Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : RYANDA DWI BRAHMANA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041605978

Tanggal Lahir : 27/02/1997

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4335/ ADMINISTRASI PERTANAHAN

Kode/Nama Program Studi : 50 / ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Hari/Tanggal UAS THE : SABTU, 18 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : RYANDA DWI BRAHMANA


NIM : 041605978
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4335 / ADMINISTRASI PERTANAHAN
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ-UT : PALEMBANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Betung, 18 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

RYANDA DWI BRAHMANA


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Konsep dan definisi administrasi dan administrasi pertanahan, pengertian manejemen


sebagai proses, manajemen sebagai kolektivitas aktivitas orang – orang yang
melakukan aktivitas manajemen serta manajemen sebagai seni dan ilmu:
- Administrasi merupakan suatu aktivitas kerjasama oleh
sekelompok orang yang didasarkan pada pembagian kerja,
sesuai yang telah ditentukan dalam struktur, dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang ada dan dilakukan
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

- Administrasi pertanahan adalah suatu usaha dan manajemen yang berkaitan


dengan penyelenggaraan kebijakan pemerintah dibidang pertanahan dengan
mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sesuai dengan ketentuan
perundang – undangan yang berlaku. Administrasi pertanahan juga diartikan
sebagai hal-hal yang berhubungan dengan pendataan pertanahan, pelaporan, dan
pengelolaan data pertanahan yang dilakukan secara sistematis.

- Pengertian manajemen sebagai proses adalah suatu proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

- Pengertian manajemen sebagai kolektivitas orang – orang yang melakukan


aktivitas manajemen artinya segenap orang yang melakukan aktivitas manajemen
dalam suatu badan atau organisasi.

- Pengertian manajemen sebagai suatu seni dan ilmu adalah untuk menerangkan
fenomena – fenomena, kejadian – kejadian, keadaan – keadaan dan mencapai tujuan
yang nyata sehingga mendapatkan hasil atau manfaat.

2. Proses pendafataran tanah menurut PP Nomor 10 Tahun 1961 dan PP Nomor 24 Tahun
1997
- Proses pendafataran tanah menurut PP Nomor 10 Tahun 1961
a. Pendaftaran tanah secara sistematik
Yakni kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara
serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar
dalam wilayah dan bagian wilayah suatu desa/kelurahan
b. Pendaftaran tanah secara sporadic
Yakni kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau
beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah suatu desa / kelurahan secara
individual atau massal.

- Proses pendaftaran tanah menurut PP Nomor 24 Tahun 1997


a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dilakukan terhadap objek
pendaftaran tanah yang belum di daftar berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1961
b. Pemeliharaan data pendaftaran tanah
c. Langkah – langkah pendaftaran tanah meliputi : pengumpulan dan pengelolaan
data fisik dan data yuridis, penerbitan sertifikat, penyajian data fisik dan data
yuridis, penyimpanan daftar umum dan dokumen.

3. Proses pengadaan tanah dan kondisi pengadaan tanah di Indonesia pada masa orde baru
dan masa reformasi
- Proses pengadaan tanah dilakukan dengan 4 tahapan yakni perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, serta penyerahan hasil.
a. Tahap perencanaan didasarkan pada rencana tata ruang dan prioritas
pembangunan.
b. Tahap persiapan akan dilaksanakan konsultasi publik untuk mendapatkan
kesepakatan dengan pihak yang berhak dan apabila diperlukan Kepala Daerah
dapat membentuk tim kajian keberatan.
c. Tahap pelaksanaan instansi yang menyelenggarakan pengadaan tanah dapat
mengajukan permohonan pelaksanaan pengadaan tanah dengan melengkapi
beberapa dokumen yang diperlukan. Dokumen tersebut antara lain, SK
Penetapan Lokasi; DPPT; data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah; data awal masyarakat terkena dampak; berita acara kesepakatan; surat
pernyataan pemasangan tanda batas bidang tanah; surat pernyataan izin alih
status penggunaan/pelepasan; dan surat pernyataan kesiapan dokumen anggaran
yang telah mengalokasikan Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dan ganti
rugi.
d. Tahap penyerahan hasil menurut Permen ATR/Kepala BPN Nomor 19 Tahun
2021, paling lama 14 hari sejak pelepasan hak objek pengadaan tanah. Bentuk
penyerahan hasil pengadaan tanah berupa Berita Acara Penyerahan Hasil
Pengadaan Tanah dan instansi yang memerlukan tanah wajib menyertipikatkan
tanah yang sudah diserahkan tersebut. Selain itu, Dokumen Pelaksanan
Pengadaan Tanah harus diintegrasikan secara elektronik.
- Proses pengadaan tanah di Indonesia pada masa orde baru
Dalam konteks ini maka selama masa pemerintahan/ kepemimpinan Presiden
Soeharto tahapan dan implementasi pelaksanaan pengadaan tanah masih
menerapkan konsep Staatsdomein (hak milik negara atas tanah) sebagaimana
konsep yang diterapkan pada masa pemerintahan HindiaBelanda (Ismail 1994).
Sementara di dalam UUPA secara tegas konsep staatsdomein ini secara tegas telah
ditolak dimana dijelaskan di dalamnya bahwasanya Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tidak
memberikan hak kepada negara untuk memiliki tanah, tetapi hanya memberikan hak
menguasai atas tanah, sehingga di dalam penjelasan ini negara diberi wewenang
atau mandat oleh bangsa Indonesia untuk menguasai bumi, air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya (Kusumadara 2013).

- Proses pengadaan tanah di Indonesia pada masa reformasi


a. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005
Dalam peraturan ini diatur bahwasanya untuk pengadaan tanah dengan luasan
tidak lebih dari 1 (satu) hektar dapat dilaksanakan secara langsung oleh instansi
pemerintah yang memerlukan tanah dengan para pemegang hak atas tanah
melalui mekanisme jual-beli atau tukar menukar atau melalui cara lain yang
disepakati oleh kedua belah pihak.
b. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006
Peraturan ini memberikan revisi terhadap Perpres 36 Tahun 2005 yang menuai
kritik dari berbagai pihak. Sehingga dalam peraturan ini menegaskan terhadap
aspek: pengertian dan ruang lingkup pembangunan untuk kepentingan umum dan
memberikan batasan yang clear antara pengadaan tanah untuk kepentingan
umum dengan pengadaan tanah selain untuk kepentingan umum. Penegasan
terhadap pengaturan ganti rugi juga diatur lebih lanjut melalui Perpres 65/2006
ini yakni bentuk ganti rugi berupa kerugian fisik dan non fisik yang dapat
memberikan kelangsungan hidup lebih baik dari tingkat kehidupan sosial
ekonomi sebelum terkena dampak pengadaan tanah.

4. Menurut saya system informasi pertanahan Indonesia saat ini sudah cukup baik karena
sudah menggunakan system informasi modern yakni mampu di akses melalui
perangkat pintar, web dan aplikasi, namun karena minimnya sosialisasi sehingga masih
banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang system informasi tersebut.
Contohnya adalah adanya aplikasi informasi pertanahan berbasis web (mapserver)

Anda mungkin juga menyukai