Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME


EXAM (THE) SEMESTER
2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : MESSY MEYRIANA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041544738

Tanggal Lahir : 21 Mei 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4534 / Manaj. Logistik Organisasi Publik

Kode/Nama Program Studi : 71/ Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 13 (19038) / Batam (Pokja Siantan)

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 18 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MESSY MEYRIANA


NIM : 041544738
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4534 / Manaj. Logistik Organisasi Publik
Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP)
Program Studi : 71/Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : Batam (Pokja Siantan)

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Tarempa, 18 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

TERBUKA

1. JAWABAN 1.A
Berkaitan dengan hal tersebut, demi bangsa dan negara dalam rangka
pengelolaan HKN, manajemen aset memiliki kedudukan yang strategis. Oleh
karena itu, masalah aset perlu pengaturan lebih lanjut, misalnya dalam bentuk
undang-undang HKN, badan manajemen aset negara (BMAN), dan peraturan
pemerintah untuk penilai aset. Dengan regulasi yang jelas, diharapkan
pemerintah tetap dapat mempertahankan konsep Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) karena dalam pelaksanaan otonomi daerah, risiko
disintegrasi sangat besar akibat dari kurang adilnya manfaat atas pengelolaan
HKN antara pemerintah pusat dan daerah.
Oleh karena itu, dengan mempelajari modul ini, Anda diharapkan
mampu membedakan manajemen aset, manajemen logistik, dan manajemen
rantai pasokan. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda
diharapkan mampu menjelaskan
1. manajemen aset,
2. manajemen logistik,
3. manajemen rantai pasokan

JAWABAN 1.B
Sangat penting dikarenakan Pengaturan tersebut dibutuhkan, karena ada kecenderungan dewasa ini
aset milik negara yang dikuasai dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa dasar hukum
dan prosedur yang jelas. Ketiadaan pengaturan mengenai tanah dan/atau bangunan milik negara
memudahkan pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab menguasai bahkan
memindahtangankan aset negara menjadi milik pribadi seperti yang tertulis pada Peraturan
Pemerintag no 6 tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang mengatur,
pengelolaan aset negara berada pada penguasaan Menteri Keuangan selaku bendahara umum
negara, sedangkan pimpinan kementerian/lembaga negara merupakan pengguna barang milik
negara, dan pejabat satuan kerja sebagai kuasa pengguna barang milik negara.

JAWABAN 2.A
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh pemerintah
dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004
sampai 2014, SAP menggunakan cash toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP
berbasis kas menuju akrual ini adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
berbasis kas, serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015,
Indonesia sudah mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis) dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Transaksi dicatat menggunakan accrual basis
2. Asset diukur menggunakan historical cost
3. Depresiasi untuk asset tetap
4. Accrual basis pada pendapatan dan beban
5. Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran
6. Full disclosure

JAWABAN 2.B
Seharusnya pemerintah dalam menjaga aset tetap BMN memperhatikan aspek pengamanan
Barang Milik Negara paling tidak terdiri dari tiga bagian yaitu:
1.   Aspek Administratif.
Pengamanan aspek ini yaitu menatausahakan BMN dalam rangka mengamankan BMN dari
segi administrasinya. Disini letak pentingnya dokumen administrasi yaitu dokumen yang
diterbitkan pihak yang berwenang yang berkaitan dengan keberadaan BMN seperti sertifikat
tanah, akta jual beli, keputusan panitia pengadaan tanah, perjanjian sewa menyewa, perjanjian
pinjam pakai, izin mendirikan bangunan, Berita Acara Serah Terima, STNK, BPKB dan
dokumen lainnya. Pengamanan secara administratif meliputi:
a.   Pembukuan
Kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam daftar barang yang ada pada Pengguna
Barang/Pengelola Barang. Dalam pembukuan dilakukan pencatatan secara tertib terkait
transaksi perolehan, transaksi perubahan maupun transaksi penghapusan yang kesemuanya
berdasarkan dokumen sumber yang jelas. Selain melakukan pencatatan juga mengarsipkan
seluruh dokumen yang ada baik dokumen sumber, dokumen kepemilikan maupun dokumen
pendukung lainnya.
b.   Inventarisasi
Kegiatan pendataan, pencatatan pada kertas kerja, dan pelaporan hasil pendataan BMN.
Kegiatan inventarisasi ini tercakup di dalamnya Saldo Awal (saldo akhir periode lalu, koreksi
saldo), Perolehan BMN (hibah, pembelian, penyelesaian pembangunan, pelaksanaan perjanjian
kontrak, pembatalan penghapusan, rampasan, reklasifikasi masuk, transfer masuk), Perubahan
BMN (pengurangan, pengembangan, perubahan kondisi, revaluasi), Penghapusan BMN
(penghapusan, transfer keluar, hibah, reklasifikasi keluar).
c.   Pelaporan
Kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan
BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Pelaporan bisa dilakukan secara periodik
maupun non periodik. Pelaporan harus dilakukan dengan benar sesuai kondisi yang nyata di
lapangan. 
2.   Aspek Fisik
Dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang, dan
hilangnya barang. Terkait tanah misalnya masih ada tanah BMN yang diibiarkan begitu saja
sehingga terlihat seperti tanah terlantar. Ini sangat riskan sekali karena bisa dimanfaatkan pihak
yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan atau mendirikan bangunan tanpa seizin atau
sepengetahuan pengguna barang. Untuk pengamanan secara fisik terhadap obyek tanah dapat
dilakukan dengan membangun tanda batas berupa pagar dan juga memasang papan tanda
kepemilikan yang ditulis secara jelas jenis hak atas tanah dan pengguna serta ditambahkan
tulisan Dilarang Masuk atau Memanfaatkan Tanah dengan ancaman pasal 167 (ayat 1) KUHP,
pasal 389 KUHP dan pasal 551 KUHP. Begitu pula dengan pengamanan bangunan, selain
membangun tanda batas dan papan tanda kepemilikan juga dilakukan pemasangan CCTV untuk
kantor, penyediaan alat pemadam kebakaran yg memadai, tenaga satpam dan metal detector.
Selanjutnya, untuk kendaraan, perangkat keamanan kendaraan tidak hanya satu jenis antara lain
alarm dan kunci pengaman yang lain dipastikan ada dan berfungsi dengan baik. Kemudian
penyimpanan kendaraan dilakukan di lingkungan kantor apabila disimpan ditempat lain
pemakai kendaraan harus bertanggungjawab terhadap keamanannya.
3.   Aspek Hukum
Pengamanan dari aspek hukum dilakukan agar BMN terjaga/terlindungi dari potensi masalah
hukum seperti sengketa, gugatan, atau beralih kepemilikan kepada pihak lain secara tidak sah.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif dengan melengkapi bukti kepemilikan BMN
misalnya sertifikat Hak Pakai untuk tanah, IMB untuk bangunan, STNK dan/atau BPKB untuk
kendaraan. Selain itu upaya hukum melalui Tuntutan Ganti Rugi maupun upaya hukum lain
melalui litigasi maupun non litigasi dapat ditempuh misalnya terhadap tanah dan atau bangunan
yang disengketakan atau diambil alih pihak lain. Terkait pengamanan BMN dari aspek hukum,
pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan kegiatan sertifikasi BMN berupa tanah
dimana hal ini dilakukan terhadap obyek tanah BMN yang memiliki bukti kepemilikan/alas hak
berupa akta jual beli, Letter C, akta hibah, surat pelepasan hak atau dokumen lain yang setara
yang kemudian diterbitkan Sertifikat Hak Pakai atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q.
Kementerian/Lembaga. Sementara untuk tanah yang tidak memiliki bukti kepemilikan di atas
harus diupayakan untuk memperoleh dokumen awal guna pengurusan bukti kepemilikan seperti
riwayat tanah, melalui koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah, Camat atau pihak terkait
lainnya. 

JAWABAN 3.A

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173 tahun 2020, mengenal 3 macam pendekatan dalam
penilaian Properti. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pasal 41 PMK 173/2020. Pendekatan
penilaian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.    Pendekatan pasar;
2.    Pendekatan biaya; dan/atau
3.    Pendekatan pendapatan.
Dalam tata cara pelaksanaan penilaian, setelah Penilai atau Tim Penilai melakukan
Identifikasi atas permohonan atau penugasan Penilaian, menentukan tujuan penilaian, malukukan
pengumpulan data dan informasi, dan melakukan analisis data dan informasi maka selanjutnya
penilai akan menetukan pendekatan penilaian yang akan digunakan pada saat penilaian. Penilai
atau Tim penilai akan memilih salah satu dari ketiga pendekatan yang sesuai dengan objek
penilaian yang akan dinilai. Tahap ini sangat penting karena masing-masing pendekatan memiliki
karakteristiknya masing-masing. Jika Penilai atau tim penilai tidak memilih pendekatan yang
tepat, maka dapat berdampak pada nilai wajar yang dihasilkan pada saat perhitungan pada kertas
kerja penilaian. Oleh karena itu, baik Penilai perorangan maupun Tim penilai harus betul-betul
memahami pendekatan penilaian sebelum melakukan kegiatan penilaian.
Pada permasalahan tersebut penilai perlu melakukan pendekatan harga pasar (market
approach). Pendekatan harga pasar adalah proses penentuan nilai wajar aset berdasarkan harga jual
aset yang serupa dengan objek penilaian. Pendekatan ini mengharuskan Penilai atau tim penilai
untuk melakukan survei lapangan dengan tujuan mencari aset yang serupa/objek pembanding
dengan objek penilaian. Persyaratan fundamental yang harus diperhatikan dalam mencari objek
pembanding adalah harus “sejenis” dan “sebanding”.
Makna “sejenis” di sini adalah objek pembanding yang digunakan berada pada segmen pasar
yang sama dengan objek penilaian atau objek pembanding memiliki potensial pembeli yang sama
dengan objek penilaian. Sedangkan makna “sebanding” adalah objek pembanding memiliki
karakteristik dan spesifikasi yang sama dengan objek penilaian, baik secara fisik maupun nonfisik.
Objek pembanding yang dimasukkan minimal berjumlah dua objek, tapi akan jauh lebih
baik lebih dari dua. Namun demikian jumlah pembanding yang berjumlah banyak belum tentu
juga menggambarkan objek pembanding yang sejenis dan sebanding. Oleh karena itu, pembatasan
terhadap jumlah pembanding juga diperlukan. DJKN mensyaratkan jumlah pembanding paling
sedikit 2 dan yang paling optimal adalah 3 pembanding. Lebih dari 3 (tiga) diperbolehkan asalkan
benar-benar sejenis dan sebanding.  
Pada kasus tertentu, objek pembanding yang ditemukan biasanya tak memenuhi persyaratan
sejenis dan sebanding. Dikarenakan objek yang dijadikan data pembanding tak sama persis, hanya
sejenis dan sebanding dengan objek penilaian, maka perlu dilakukan beberapa penyesuaian.
Penyesuaian dilakukan apabila ada beberapa karakteristik atau item dalam objek penilaian yang
berbeda dengan objek pembanding. Dalam melakukan penyesuaian, tim penilai harus menetapkan
besaran penyesuaian untuk masing-masing objek. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan
persentase atau dengan teknik perhitungan lain yang bisa menjelaskan atas hal-hal yang
disesuaikan tersebut. Yang perlu diperhatikan, setiap perbedaan yang mengharuskan adanya
penyesuaian, besarnya penyesuaian tersebut hanya akan mengubah nilai objek pembanding, bukan
pada objek penilaian.

· Kelebihan
1. Nilai objek pembanding sangat menggambarkan ekonomi pasar/transaksi di pasar.
2. Lebih mudah dipahami dan lebih sederhana.
3. Katersediaan data pembanding untuk property-properti tertentu sangat mudah didapatkan
seperti rumah type 36, 45, tanah kosong, dan sebagainya

Berikut adalah contoh format untuk menghitung nilai wajar tanah menggunakan pendekatan data
pasar.
Objek
Objek
Objek Pembandin Objek
Pembanding
Pembanding I g Penilaian
III
II
Foto Objek
Alamat
Koordinasi Geografis
Sumber Informasi
Luas Tanah
Harga Tanah
Harga Tanah / m2 (Rp)
PENYESUAIAN 1 (PENYESUAIAN TRANSAKSI)
Jenis Transaksi        
Waktu Transaksi        
Hak/Dokumen
       
Kepemilikan
Jumlah Penyesuaian 1        
Indikasi Nilai Tanah
       
1/m2
PENYESUAIAN 2 (PENYESUAIAN PROPERTI)
Lokasi        
Luas Tanah (m2)        
Bentuk Tanah        
Jenis Tanah        
Kontur        
Elevasi dari permukaan
       
jalan
Peruntukan/
       
Pemanfaatan sekitar
Aksesibilitas        
Dst        
Jumlah Penyesuaian 2        
Indikasi Nilai Tanah
       
1/m2
Pembobotan        
Nilai Wajar Setelah
       
Pembobotan
Nilai Wajar Per m2  
Total Nilai Wajar  
Pembulatan Nilai
   
Wajar
Nilai Wajar Per m2 Stlh
 
Pembulatan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila item-item antara objek penilaian dan
objek pembanding berbeda, maka dilakukan penyesuaian. Terdapat dua macam penyesuaian, yaitu
penyesuaian transaksi dan properti. Penyesuaian tersebut akan dimasukkan sebagai persentase.
Apabila objek penilaian lebih baik dibandingkan objek pembanding, maka masukkan penyesuaian
positif pada objek pembanding. Sedangkan apabila objek pembanding lebih baik dibandingkan
objek penilaian, maka masukkan penyesuaian negatif pada objek pembanding. Terkait berapa
besar persentase yang harus dimasukkan, dapat melalui perhitungan analisis matematis maupun
penggunaan skala Likert bergantung pada masing-masing.

Untuk item pembobotan, item tersebut dihitung berdasarkan seluruh penjumlahan dari
penyesuaian, tak melihat apakah penyesuaian tersebut positif atau negatif. Fungsi dari pembobotan
ini adalah untuk menentukan nilai wajar dari objek pembanding. Total pembobotan dari tiap-tiap
objek pembanding akan menghasilkan nilai 100 persen dan semakin tinggi pembobotan maka
semakin menggambarkan bahwa objek pembanding sejenis dan sebanding dengan objek penilaian.

Nilai Wajar Pembanding = Pembobotan x Indikasi Nilai


Nilai Objek Penilaian per m2 = NW Pembanding 1+NW Pembanding 2+NW Pembanding 3

JAWABAN 3.B
Dalam peraturan menteri keuangan nomor 02/pmk.06/2008 Tentang penilaian barang milik negara
menteri keuangan diatur pula mengenai Penilai yang terdiri dari Penilai Internal dan Penilai
Eksternal. Penilai wajib bertindak secara independen dalam melakukan penilaian. Penilai tidak
boleh:
i) bertindak sebagai Pejabat Penjual, Pejabat Lelang, atau Pembeli atas objek penilaian yang
dinilainya;
ii) Melaksanakan penilaian tanpa penugasan dari pejabat yang berwenang;
iii) Memiliki kepentingan atas objek penilaian yang dinilainya;
iv) Terpengaruh oleh pihak-pihak manapun dalam memberikan opini nilai; dan/atau
v) Memberitahukan sebagian atau seluruh hasil penilaian kepada pihak manapun kecuali atas
izin pemberi tugas. Penilaian dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan BMN dapat
menggunakan jasa Penilai Eksternal apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu: diperintahkan
oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tidak cukup tersedia Penilai Internal, atau
terdapat anggaran untuk menggunakan jasa Penilai Eksternal.

JAWABAN 4
Tukar menukar barang milik daerah dapat berupa:
a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota;
b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang;
c. selain tanah dan/atau bangunan.
Tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang antara lain tanah dan/atau
bangunan yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang,
tetapi tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota.
Tukar menukar dilaksanakan setelah dilakukan kajian berdasarkan:
a. aspek teknis, antara lain:
(1). kebutuhan Pengelola Barang /Pengguna Barang;
(2). spesifikasi barang yang dibutuhkan
b. aspek ekonomis, antara lain kajian terhadap nilai barang  milik daerah yang dilepas dan nilai
barang  pengganti;
c. aspek yuridis, antara lain:
(1). tata ruang wilayah dan penataan kota;
(2). bukti kepemilikan.

Berdasarkan kajian aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek yuridis terhadap barang milik
daerah berupa tanah dan/atau bangunan, Gubernur/Bupati/Walikota dapat memberikan alternatif
bentuk lain pengelolaan barang milik daerah atas permohonan persetujuan tukar menukar yang
diusulkan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang.

Anda mungkin juga menyukai