Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Wempi Kabera


Nomor Induk Mahasiwa/NIM: 02318166
Tanggal Lahir : 03/12/1986
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU 4534 Manaj. Logistik Organisasi
Kode/Nama Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ Kota Sorong
Hari/Tanggal UAS THE : Minggu, 20 Desember 2020

Petunjuk :
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman
ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan
4. Jawaban disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akedemik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TEBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Wempi Kabera


NIM : 023816625
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU 4534 Manaj. Logistik Organisasi
Fakultas : Ilmu Pemerintahan
ProgramStudi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : UPBJJ Kota sorong

1. Saya tidak menerma naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedispilinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
meluli media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudia hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan Universitas Terbuka.

Sorong, 20 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Wempi Kabera
JAWABAN
1. Jawaban
a. Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu program ataupun kegiatan,
perencanaan juga merupakan suatu unsur yang penting dalam menyusunsuatu
program ataupun kegiatan, tanpa adanya perencanaan maka seseorang ataupun
sekelompok orang tidak bisa memulai suatu kegiatan dengan baik. Maka, tidaklah
salah jika perencanaan merupakan tolak ukur baik buruknya suatu kegiatan
kedepannya, jika rencananya baik maka kegiatan juga akan baik, begitu juga
sebaliknya. Perencanaan juga merupakan salah satu langkah manajemen dalam
kerangka mencapai strategi suatu organisasi yang ingin di capai dengan
memperhatikan ekonomis, efektifitas, dan efisiensi, demikian juga dengan
organisasi pemerintah, dalam kerangka mencapai proses pengadaan Barang Milik
Daerah yang ekonomi, efisien dan efektif diperlukan suatu perencanaan yangbagus
dan akuntabel. Ketentuan mengenai perencanaan kebutuhan barang milik daerah
telah tertuang dalam peraturan pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang pengelolan
barang milik daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang menjelaskan
bahwa perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan Barang Milik Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang
telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan
tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan datang. Perencanaan kebutuhan harus
bisa dan mampu menghubungkan antara ketersediaan barang sebagai hasil dari
pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
tindakan yang akan datang dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas
pengelolaan barang milik daerah. Perencanaan kebutuhan disusun dalam Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) dengan memperhatikan ketersediaan barang milik
daerah yang sudah ada. Perencanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah ini harus
berpedoman pada standarisasi barang dan standarisasi kebutuhan barang/sarana
prasarana perkantoran. Berdasarkan rencana kebutuhan Barang Milik Daerah,
pemerintah daerah kemudian mengusulkan anggaran pengadaannya. Dalam hal ini,
masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) perlu melakukan
pengawasan (monitoring) mengenai apakah Barang Milik Daerah yang
direncanakan untuk dimiliki daerah tersebut benar-benar dibutuhkan daerah.Hal
inilah yang sering kali menjadi permasalahan dalam aplikasi dan prakteknya di
lapangan, dimana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak melakukan pengawasan
dengan benar terhadap barang milik daerah yang direncanakan untuk dimiliki suatu
daerah, sehingga barang atau aset yang direncanakan olehpemerintah daerah sesuai
formalitas saja dan tidak melihat sesuai kebutuhan, sehingga banyak aset/barang
milik daerah yang terbengkalai dan tidak jelas penggunaannya, dan tidak sesuai
dengan apa yang direncanakan.
b. Pengadaan Aset/Barang Milik Daerah
Pengadaan barang milik daerah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dimana didalamnya dijelaskan
bahwa pengadaan barang milik daerah adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi
yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Selanjutnya dijelaskan juga
bahwa pengadaan barang milik daerah harus didasarkan atas beberapa prinsip
pengadaan, yaitu:
 Efisien. Berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung
jawabkan.
 Efektif. Berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
 ransparan dan terbuka. Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan,
tatacara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa,
sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya.
 Bersaing. Berarti pengadaan Barang Milik Daerah harus diadakan secara
kompetitif agar tercapai spesifikasi pengadaan yang berkompeten. Penyedia
barang/jasa harus memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan
transparan.
 Adil/tidak diskriminatif. 12 Berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun.
 Akuntabel. Berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang
berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
c. Penerimaan barang milik daerah dilakukan setelah proses pengadaan diselesaikan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku, namun sebelum itu harus dilakukan
verifikasi barang milik daerah terlebih dahulu. Menverifikasi barang, maksudnya
atau tujuannya adalah untuk mengecek (memeriksa) ulang akan kebenaran dan
kesesuaian dari barang-barang pengadaan tersebut apakah sudah sesuai dengan
dokumen tertulis terhadap barang yang dimaksud Ketelitian dari
pengurus/penyimpan barang sangat dibutuhkan dalam proses verifikasi ini, mereka
harus melihat barang milik daerah tersebut harus sesuai keadaa fisik dan jumlahnya
dan tidak boleh ada kesalahan untuk memudahkan proses selanjutnya.
Pengurus/Penyimpan Barang dituntut mengecek ulang dari dokumen penerimaan
barang yang telah disetujui dan telah ditanda tangani oleh Team/Panitia Pemeriksa
Barang Pengadaan terhadap barang yang sedang/akan diterimanya sesuai dengan
keadaan fisik barangnya dan jumlahnya, untuk mempermudah pengurus berikut
urutan kerja pelaksanaannya:
a. Periksa (cek) dulu dokumen penerimaan barang apakah telah ditanda tangani
oleh Team/Panitia Pemeriksa Barang. Pengurus/Penyimpan Barang akan
berbahaya sekali kalau seandainya Team/Panitia Pemeriksa Barang Pengadaan
belum menandatangai Berita Acara Tanda Pemeriksaan Barang tersebut tapi
telah diterima oleh Pengurus/Penyimpan Barang.
b. Periksa (cek) dan hitung jumlah unit barang untuk setiap macam barang apakah
sudah sesuai dengan dokumennya. Kalau belum cukup maka
Pengurus/Penyimpan Barang melaporkan pada Panitia Pelaksana Pengadaan
Barang Daerah (P3BD) serta atasannya dan mencatat keterangan kekurangan
tersebut pada dokumen yang bersangkutan, dan penerima barang membuat
Tanda Penerimaan Sementara Barang yang dengan tegas menyatakan sebab-
sebab dari Penerimaan Sementara tersebut
c. dan selanjutnya harus disetujui dan ditandatangani oleh yang menyerahkan
barang tersebut. Periksa (cek) setiap unit barang berdasarkan spesifikasinya
apakah sudah cocok dan lengkap bahagian-bahagiannya serta alat-alat
tambahan/kelengkapannya. Jika barang tersebut ada yang kurang
bagianbagiannya atau kelengkapannya maka Pengurus/Penyimpan Barang
melaporkan pada atasannya dan mencatat keterangan kekurangan tersebut pada
dokumen yang bersangkutan dan penerima barang membuat Tanda Penerimaan
Sementara yang dengan tegas menyatakan sebab-sebab dari Penerimaan
Sementara tersebut dan selanjutnya harus disetujui dan ditandatangani oleh
yang menyerahkan barang tersebut, tetapi kalau semuanya telah lengkap dan
sesuai maka penerimaan itu dibuatkan Berita Acara Penerimaan Barang.
d. Semua dokumen tertulis terhadap barang-barang tersebut harus disimpan
dengan rapi sebagai arsip penting dari satuan unit kerja yang bersangkutan
b. penting karena dengan adanya UU HKN semua kan berjalan dengan baik karena
UU adalah peraturan yang kan kita taati dan jika terdapat kesalahan akan terkena
sanksi atau hukuman dari pemerintah.
2. Jawaban
a. Pentingnya pengelolaan barang milik daerah agar dapat diketahui kejelasan
status kepemilikan BMD, inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai BMD,
optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan untuk peningkatan PAD, antisipasi
kondisi BMD dalam fungsi pelayanan publik, pengamanan barang daerah, dasar
penyusunan neraca, serta kewajiban untuk melaporkan kondisi dan nilai BMD
secara berkala.
Manfaat pengelolaan Barang Milik Daerah adalah guna meningkatkan
pengurusan dan akuntabilitas, meningkatkan manajemen layanan,
meningkatkan manajemen resiko yaitu menganalisis kemungkinan dan
konsekuensi dari kegagalan aset dan meningkatkan efisiensi keuangan.
b. Manusia: Pengetahuan
Pengelolaan Aset. Kesulitan-kesulitan dalam
melakukan pencatatan dikarenakan daerah pemekaran yang baru dan juga
kurangnya bimbingan eknis tentang pengelolaan aset membuat sumber daya
manusia kurang. Kedua, Bukti Kepemilikan: Aset-Aset Pemekaran Daerah.
Bukti kepemilikan ini menjadi kendala terutama bagi daerah pemekaran baru
yang menerima aset-aset dari induk. Walaupun sebenarnya serah terima sudah
menunjukkan penguasaan akan aset namun berdasarkan standar akuntansi
pemerintah kepemilikan aset tersebut akan lebih handal apabila disertai dengan
bukti kepemilikan akan aset tersebut. Ketiga, Penilaian Aset. Dalam konteks
penatausahaan bagian penilaian ini merupakan pendukung untuk mencatat
berapa nilai aset yang akan dicatat. Oleh karena itu, informasi yang didapat
dilapangan menunjukkan bahwa penilaian aset juga kendala dalam pengelolaan
aset. Keempat, Komitmen Pimpinan
3. Jawaban
a. penilaian sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan oepini
tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu. Dari defini tersebut, Penilaian
Aset diartikan sebagai proses penilaian seorang penilai dalam memberikan suatu
opini nilai suatu aset baik berwujud maupun tidak berwujud, berdasarkan hasil
analisa terhadap fakta-fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan
metode dan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku pada saat tertentu.
Penggunaan dan Manfaat Penilaian Aset
Jaminan Bank Fungsi utama perbankan yang merupakan lembaga intermediasi
antara pihak yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak yang memerlukan
dana (lack of fund). Dalam menyalurkan kreditnya, perbankan membutuhkan
jaminan. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan nomor 7 tahun 1992, jaminan
kredit dapat berupa jaminan pokok (semua asset yang terkait dengan proyek) dan
jaminan tambahan (asset dan tabungan anggota/koperasi yang bersedia di jaminkan
yang perlu di inventarisasi oleh agen atau pengurus koperasi). Untuk mengetahui
nilai jaminan maka perlu dilakukan penilaian atas jaminan tersebut, yang biasanya
adalah penilaian aset.
b. Karena Independensi dan kompetensi adalah kunci untuk menjamin nilai yang
dihasilkan seorang penilai tetap akurat dan kredibel, dimana peer review dan kaji
ulang merupakan salah satu sarana untuk menjaga independensi dan meningkatkan
kompetensi tersebut
4. Tukar Menukar merupakan salah satu dari bentuk pemindahtanganan barang milik
daerah selain penjualan, hibah dan penyertaan modal pemerintah daerah. Tukar
Menukar adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara
pemerintah pusat, dengan pemerintah daerah, antar pemerintah daerah, atau pemerintah
daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang,
paling sedikit dengan nilai seimbang.
Tukar menukar barang milik daerah dilaksanakan dengan pertimbangan: a. untuk
memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintahan; b. untuk
optimalisasi barang milik daerah; dan c. tidak tersedia dana dalam APBD. Selain itu,
tukar menukar ditempuh apabila pemerintah daerah tidak dapat menyediakan tanah
dan/atau bangunan pengganti.
Selain pertimbangan, tukar menukar dapat dilakukan:
 apabila barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan sudah tidak sesuai
dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
 guna menyatukan barang milik daerah yang lokasinya terpencar;
 dalam rangka pelaksanaan rencana strategis pemerintah pusat/pemerintah daerah;
 guna mendapatkan/memberikan akses jalan, apabila objek tukar menukar adalah
barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan; dan/atau
 telah ketinggalan teknologi sesuai kebutuhan, kondisi, atau ketentuan peraturan
perundang-undangan, apabila objek tukar menukar adalah barang milik daerah
selain tanah dan/atau bangunan.
Tukar menukar barang milik daerah dapat dilakukan dengan pihak:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lainnya;
c. Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum milik pemerintah lainnya
yang dimiliki negara;
d. Pemerintah Desa; atau
e. Swasta. Yang dimaksud dengan swasta adalah pihak swasta, baik yang berbentuk
badan hukum maupun perorangan.
Tukar menukar barang milik daerah dapat berupa:
a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota;
b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang; dan
c. selain tanah dan/atau bangunan. Tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang antara lain tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakan
untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang, tetapi tidak sesuai
dengan tata ruang wilayah atau penataan kota.
Tukar menukar berupa:
a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota;
b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang; dan
c. selain tanah dan/atau bangunan, dilaksanakan oleh Pengelola Barang.
Tukar menukar dilaksanakan setelah dilakukan kajian berdasarkan: a. aspek
teknis, antara lain: (1). kebutuhan Pengelola Barang /Pengguna Barang; dan (2).
spesifikasi barang yang dibutuhkan; b. aspek ekonomis, antara lain kajian terhadap nilai
barang milik daerah yang dilepas dan nilai barang pengganti; c. aspek yuridis, antara
lain: (1). tata ruang wilayah dan penataan kota; dan (2). bukti kepemilikan.
Berdasarkan kajian aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek yuridis terhadap barang
milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan, Gubernur/Bupati/Walikota dapat
memberikan alternatif bentuk lain pengelolaan barang milik daerah atas permohonan
persetujuan tukar menukar yang diusulkan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang.
Barang pengganti tukar menukar atau bentuk alternatif lainnya dapat berupa:
barang sejenis; dan/atau barang tidak sejenis. Barang pengganti utama tukar menukar
barang milik daerah berupa tanah, harus berupa: tanah; atau tanah dan bangunan.
Barang pengganti utama tukar menukar barang milik daerah berupa bangunan, dapat
berupa: atanah; tanah dan bangunan; bangunan; dan/atau selain tanah dan/atau
bangunan. Barang pengganti berupa tanah atau bangunan harus berada dalam kondisi
siap digunakan pada tanggal penandatanganan perjanjian tukar menukar atau Berita
Acara Serah Terima (BAST).
Nilai barang pengganti atas tukar menukar paling sedikit seimbang dengan nilai wajar
barang milik daerah yang dilepas. Apabila nilai barang pengganti lebih kecil daripada
nilai wajar barang milik daerah yang dilepas, mitra tukar menukar wajib menyetorkan
ke rekening Kas Umum Daerah atas sejumlah selisih nilai antara nilai wajar barang
milik daerah yang dilepas dengan nilai barang pengganti. Penyetoran selisih nilai
dilaksanakan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum Berita Acara Serah Terima
(BAST) ditandatangani. Selisih nilai dituangkan dalam perjanjian tukar menukar.
Apabila pelaksanaan tukar menukar mengharuskan mitra tukar menukar membangun
bangunan barang pengganti, mitra tukar menukar menunjuk konsultan pengawas
dengan persetujuan Gubernur/Bupati/ Walikota berdasarkan pertimbangan dari SKPD
terkait. Konsultan pengawas merupakan badan hukum yang bergerak di bidang
pengawasan konstruksi. Biaya konsultan pengawas menjadi tanggung jawab mitra
tukar menukar. Tukar menukar dilaksanakan oleh pengelola barang setelah
mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya

Anda mungkin juga menyukai