah satu
persoalan besar yang membayangi masa depan negeri ini.
Otonomi daerah merupakan masalah yang cukup rumit mengingat
ia bukan semata-mata sekedar pengalihan kekuasaan dari Jakarta
ke tingkat daerah. Ia juga menyinggung masalah perkembangan
demokrasi pada tingkat lokal dan melibatkan perubahan-
perubahan besar dalam cara perekonomian Indonesia yang
dihantam krisis ditangani. Persoalan otonomi daerah juga
memunculkan persoalan mendasar tentang arah masa depan dan
bentuk Indonesia sebagai negara demokratis.
Krisis keuangan yang mengawali kejatuhan Suharto telah berlarut-
larut, meskipun -atau barangkali-sudah ada intervensi yang
dipimpin oleh IMF. Perekonomian tetap berjalan seperti semula
dan beban hutang nasional Indonesia yang besar dimunculkan ke
permukaan. Dalam waktu kurang sepuluh bulan sejak berkuasa,
pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid yang dipilih secara
demokratis sekarang ini dipandang sebagai pemerintahan yang
lemah dan terpecah-pecah dalam upaya reformasi yang tidak
merata. Konflik berdarah di Maluku terus berlanjut yang
menyebabkan tewasnya ratusan jiwa. Aceh dan Papua semakin
keras menuntut kemerdekaannya. Krisis ekologis semakin
mendalam karena penebangan legal dan ilegal telah mencabik-
cabik wilayah hutan yang luas dan menyebabkan kebakaran hutan
terhadap bagian yang tersisa. Kaum miskin di Indonesia - yang
dipinggirkan selama tiga dekade kekuasaan Suharto - semakin
dimiskinkan oleh kejatuhan ekonomi dan kehancuran sumber daya
alam mereka yang semakin dipercepat.
BUKU JAWABAN
UJIAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai