Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SHOLIHIN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044045486

Tanggal Lahir : 24 APRIL 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211/HUKUM AGRARIA

Kode/Nama Program Studi : 311/ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 19/BENGKULU

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU/19 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SHOLIHIN


NIM : 044045486
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211/Hukum Agraria
Fakultas : Ilmu Hukum
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Bengkulu

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bengkulu, 19 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan

SHOLIHIN
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. JAWABAN :
A. Menurut Analisis saya Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah
mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan
dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan
budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi
pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum. Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber atau
hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional digunakan untuk istilah
hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian
pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan dari konvergensi hukum
telekomunikasi, hukum media, dan hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan
adalah hukum teknologi informasi (law of information technology), hukum dunia
maya (virtual world law), dan hukum mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir mengingat
kegiatan yang dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi baik
dalam lingkup lokal maupun global (Internet) dengan memanfaatkan teknologi informasi
berbasis sistem komputer yang merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara
virtual. Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan
penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam
hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui
sistem elektronik. Landasan hukum pada sistem informasi terdapat pada pasal pasal 1-52
dan pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843. Sedangkan
Manajemen Pertanahan berlandaskan pada keputusan Presiden Nomor 7 Nomor 1979
tentang Catur Tertib Pertanahan.

B. Iya bisa. Karena pada keputusan Presiden Nomor 7 Nomor 1979 tentang Catur Tertib
Pertanahan yaitu meningkatkatkan jaminan kepastian hukum hak-hak atas tanah,
meningkatkan kelancaran pelayanan di bidang pertnahan secara tepat, murah, cepat dan
terjangkau oleh segenanp lapisan masyarakat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. JAWABAN :
A. Syarat materiil dan syarat fomil peralihan hak atas tanah melalui jual beli :
 Syarat Materiil Syarat materiil jual beli hak atas tanah adalah tertuju pada subjek dan
objek hak yang hendak diperjualbelikan. Pemegang hak atas tanah harus mempunyai
hak dan berwenang untuk menjual hak atas tanah. Di samping itu pembeli juga harus
memenuhi syarat sebagai pemegang (subjek) hak dari hak atas yang membeli objek jual
beli. Syarat materiil yaitu: orang yang berhak melakukan jual beli (pembeli dan penjual),
obyek yang diperjual belikan tidak dalam sengketa.
 Syarat fomil dari jual beli hak atas tanah merupakan formalitas transaksi jual beli
tersebut. Formalitas tersebut meliputi akta yang menjadi bukti perjanjian jual beli serta
pejabat yang berwenang membuat akta tersebut. Dalam rangka pendaftaran
pemindahan hak, maka syarat formil jual beli hak atas tanah harus dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat pembuat akta tanah (PPAT). Sebagaimana
dalam peraturan pemerintah No. 24/1997 jual beli dilakukan dihadapan PPAT yang akan
mengeluarkan akta jual beli, akta tersebut sebagai syarat untuk melakukan pendaftaran
tanah, di kantor Pertanahan. Akta yang dibuat oleh PPAT tersebut merupakan atau
dikualifikasikan sebagai akta otentik.

B. Tidak bisa. Karena tidak termasuk dalam syarat materiil dan fomil.

3. JAWABAN :
A. Program landreform pernah dicoba diimplementasikan di Indonesia pada era tahun 1960-an,
meskipun hanya mencakup luasan tanah dan petani penerima dalam jumlah yang sangat
terbatas. Kemudian, sepanjang pemerintahan Orde Baru, landreform tidak pernah lagi
diprogramkan secara terbuka, namun diganti dengan program pensertifikatan, transmigrasi,
dan pengembangan Perkebunan Inti Rakyat, yang pada hakekatnya bertujuan untuk
memperbaiki akses masyarakat terhadap tanah. Sepanjang pemerintahan dalam era
reformasi, telah dicapai beberapa perbaikan dalam hukum dan perundang-undangan
keagrariaan, namun tetap belum dijumpai program nyata tentang landreform.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

B. Salah satu cara untuk mencapai cita-cita ini adalah dibentuknya program Landreform,
sebagai bentuk Reforma Agraria, dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat agar
dapat berkembang. Reforma Agraria, menurut Pasal 2 TAP MPR RI Nomor IX/MPR/2001,
merupakan proses yang bersifat kontinu, untuk menata kembali penguasaan, kepemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan sumber daya agraria, dengan tujuan mencapai keadilan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Sayangnya, program Landreform yang
kemudian diatur di dalam Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 dinilai kurang berhasil
dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan penghasilan para petani,
terutama petani kecil dan petani penggarap tanah. Pertanyaan aktual yang ada saat ini
adalah mengenai visi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berkaitan dengan program
Landreform dan bagaimana contoh implementasinya. Implementasi Program Landreform
dalam Visi Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla Terkait Dapat kita lihat bahwa ada niatan untuk
membangkitkan kembali program Landreform di Indonesia melalui hal-hal diatas,
Sebenarnya cukup sulit menjawab hal tersebut, tetapi setidaktidaknya terdapat dua langkah
besar yang telah dilakukan pada tahun 2016 ini yang bisa menjadi acuan atas implementasi
kebijakan Jokowi-JK dalam hal Landreform. Pertama, dapat kita lihat bahwa pada tanggal 7
April 2016 lalu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang
mengeluarkan Peraturan Menteri ATR No. 18 Tahun 2016. Pasal 3 peraturan tersebut
menetapkan pembatasan kepemilikan tanah pertanian untuk perorangan, seperti 20 hektar
maksimum untuk daerah tidak padat dan 12 hektar maksimum untuk daerah kurang padat.
Ketentuan ini diperkuat lagi dengan kewajiban bahwa tanah hanya dapat dialihkan kepada
pihak lain yang berdomisili di dalam 1 kecamatan letak tanah dan memang harus
dipergunakan untuk pertanian.
Buku Jawaban Ujian Universitas Bengkulu

4. JAWABAN :
A. Pengertiannya redistribusi tanah adalah pembagian lahan-lahan, yang dikuasai oleh negara
dan telah ditegaskan menjadi obyek landreform, kepada para petani penggarap yang
memenuhi syarat ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961.
Ada beragam jenis lahan yang bakal dibagikan pada masyarakat dalam program redistribusi
tanah seluas 4,5 juta hektar. Tanah seluas 400 ribu hektar di antaranya adalah lahan
dengan status Hak Guna Usaha yang telah habis masa berlakunya habis. Kemudian, sahan
seluas 4,1 juta hektar merupakan hasil pelepasan kawasan hutan. Sisanya ialah lahan
terlantar dan tanah milik negara lainya.

B. Tidak bisa pada non- pertanian, karena sudah dijelaskan pada pengertian retribusi tanah
untuk para petani penggarap.
.

Anda mungkin juga menyukai