Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Andy Rahman Fadillah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041920952

Tanggal Lahir : 23 Januari 1992

Kode/Nama Mata Kuliah : PWKL4302 / Etika Lingkungan

Kode/Nama Program Studi : 279 / Perencenaan Wilayah dan Kota

Kode/Nama UPBJJ : 84/Manado

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 21 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Andy Rahman Fadillah


NIM : 041920952
Kode/Nama Mata Kuliah : PWKL4302 / Etika Lingkungan
Fakultas : Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi : Perencanaan Wilayah Dan Kota
UPBJJ-UT : Manado

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Boroko, 21 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Andy Rahman Fadillah


1. A. Pertama, memberi dasar kokoh rasionalitas dan objektivitas kesadaran manusia. Hal ini didasarkan
pada prinsip moralitas yang diturunkan secara apriori dari akal budi murni dan tidak ditentukan oleh
objek tindakan. Perlu diketahui bahwa rasionalitas kesadaran moral menuntut penentuan benar atau salah
dan baik atau buruk kelakuan manusia, bukan berdasarkan selera atau perasaan orang yang memberikan
penilaian. Oleh karena itu, keputusan moral harus mampu dipertanggungjawabkan dan kebenarannya
dapat diuji orang lain. Dengan demikian, objektivitas kesadaran moral dijamin dalam etika deontologis,
melawan arus subjektivisme dan relativisme, di mana prinsip moral berlaku umum.

B. Kedua, memberi tolok ukur yang perlu dan penting untuk menilai moralitas tindakan. Terkait hal ini,
tindakan yang secara moral dikatakan benar harus didasarkan pada prinsip yang tidak hanya berlaku untuk
subjek pelaku, waktu, dan kondisi tertentu. Tetapi pada prinsip yang disetujui dan berlaku untuk semua
orang, di mana pun dan kapan pun.

C. Ketiga, menjamin otonomi dan keluhuran martabat manusia. Hal ini menunjukkan bahwa etika
deontologis menekankan akal budi sebagai sumber hukum yang wajib ditaati secara mutlak. Perlu
diketahui bahwa etika deontologis menolak heteronomi, penentuan dari luar. Karena akal budi praktis atau
kehendak rasional pada dasarnya otonom. Selain itu, etika deontologis menghindari bahaya heteronomi
etika teonom, menempatkan Allah sebagai sumber hukum tertinggi dan tujuan akhir yang bersifat mutlak.
1.B. Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum. 23 Tidak peduli apakah
itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya.
Ketaatan ini muncul dari sikap batin yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diri.
Tiga prinsip yang harus dipenuhi : pertama, Supaya suatu tindakan mempunyai nilai moral, tindakan itu
harus dijalankan berdasarkan kewajiban. Kedua, Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada
tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan itu (walaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik). Ketiga,
Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal tindakan yang dilakukan berdasarkan
sikap hormat pada hukum moral universal. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan
kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya.Kedua, Ia memenuhi
kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga,
Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi
kewajibannya.
1.C. Bagi Kant, ada tiga prinsip atau hukum universal yang merupakan perintah tak bersyarat. Pertama,
prinsip universalitas, yaitu bertindak hanya atas dasar perintah yang kamu sendiri kehendaki akan menjadi
sebuah hukum universal. Bagi Kant, kita mempunyai kewajiban untuk mematuhi apa yang kita anggap
benar dan akan juga dilakukan orang lain. Oleh karena itu, kalau kita menuntut orang untuk bertindak
secara tertentu sesuai dengan hukum moral, kita sendiri pun harus bertindak seperti itu.
Kedua, sikap hormat kepada manusia sebagai tujuan pada dirinya sendiri. Hukum universal yang harus
dipegang adalah bertindaklah sedemikian rupa agar kita memperlakukan manusia, apakah diri kita sendiri
ataupun orang lain, selalu sebagai tujuan pada dirinya sendiri dan tidak pernah hanya sebagai alat. Bagi
Kant, manusia mempunyai harkat dan martabat yang luhur sehingga tidak boleh diperlakukan secara tidak
adil, ditindas, diperas demi kepentingan lain. Demikian pula, kita tidak boleh membiarkan diri kita
diperalat, diperas, diperlakukan sewenang-wenang, dan membiarkan hak kita dirampas. Kita harus
menuntut agar hak kita dihargai secara layak.
Ketiga, prinsip otonomi. Kita harus bertindak berdasarkan kemauan dan pilihan sendiri karena yakin hal
itu baik, dan bukan karena diperintah dari luar (heteroronomi). Oleh karena itu, bagi Kant, suatu tindakan
akan dianggap baik secara moral kalau tindakan itu dilakukan berdasarkan kemauan bebas, dan pilihan
bebas kita. Kalaupun tindakan itu dilakukan berdasarkan dan sesuai dengan kewajiban kita akan hukum
moral universal, itu dilakukan karena kita sendiri menghendaki demikian. Kita menghendaki demikian,
karena kita menganggapnya benar. Jadi, kewajiban untuk mematuhi hukum moral universal adalah
kewajiban yang muncul dari kehendak bebas kita karena kesadaran bahwa hal itu baik. Dalam hal ini, kita
bertindak demikian bukan sekadar asal sesuai dengan kewajiban, melainkan karena kita sendiri
menghendaki apa yang menjadi kewajiban kita
2. A. Menurt Paul Taylor biosentrisme didasarkan pada 4 (empat) keyakinan sebagai berikut; Pertama,
keyakinan bahwa manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di bumi dalam arti yang sama dan
dalam kerangka yang sama di mana makhluk hidup yang lain juga anggota dari komunitas yang sama.
Kedua, keyakinan bahwa spesies manusia, bersama dengan semua spesies lain, adalah bagian dari sistem
yang saling tergantung sedemikian rupa sehingga kelangsungan hidup dari makhluk hidup mana pun, serta
peluangnya untuk berkembanga biak atau sebaiknya, tidak ditentukan oleh kondisi fisik lingkungan
melainkan oleh realisunya satu sama lain.
Ketiga, keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri.
Artinya, setiap oganisme adalah unik dalam mengejar kepentingan sendiri sesuai denga ncaranya sendiri.
Keempat, keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari makhluk hidup lain.
Keyakinan-keyakinan ini melahirkan permahaman baru bahwa manusia hanya makhluk biologis yang
sama dengan makhluk biologis lain. Manusia mendiami bumi yang sama dengan makhluk hidup lain.
Manusia merupakan bagian dari suatu keseluruhan dan ukan merupakan keseluruhan atau pusat dari
seluruh alam semesta. Secara biologis manusia tidak ada bedanya keyakinan tersebut membuat manusia
menjadi lebih netral dalam memandang semua makhluk hidup dengan segala kepentigannya.
2.B. sifat menghormati alam ini, menurut Taylor dapat diwujudkan dalam bentuk 4 (empat) kewajiban sebagai
berikut.
Pertama, manusia sebagai pelaku moral berkewajiban untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan
alam dan segala isinya (noninaleficence atau no harm).
Kedua, manusia berkewajiban untuk tidak mencampuri (non-interference). Ada dua kewajiban yang
terkait yaitu, kewajiban untuk tidak mematasi dan menghambat kebebasan organisme untuk berkembanga
dan hidup secara leluasa di alam ini sesuai dengan hakikatnya. Kewajiban “untuk tidak membatasi dan
menghambat kebebasan organisme untuk berkembang dan hidup secara leluasa di alam ini sesuai dengan
hakikatnya” ini mencakup (a) hambatan eksternal yang bersifat positif (dikurung, diikat); (b) hambatan
ekseternal negatif (tidak tersedia air, tidak tersedia makanan); (c) hambatan internal positif (disemprotkan
bahan kimia, direkayasa secara genetik); (d) hambatan internal negatif (kelemahan dan ketidakberdayaan
karena rusaknya organ atau jaringan tertentu alam tubuhnya). Kewajiban yang kedua berkaitan dengan
“untuk tidak membatasi dan menghamabta kebebasan organisme untuk berkembang dan hidup secara
leluasa di alam ini sesuai dengan hakikatnya” adalah kewajiban untuk membiarkan organisme
berkembang sesuai dengan hakikatnya. Termasuk di dalamnya tidak memindahkan mereka dari
hakikatnya yang asli.
Ketiga, manusia berkewajiban untuk melakukan kesetiaan. Kesetaiaan yang dimaksudkan oleh Taylor di
sini adalah setia kepada semacam “janji terhadap binatang liar untuk tidak diperdaya, dijebak, dan dijerat.
“janji” ini muncul ketika binatang liar tertetntu pernah diperdaya, dijebak, dan dijerat, lalu dilepaskan.
Jadi kewajiban ini lebih berlalku dalam realsi antara individu tertentu dengan binatang tertentu untuk
dijaga dan dibiarkan hidup di dalam bebeas.
Keempat, adalah kewajiban resitutiff atau retributif, kwajiban ini menuntur agar manusia memulihkan
kembali kesalahan yang pernah dibuatnya sehingga menimbulkan karugia terhadap alam, dalam bentuk
kerusakan atau pencemaran lingkungan. Manusia diwajibkan untuk mengembalikan alam yang terlah
dirasaknya ke kondisi semula. Ini berlaku juga dalam hal pelanggaran terhadap ketiga kewajiban lainnya.
3. A. Dampak awal sebagai berikut;
1. Terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan air sehingga menimbulkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan air karana bahan peledak yang digunakan untuk mengeksploitasi ikan-ikan besar dan
terumbu karang dan berdampak pada krisis sumber daya ikan dan ekosistem laut menjadi tidak
berimbang.
2. Hutan kehilangan fungsinya karana eksploitasi sumberdaya alam, sedangkan hutan merupaka paru-
paru dunia dan sember air kehilangan fungsinya kareana penggundulan hutan yang mengakibatkan
bencana alam, seperti tanah longsor, kekeringan dan banjir.
3. Kerusakan tanah akibat eksploitasi tanah yang mengakibatkan kerusaka tanah sehingga ekosistem
pertanian menajadi rusak.
4. Terjaid pencemaran lingkungan kareana bahan bakar berlebihan seperti penggunaan bahan bakar batu
bara dan minyak bumi menimbulkan polusi udara yang cukup tinggi sehingga membahayakan
kesehatan makhluk hidup dan keseimbangan alam.
B. Tiga peristiwa sebagai berikut;
1. Peningkatan jumlah karbon dioksida bebsas (yang tidak terpakai oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis) di udara,
2. berkurangnya produksi zat tepung/zat gula serta protein oleh berbagai jenis tumbuhan,
3. Berkurangnya oksigen yang dihasilkan oleh alam (tumbuhan)
C. Konsekuensi dengan terjadinya 3 (tiga) peristiwa tersebt adalah sebagai berikut;
1. Peningkatan panas bumi/lingkungan hidup manusia, kareana peningkatan konsentrasi karbon dioksida
di udara dapat meningkatkan panas bumi.
2. Kelaparan kareana berkurang produksi pangan dunia akibat berkurangnya produksi tumbuhan.
3. Peningkatan permasalahan kesehatan pernafasan seperti sesak nafas kareana berkurangnya oksigen
yang dihasilkan oleh tumbuhan.
4. A. Saat ini, eksistensi kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia telah mengalami
penurunan. Kondisi ini digambarkan dari banyaknya nilai kearifan lokal yang sudah tidak dipraktikkan
lagi. Keberadaan kearifan lokal sudah ‘diabaikan’ dan tinggal menjadi cerita masyarakat. Di beberapa
tempat lainnya, kearifan lokal bahkan telah hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut
di antaranya memudarnya nilai kebersamaan dan gotong royong, pergeseran dari dimensi sosial ke
dimensi ekonomi, lunturnya kelembagaan tradisional, dan memudarnya fungsi kearifan lokal dalam
menjaga keharmonisan dengan alam (Hidayati, 2016). Cara pandang masyarakat yang telah mengakar
kemudian tergerus dalam cara pandang abad 17 dan 18 yang saat ini kita sebut sebagai zaman modern.
Pergeseran ini cenderung tidak memberi ruang kepada pertimbangan nilai alam dan lingkungan hidup
sehingga menyebabkan lunturnya kearifan lokal masyarakat di berbagai daerah. Perlu ada alternatif cara
pandang yang memungkinkan sikap dan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Hal tersebut
membutuhkan peran seluruh elemen terkait dalam melestarikannya agar kelak kearifan lokal masyarakat
tidak punah.
B. Subak Bali, dalam memperlakukan alam mungkin baiknya kita belajar dari masyarakat Bali, yang
hingga kini masih teguh mempretahankan nilai-nilai budaya yang diwariskan leluhurnya. Sistem subak
yaitu suatu lembaga adat masyarakat Bali dalam mengatur tata kelola lahan pertaniannya. Suabk yang
dipimpin oleh seorang tokoh masyarkaat denga ntugas tidak hanya memimpin setiap upacara penanman
padi di sawah, tetapi juga bertugas membagi penggunaan sumber dya air secara merata dan bergiliran
kepada seluruh petani yang membutuhkan air. Pola ini berlaku bagi setiap subak yang berada di setiap
banjar (wilayah setingkat desa). Dengan demikian tidak ada petani yang berebut air, semua pasti kebagian
air sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Setiap petani harus tunduk pada atuaran institusi subak yang dibuat bersama. Pola kerja secara gotong
royong merupakan modal dasar yang sangat kuat dalam megnelola lahan pertanian.bagi yang melanggar
tetntunya akan tersingkir dari lemabaga adat sebagai sangsi sosialnya. Namun, tahun 1978-1984, ADB
pernah menggelontorkan dana sebesar 24 juta dolar untuk memodernisasi sistem pertnaian di Bali. Dengan
progra ini diharapak nproduksi pertanian di Bali dapat meingkat lebih tinggi lagi. Dengan dan tersebut
mulai dibagnun irigasi, kemudian penggunaan pupuk kimia untuk memacu pertumbuhan tanaman padi.
Akan tetapi, tidak memberikan hasil yang signiikan. Yang terjadi justru sebaliknya, terutama akibat
meunculnya hama akibat penggunaan pupuk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai