Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SHOLIHIN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044045486

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131/Sistem Hukum Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 19/BENGKULU

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
a. Bagaimanakah jika rekanan dalam perjanjian tersebut menggantung tanpa
kepastian proyek pengerjaan,atau bahkan tidak sesuai yang telah dituangkan
dalam perjanjian?
JAWABAN :
Pasal 1338 KUHPerdata bahwa Semua perjanjian yang dibuat secara sah adalah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Menurut pasal diatas
tentunya hal yang telah disepakati bersama harus diberikan kepastiannya, jika memang
salah satu pihak mengingkari perjanjian tetunya akan ada sanksi hukum yang berlaku,
apalagi jika sudah merujuk pada suatu pasal yang mengatur, tentunya sanksi hukum
dapat dijatuhkan kepada pihak yang mengingkari.

b. Mengapa perjanjian yang sudah disepakati masih boleh dibatalkan sepihak?


JAWABAN :
Perjanjian yang sudah disepakati bisa dibatalkan apabila undang-undang menyatakan
ada cukup alasan untuk pembatalan itu. Undang-undang memang dalam pasal-pasal
tertentu, menyatakan perjanjian tertentu batal atau memungkinkan salah satu pihak
dalam perjanjian untuk menuntut pembatalannya. Contohnya Pasal 1266, 1267, 1335,
1611, 1646 sub 3, 1688 dan 1813 B.W. Di samping itu, ada yang juga perlu untuk
mendapat perhatian kita, yaitu bahwa benar sekali kalau pengadilan pernah
menyatakan, bahwa tidak ada ketentuan undang-undang yang melarang
dimungkinkannya pembatalan suatu perjanjian, yang telah ditutup untuk jangka waktu
yang tidak tertentu, secara sepihak.
Pembahasan :

Prinsip yang mengatakan perjanjian yang sah pada asasnya tidak bisa ditarik kembali
secara sepihak, merupakan konsekuensi logis dari asas yang diletakkan dalam Pasal
1338 ayat (1) B.W. di atas, yang mengatakan, bahwa perjanjian mengikat para pihak
yang menutupnya seperti undang-undang. Atas prinsip itu ada perkecualiannya,
sebagaimana disebutkan dalam anak kalimat terakhir ayat kedua pasal tersebut di atas,
yaitu “… atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk
itu”, yang mau mengatakan, bahwa:

Perjanjian tertentu bisa batal atau dibatalkan oleh salah satu pihak dalam perjanjian,
kalau “undang-undang menyatakan ada cukup alasan untuk itu” (uit hoofde der redenen
welke de wet daartoe voldoende verklaart).

Anda mungkin juga menyukai