Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Manado , 26/06/2022
c. Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 15 ayat (1), Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) telah menerbitkan Rencana Strategis (Renstra) BPKP sesuai dengan
Peraturan BPKP Nomor 2 Tahun 2020 tanggal 28 Mei 2020. Renstra tersebut memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
BPKP yang disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Teknis penyusunan Renstra ini berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Bappenas
Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
Tahun 2020 – 2024. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara menyusun Renstra Perwakilan sebagai
media untuk menyajikan penjelasan sasaran kegiatan perwakilan, tantangan yang dihadapi, dan
strategi yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu, Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga dapat digunakan sebagai dasar dan panduan
pelaksanaan pengawasan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara.
3. Jawab :
a. Terdapat 3 metode pendekatan pada penyusunan peraturan zonasi yaitu metode
pendekatan deduksi, metode pendekatan induksi, dan campuran antara deduksi dan
induksi.
1.Metode Pendekatan Deduksi
Metode pendekatan deduktif ini dilakukan dengan mempertimbangkan teori, kasus, dan preseden
peraturan zonasi yang telah digunakan kotakota di luar negeri ataupun dalam negeri. peraturan
zonasi dengan menggunakan metode deduktif ini cukup cepat dihasilkan, namun hasilnya tidak
selalu cocok dengan dengan kebutuhan pengendalian di suatu daerah karena terdapatnya
perbedaan karakteristik dan persoalan pada suatu daerah dengan daerah yang menjadi rujukannya
2.Metode Pendekatan Induksi
Metode pendekatan induksi ini dilakukan dengan didasarkan pada kajian menyeluruh, rinci,
sistematik terhadap karakterisitik penggunaan lahan dan persoalan pengendalian pemanfaaatan
ruang yang dihadapi oleh suatu daerah. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pendekatan ini
memerlukan waktu, biaya, dan tenaga yang besar.
3. Metode Pendekatan Campuran (Deduksi-Induksi)
Metode ini menggunakan pendekatan dengan memanfaatkan hasil kajian oeh pendekatan deduksi
yang dikoreksi dan divalidasi dengan dengan kondisi dan persoalan empirik yang yang ada pada
daerah yang kan disusun peraturan zonasinya. Metode ini mengurangi waktu, tenaga, dan biaya
yang dibutuhkan dibandingkan pendekatan induksi.
b. Dari ketiga metode yang diuraikan diatas, metode terbaik dan paling cocok diterapkan
pada penyusunan peraturan zonasi di daerah-daerah di Indonesia adalah metode pendekatan
campuran (deduksi-induksi). Hal ini disebabkan karena kelebihan dalam ketersediaan informasi
serta keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan pada pendekatan induksi.
c. Menurut PP no. 38 Tahun 2007, aktor pemberi dan pembuat izin (pemegang wewenang)
adalah pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/ kota. Perizinan dalam pembangunan suatu
kawasan dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Izin kegiatan atau sektor
2.Izin pertanahan
3. Izin perencanaan dan bangunan
4.Izin lingkungan
Untuk mengetahui secara lebih jelas untuk setiap jenis izin akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Izin kegiatan atau sektor
Izin kegiatan atau sektor adalah persetujuan pengembangan kegiatan aktivitas sarana prasarana
yang menyatakan bahwa aktivitas budidaya yang akan mendominasi kawasan apakah memang
sesuai atau masih dibutuhkan. Pada dasarnya dikeluarkan dua tingkatan izin kegiatan sektor, yaitu
:
a.Izin Prinsip
adalah persetujuan pendahuluan yang dipakai sebagai kelengkapan persyaratan teknis
permohonan izin lokasi.
b. Izin Tetap
adalah persetujuan akhir setelah izin lokasi diperoleh. Izin lokasi menjadi persyaratan, mengingat
sebelum memberikan persetujuan final tentang pengembangan kegiatan budidaya, lokasi kawasan
yang dimohon bagi pengembangan aktivitas tersebut telah sesuai.
2. Izin Pertanahan
Izin pertanahan merupakan persetujuan penggunaan tanah yang diawali dengan izin lokasi dan
dilanjutkan dengan penertiban sertifikasi hak atas tanah. Izin ini meliputi:
a.Izin lokasi
merupakan persetujuan lokasi bagi pengembangan aktivitas atau sarana prasarana yang
menyatakan kawasan yang dimohon pihak pelaksana pembangunan atau pemohon, sesuai untuk
dimanfaatkan bagi aktivitas dominan yang telah memperoleh izin prinsip. Acuan yang sering
digunakan dalam penertiban izin lokasi adalah :
dilihat dari RTRW ruang eksisting
Bagi lokasi di kawasan tertentu, suatu kajian khusus mengenai dampak lingkungan pengembangan
aktifitas budidaya dominan terhadap kualitas ruang yang ada, hendaknya menjadi pertimbangan
dini.
Persyaratan tambahan :
Surat persetujuan prinsip dan surat pernyataan kesanggupan memberi ganti rugi atau penyediaan
tempat penampungan bagi pemilik yang berhak atas tanah yang dimohon.
b.Hak Atas Tanah
Walaupun sebenarnya bukan merupakan perizinan namun dapat dianggap sebagai persetujuan
kepada pihak pelaksana pembangunan untuk mengembangkan kegiatan budidaya di atas lahan
yang telah diperoleh.
3. Izin perencanaan dan bangunan Izin perencanaan dan bangunan meliputi sebagai berikut:
a. Izin perencanaan
merupakan izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan setelah izin lokasi menyatakan kesesuaian lokasi bagi
pengembangan budidaya dominan. Izin perencanaan menyatakan persetujuan terhadap aktifitas budi daya
rinci yang akan dikembangkan dalam kawasan.
b.Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
merupakan izin bagi setiap aktifitas budidaya rinci yang bersifat hiasan atau bangunan jika akan dibangun.
Perhatian utama diarahkan pada kelayakan struktur bangunan melalui penelaahan
rancangan rekayasa bangunan; rencana tapak di setiap blok.
4.Izin Lingkungan
Izin lingkungan merupakan persetujuan yang menyatakan aktivitas budidaya rinci yang terdapat dalam
kawasan yang dimohon 'layak' dari segi lingkungan hidup. Izin ini meliputi:
a.Izin Hinderordonantie
Izin Hinderordonantie biasanya disebut undang-undang gangguan, terutama untuk kegiatan usaha yang tidak
memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup (bukan objek Amdal).
b.RKL dan RPL
Persetujuan rencana pengelolaan lingkungan atau RKL dan rencana pemanfaatan lingkungan atau RPL untuk
kawasan yang sifat kegiatan budidaya rinci yang berada dalamnya secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama berdampak terhadap lingkungan hidup.