Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Betung, 18 Juni 2022
- Pengertian manajemen sebagai proses adalah suatu proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
- Pengertian manajemen sebagai suatu seni dan ilmu adalah untuk menerangkan
fenomena – fenomena, kejadian – kejadian, keadaan – keadaan dan mencapai tujuan
yang nyata sehingga mendapatkan hasil atau manfaat.
2. Proses pendafataran tanah menurut PP Nomor 10 Tahun 1961 dan PP Nomor 24 Tahun
1997
- Proses pendafataran tanah menurut PP Nomor 10 Tahun 1961
a. Pendaftaran tanah secara sistematik
Yakni kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara
serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar
dalam wilayah dan bagian wilayah suatu desa/kelurahan
b. Pendaftaran tanah secara sporadic
Yakni kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau
beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah suatu desa / kelurahan secara
individual atau massal.
3. Proses pengadaan tanah dan kondisi pengadaan tanah di Indonesia pada masa orde baru
dan masa reformasi
- Proses pengadaan tanah dilakukan dengan 4 tahapan yakni perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, serta penyerahan hasil.
a. Tahap perencanaan didasarkan pada rencana tata ruang dan prioritas
pembangunan.
b. Tahap persiapan akan dilaksanakan konsultasi publik untuk mendapatkan
kesepakatan dengan pihak yang berhak dan apabila diperlukan Kepala Daerah
dapat membentuk tim kajian keberatan.
c. Tahap pelaksanaan instansi yang menyelenggarakan pengadaan tanah dapat
mengajukan permohonan pelaksanaan pengadaan tanah dengan melengkapi
beberapa dokumen yang diperlukan. Dokumen tersebut antara lain, SK
Penetapan Lokasi; DPPT; data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah; data awal masyarakat terkena dampak; berita acara kesepakatan; surat
pernyataan pemasangan tanda batas bidang tanah; surat pernyataan izin alih
status penggunaan/pelepasan; dan surat pernyataan kesiapan dokumen anggaran
yang telah mengalokasikan Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dan ganti
rugi.
d. Tahap penyerahan hasil menurut Permen ATR/Kepala BPN Nomor 19 Tahun
2021, paling lama 14 hari sejak pelepasan hak objek pengadaan tanah. Bentuk
penyerahan hasil pengadaan tanah berupa Berita Acara Penyerahan Hasil
Pengadaan Tanah dan instansi yang memerlukan tanah wajib menyertipikatkan
tanah yang sudah diserahkan tersebut. Selain itu, Dokumen Pelaksanan
Pengadaan Tanah harus diintegrasikan secara elektronik.
- Proses pengadaan tanah di Indonesia pada masa orde baru
Dalam konteks ini maka selama masa pemerintahan/ kepemimpinan Presiden
Soeharto tahapan dan implementasi pelaksanaan pengadaan tanah masih
menerapkan konsep Staatsdomein (hak milik negara atas tanah) sebagaimana
konsep yang diterapkan pada masa pemerintahan HindiaBelanda (Ismail 1994).
Sementara di dalam UUPA secara tegas konsep staatsdomein ini secara tegas telah
ditolak dimana dijelaskan di dalamnya bahwasanya Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tidak
memberikan hak kepada negara untuk memiliki tanah, tetapi hanya memberikan hak
menguasai atas tanah, sehingga di dalam penjelasan ini negara diberi wewenang
atau mandat oleh bangsa Indonesia untuk menguasai bumi, air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya (Kusumadara 2013).
4. Menurut saya system informasi pertanahan Indonesia saat ini sudah cukup baik karena
sudah menggunakan system informasi modern yakni mampu di akses melalui
perangkat pintar, web dan aplikasi, namun karena minimnya sosialisasi sehingga masih
banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang system informasi tersebut.
Contohnya adalah adanya aplikasi informasi pertanahan berbasis web (mapserver)