Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : NENCY FIRDA WARDANI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043746777

Tanggal Lahir : Banjar Agung, 08 Juli 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205 / BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Kode/Nama Program Studi : S1 Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : UT Bandar Lampung

Hari/Tanggal UAS THE : SABTU, 25 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NENCY FIRDA WARDANI


NIM : 043746777
Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205 / BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Fakultas : EKONOMI
Program Studi : S1 MANAJEMEN
UPBJJ-UT : UT BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tulang Bawang, 25 JUNI 2022
Yang Membuat Pernyataan

NENCY FIRDA WARDANI


JAWABAN

1. Terdapat lima konsep dasar aqad, yaitu (Muhammad, 2011):

1. Prinsip simpanan murni (al-wadi'ah)


Prinsip simpanan murni merupakan produk dari bank syariah untuk melayani penyimpanan dari pihak yang
kelebihan dana. Dalam perbankan konvensional produk ini identik dengan giro.

2. Prinsip bagi hasil (syirkah)


Prinsip bagi hail merupakan prinsip tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana. Bagi hasil ini bisa antara bank dengan pemilik dana (nasabah penyimpan), maupun antara bank dengan
pengguna dana (nasabah debitur).

3. Prinsip jual beli (at-Tijarah)


Prinsip ini merupakan pengaturan tentang jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
dibutuhkan nasabah, kemudian menjual barang tersebut pada nasabah, dengan harga sejumlah harga beli
ditambah keuntungan (margin).

4. Prinsip sewa (al-Ijarah)


Prinsip sewa dalam operasionalnya dikelompokkan dalam dua jenis,yaitu: ¡jarah dan bai al takjiri. Ijarah
merupakan prinsip sewa murni, sementara bai al takjiri merupakan prinsip sewa beli, di mana pada akhir
kontrak si penyewa mempunyai hak untuk membeli barang yang
di sewa.

5. Prinsip jasa (al-Ajr walumullah)


Prinsip ini merupakan seluruh layanan jasa non pembiayaan,
seperti bank garansi, kliring, transfer, dan lain-lain.

2. Pada hakikatnya peran konstitusional BPK sebagai auditor adalah cukup sekedar memberikan saran dan
rekomendasi bagi perbaikan sistem pembukuan, manajemen dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Sebagaimana disebut diatas, sistem pembukuan, manajemen dan pertanggungjawaban keuangan yang baik
merupakan inti dari upaya preventif pencegahan korupsi. Pemerintah dan lembaga legislatif yang seharusnya
mengambil prakarsa untuk melakukan perbaikannya dan menyusun program terpadu untuk mewujudkan Paket
tiga UU dibidang Keuangan Negara Tahun 2003-2004. Namun, sebagaimana telah disebut diatas, karena belum
adanya program yang terpadu dari Pemerintah itu, maka sesuai dengan misi dan kewenangannya, BPK telah
mengambil enam bentuk inisiatif untuk mendorong percepatan pembangunan sistem pembukuan dan
manajemen keuangan negara. Keenam bentuk inisiatip itu adalah merupakan beyond the call of duty bagi BPK
yang mempengaruhi baik cabang eksekutip maupun legislatif pemerintahan.

1. Inisiatif yang pertama adalah untuk mewajibkan semua terperiksa (auditees) menyerahkan Management
Representation Letter (MRL) kepada BPK. Surat ini merupakan pernyataan dari pimpinan tertinggi organisasi
Pemerintahan yang mengatakan bahwa laporan keuangan yang diserahkan untuk diperiksa oleh BPK tersebut
adalah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Tahun 2005 (PP No. 24 Tahun
2005). Untuk mendorong peningkatan quality assurance, Laporan Keuangan yang diserahkan untuk diperiksa
oleh BPK itu hendaknya direviu terlebih dahulu oleh Inspektur Jenderal/satuan Pengendali Intern ataupun oleh
Bawasda. Dengan demikian, MRL sekaligus mendorong reformasi pengawas internal Pemerintah agar dapat
berfungsi sebagai pengawas keuangan Pemerintah dan mencegah terjadinya inefisiensi serta mendeteksi
korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Inisiatif BPK yang kedua adalah mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah segera mewujudkan sistem
pembukuan keuangan negara yang terpadu (treasury single account). Hanya dengan demikian Pemerintah
mengetahui posisi keuangan maupun posisi likuiditasnya secara menyeluruh setiap saat.
3. Inisiatif BPK yang ketiga adalah meminta seluruh terperiksa menyusun Rencana Aksi guna meningkatkan
opini pemeriksaan laporan keuangannya oleh BPK. Rencana Aksi itu hendaknya memuat rencana perbaikan: (i)
menuju sistem pembukuan akrual untuk mengungkapkan hak dan kewajiban kontijensi serta perencanaan
jangka panjang berbasis kinerja; (ii) sistem aplikasi teknologi komputer yang terintegrasi; (iii) inventarisasi aset
dan hutang; (iv) memenuhi jadwal penyusunan laporan keuangan dan pemeriksaan serta pertanggung jawaban
anggaran sebagaimana diatur dalam Paket Tiga UU dibidang Keuangan Negara Tahun 2003-2004; (v) quality
assurance oleh pengawas intern serta (vi) perbaikan sumber daya manusia terutama dalam bidang akuntansi dan
pengelolaan keuangan negara. Rencana Aksi Departemen Pertahanan dan TNI merupakan salah satu contoh
Rencana Aksi instansi Pemerintah. Isi Rencana Aksi untuk mewujudkan Paket tiga UU dibidang Keuangan
Negara Tahun 2003-2004.
4. Inisiatif BPK yang keempat adalah untuk membantu entitas pemerintah mencari jalan keluar untuk
mengimplementasikan Rencana Aksi yang disusunnya itu. Untuk mengatasi kelangkaan sumber daya manusia
dalam bidang pembukuan dan manajemen keuangan, khususnya tenaga-tenaga akuntansi, BPK menyarankan
agar instansi tersebut meminta tenaga dari BPKP yang sejak dari awal memang didirikan untuk membangun
sistem akuntansi pemerintahan di Indonesia. Alternatif lainnya adalah dengan merekrut sendiri tenaga-tenaga
akuntan ataupun mengirimkan pejabatnya bersekolah pada STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) dan
ataupun pada Jururan Akuntansi di berbagai Universitas di Indonesia.
5. Inisiatif kelima dari BPK adalah untuk mendorong perombakan struktural BLU (Badan Layanan Umum),
BUMN dan BUMD serta yayasan maupun kegiatan bisnis yang terkait dengan TNI maupun Polri agar menjadi
lebih mandiri dan korporatis. BLU termasuk sekolah hingga Universitas dan rumah sakit pemerintah Pusat dan
Daerah maupun sekolah yang terkait dengan TNI dan Polri yang didirikan karena kebutuhan masa lalu.
6. Inisiatif BPK yang keenam adalah menyarankan kepada DPR-RI, DPD-RI dan DPRD Provinsi maupun
Kabupaten/Kota untuk membentuk Panitia Akuntabilitas Publik (PAP). Lembaga legislatif sudah memiliki
Panitia Anggaran yang menganalisis perencanaan anggaran negara maupun daerah. Lembaga legislatif pun
sudah memiliki komisi-komisi untuk mengawasi pelaksanaan anggaran oleh departemen teknis ataupun dinas.
Guna melengkapi fungsi manajemen, PAP perlu dibentuk agar lembaga-lembaga legislatif dapat mengawasi
pelaksanaan anggaran dan program kerja pemerintah secara utuh selama tahun fiskal. BPK juga membantu
untuk mempertemukan badan-badan legislatif dengan mitranya di luar negeri untuk memahami peranan PAP
dalam mewujudkan hak budjet DPR di negara-negara lain.

3. IDB memiliki prinsip operasional yang disesuai dengan tujuan dibentuknya IDB, yaitu untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial anggota- anggotanya serta komunitas Islam. Adapun prinsip
operasional itu antara lain:
1.IDB menjadi khalifah (pelopor) pembangunan berdasarkan landasan Islam.
2.IDB proaktif.
3.IDB selalu menjaga hubungan dan berusaha meningkatkan kerja sama.
4.IDB menjadikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai target
sebelum menyusunnya menjadi program.
5.IDB berkonsultasi dengan intens kepada setiap stakeholders dalam setiap program yang diajukan.

Strategi utama dalam operasional IDB adalah mengoptimalkan pelaksanaan visi IDB dalam kurun waktu sampai
dengan 1440 H (2020). Hal ini dengan mengadopsi sembilan agenda yang merupakan arah strategi utama IDB, yaitu:
1. Reformasi IDB.
2. Pemberantasan kemiskinan.
3. Mempromosikan kesehatan.
4. Mendorong pendidikan untuk semua.
5. Menyejahterakan rakyat.
6. Memperkuat persaudaraan Islam.
7. Memperluas industri dan sistem keuangan Islam.
8. Memfasilitasi hubungan antar negara anggota maupun dengan negara lainnya.
9. Memperbaiki citra Islam.

Sementara, strategi tersebut maka fokus kerja sama ID adalah:


1. Pembangunan manusia.
2. Pembangunan pertanian dan ketahanan pangan.
3. Pembangunan infrastruktur.
4. Kerja sama perdagangan antar negara anggota.
5. Pembangunan sektor swasta.
6. Kajian dan pengembangan di bidang ekonomi, perbankan dan keuangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai